Anda di halaman 1dari 25

STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

LAPORAN AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mata Praktikum Produksi Benih

Disusun oleh:
Kelas VII A Kelompok 1
Ade Kurniati NIM. 201410200311161
Oktabriyanti Ayu Wulan Sari NIM. 201410200311176

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum ini tepat waktu. Adapun tujuan kami membuat laporan akhir praktikum
ini yaitu untuk memenuhi memenuhi sebagian persyaratan mata Praktikum
Produksi Benih tentang struktur benih dan tipe perkecambahan program studi
Agroteknologi. Semoga laporan akhir praktikum yang kami susun ini dapat
diambil manfaatnya dan berguna, khususnya bagi kami pribadi serta umumnya
para pembaca.
Demikian laporan akhir praktikum ini dibuat, kami menyadari di dalam
penyusunan dan pembuatan laporan akhir praktikum ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan
untuk mencapai kesempurnaan laporan akhir praktikum ini agar lebih baik lagi,
dan atas kritik dan sarannya kami  mengucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
                                                                       

                                                                                       Malang, 21 Desember 2017

                                                                                                     Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Stuktur Biji.........................................................................................................3
2.1.1 Struktur Biji Jagung (Zea mays L. )...........................................................4
2.1.2 Struktur Biji Kedelai (Glycine max L).......................................................5
2.1.3 Struktur Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)...................................5
2.1.4 Struktur Biji Padi (Oryza sativa L.)...........................................................5
2.2 Tipe Perkecambahan..........................................................................................5
III. METODOLOGI PRAKTIKUM........................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................7
3.3 Langkah Kerja....................................................................................................7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................8
4.1 Hasil...................................................................................................................8
4.1.1 Struktur Benih............................................................................................8
4.1.2 Tipe Perkecambahan..................................................................................9
4.2 Pembahasan......................................................................................................10
4.2.1 Stuktur Benih...........................................................................................10
4.2.2 Tipe Perkecambahan................................................................................10
V. PENUTUP.........................................................................................................12
5.1 Kesimpulan......................................................................................................12
5.2 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
LAMPIRAN................................................................................................................15

iv
DAFTAR GAMBAR

Teks Halaman
Gambar
1. Anatomi struktur biji jagung...................................................................... 3

2. Struktur biji jagung..................................................................................... 8

3. Struktur biji kacang tanah........................................................................... 8

4. Struktur biji kedelai.................................................................................... 8

5. Struktur biji padi......................................................................................... 9

DAFTAR TABEL

Teks Halaman
Tabel
1. Tipe Perkecambahan.....................................................................................9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Teks Halaman
1.Dokumentasi Kegiatan Praktikum...............................................................14

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai
alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan.
Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan calon suatu tumbuhan
baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih
memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda. Terdapat
dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotil
kebanyakan memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil
mempunyai tipe perkecambahan hipogeal. Benih memiliki beragam jenis, dengan
perbedaan segi bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya (Sutopo, 2002).

Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan


perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari
biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji (Gardner,
dkk., 1991). Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan yang
menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah. Perkecambahan
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tanaman
berbiji. Perkecambahan biji monokotil dan dikotil memiliki perbedaan dari segi
struktur maupun pertumbuhannya. Berdasarkan hal tersebut percobaan ini perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi struktur setiap benih dan tipe perkecambahan
benih sehingga praktikan dapat mengetahui struktur benih dan tipe
perkecambahan benih.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan


adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah struktur berbagai sampel benih?

2. Bagaimanakah tipe perkecambahan sampel benih?

1
2

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakannya praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan


adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui struktur berbagai sampel benih.

2
2

2. Mengetahui tipe perkecambahan sampel benih.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stuktur Biji

Bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar embrio, Jaringan penyimpan


cadangan makanan dan pelindung biji. Embrio adalah suatu tanaman baru yang
terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses
pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut (Sutopo, 2002).

a. Epikotil (calon pucuk).


b. Hipokotil (calon batang).
c. Kotiledon (calon daun).
d. Radikula (calon akar).

Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya


jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya
rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon
misalnya pada kacang-kacangan sedangkan pada kelas Gymnospermae pada
umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai
sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti
ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh
upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat
akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang
disebut coleorhiza (Sadjad, 1997).

Struktur biji yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan


makanan, yaitu kotiledon, misalnya pada Kacang-kacangan, Semangka dan Labu.
Endosperm, misal pada Jagung, Gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada
Kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan
endospermnya (Sutopo, 2002).

3
4

Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae,


Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda
tergantung pada jenis biji, misal biji Bunga Matahari kaya akan lemak, biji
Kacang-kacangan kaya akan protein, biji Padi mengandung banyak karbohidrat
(Sutopo, 2002).

4
4

Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm
dan kadang-kadang bagian buah. Kulit biji (testa) berasal dari integument ovule
yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung.
Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian
dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari
kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta
(Wilson, 1981).
Penggunaan cadangan makanan terdapat bebeapa perbedaan diantara
subkelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada subkelas monokotiledon
cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan
dikecambakan serta telah menyerap air, contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas
dikotiledon cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon atau perisperm
sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak, sepeti Kacang-
kacangan, Bunga Matahari dan Labu (Sutopo, 2002).

2.1.1 Struktur Biji Jagung (Zea mays L. )

Menurut Simpson (2006), Biji jagung secara botanis adalah sebuah biji
Caryopsis, yaitu biji kering yang mengandung sebuah benih tunggal yang
menyatu dengan jaringan-jaringan dalam buahnya. Endosperm merupakan bagian
terbesar dari biji jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas
karbohidrat dari bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras
(horny endosperm) (Wilson, 1981). Biji jagung terdiri atas empat bagian utama,
yaitu : kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan
tudung biji (tip cap) (1 %). Anatomi struktur biji jagung dapat dilihat pada
Gambar 1.
5

Gambar 1.Anatomi struktur biji jagung (WSI, 1998)

2.1.2 Struktur Biji Kedelai (Glycine max L)

Biji Kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji dan tidak


mengandung jaringan endosperm, embrio terletak diantara keping biji. Warna
kulit biji kuning, hijau atau coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji
melekat pada dinding buah, berwarna coklat tua, kuning, putih atau hitam.
Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada yang bundar atau
bulat agak pipih. Besar biji seragam tergantung pada varietasnya (Sumarno,
1986).

2.1.3 Struktur Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)

Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terdiri dari lembaga dan keping
biji yang diliputi kulit ari tipis (tegmen), bentuknya bulat agak lonjong atau bulat
dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan butir biji lain selagi di dalam
polong. Biji bisa berwarna putih, merah, ungu atau coklat (Kanisius, 1989).

2.1.4 Struktur Biji Padi (Oryza sativa L.)

Benih Padi dilindungi oleh sekam yang terbentuk dari lemma dan palea
yang bersatu. Pranoto (1990) menyatakan bentuk dan ukuran lemma dan palea
berbeda antar varietas. Lemma dan palea melekat pada rakhilla dan sepasang
gluma yang berada disisi dorsal dan ventral dengan ukuran ± 2 mm. Gluma,
lemma dan palea adalah modifikasi daun. Lemma selalu lebih besar dari palea dan
menutupi hampir 2/3 permukaan beras sedangkan sisi palea tepat bertemu pada
bagian sisi lemma. Lemma dan palea bertemu dan berhimpitan memanjang
(Warris, 2012).
6

2.2 Tipe Perkecambahan


Perkecambahan merupakan proses pengaktifan dan berkembangnya strukur-
struktur penting dari embrio biji yang menunjukan kemampuan untuk
menghasilkan tanaman lengkap pada keadaan yang menguntungkan (Sipayung,
2010). Tipe perkecambahan terdiri dari dua jenis yaitu perkecambahan hipogeal
dan epigeal. Perbedaan kedua tipe ini yaitu pada letak posisi keping benih
(kotiledon) pada permukaan tanah. Tipe pertama adalah epigeal dan tipe kedua
adalah tipe hipogeal. Tipe epigeal ialah jika keping benih terangkat di atas
permukaan tanah, sedangkan apabila keping benih tetap tinggal di dalam tanah
disebut tipe hipogeal. Pada tanaman padi, tipe perkecambahannya merupakan tipe
hipogeal (Sari, 2011).
Fase perkecambahan dimulai dari adanya imbibisi yaitu penyerapan air yang
disebabkan oleh potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang telah
berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan meretakkan kulit
pembungkusnya serta memicu perubahan metabolik pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan
mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon
(Campbell, 2003).
Proses perkecambahan selanjutnya yaitu dengan munculnya radikula (akar
embrionik) (Salisbury dan Ross, 1995). Pada umumnya radikula pertama muncul
dari kulit biji yang retak pertumbuhan radikula lebih cepat daripada pucuk
lembaga (plumula) (Gardner, dkk., 1991). Pada proses selanjutnya ujung tunas
harus menembus permukaan tanah. Koleoptil yang merupakan lapisan yang
membungkus dan melindungi tunas embrionik, mendesak naik ke atas melalui
tanah menuju udara hingga tumbuh membentuk calon daun pertama yang disebut
plumulae (Campbell, 2003), selain itu akar tumbuh ke bawah menerobos tanah
dan membentuk akar cabang (Salisbury dan Ross, 1995).
Secara fisiologis, perkecambahan merupakan proses terjadinya sejumlaah
perubahan fisiologis pada embrio dalam benih yang berada dalam kondisi dorman
sehingga menyebabkan berkembang menjadi tumbuhan muda.
Proses perkecambahan secara fisiologis terdiri dari 3 tahapan, yaitu:
1. Perembesan air kedalam benih (imbibisi).
7

2. Pengaktifan proses metabolism.


3. Perkecambahan (Kozlowski, 1972).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan dilakukan pada 12 - 16


Oktober 2017. Tempat praktikum ini dilaksanan di Lab. Agronomi, Fakultas
Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum struktur benih dan tipe


perkecambahan adalah cutter, pinset, kaca pembesar, cawan petri, kapas, air.

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum struktur benih dan tipe


perkecambahan adalah biji Padi (Oryza sativa L.) dan Jagung (Zea Mays), biji
Kedelai (Glycine max) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea).

3.3 Langkah Kerja

Langkah kerja dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan


adalah sebagai berikut.

a. Struktur Kecambah
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakan setiap biji pada cawan petri.
3. Memotong biji secara melintang dan membujur dan memisahkan biji utuh.
4. Mengamati struktur setiap biji dari yang utuh hingga yang sudah dipotong
kemudian menggambar dikertas beserta keterangan bagian-bagian biji.
b. Tipe Perkecambahan
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakan kapas di cawan petri dan dibasahi air secukupnya.
3. Menanam biji pada masing-masing cawan petri yang berisi kapas basah.

7
8

4. Meletakan biji pada pinggir jendela.


5. Mengamati tipe perkecambahan setiap kelompok biji.
6. Memfoto dan menggambar setiap biji di kertas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Struktur Benih

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan mengenai struktur benih dan


tipe perkecambahan biji dengan masing-masing menggunakan biji jagung,
kedelai, kacang tanah dan padi. Berikut ini adalah hasil praktikum yang
didapatkan.

Gambar 2. Struktur biji jagung

Gambar 3. Struktur biji kacang tanah

8
Gambar 4. Struktur biji kedelai

9
9

Gambar 5. Struktur biji padi

4.1.2 Tipe Perkecambahan

Table 1. Tipe perkecambahan berbagai jenis biji


No Sampel Biji Gambar Keterangan
.
1. Jagung (Zea mays) Biji Jagung termasuk
biji monokotil dengan
tipe perkecambahan
hypogeal.

2. Kedelai (Glycine Biji Kedelai termasuk


max) biji dikotil dengan tipe
perkecambahan
epigeal.

3. Padi (Oryza sativa) Biji Padi termasuk biji


monokotil dengan tipe
perkecambahan
hypogeal.
10

4.2 Pembahasan

4.2.1Stuktur Benih
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dengan mengamati
setiap benih dan memotong secara melintang dan membujur yang kemudian
menggambarnya serta menunjukkan bagian-bagian dalam benih. Tumbuhan
monokotil adalah tumbuhan berbiji atau berkeping satu yang merupakan salah
satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah
karena hanya memiliki satu daun lembaga. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan
berbiji belah atau berkeping dua yang merupakan segolongan tumbuhan berbunga
yang memilki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga
(kotiledon: daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji
sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua
(Kartasapoetra,1986)
Hasil pengamatan biji tanaman dikotil berupa kacang tanah dan kedelai
terdiri beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
1. Plumula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun.
2. Hipokotil yaitu calon batang yang terletak di bawah daun lembaga.
3. Radikula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi akar.
4. Embrio yaitu calon tanaman.
Sedangkan biji tanaman monokotil berupa padi dan jagung terdiri dari
beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
1. Koleoptil yaitu selubung ujung plumula.
2. Plumula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun.
3. Radikula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi akar.
4. Koleoriza yaitu bagian yang menyelubungi akar.
5. Endosperm yaitu jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat kotildeon
yang mengandung candangan makanan.

4.2.2 Tipe Perkecambahan

Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,


khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahapan ini, embrio didalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisologis yang
11

menyebabkan biji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini


dikenal sebagai kecambah. Setelah kecambah dihasilkan, selanjutnya kecambah
akan berkembang pada tumbuhan hanya terjadi apabila biji berada dalam
lingkungan yang sesuai. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup, suhu yang
optimum untuk kerja enzim, udara yang cukup, dan kelembapan merupakan sarat
penting terjadinya perkecambahan (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada praktikum ini biji Padi, Jagung, dan Kedelai pada umur ke-4 sudah
mulai menunjukkan perkecambahan. Hasil praktikum yang dilakukan
menunjukkan bahwa tipe perkecambahan pada Kedelai yaitu Epigeal. Adapun
Kacang Tanah yang termasuk tipe perkecambahan epigeal akan tetapi pada
percobaan ini gagal dikarenakan Kacang Tanah terkena jamur. Sedangkan biji
Kedelai dan Kacang Tanah termasuk tipe perkecambahan hypogeal. Menurut
Sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikal
diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta
kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Sedangkan tipe hipogeal dimana
munculnya radikal diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak
memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam
kulit biji di bawah permukaan tanah. Proses perkecambahan benih merupakan
suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan
biokimia.
Perkecambahan biji dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma. Suplai oksigen
ke sel-sel hidup akan meningkat jika dinding sel kulit biji dan embrio menyerap
air sehingga menyebabkan pernafasan menjadi aktif. Proses perkecambahan dapat
terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan
osmosis tertentu. Proses perkecambahan selanjutnya yaitu dengan munculnya
radikula (akar embrionik) (Salisbury dan Ross, 1995). Pada umumnya radikula
pertama muncul dari kulit biji yang retak pertumbuhan radikula lebih cepat
daripada pucuk lembaga (plumula) (Gardner, dkk., 1991). Pada proses selanjutnya
ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Koleoptil yang merupakan lapisan
yang membungkus dan melindungi tunas embrionik, mendesak naik ke atas
melalui tanah menuju udara hingga tumbuh membentuk calon daun pertama yang
12

disebut plumulae (Campbell, 2003), selain itu akar tumbuh ke bawah menerobos
tanah dan membentuk akar cabang (Salisbury dan Ross, 1995).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Biji tanaman Kacang Tanah dan Kedelai merupakan tanaman dikotil yang
mempunyai struktur biji yaitu plumula, hipokotil, radikal, dan embrio.
Sedangkan biji Jagung dan Padi merupakan tanaman monokotil dengan
struktur biji yaitu kleoptil, plumula, radikal, koleoriza dan endosperm.
2. Tipe perkecambahan kedelai adalah epigeal sedangkan biji jagung dan padi
termasuk tipe perkecambahan hypogeal..

5.2 Saran

Mengingat dalam kegiatan praktikum menggunakan lup sebaiknya praktikan


mengamati dengan teliti bagian-bagian struktur benih maupun tipe perkecamba-
han.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai. Penebar Swadaya. Yogyakarta. 65 hal.


Anggriawan, R. 2010. Pengaruh Varietas Jagung Hibrida dan Metode
Penggilingan terhadap Variabel Kimia, Fisik dan Fungsional Tepung
Jagung Hibrida. Universitas Jenderal Soedirman. 130pp.
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G.a. 2003. BIOLOGI Jilid 2.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Fachrudin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 118 hal.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants
(Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa H. Susilo dan Subiyanto).
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Kartasapoetra,A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. PT Bina Aksara. Jakarta.
Kramer,P.J and Kozlowski,T.T.,1972. Physiology of Trees. Mc Graw Hill Book
Company. London.pp 400;418-421.
Mayer, A.M and A. Poljakoff-Mayber., 1989. The Germination of Seeds. Second
Edition. Volume 5. Pergamon Press Ltd. USA. pp:48-50.
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Salisbury, F.B dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Penerbit ITB.
Bandung
Sadjad, S. 1997. Produksi Benih Berkualitas Tinggi untuk Menunjang Produksi
Pangan. Proc. Kursus Singkat Pengujian Benih. Bogor: ITB.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang.
Simpson, M.G., 2006, Plant Systematics, Elsevier Academic Press, USA.
Sipayung, H.N. 2010. Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Benih dan
Konsentrasi Kallium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih
Palem Botol (Mascarena lagenicaulis). Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.Medan.
Sari, A.A.A., Ashari, S dan Haryono,D. 2011. Pengaruh Kedalaman Tanam
Benih Terhadap Perkecambahan Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.).
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
Tjitrosoepomo,G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.
Jogyakarta.
Tjitrosoepomo G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 477 p.
Watson, S.A. 2003. Description, development, structure, and composition of the
corn kernel. Di dalam: White PJ., Johnson LA., editor. Corn: Chemistry and
Technology. 2nd Ed. Minnesota: American Association Of Cereal Chemists
Inc. St. Paul, Minnesota, USA. 69-101.
Wawan, A., 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill).
Universitas Padjajaran, Bandung.
Warris, Mohd Nasir. 2012. Morfologi-padi. Pegawai Pertanian K/U Bagian PTIF
Jabatan Pertanian Titi Gantong, Perak.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Menyiapkan alat dan Mengamati struktur Menggambar struktur
abahan benih menggunakan lup benih

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Memberikan air pada Meletakkan benih Melakukan pengamatan
kapas sebagai media tipe perkecambahan
tumbuh benih 4 HST

15

Anda mungkin juga menyukai