Anda di halaman 1dari 21

Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Merah

Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Biologi dari


Ibu Neni Handayani, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ammar Sufyan

Jehan Zachry Ibrahim

Laxmi Lazuardi

Nurhadi Ghifari Ramadhan

Zahra Shafiyah

KELAS XII IPA 3

SMAN 8 KOTA TANGERANG SELATAN

JL. CIRENDEU RAYA NO.5 RT.004 RW.01 CIRENDEU, CIPUTAT TIMUR, KOTA TANGERANG
SELATAN 15419

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas dari Ibu Neni Handayani, S.Pd, M.Pd. yang berjudul
“Laporan Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Merah”.

Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca laporan saya ini dengan tulus dan ikhlas. Semoga laporan ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya dan pembaca.

Tangerang Selatan, 05 Agustus 2019

Penyusun

i
Daftar isi
Kata pengantar .........................................................................................................................i

Daftar isi ...................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................................1

1.1 Latar
belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................................2

1.4 Manfaat.................................................................................................................................2

Bab II Landasan teori dan


hipotesis........................................................................................3

2.1 Landasan
teori ......................................................................................................................3

2.2 Hipotesis...............................................................................................................................8

Bab III Metode


penelitian ........................................................................................................9

3.1
Judul .....................................................................................................................................9

3.2 Waktu dan tempat


penelitian ................................................................................................9

3.3 Tujuan ..................................................................................................................................9

3.4 Alat dan


bahan ....................................................................................................................10

3.5 Prosedur…..........................................................................................................................10

Bab IV Hasil
penelitian ..........................................................................................................11

4.1 Tabel pengamatan ..............................................................................................................11

4.2 Gambar hasil


pengamatan...................................................................................................12

Bab V
Pembahasan ................................................................................................................15

ii
5.1 Diskusi dan
pembahasan ....................................................................................................15

Bab VI
Penutup ......................................................................................................................16

6.1 Kesimpulan ........................................................................................................................16

6.2 Saran ..................................................................................................................................16

DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk
hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu
tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah
besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga
mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju
kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk
tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif
karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya
perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat
fungsional.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup
dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah
(plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa
dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya
air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini
terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang
kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit
pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai
mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-
nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga
tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar
lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga
(kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu
faktor cahaya, temperatur, dan ketersediaan air.
Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan biji kacang merah dengan media kapas kering dan tanah.
Untuk itu kami membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang
tercantum pada laporan ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, kita dapat membuat pertanyaan sebagai berikut :
a. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor cahaya?
b. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor temperatur?
c. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor ketersediaan air?
1.3 Tujuan
Beberapa tujuan yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan
yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor cahaya.


b. Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor temperatur.
c. Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang merah di faktor ketersediaan
air.

1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan
yaitu sebagai berikut:

 Bagi siswa → Manfaat bagi siswa dengan adanya praktikum ini yaitu
pengetahuan siswa tentang faktor cahaya, temperature, ketersediaan air dan
media perkecambahan dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman khususnya
kacang merah.
 Bagi guru → Manfaat bagi guru melalui praktikum ini yaitu guru dapat
mengetahui tingkat pemahaman siswa yang akan cara melakukan uji praktek
dalam hal ini mengenai pertumbuhan biji kacang merah.

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1  Landasan Teori


1)      Kacang Merah

Taksonomi tanaman

Kingdom : Plant Kingdom

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiosspermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Calyciflorae

Ordo : Rosales (Leguminales)

Famili : Leguminosae (Papilionaceae)

Sub family : Papilionoideae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris L.

Habitat tanaman

Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari
pendek memerlukan panjang hari terendah antara 11-12.3 jam untuk inisiasi bunga.
Temperatur optimum antara 20 hingga 25 °C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500
mm tetapi dapat toleran dengan sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim penanaman.
Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga
ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan beraerasi dan berdrainase baik
dengan pH 6.0-6.8. Beberapa kultivar tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-
rendahnya 4.4.

3
2)      Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume
serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.

Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan
diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur
yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan
mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui
selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel
tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam
vakuola.
c. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu
menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya
terbentuk jaringan, organ, dan individu.

3)      Pertumbuhan dan Perkembangan Awal

Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang
dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan,
dan calon daun (calon akar).

Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan
tumbuh menjadi akar) dan planula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan
Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein,
dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa.
Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan
masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut
mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.

Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air


didalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak
dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi
biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem,
sangat dingin ataukering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar
tetap bertahan hidup.

4
      Perkembangan Embrio

Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi,zigot mengalami rangakian
pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis. zigot akan berkembang
menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakalan biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang
mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan
akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon.
Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi).

Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu


meristem apikal ujung (terminal) dan meristem apikal akar. Sel-sel tersebut berada dalam
kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel
tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar. Perkembangan embrio
terhenti setelah mencapai tahapan tertentu,yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang.
Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan. Di dalam biji yang matang,
endosperma akan terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel
terdalam bertepung. Sel sel aleuron menyintesis enzimamilase. Enzim tersebut dapat
mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh
embrio.

4)      Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji


yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapatdidalam biji,
misalnya radikula dan plumula.

Tahapan perkecambahan

Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses
tersebutmeliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormone dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone
kedaerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).

Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang


masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada
akhirnya menyebabkan pecahnya testa.

Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase,


dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim
protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino.Asam amino
digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane
seldan sitoplasma. Timbunan pati diuraikan menjadi maltose kemudian menjadi glukosa.
Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi

5
sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltose dan asam amino
akan berdifusi ke embrio.

Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energy melalui


pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari
timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari,
plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai
melakukan fotosintesis.

Tipe Perkecambahan

Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal


perkecambahan hypogeal dan epigeal.

1.      Hipogeal

Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang


meyebabkanplumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relative
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung.

2.      Epigeal

Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan


plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadipada kacang 
merah dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli
agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam

5)      Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan

Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya di


gunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil.
Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan,
hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin kebagian yang tidak terkena cahaya.
Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang
gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi.

6)      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :

a.  Faktor Internal

         Gen

Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang
tinggi      atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen ‘baik’ dan didukung oleh
lingkungan yang sesuai akan.memperlihatkan pertumbuhan yang baik.

         Hormon

6
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan.

Auksin                         : untuk membantu perpanjangan sel

Giberelin                     : untuk pemanjangan dan pembelahan sel

Sitokinin                      : untuk menggiatkan pembelahan sel

Etilen                           : untuk mempercepat buah menjadi matang

Asam traumalin           : Merangsang pemebelahan sel di bagian tumbuhan    yang luka

Kalin                           : Merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb :

-      Rizokalin                          : Untuk pembentukan akar

-      Aulokalin                         : Untuk pembentukan batang

-      Filokalin                           : Untuk pembentukan daun

-      Antokalin                         : Untuk pembentukan bunga

b.  Faktor Eksternal

         Air

Fungsi air antara lain :

-      Untuk Fotosintesis

-      Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim

-      Membantu proses perkecambahan biji

-      Menjaga (mempertahankan) kelembapan

-      Untuk transpirasi

-      Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pemebelahan sel

-      Menghilangkan asam asbisat

         Suhu / Temperatur Lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,        
reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah
antara 20°C-25°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.

         Kelembaban Udara

7
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan.   Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat
mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada
pembentukan sel yang lebih cepat.

         Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan merah). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka
tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada
kecambah, justru sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.

         Nutrien

Tumbuhan memerlukan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Nutrien yang


dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro
misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sedangkan nutrien yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut
unsur mikro (Mikronutrien). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng,
tembaga, dan molibdenum.

Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabakan


tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan
berkembang dengan tidak sempurna.

         Kelembapan

Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena transpirasi
akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Jika kondisi lembap dapat
dipertahankan, akan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini
mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimum dan tumbuhan membesar.

2.2 Hipotesis
1. Biji kacang merah yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan biji kacang merah yang tumbuh di tempat yang terkena matahari.
2. Biji kacang merah yang disiram dengan air yang lebih banyak akan tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan biji kacang merah yang disiram dengan air yang
sedikit.
3. Biji kacang merah yang diletakkan di suhu ruang akan lebih cepat tumbuh
dibandingkan diletakkan di suhu dingin.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 judul
“ pengamatan perkembangan dan pertumbuhan pada tanaman kacang merah dengan faktor
cahaya, temperatur dan ketersediaan air terhadap tumbuhan tersebut.”

3.2 Waktu dan tempat penelitian


Waktu penelitian :
Setiap hari (3-7 hari)
Tempat penelitian nya :
a. Faktor cahaya dilakukan di depan teras rumah dan di dalam lemari yang sama sekali
tidak terkena cahya matahari.
b. Faktor temperatur dilakukan di halaman rumah dimana keadaan temperaturnya lebih
panas dan di dalam kulkas yang temperatur nya lebih dingin.
c. Faktor ketersediaan air dilakukan dilakukan di halaman rumah saja, dan hanya
dibedakan dengan cara memberikan air pada tanaman tersebut.

3.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apakah cahaya bisa mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan kacang merah.
 Untuk mengetahui apakah temperatur bisa mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan kacang merah.
 Untuk mengetahui bagaimana air bisa mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan kacang merah.

9
3.4 Alat dan Bahan
1. Air
2. Kapas/Tanah
3. Biji Kacang Merah (18 butir)
4. Gelas plastik kecil (6 buah)

3.5 Prosedur
1. Ambil biji kacang merah

2. Di rendamkan di air dingin beberapa saat

3. Buang biji kacang merah yang mengapung, karena biasanya biji ini sudah agak

rusak/busuk. Pilihlah biji kacang merah yang tenggelam.

4. Siapkan lahan tanam, kami memakai gelas plastik kecil sebagai lahan tanam.

5. Siapkan media tanam, kami memakai kapas dan tanah sebagai media tanam.

6. Lakukan penanaman di dalam tanah dan kapas yang sudah disiapkan, jangan

mengubur biji kacang merah terlalu dalam, cukup diletakkan di atas tanah dan kapas

saja, dikarenakan tunas biji tidak akan kuat untuk mendobrak keatas jika ditanam

terlalu dalam.

7. Setelah ditanam kemudian siram biji kacang merah dengan air 4 sendok makan.

Jangan menyiram hingga menenggelamkan biji kacang merah tersebut.

8. Setelah disiram, letakkan biji kacang merah di tempat berbeda sesuai faktor kita pilih.

9. Lakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang merah secara

teratur.

10
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Pengamatan

No. Faktor Pengaruhnya

1. Ketersediaan air  3 sendok air : biji kacang merah yang


disiram air sebanyak 3 sendok sehari,
mengalami perkecambahan dan
pertumbuhannya cepat.
 1 sendok air : biji kacang merah yang
disiram air sebanyak 1 sendok sehari,
mengalami perkecambahan dan
pertumbuhannya agak lambat.
2. Cahaya  terkena cahaya matahari : biji kacang
merah yang terkena cahaya matahari,
mengalami perkecambahan dan
pertumbuhannya terhambat karena
hormon auksin akan rusak jika terkena
cahaya matahari.
 tidak terkena cahaya matahari : biji
kacang merah yang tidak terkena cahaya
matahari, mengalami perkecambahan
dan pertumbuhannya cepat karena
hormon auksin nya tidak rusak.
3. Temperatur  di kulkas: biji kacang merah yang
diletakkan di kulkas mengalami
perkecambahan, tetapi sangat lambat
karena suhunya terlalu dingin.
 di halaman rumah : biji kacang merah
yang diletakkan di halaman rumah

11
mengalami perkecambahan dan cepat
pertumbuhannya karena suhunya pas.

4.2 Gambar Hasil Pengamatan

Biji kacang merah yang terkena cahaya :

Biji kacang merah yang tidak terkena cahaya :

12
Biji kacang merah yang disiram 1 sendok sehari (media tanah) :

Biji kacang merah yang disiram 3 sendok sehari (media kapas) :

13
Biji kacang merah diletakkan di kulkas :

Biji kacang merah diletakkan di halaman rumah :

14
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Diskusi dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan telah menunjukan bahwa terdapat
perbedaan pada setiap faktor yang kita pilih untuk diamati.
 Adakah perbedaan pertumbuhan tanaman kacang merah di faktor cahaya?
Pertumbuhan kacang merah di tempat gelap lebih cepat karena pengaruh
fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai
pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila
terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang
gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat
yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang
banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat
serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.
 Adakah perbedaan pertumbuhan tanaman kacang merah di faktor
temperatur?
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-
hormon tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka
hormon tumbuhan semakin tidak bekerja. Suhu normal untuk kacang merah
adalah 20-25 °C
 Adakah perbedaan pertumbuhan tanaman kacang merah di faktor
ketersediaan air?
Tanaman kacang merah yang disiram dengan air yang banyak akan tumbuh
lebih cepat, sebab air akan memacu energi tumbuhan tersebut. Sebaliknya, jika

15
disiram dengan air yang sedikit, pertumbuhan tanaman kacang merah tersebut
akan terhambat.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Tumbuhan kacang merah yang tumbuh di daerah gelap tumbuh lebih cepat karena
peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu
pertumbuhan batang kacang merah. Meskipun tanaman kacang merah ini tumbuh lebih cepat,
tetapi tanaman ini mempunyai kondisi fisik yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak
sehat, serta warna batang terlihat pucat.

2. Tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek karena
hormon auksin ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang merah ini tumbuh
lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk.

3. Tanaman kacang merah yang disiram dengan air yang banyak akan tumbuh lebih cepat,
sebab air akan memacu energi tumbuhan tersebut. Sebaliknya, jika disiram dengan air yang
sedikit, pertumbuhan tanaman kacang merah tersebut akan terhambat.

4. Tanaman kacang merah yang diletakkan pada suhu ruang akan lebih cepat tumbuh
daripada suhu dingin, dikarenakan suhu normal untuk kacang merah adalah 20-25 °C.

6.2 Saran

Saat melakukan praktikum, hendaknya memperhatikan kualitas kacang merah yang


akan ditanam, dan perhatikan pula kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin
diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.

16
Bagi pembaca yang ingin melakukan percobaan serupa diharapkan terlebih
dahulu memahami teori-teori yang dibutuhkan untuk pengambilan data. Sehingga
hal-hal yang mungkin menjadi faktor perancu dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Degei, Abet. 2013. Laporan Pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Merah [Internet].
Tersedia dari: https://www.academia.edu/37567685/
[diakses 5 Agustus 2019]

Hakim, Faradila. 2014. Laporan Penelitian Kacang Merah [Internet]. Tersedia dari:
https://www.scribd.com/doc/295874393/Laporan-Penelitian-Kacang-Merah.
[diakses 5 Agustus 2019]

Yuliana. 2015. Laporan Pratikum Biji Kacang Merah [Internet]. Tersedia dari:
http://myana19.blogspot.com/2015/11/laporan-pratikum-biji-kacang-merah.html
[diakses 5 Agustus 2019]

17

Anda mungkin juga menyukai