Disusun oleh :
S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Vertigo”.
Vertigo”. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada panutan kita Nabi
kita Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.4 Patofisiologi...............................................
................................................................................... 6
....................................
2.8 Penatalaksanaan................................................
............................................................................. 9
.............................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, vertere
vertere,, yang
berarti memutar. Secara umum, vertigo dikenal sebagai ilusi bergerak, atau
halusinasi gerakan. Vertigo ditemukan dalam bentuk keluhan berupa rasa
berputar-putar, atau rasa bergerak dari lingkungan sekitar (vertigo sirkuler)
namun kadang-kadang ditemukan juga keluhan berupa rasa didorong atau
ditarik menjauhi bidang vertikal (vertigo linier).
2.2 Etiologi
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui
organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki
saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan
oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga
dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan
dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara
s ecara
tibatiba. Penyebab umum dari vertigo.(Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
2
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
Klasifikasi
1) Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia
diplopia,,
paratesia,, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien
paratesia
3
Lamanya vertigo
vertigo berlangsung:
berlangsung:
spontan.
Episode Vertigo
Vertigo yang
yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere
meniere atau vestibulopati
vestibulopati
berulang. Penyakit meniere
meniere mempunyai trias gejala yaitu k
ketajaman
etajaman
pendengaran menurun (tuli), vertigo
vertigo dan tinitus
tinitus.. Usia penderita
biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
di temukan penurunaan pendengaran
dan kesulitan dalam berjalan “Tandem
“ Tandem”” dengan mata tertutup.
Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan,
4
jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan
membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi
elektronistagmografi sering
5
jika dilakukan
dilakukan viksasi visual
visual yaitu
yaitu mata memandang
memandang satu benda
benda yang
yang
tidak bergerak dan nigtamus
nigtamus dapat
dapat berubah arah bila arah pandangan
berubah. Pada nistagmus perifer , nigtagmus
nigtagmus akan
akan berkurang bila kita
menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo
vetigo oleh
oleh
gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan,
penyakit meniere
meniere,, vertigo pasca trauma.
2.4 Patofisiologi
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti
meniere, parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada
telinga tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat
terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti
gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik
lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh
terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan
sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan
merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun).
Tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya
fungsi telinga akan keseimbangan terganggu
ter ganggu dan menimbulkan vertigo. Begitupula
dengan tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh
darah di telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat
mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan
darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti
diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan
menim bulkan gangguan keseimbangan.
Karena persepsi seseorang berbeda-beda
6
2.5 Pathway
Mengenai N. VIII
NYERI
Intoleransi
Aktivitas
7
2.6 Komplikasi
a) Cidera
Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
b) Kelemahan
Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.
Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang
terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
8
5) Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
penderita
6) Elektronistagmografi
Elektronistagmografi
2.8 Penatalaksanaan
1) Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada
sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk
dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya
untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia
ia
kembali keposisi duduk/ semula. Gerakan ini diulang kembali sampai
vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap
hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin,
miklis in, betahistin atau fenergen
dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan
atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa
enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek
samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter
menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat
mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.
2) Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian
anti biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis
neurinitis
vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga
yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual
pada suatu tempat atau benda.
9
10
Contoh Latihan:
- Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
- Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi,
gerak miring)
- Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian
dengan mata tertutup
- Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup
- Berjalan “tandem”
“tandem”
- Jalan menaiki dan menuruni lereng
- Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
- Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga
menfiksasi pada objek yang diam, Semua gerakan tersebut diatas harus
dilakukan hati-hati.
2.9.1 Pengakajian
a) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien biasanya nyeri kepala dan kelelahan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
11
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
pasien vertigo
vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap
terhadap munculnya vertigo
vertigo,, posisi mana yang dapat memicu vertigo
vertigo..
Perkusi
Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi
Suara nafas vesikuler
B2 (Blood)
Konjungtiva anemis, wajah nampak pucat.
TD : Meningkat
Inspeksi
Tidak ada pembesaran icus cordis
Palpasi
12
Auskultasi
S1S2 tunggal
B3 (Brain)
Pemeriksaan neurosensori
o Terdapat keluhan pusing dan nyeri pada kepala
o Terdapat keluhan lelah
o Kosentrasi klien menurun
o Mengalami gangguan keseimbangan
B4 (Bladder)
Perkusi
thympani
B6 (Bone)
- Turgor kulit baik
- CRT < 2 detik
13
Nyeri akut
14
Kegagalan koordinasi
otot
Intoleransi aktivitas
15
- Konsentrasi pasien
menurun.
Gangguan persepsi
pendengaran
Ds: Sistem keseimbangan Resiko Jatuh
- Pasien mengatakan tubuh (vestibuler)
pusing seperti terganggu
berputar-putar dan
bertambah parah jika Gg. Di SSP atau SSP
saat menunduk atau
duduk Spasme
Do: saraf/peningkatan
Disorientasi
Kesadaran menurun
Resiko jatuh
16
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom koroner akut
- Glaukoma.
2. Risiko jatuh
Definisi: berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan
kesehatan akibat terjatuh.
Faktor risiko:
- Gangguan keseimbangan
- Neuropati
- Efek agen farmakologis
3. Intoleransi aktifitas
Definisi: Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Penyebab:
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Tirah baring
- Kelemahan
17
- Imobilitas
- Gaya hidup monoton
Kondisi klinis terkait:
- Anemia
- Gagal jantung kongestif
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit kantup jantung
- Aritmia
- PPOK
- Gang. Metabolik
- Gang. Muskuloskeletal
4. Gangguan persepsi pendengaran
- Penyalahgunaan zat
- Usia lanjut
- Pemajanan toksin likungan
Kondisi terkait:
- Glaukoma
- Katarak
- Gang. Refraksi
- Trauma okuler
18
2.9.4 Intervensi
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan Observasi:
berhubungan
selama 2x24 jam maka 1) Identifikasi lokasi,
dengan
tingkat nyeri menurun. karakteristik, durasi,
peningkatan Kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri 5 intensitas nyeri
intrakranial
- Meringis 5 2) Identifikasi skala nyeri
- Gelisah 5 3) Identifikasi respon nyeri
- Sikap protektif 5 non verbal
4) Identifikasi faktor
penyebab dan pereda nyeri
5) Indentifikasi pengetahuan
nyeri pada klien
6) Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
7) Moniter efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik:
1) Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri(mis. Terapi musik,
terapi pijat, aromaterapi,
akupresur)
19
tidur.
Edukasi:
1) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan startegi
meredakan nyeri
3) Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
4) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika
analgetik, jika diperlukan.
diperlukan.
Risiko jatuh Setelah dilakukan Pencegahan jatuh
tindakan keperawatan Observasi:
dibuktikan
selama 2x24 jam maka 1) Identifikasi faktor risiko
dengan
resiko jatuh menurun. jatuh (mis. Usia >65 tahun,
kebijakan institusi
20
sebaliknya.
Terapeutik:
1) Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
2) Pastikan roda tempat tidur
dan kursi roda selalu dalam
kondisi terkunci
3) Pasang handrall tempat
tidur
21
22
Terapeutik:
1) Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
2) Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
3) Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
4) Fasilitasi duduk di sisi
23
meningkatkan asupan
makanan.
Gangguan Setelah dilakukan Minimalisasi rangsangan
terlalu terang)
2) Batasi stimulus
lingkungan (misal:
cahaya, aktivitas, suara)
3) Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
4) Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam
satu waktu, sesuai
kebutuhan
Edukasi:
1) Ajarkan cara
meminimalisir stimulus
(misal: mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi:
24
25
DAFTAR PUSTAKA