Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Keterampilan
Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan
(Menjaga Privasi Dan Kerahasiaan Klien)

Dosen pembimbing : Hirza rahmita.S.Tr.Keb.M


rahmita.S.Tr.Keb.M.keb
.keb

Disusun Oleh :
Kelompok c
Bulan Mauliza
Nim : 210601006
210601006
Dwi Ratu Sekar Pratiwi
Nim : 210601007
210601007
Novita Aztari

Nim : 210601011
210601011

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKes AL INSYIRAH
PEKANABARU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT


karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
tugas Makalah ini yang berjudul “ Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Kebidanan : menjaga privasi dan kerahasiaan klien”.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengasuh. yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan terimakasih kepada teman – teman
yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya untuk dapat Keterampilan Dasar Praktek
Klinik Kebidanan dalam materi menjaga privasi dan kerahasiaan klien. Penulis
juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis, kami
kami sampaikan terimakasih.

Pekanbaru, 10 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................
Pengantar...................................................
.............................................
............................................
...................... i
Daftar Isi ..........................................
................................................................
............................................
.........................................
................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................
.............................................
.............................................
.................................
........... 1
A. Latar Belakang ...............................................................
..............................................................................
............... 1
B. Rumusan Masalah ...........................................
..................................................................
..............................
....... 2
BAB II PEMBAHASAN ...............................
......................................................
.............................................
..........................
.... 3
Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan : menjaga privasi dan
kerahasiaan klien ..................................
........................................................
............................................
..........................
.... 3
BAB III PENUTUP ..................
........................................
............................................
............................................
..........................
.... 6
Kesimpulan .........................................
...............................................................
.............................................
..............................
....... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................
....................................................
.............................................
.................................
........... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas masalah etika profesi dan hukum kebidanan sangat penting bagi
mahasiswa kebidanan untuk mengetahui tentang apa itu etika, apa itu moral dan
bagaimana menerapkannya
menerapkannya dalam praktik kebidanan. Sehing
Sehingga
ga dengan
dengan hal tersebut
seorang bidan akan terlindung dari kegiatan pelanggaran etik/moral ataupun
pelanggaran dalam hukum yang sedang berkembang di hadapan publik dan erat
kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga seorang bidan sebagai provider
kesehatan harus kompeten dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang tepat
untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai standar asuhan dan kewenangan bidan.
Etika juga sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis
yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang
dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya
dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral
maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang
melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai
punishmentnya.
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan
falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat
dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa
diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh
sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat
timbulnya nafsu keserakahan manusia.
Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segan-
segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk
menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah di paparkan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini yakni “bagaimana perlindungan
hokum terhadap privasi dan kerahasiaan klien ?”
?”

2
BAB II
PEMBAHASAN

Perlindungan hukum atas kerahasian dan hak privasi pasien tentang informasi
penyakitnya dalam pelayanan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari hak hak pribadi pasien, oleh sebab itu menyebarkan informasi tentang penyakit
pasien (kesehatan) pasien tanpa sepengetahuan pasien merupakan perbuatan
melawan hukum, dalam hal ini pasien dapat menggugat dan menuntut ganti rugi,
bahkan yang menyebarkannya
menyebarkannya dapat dituntut hukum pid
pidana.
ana.
Dalam fenomena sehari hari kita dapat melihat dan mendengar orang dengan
mudah menceritakan penyakit orang lain, bahkan petugas kesehatan dapat saja
menceritakan penyakit pasien tanpa merasa bersalah, hal ini apabila tidak melalui
persetujuan pasien merupakan perbuatan yang dianggap melanggar hak prvasi
pasien.
Dalam UU Nomor 44/2009 tentang rumah sakit tentang hak dan kewajiban
pasien pasal 29 ayat (m) “rumah
“rumah sakit wajib melindungi
me lindungi dan menghormati hak hak
pasien”” dalam ayat (i) tertulis “mendapatkan
pasien “ mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk data-data
data-data medisnya” oleh sebab itu membahas dan
mendiskusikan tentang penyakit pasien oleh tim pemberi asuhan pelayanan (PPA)
harus lah melalui persetujuan dari pasien (dari awal pasien masuk RS yang disebut
dengan general
general consent- Informasi umum). Informasi penyakit pasien y
yang
ang ada
dalam rekam medik isinya merupakan milik pasien oleh sebab itu pelepasan hak
pasien dalam rekam medik harus persetujuan
pe rsetujuan pasien, yang tujuan hakikinya untuk
kesembuhan pasien, tanpa untuk kepentingan kesehatan pasien membaca rekam
medik pasien dapat
dapat disebut melanggar
melanggar hak privasi pasien.
UU NO 38/2014 Tentang Keperawatan Hak dan Kewajiban Klien (e)
“memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya”
kesehatannya ”. Bahwa perawat
wajib menjaga kerahasiaan privasi pasien tentang penyakitnya, apabila
perawat menginformasikan data data penyakt
penyakt pasien bukan untuk kepentingan
pasien dan tanpa sepengatahuan, maka perbuatan
perbuatan itu disebut melanggar hukum.
hukum.
UU NO 36/2014 Tentang Kesehatan Pasal 57 Ayat (1) tertulis “(1) Setiap
orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan

3
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan”. Informasi tentang kesehatan
kesehata n penyakit
pasien merupakan hak pasien untuk dirahasiakan, tenaga kesehatan wajib
merahasiakan penyakit pasien.
UU NO 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 51 Ayat
(c) “merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia”. Dalam pasal ini secara nyata tertulis bahwa
dokter wajib melindungi data data dan informsi penyakit pasien yang
diobati/dirawat oleh dokter.sampai pasien meninggal,
me ninggal, tidak boleh disebarkan tanpa
persetujuan pasien.
Hak pasien dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan sudah harus
dilaksanakan pada saat, 1.Saat wawancara, 2.Saat diperiksa, 3. Saat dirawat, 3.Saat
ditransfer dipindahkan. Dalam standart Akreditas Rumah Sakit SNARS
2018, BAB HPK 1.2. EP 2 “Lembaran rekam medis berisi hak dan kewajiban
pasien yang memuat tentang kewajiban petugas RS untuk menyimpan rahasia
pasien (general consent)”. Dalam akreditasi R umah Sakit perlindungan Privasi
pasien mutlak dilaksanakan oleh rumah sakit, masuk dalam penilaian tersendiri.
Bahkan setiap petugas yang terkait deng
dengan
an dokumen
dokumen Rekam Medik wajib
wajib
disumpah untuk menjaga kerahasiaan pasien dan dokumen data data pasien,
butik harus dibuktikan tertulis.
Privasi ini bersifat umum dan berlaku untuk setiap orang. Inti dari hak ini
adalah suatu hak atau kewenangan
kewena ngan untuk tidak diganggu.
diganggu. Setiap orang berhak untuk
tidak dicampuri urusan pribadinya oleh lain orang tanpa persetujuannya. Hak atas
privacy disini berkaitan dengan hubungan terapeutik antara dokter-pasien
(fiduciaryrelationship). Hubungan ini di didasarkan atas kepercayaan bahwa dokter
itu akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan pengobatan.
Pasien percaya bahwa penyakit yang di derita tidak akan diungkapkan lebih lanjut
kepada orang lain tanpa persetujuannya
persetujuannya (Sumber Keputusan Direktur Utama
Utama RSUP
Dr.M. Djamil Padang NOMOR: 05.02.06/I/995/2015,21 April 2015)
Dalam Pasal 11 PerMenKes Nomor Menkes/Per/III / 2008 diatur bahwa
penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter
gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan. Pada saat pemeriksaan seperti wawancara klinis, prosedur

4
tindakan, pengobatan. Dokter atau perawat atau bidan atau petugas medis lainnya
wajib melindungi privasi pasien seperti data pasien, diagnosa pasien,dan
lainnya,dapat juga menutup korden pintu pada saat dilakukan pemeriksaan atau
pengobatan semua bergantung dari kebutuhan pasien (Sumber Keputusan Dir
Direktur
ektur
Utama RSUP Dr.M. Djamil Padang NOMOR: 05.02.06/I/995/2015,21
05.02.06/I/995/2015,21 April 2015)
Informasi tentang privasi pasien berserta data medisnya hanya bisa
dibenarkan bila sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam undang - undang,
diluar ketentuan tersebut, dapat dikategorikan sebagai tindakan pembocoran rahasia
yang bersifat melanggar hukum, karena dapat menimbulkan kerugian dipihak
pasien baik mater
material
ial maupun imaterial. Informasi Terjadinya pelanggaran hukum
karena membocorkan rahasia kedokteran yang mengakibatkan kerugian dapat
dikenai sanksi :
a) Perdata, yaitu Pasal 1365, 1366 dan 1367 KUH Perdata;
b) Pidana, yaitu Pasal 112 dan 322 KUH Pidana;
c) Administratif, yaitu sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1966, sanksi administratif tetap diberlakukan,
meskipun pasien sudah memaafkan dan tidak mengadukan kepada yang
berwajib.

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perlindungan hukum atas kerahasian dan hak privasi pasien tentang informasi
penyakitnya dalam pelayanan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari hak hak pribadi pasien, oleh sebab itu menyebarkan informasi tentang penyakit
pasien (kesehatan) pasien tanpa sepengetahuan pasien merupakan perbuatan
melawan hukum, dalam hal ini pasien dapat menggugat dan menuntut ganti rugi,
bahkan yang menyebarkannya
menyebarkannya dapat dituntut hukum pid
pidana.
ana.
Dalam UU Nomor 44/2009 tentang rumah sakit tentang hak dan kewajiban
pasien pasal 29 ayat (m) “rumah
“rumah sakit wajib melindungi
me lindungi dan menghormati hak hak
pasien”” dalam ayat (i) tertulis “mendapatkan
pasien “ mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk data-data
data-data medisnya” oleh sebab itu membahas dan
mendiskusikan tentang penyakit pasien oleh tim pemberi asuhan pelayanan (PPA)
harus lah melalui persetujuan dari pasien (dari awal pasien masuk RS yang disebut
dengan general
general consent- Informasi umum). Informasi penyakit pasien y
yang
ang ada
dalam rekam medik isinya merupakan milik pasien oleh sebab itu pelepasan hak
pasien dalam rekam medik harus persetujuan
pe rsetujuan pasien, yang tujuan hakikinya untuk
kesembuhan pasien, tanpa untuk kepentingan kesehatan pasien membaca rekam
medik pasien dapat
dapat disebut melanggar
melanggar hak privasi pasien.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, S. 2002. Hukum Kesehatan: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


Semarang.
Purwanti, Y. (2020). Konsep Kebidanan. Umsida Press,
Press, 1-92.
Susilowati, I., Surjoseputro, W., & Silviawati, D. (2018). Perlindungan Hukum
Terhadap Hak Privasi Dan Data Medis Pasien Di Rumah Sakit X
Surabaya. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains Dan
Dan Kesehatan,
Kesehatan, 5(1), 10-23.
https://lawofficeindonesia.com/2021/07/19/hukum-kebidanan/
https://www.adzanri.com/2019/05/perlindungan-hukum-kerahasiaan-dan-hak.html

Anda mungkin juga menyukai