Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

DISUSUN OLEH :

LAILA SYARTIKA LINGGA (7143342022)


MUTIA RISKA FARIDANI (7143342026)

Kelas : B NON REGULAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN AJARAN 2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report Etika

Bisnis dan Profesi. Semoga dengan dibuatnya Critical Book Report ini pembaca dapat

memahami isi buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno Agoes dan

memperbandingkan nya dengan buku yang lain. Tidak lupa pula, penulis ucapkan kepada

Ibu Erina selaku Dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah membimbing

 penulis dalam pembuatan Critical Book Report ini.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih mempunyai kekurangan

 baik dari segi teknis maupun isi, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi pembuatan Critical Book Report selanjutnya.

Medan, Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................
.....................................................................
............................................
......................................
................ 2
DAFTAR ISI ...........................................
.................................................................
............................................
.............................................
..................................
........... 3
BAB I...............................................
.....................................................................
............................................
.............................................
..........................................
................... 4
PENDAHULUAN ..........................................
................................................................
............................................
.............................................
...........................
.... 4
A. Informasi Bibliografi .......................................................
.............................................................................
.............................................
....................... 4
BAB II PEMBAHASAN...........................................
.................................................................
............................................
......................................
................ 5
A. Rangkuman isi buku .........................................
...............................................................
............................................
......................................
................ 5
BAB I : Manusia dan Alam Semesta ...........................................
..................................................................
..................................
........... 5
BAB II : Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum ...............................................
...............................................................
................ 6
BAB III : TEORI – 
TEORI – TEORI
TEORI ETIKA ...........................................................
..............................................................................
................... 7
BAB IV : HAKIKAT EKONOMI DAN BISNIS ..............................
.....................................................
.........................
.. 11
BAB V : GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) ........................
.........................................
................. 12
BAB VI : PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS ........................................
........................................ 12
BAB VII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INDONESIA ................................. 16
BAB VIII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL ........... 16
B. Keunggulan Buku ............................................................
..................................................................................
...........................................
..................... 18
C. Kekurangan Buku ............................................................
..................................................................................
...........................................
..................... 18
BAB III ............................................
...................................................................
.............................................
............................................
.......................................
................. 19
PENUTUP ...........................................
.................................................................
............................................
............................................
....................................
.............. 19
A. Simpulan ...........................................................
.................................................................................
.............................................
....................................
............. 19
B. Saran ...........................................
.................................................................
............................................
............................................
....................................
.............. 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Informasi Bibliografi
1. Judul buku : Etika Bisnis Dan Profesi (Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya)
2.  Nama pengarang : Sukrisno Agoes
I Cenik Ardana
3. Penerbit : Salemba Empat
4.  Nomor ISBN : 978-979-061-046-0
978-979-061-046-0
5. Tahun Terbit : 2009
6. Kota Terbit : Jakarta Selatan
7. Halaman buku : 209 halaman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rangkuman isi buku

BAB I : Manusia dan Alam Semesta

Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem.
Pengertian sistem menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976)
adalah :

I. Sekolompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama untuk


melakukan suatu maksud, misalnya urat syaraf salam tubuh
II. Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun dan
diatur baik – 
baik –  baik
 baik misalnya filsafat
III. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, misalnya pengajaran
 bahasa.

Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen ( bagian, unsur,
subssistem) saling bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan saling
memengaruhi satu dengan lainnya dalam kerangka mencapai tujuan sistem secara
keseluruhan. Oleh karena itu, adanya gangguan pada satu elemen sekecil apapun gangguan
tersebut akan berpengaruh pada pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan.

Dalam skala global, pemerintah negara-negara maju boleh saja tidak peduli
terhadap lingkungan seperti penebangan kayu liar, seperti yang terjadi di negara- negara
 berkembang. Tetapi, dampak pemanasan global akibat penebangan hutan liar di negara
 berkembang tersebut juga dirasakan oleh negara  –   negara maju. Begitu pula pencemaran
udara akibat pelepasan karnon dioksida dari industry-industri di negara maju telah
 berpengaruh terhadap penipisan lapisan ozon yang pada gilirannya juga berpengaruh pada
 pemanasan global yang dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh penghuni bumi ( manusia,
 binatang, dan tumbuh-tumbuhan), termasuk penghuni bumi di negara-negara maju.
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan sistem yang tidak pisahkan. Perilaku umat
manusia akan sangat menentukan nasib keberadaan bumi, alam semesta, beserta seluruh
isinya.
BAB II : Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum
Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal
 pokok, yaitu: (1) hakikat Tuhan ( God , Allah, Gusti Allah, Budha, Brahman, Kekuatan tak
terbatas, dan lain-lain), (2) etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara beribadat. Jelas sekali
 bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas) seseorang ditentukan bukan
saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh
kualitas moral/etika (kualitas hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat
dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh
nilai-nilai moral.
Hukum etika, dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai
arti yang hampir sama walaupun terdapat juga perbedaan. Berikut ini adalah persamaan
dan perbedaan ketiga istilah tersebut.
 No. Hukum Etika Etiket
1. Persamaan: Sama-sama mengatur perilaku manusia
2. Perbedaan:
A. Sumber hukum: Sumber etika: Sumber Etiket:
 Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan masyarakat
B. Sifat pengaturan: Sifat pengaturan: Sifat Pengaturan:
Tertulis berupa Undang- Ada yang lisan (berupa Lisan
undang, Peraturan adat kebiasaan) dan ada
Pemerintah, dan yang tertulis (berupa kode
sebagainya. etik)
C. Objek yang diatur: Objek yang diatur: Objek yang diatur:
Bersifat lahiriah Bersifat rohaniah, Bersifat lahiriah, misalnya:
(misalnya: hukum misalnya: tata cara berpakaian (untuk
warisan, hukum agraria,  perilaku etis (jujur, tidak  pesta, sekolah, pertemuan
hukum tata negara) dan menipu, bertanggung resmi, berkabung, dan lain-
rohaniah (misalnya:  jawab) dan perilaku tidak lain), tata cara menerima
hukum pidana) etis (korupsi, mencuri, tamu, tata cara berbicara
 berzina) dengan orang tua, dan
sebagainya

Chopra menyebutkan ada 10 karakter sel (10C) yang seharusnya dapat dijadikan sebagai
karakter umat manusia.
1. Ada maksud yang lebih tinggi. Sikap mementingkan diri sendiri (untuk
kehidupan/kesejahteraan sel itu sendiri) bukanlah pilihan.
2. Kesatuan (keutuhan). Menarik diri atau tidak mau berkomunikasi bukanlah pilihan.
3. Kesadaran. Terperangkap dalam kebiasaan kaku bukanlah pilihan.
4. Penerimaan. Berfungsi sendirian bukanlah pilihan.
5. Kreatifitas. Berpegang kepada perilaku lama bukanlah pilihan.
6. Keberadaan. Terlalu aktif atau agresif bukanlah pilihan.
7. Efisiensi. Menumpuk/menimbun makanan, udara, atau air berlebihan bukanlah
 pilihan.
8. Pembentukan ikatan. Menjadi sel buangan bukanlah pilihan.
9. Memberi. Hanya menerima bukanlah pilihan.
10. Keabadian. Jurang antar generasi bukanlah pilihan.

BAB III : TEORI  –  TEORI


 TEORI ETIKA
Teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Ilmu pada dasarnya adalah kumpulan
 pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam (dan sosial) yang
memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut
 berdasarkan penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang
mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Fungsi
teori dan ilmu pengetahuan adalah untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol. Etika
sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-
nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Sebagai
ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Berikut ini diuraikan secara
garis besar beberapa teori yang berpengaruh.
Egoisme

Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme yaitu:


egoisme yaitu:
egoisme psikologis 
psikologis  dan egoisme etis.
etis.  Egoisme psikologis 
psikologis  adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri
(selfish).
(selfish).  Altruisme adalah
 Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan
kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya.  Egoisme etis 
etis  adalah
tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interst). Jadi
(self-interst). Jadi yang membedakan
tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) 
psikologis)  dengan tindakan untuk kepentingan diri
(egoisme etis) adalah
etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai
dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan
mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Banyak sekali pandangan mengenai paham atau teori egoisme etis 
etis  . Paham/teori
egoisme etis ini menimbulkan banyak dukungan sekaligus kritikan. Alasan yang
mendukung teori egoisme etis, antara lain:
a. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri.
 b. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan
moralitas sehat.
Alasan yang menentang teori egoisme etis antara lain:
a.  Egoisme etis tidak
etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan.
 b.  Egoisme etis bersifat
etis bersifat sewenang-wenang.
Utilitarianisme

Utilitarianisme 
Utilitarianisme  berasal dari kata Latin utilis,
utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility
yang berarti bermanfaat . Perbedaan paham utilitarianisme 
utilitarianisme  dengan paham egoisme etis
terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang
kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme 
utilitarianisme  melihat dari sudut kepentingan
orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat). Dari uraian sebelumnya,
 paham utilitarianisme dapat
utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut:
(1) Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan,
atau hasilnya).
(2) Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
(3) Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap paham ini antara lain:
(1) Sebagaimana paham egoisme,
egoisme, utilitarianisme juga hanya menekankan
tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspek
rohani (spiritual).
(2) Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas demi
keuntungan sebagian besar orang (mayoritas).
Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang


deon yang berarti kewajiban. Kedua
kewajiban. Kedua teori
egoisme dan utilitarianisme sama-sama menilai baik buruknya  suatu tindakan
ti ndakan dari
 dari akibat ,
konsekuensi, atau 
atau  tujuan 
tujuan  dari tindakan tersebut. Bila akibat dari suatu tindakan
memberikan manfaat entah untuk individu (egoisme) atau
(egoisme) atau untuk banyak orang/kelompok
masyarakat (utilitarianisme),
(utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat
suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka
tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil,
konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut disebut teori teleologi.
Untuk memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini, sebaiknya dipahami
terlebih dahulu dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant, yaitu konsep imperative
hypothesis 
hypothesis  dan imperative categories.
categories.  Imperative hypothesis 
hypothesis  adalah perintah-perintah
(ought) yang
(ought) yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang
relevan. Imperative
relevan.  Imperative categories adalah
categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja
tanpa syarat apa pun. Dengan dasar pemikiran yang sama, dapat dijelaskan bahwa
 beberapa tindakan seperti membunuh, mencuri, dan beberapa
beber apa jenis
je nis tindakan
ti ndakan lainnya dapat
dikategorikan sebagai imperative categories,
categories, atau keharusan/kewajiban moral yang bersifat
universal dan mutlak.
Teori Hak

Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau
tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun sebagaimana dikatakan
oleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi 
deontologi  (teori
kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Hak asasi manusia
didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu: hak hukum (legal right), hak
right), hak moral atau
kemanusiaan (moral, human right),
right), dan hak kontraktual (contractual right).Hak
right).Hak legal
adalah hak yang
yang didasarkan atas sistem atau yuridiksi hukum
hukum suatu negara,
negara, di mana
sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang
 bersangkutan. Hak moral dihubungkan dengan
dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam
 beberapa kasus dihubungkan dengan kelompok  — 
 bukan dengan masyarakat dalam arti
luas. Hak kontraktual mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan/kontrak
 bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.
pihak.
Indonesia juga telah mempunyai Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia yang
diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Hak-hak warga negara yang diatur dalam UU ini,
antara lain:
a. Hak untuk hidup
 b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak untuk memperoleh keadilan
d. Hak untuk kebebasan pribadi
e. Hak atas rasa aman
f. Hak atas kesejahteraan
g. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
h. Hak wanita
i. Hak anak
Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Teori keutamaan tidak menyatakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang
tidak etis. Bila ini ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah:
suatu tindakan disebut etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-interest) dan
(self-interest) dan
suatu tindakan disebut tidak etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang
 bersangkutan. Teori ini tidak lagi memepertanyakan suatu tidakan, tetapi berangkat dari
 pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar
a gar bisa
disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia
hina. Sebenarnya,
hina. Sebenarnya, teori keutamaan bukan merupakan teori yang berdiri sendiri dan terpisah
dari teori etika tindakan (deontologi, teleologi) 
teleologi)  karena sifat keutamaan bersumber dari
tindakan yang berulang-ulang.
Teori Etika Teonom

Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir sama. Salah satunya
adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan
kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan
kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-
aturan/perintah Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Ada empat
 persamaan fundamental filsafat etika semua agama, yaitu:
a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertingggi selain
tujuan hidup di dunia.
 b. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui adanya
kekuatan tak terbatas yang mengatur alam raya
ra ya ini.
c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di dunia, tetapi
 juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir (tujuan tertinggi)
umat manusia.
d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci
masing-masing.
Terlepas dari apakah manusia mengakui atau tidak mengakui adanya Tuhan, setiap
manusia telah diberikan Tuhan potensi kecerdasan tak terbatas (kecerdasan hati nurani,
intuisi, kecerdasan spiritual, atau apa pun sebutan lainnya) yang melampaui kecerdasan
rasional. Tujuan tertinggi umat manusia hanya dapat dicapai bila potensi kecerdasan tak
terbatas ini dimanfaatkan.

BAB IV : HAKIKAT EKONOMI DAN BISNIS

Ada dua paham sistem ekonomi yang berkembang, yaitu ekonomi kapitalis dan
ekonomi komunis. Inti dari paham ekonomi kapitalis adalah adanya kebebasan individu
untuk memiliki, mengumpulkan, dan mengusahakan kekayaan secara individu. Sistem
kapitalis sering disebut juga sistem ekonomi liberal. Ada dua ciri pokok dari sistem
ekonomi kapitalis, yaitu: liberalisme kepemilikan dan dukungan ekonomi pasar bebas.
Menurut paham ini, kebebasan individu akan memicu motivasi setiap orang untuk
melakukan kegiatan bisnis dan ekonomi dalam rangka memakmurkan dirinya masing-
masing.
Sebaliknya paham ekonomi komunis yang memperoleh inspirasi dari pemikiran Karl
Marx justru sangat menentang sistem kapitalis ini. Menurut sistem ekonomi komunis,
setiap individu dilarang menguasai modal dan alat-alat produksi. Alat-alat produksi dan
modal harus dikuasai oleh masyarakat (melalui negara) sehingga tidak ada lagi eksploitasi
oleh sekelompok kecil majikan terhadap masyarakat mayoritas (kaum buruh). Karena
 perhatian utama sistem komunis adalah kemakmuran masyarakat secara keseluruhan dan
 bukan kemakmuran orang per orang, maka sering kali sistem komunis ini — dengan
dengan
 beberapa variasinya — disebut
disebut sebagai sistem sosialis. Walaupun sistem kapitalis dan
sistem komunis sangat bertentangan, namun sebenarnya ada persamaan yang sangat
esensial, yaitu keduanya hanya ditujukan untuk mengejar kemakmuran/kenikmatan
duniawi dengan hanya mengandalkan kemampuan pikiran rasional dan melupakan tujuan
tertinggi umat manusia (kebahagiaan di akhirat).
Etika pada intinya mempelajari perilaku/tindakan seseorang dan kelompok atau
lembaga yang dianggap baik atau tidak baik. Sistem ekonomi adalah seperangkat umur
(manusia, lembaga, wilayah, sumber daya) yang terkoordinasi untuk mendukung
 peningkatan produksi (barang dan jasa) serta pendapatan untuk menciptakan kemakmuran
masyarakat.
Kesimpulannya adalah bahwa sistem ekonomi apa pun dapat saja memunculkan
 banyak persoalan yang bersifat tidak etis. Etis tidaknya suatu tindakan lebih disebabkan
tingkat kesadaran individual para perilaku dalam aktivitas ekonomi (oknum birokrasi,
 pejabat negara, pemimpin perusahaan), bukan pada sistem ekonomi yang dipilih oleh suatu
negara. Di sini yang berperan adalah tingkat kesadaran dalam memaknai hakikat dirinya — 
dirinya — 
hakikat manusia sebagai manusia utuh atau manusia tidak utuh.

BAB V : GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
 pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
 pemegang kepentingan internal dan eskternal lainnya yang berkaitan dengan hak  –  hak
 hak dan
kewajiban mereka ; atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. Sedangkan Sukrisno Agoes mendefinisikan GCG sebagai tata
kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan
Komisaris, peran direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Tata
kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas
 penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan
dan penilaian kinerjanya.
Prinsip – 
Prinsip –  prinsip
 prinsip GCG :
1. Perlakuan yang setara antar pemangku kepentingan ( fairness)
 fairness)
2. Transparansi ( transparency)
3. Akuntabilitas (accountability
(accountability))
4. Responsibilitas

BAB VI : PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS

Bisnis dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau wadah di mana di dalamnya
 berkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan keahlian untuk
 bekerjasama dalam menjalankan aktivitas produktif dalam rangka memberikan manfaat
ekonomi (pendapatan/keuntungan) bagi semua pelaku bisnis yang berkepentingan
(stakeholder). 
(stakeholder).  Aktivitas bisnis di samping memberikan dampak positif bagi masyarakat
 berupa penciptaan lapangan kerja dan sumber penghasilan bagi banyak pemangku
kepentingan (stakeholder), juga
(stakeholder), juga dapat membawa dampak negatif. Dampak negatif tersebut,
antara lain: meluasnya
meluasn ya pencemaran lingkungan, meningkatnya penyalahgunaan wewenang,
korupsi, dan kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh para eksekutif yang dapat
membawa kebangkrutan perusahaan. Oleh karena itu, makin banyak orang sependapat
 bahwa bisnis adalah suatu
su atu profesi dan hampir semua jabatan/fungsi/pekerjaan yang ada di
dalam organisasi bisnis sebenarnya merupakan profesi dan tidak lagi dipandang hanya
sebatas “pekerjaan”.
Yang membedakan pekerjaan biasa dengan profesi adalah pada “dampak” dari
 pekerjaan biasa dan profesi tersebut pada masyarakat. Pekerjaan biasa mempunyai dampak
terbatas pada masyarakat, sedangkan profesi berdampak luas pada masyarakat. Oleh
karena profesi mempunyai kualifikasi ilmu dan keterampilan yang tinggi serta komitmen
moral yang sangat ketat. Bisnis dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan
definisi dan ciri-ciri suatu profesi, yaitu:
a. Profesi adalah pekerjaan dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan.
 b. Sebagian besar jenis pekerjaan di dalam perusahaan — terutama
terutama yang dilaksanakan oleh
 jajaran manajemen — menuntut
menuntut pengetahuan dan keterampilan tinggi, baik melalui
 pendidikan formal maupun melalui
melalui berbagai jenis pelatihan dan pengalaman.
c. Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat.
d. Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis kerena pengalaman
membuktikan bahwa perilaku para perilaku bisnis menentukan kinerja perusahaan yang
akan berpengaruh besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat dan negara baik secara
 positif maupun secara negatif.
Di bawah ini dikutip beberapa contoh prinsip-prinsip etika dari beberapa sumber.
1. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table 
Table   (dalam Alois A. Nugroho,
2001) adalah:
a. Tanggung jawab bisnis: dari shareholders
dari  shareholders ke
 ke stakeholders
 stakeholders..
 b. Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis: menuju inovasi, keadilan dan komunitas
dunia.
c. Perilaku bisnis: dari hukum yang tersurat ke semangat saling perca ya.
d. Sikap menghormati aturan.
e. Dukungan bagi perdagangan multilateral.
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam.
g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis.
2. Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998).
Setidaknya ada lima prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan titik tolak pedoman
 perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:
a. Prinsip Otonomi
 b. Prinsip Kejujuran
c. Prinsip Keadilan
d. Prinsip Saling Menguntungkan
e. Prinsip Integritas Moral
3. Prinsip etika bisnis menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005).
Prinsip etis merupakan tuntutan bagi perilaku moral. Contoh prinsip etika antara lain:
kejujuran (honesty), 
(honesty),  pegang janji (keeping promises), 
promises),  membantu orang lain (helping
others),
others), dan menghormati hak-hak orang lain (the rights of other). 
other).  Sementara itu,
 berbohong, mencuri, menipu, membahayakan/merugikan orang lain adalah contoh
 penyimpang dari prinsip perilaku etis.
4. Weiss (2006) mengemukakan empat prinsip etika, yaitu: martabat/hak (rights),
kewajiban (duty), 
(duty),  kewajaran (fairness), 
(fairness),  dan keadilan (justice). 
(justice).  Weiss juga tidak
memberikan uraian lebih lanjut tentang prinsip-prinsip etika bisnis yang
diungkapkannya.
Isu Lingkungan Hidup

Persoalan lingkungan hidup — yaitu


yaitu hubungan dan keterlibatan antara manusia dengan
alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan — 
lingkungan — 
 baru mulai disadari
 pada paruh kedua abad ke-20. Sebagaimana dikatakan oleh Bertens (2001), pertumbuhan
ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan lingkungan hidup, yaitu:
akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam,
deforestari dan penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan. Keenam isu
lingkungan hidup ini dibahas secara lebih rinci dalam bahasan berikut.
Akumulasi Bahan Beracun

Sudah bukan rahasia lagi bahwa pabrik-pabrik yang berdiri selama ini umumnya
membuang limbahnya ke dalam saluran-saluran yang pada akhirnya mengalir ke sungai-
sungai dan laut. Bukan saja air sungai dan laut yang mulai tercemar. Udara di sekitar
kita — terutama
terutama di kota-kota besar 
 —  juga telah tercemar oleh
ol eh asap hitam yang mengandung
men gandung
gas beracun yang keluar dari knalpot berbagai merek dan jenis kendaraan bermotor.
Banyaknya penggunaan berbagai jenis pupuk kimia non-organik dengan takaran tak
terkendali untuk meningkatkan produksi pertanian telah terbukti mulai mencemari hasil
 produksi pertanian, khususnya berbagai jenis bahan pangan. Belum lagi, saat ini makin
 banyak dijumpai kasus di mana produk hasil pertanian dan hasil olahan industri rakyat
seperti tahu, tempe, bakso, diawetkan dengan formalin. Minuman dan makanan pun ada
yang dicampur dengan zat pewarna yang berbahaya untuk kesehatan. Penemuan teknologi
nuklir untuk pembuatan berbagai jenis senjata jelas merupakan ancaman besar bagi
keberadaan bumi beserta seluruh isinya.
Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)

Gas polutan penyebab pemanasan global sebagian besar berasal dari pembakaran
 bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara), yang saat
sa at ini masih menjadi sumber energi
terbesar di dunia untuk industri, transportasi, dan keperluan rumah tangga. Gas metana
 berasal dari pembakaran sampah kota dan chloro-fluoro-carbon 
chloro-fluoro-carbon  (CFC) yang banyak
digunakan untuk penyejuk ruangan (AC), kulkas, industri pabrik, dan sebagian gas
 pendorong pada aerosol. Selain itu, pemanasan global juga dapat menimbulkan berbagai
 bencana, seperti kekeringan, banjir, badai, dan topan akibat iklim yang tidak menentu,
mengganggu pola hidup flora dan fauna, mengacaukan pola tanam petani dan pola
 penangkapan ikan nelayan di laut, merubah
merubah habitat hama dan penyakit dan sebagainya,
Deforestasi
Deforestasi dan Penggurunan

Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan antara lain: tejadi erosi dan
 banjir yang meluas; berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas polutan;
musnah/berkurangnya spesis flora dan fauna tertentu; meluasnya penggurunan daratan;
menurunnya kualitas kesuburan tanah; berkurangnya cadangan air tanah; serta terjadi
 perubahan pola cuaca. Akibat lanjutan dari proses penggundulan dan perusakan hutan ini
adalah berkurangnya kapasitas produksi hasil pertanian karena perubahan pola cuaca,
 berkurangnya kesuburan tanah, dan
dan mempercepat proses pemanasan global.
Keanekaragaman
Keanekaragaman Hayati

Terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan global, secara


 pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species) 
(species)  kehidupan tertentu.
Bahkan tidak mustahil jenis-jenis kehidupan tertentu telah punah dari muka bumi, seperti
 punahnya dinosaurus pada zaman dahulu.
dahulu.
BAB VII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INDONESIA

Akuntan yang bekerja pada departemen atau bagian akuntansi sering disebut juga
sebagai akuntan manajemen. Tugas pokok akuntan manajemen di dalam organisasi, antara
lain: melakukan proses pencatatan transaksi keuangan, memelihara catatan atas semua
transaksi perusahaan, serta membuat laporan akuntansi secara periodik untuk disampaikan
kepada manajemen organisasi. Dalam setiap organisasi (perusahaan), dapat dibedakan dua
 jenis laporan akuntansi, yaitu: (1) laporan akuntansi keuangan, atau lebih sering disingkat
disi ngkat
laporan keuangan (financial statements) saja, dan (2) laporan akuntansi manajemen.
Akuntan publik fungsi pokoknya adalah melakukan pemeriksaan umum atas laporan
keuangan perusahaan sebelum diterbitkan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen.
Fungsi pokok akuntan publik adalah melakukan pemeriksaan umum atas laporan keuangan
 perusahaan dan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan setelah melakukan
 prosedur audit.
Selain bekerja sebagai akuntan manajemen dan akuntan publik, para akuntan juga
dapat bekerja sebagai auditor internal. Namun harus disadari bahwa profesi auditor internal
 bisa juga diisi oleh orang dengan latar
lat ar belakang pendidikan non-akuntansi. Lingkup tugas
departemen audit internal bisa sangat luas, yaitu meliputi berbagai jenis audit, antara lain:
audit keuangan (financial audit), audit manajemen/operasional (management/operational
audit), audit ketaatan (compliance audit), investigasi khusus (special investigation), audit
sistem informasi, dan sebagainya. Tujuan penugasan audit keuangan adalah untuk menilai
kewajaran dari laporan keuangan perusahaan, apakah telah disusun sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum. Tujuan dari management audit adalah untuk melakukan
 penilaian atas kinerja organisasi, apakah kinerja organisasi tersebut
ters ebut telah mencapai tingkat
efisiensi, efektivitas, dan keekonomian yang diharapkan. Suatu kinerja disebut efektif bila
tujuan (goal) yang ditetapkan oleh suatu unit organisasi telah tercapai, tanpa
memperhatikan aspek biaya. Suatu kinerja disebut efisien bila untuk memperoleh output
tertentu, dikorbankan (dikonsumsi) input yang minimal. Suatu kinerja disebut ekonomis
 bila dengan input tertentu, dihasilkan output yang maksimal. Tujuan dari audit ketaatan
adalah untuk menilai apakah kegiatan operasi perusahaan telah mengikuti berbagai
 peraturan, kebijakan, dan prosedur yang telah ditetapkan.

BAB VIII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL

Ringkasan Prinsip-prinsip dan aturan etika AICPA


Prinsip-prinsip
1. Tanggung Jawab: Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,
anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara snsitif (Artikel
1).
2. Kepentingan Publik:  Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak
sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan
 publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme (Artikel II).
3. Integritas:  Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi
(Artikel III)
4. Objektivitas dan Independensi:  Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan
 bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional.
Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta
dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya (Artikel IV).
5. Kehati-hatian  (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar
etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan
kompetensi dan kualita jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai
tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan (Artikel V).
6. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa:   Seorang anggota dalam praktik publik harus
mengikuti prinsip-prinsip kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup
an sifat jasa yang diberikan (Artikel VI).
Aturan Etika AICPA
101 Independensi 302 FEE Kontigen
102 Integritas & Objektivitas 501 Tindakan mendiskreditkan
201 Standar umum 502 Advertensi dan solisitasi
202 kesesuaian dengan standar 503 komisi dan Fee rujukan
203 prinsip akuntansi 505 bentuk dan nama organisasi
301 informsi klien rahasia

Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan
manajemen, mengikuti standar kompetensi yang berlaku di AS. Namun dengan
kecenderungan terjadinya penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh
 profesi akuntan di dunia juga harus mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global
tersebut. Kabar terakhir pengurus IAI bertekad untuk sesegera mungkin agar profesi
akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis dan perilaku yang dikeluarkan oleh
 International Federation of Accountants
Accountants (IFAC).
 (IFAC).

B. Keunggulan Buku

Buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana
memiliki isi yang sangat lengkap dan menarik untuk di pelajari. Karena, materi yang
disajikan sangat mendetail dan rinci sehingga memudahkan pembaca memahami isi buku
tersebut. Selain itu, didalam buku Etika Bisnis dan Profesi Karangan Sukrisno Agoes juga
dilengkapi dengan kasus  –   kasus di setiap bab yang menarik untuk di selesaikan dan
dipelajarin sehingga dapat menambah ilmu
i lmu pengetahuan.

Disamping itu, penyajian dalam bentuk fisik buku, buku ini juga terlihat bagus.
Buku ini memiliki cover yang menarik, lalu ukuran font tulisan didalam buku ini juga tidak
terlalu kecil dan tidak terlalu besar, sehingga membuat pembaca nyaman saat membaca
 buku tersebut. Lalu, setelah bab terakhir terdapat lampiran-lampiran yang memuat
 peraturan perundang-undangan yang
yang menyangkut materi didalam buku tersebut.

C. Kekurangan Buku

Disamping memiliki keunggulan, buku ini juga memiliki kekurangan. Diantaranya


adalah, tidak adanya ringkasan atau rangkuman tiap bab yang berguna untuk pembaca
memahami isi buku secara cepat dan singkat.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno agoes eedisi revisi yang
diterbitkan oleh salemba empat mempunyai 9 BAB pokok bahasan. Yang diantaranya
adalah manusia dan alam semesta, filsafat, agama, etika dan hukum, teori-teori etika,
hakikat ekonomi dan bisnis, good corporate governance, prinsip dank ode etik dalam
 bisnis, kode etik profesi akuntan Indonesia, kode etik profesi akuntan menuju era global,
dank ode etik profesi lainnya. Setiap bab dari buku ini menyajikan materi yang luas dan
 bagus untuk dipelajari, karena memiliki banyak keunggulan.

B. Saran

Hendaknya, buku ini diberikan ringkasan tiap bab agar memudahkan pembaca
untuk memahami secara cepat isi – 
isi –  isi
 isi dari buku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai