Puji Tuhan saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Tambang Terbuka ini dengan topik Tahapan
Penambangan.
Adapun makalah Tambang Terbuka ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan teman - teman, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun
penyusun mengharapkan
mengharapkan semoga
semoga dari makalah ini dapat diambil
diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Andri Triono
D1101151030
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENGANTAR ................................
................................................
.................................
.................................
...........................
........... 1
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-2
BAB I
PENDAHULUAN
dipakai untuk penambangan batubara dan quarry mining yang berhubungan dengan
produksi non-metallic minerals seperti dimension stone, rock aggregates, dll.
Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan,
hingga dapat dipastikan pemilihan metoda penambangannya adalah tambang
terbuka (open pit); hanya perlu dipertanyakan tentang “economic cut off limitnya”,
hingga dimungkinkan adanya perubahan metoda penambangan ke arah
underground (tambang bawah tanah) bila penyebaran endapan mineral dapat
menjamin.
Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang
terbuka, oleh karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran
rendah atau pada daerah pegunungan dengan topografi yang landai dengan
kemiringan lapisan batubara yang
yang kecil (<30°). Untuk cebakan yang
yang berada di
bawah permukaan
permukaan tetapi relatif masih dangkal,
dangkal, maka metoda penambangan
penambangan terbuka
umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan tambang dalam (bawah
permukaan).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-3
BAB II
TAMBANG TERBUKA
2) Quarry (Kuari)
3) Open cas
cas t mining
4) A ug er minin
min ingg
Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa corong (kerucut
terbalik) di permukaan bumi. Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan
diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di
bawahnya. Kedua aktivitas, yaitu pengupasan dan penggalian, dilakukan pada
suatu pemuka kerja (front) yang berbentuk satu atau beberapa jenjang.
Pembuatan pemuka kerja lebih dari satu, baik pada elevasi yang sama
s ama maupun
beda elevasi, dimaksudkan untuk memastikan terjaminnya kemenerusan
produksi (tidak ada delay kerja).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-4
Setelah didahului dengan aktivitas pengupasan lapisan penutup, pengupasan
dan penggalian bijih atau endapan target dilakukan secara seksama dengan
urut-urutan yang mengikuti kaidah perencanaan tambang, sehingga biaya
penggalian bijih/endapan target dan lapisan penutup dapat dibayar dari
penjualan bijih/ endapan target yang tergali, sedemikian rupa sehingga
operasional jangka panjang, yaitu pembukaan/ penggalian sampai pit limit
dapat tercapai.
Jenjang tunggal dirancang sesuai dengan peralatan mekanis yang digunakan.
Tinggi jenjang dibatasi oleh jangkauan excavator/shovel, sedangkan lebar
jenjang harus cukup
cukup luas bagi peralatan gali-muat dan truk untuk bermanuver.
bermanuver.
Kemiringan lereng ditentukan berdasarkan perhitungan kemantapan lereng
dengan input berupa data sifat fisik dan data kuat geser material pembentuk
lereng tersebut.
Beberapa variasi dari open pit mining dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.1 Open Pit di Toquepala, Peru (diameter 1 Km, kedalaman 400m).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-5
Gambar 2.2. Tambang tembaga Open Pit di Kanada (dekat laut).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-6
Gambar 2.4. Variasi dari berbagai Open Pit Mining (Hartman, 1987).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-7
2.1.2. Quarry (Kuari)
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-8
Kuari tipe dimensional stone biasanya digunakan untuk menambang
batugamping, batupasir, granit, marble dan dolomit. Hasil dari penambangan ini
berupa batuan berbongkah besar (lihat Gambar 2.6 dan 4.7). Teknik yang
digunakan pada metode ini antara lain: jet burning, wire saw, chain saw with
tungsteen cutting teeth, dan slot drilling (lihat Gambar 2.8).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-9
Gambar 2.8. Teknik drilling dan blasting pada kuari tipe dimensional stone.
Kuari tipe Side Hill dengan jalan masuk spiral diterapkan pada cadangan
endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-10
membentuk bukit yang penambangannya dilakukan dengan mengupas bagian
atas bukit terlebih dahulu secara melingkar.
2. Jalan masuk langsung (Gambar 2.9.)
Kuari tipe Side Hill dengan jalan masuk langsung diterapkan pada cadangan
endapan bahan galian yang berbentuk atau memanjang atau persegi yang
terletak pada daerah berbukit yang penambangannya dimulai dari salah satu
sisi bukit.
Gambar 2.9. Kuari tipe side hill dengan jalan masuk langsung.
b. Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri
yang terletak pada suatu
suatu daerah yang relatif datar. Jadi te
tempat
mpat kerjanya digali
ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Berdasarkan jalan masuk
ke pemuka kerja, memiliki tiga kemungkinan jalan masuk, yaitu :
1. Jalan masuk spiral (Gambar 2.10)
Kuari tipe pit dengan jalan masuk spiral diterapkan pada cadangan endapan
bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang terletak pada daerah
yang datar.
2. Jalan masuk langsung (Gambar 2.11)
Kuari tipe pit dengan jalan masuk langsung diterapkan pada cadangan
endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang terletak
pada daerah yang datar.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-11
Gambar 2.10. Kuari tipe Pit dengan jalan masuk spiral.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-12
3. Jalan masuk zig-zag
Kuari tipe pit dengan jalan masuk zigzag diterapkan pada cadangan endapan
bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang terletak pada
daerah yang datar, namun demikian jalan akses jalan dibuat zig-zag.
Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan ke suatu
daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di bawahnya,
sedangkan open cast mining, metodanya hampir sama dengan open pit mining,
tetapi berbeda pada satu hal yaitu tanah penutup tidak dibuang ke daerah
pembuangan di luar tambang tetapi dibuang langsung ke lokasi bersebelahan
yang telah ditambang. Aktivitas penambangan material waste disini terdiri dari
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-10
Gambar 2.12. Contoh tambang Open Cast.
2.1.4.
2.1. 4. A ug er minin
min ingg
mining adalah sebuah metode
Auger mining m etode penambangan yang berhadapan dengan
dinding yang tinggi atau penambangan singkapan ( outcrop recovery) lapisan
batubara/endapan target dengan pemboran ke dalam lapisan endapan tersebut
tanpa melakukan penggalian lapisan penutup.
Auger mining lahir sebelum 1940-an untuk mendapatkan batubara pada sisi
dinding tinggi (high wall) dari batas akhir tambang ( pit limit) terbuka secara
konvensional. Penambangan batubara dengan auger bekerja dengan prinsip
drag bit rotary drill skala besar. Tanpa merusak lapisan batubara dan juga
lapisan batuan di atasnya, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari
lubang dengan memanfaatkan ulir di stang-bor dan kungkungan dinding lubang
bor (lihat Gambar 2.13).
Keuntungan menggunakan metode ini adalah :
1) Dapat mencapai laju penetrasi yang tinggi.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-11
Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan Pfleider
(1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki bentuk tabular dan
berlapis, kemiringannya mendekati horisontal, keseragaman bijih/endapan
target tinggi, kadar dapat sangat rendah dan kedalamannya dangkal (terbatas
sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan).
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining menjadi relatif
mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau
open pit. Setelah open pit / open cast selesai dan belum dilakukan backfilling,
auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi di dekat high wall.
Semua penambangan dengan menggunakan auger, diterapkan pada high wall
atau singkapan dari batubara di daerah pegunungan dan dikombinasikan
dengan metode penambangan open pit atau open cast (Gambar 2.13c dan d).
Seperti telah diketahui bahwa macam tambang Kuari sangat bervariasi, baik
dilihat dari jenis bahan galiannya maupun kapasitas produksinya. Kondisi ini
tentu saja akan juga menyebabkan banyaknya jenis peralatan yang digunakan
dalam penambangan metode ini, mulai dari peralatan yang konvensional
sampai dengan peralatan yang modern. Pemilihan peralatan yang akan
digunakan tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor, yang diantaranya adalah :
1. sifat fisik dan mekanik bahan galian
5. keekonomian, dll.
Hasil akhir crushed stone : Bahan peledak (ANFO dan dinamit), ripper/alat
garu. Bila materialnya lunak: shovel/backhoe, dozer, sekop, cangkul-
belencong.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-12
Hasil akhir dimensional stone: rotary saw, chain saw, atau wire-rope saw,
flame-jet channeler, water-jet channeler, palu-baji, linggis, smoth blasting.
Pemuatan
dragline
- Hasil akhir dimens
dimensional
ional s to
tone
ne: crane
Pengangkutan
Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari
dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan. Masih
sangat kurang pemakaiannya pada tambang terbuka.
Ada 2 (dua) jenis penambangan di dalam metoda ini yaitu placer mining dan
solution mining. Placer mining menggunakan air untuk menggali, mentransportasi
dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat. Solution mining adalah metoda
yang membuat cair mineral-mineral sehingga dapat ditransportasikan dengan
menggunakan air atau cairan pelarut. Placer mining terdiri dari hydraulicking dan
dredging, sedangkan solution mining terdiri dari borehole extraction dan leaching.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-13
Gambar 2.13. Contoh tambang auger pada highwall .
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-14
2.2.1. Placer Mining: Hydraulicking
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-15
Contoh klasifikasi dari monitor pada tambang semprot adalah sebagai berikut.
Diameter nozzle : 40-150 mm
Head : 30-140 N/cm2 atau 300-1400 kPa
Debit : 30-250 liter/detik Debit water jet :
Pasir : 0,15 m/detik Kerikil (gravel) : 1,5 m/detik
Boulders : 3,0 m/detik
2) Hidraulik
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-16
Gambar 2.16. Kapal keruk saat menambang bijih timah di perairan.
Bila produksi bijih konvensional menjadi lebih sulit dan lebih mahal, maka daya
tarik solution mining sebagai metoda eksploitasi meningkat. Solution mining
adalah salah satu metode ekstraksi aqueous dimana mineral biasanya
diperoleh ditempat dengan dilarutkan, dicairkan, diluluhkan atau slurrying
meskipun didahului dengan beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah
tanah, tetapi hampir semua operasi dilakukan di permukaan.
permukaan.
Pada borehole mining (lihat Gambar 2.17 dan 4.18), air diinjeksi
dii njeksi melalui lubang
bor ke dalam formasi mineral yang kemudian dilarutkan atau dicairkan sehingga
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-17
Gambar 2.17. Solution Mining: Boreholes Extraction (Hartman, 1987).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-18
2.2.4. Solution Mining: Leaching
Leaching (Gambar 2.19) adalah ekstraksi kimia untuk metal atau mineral dari
ikatan suatu cadangan bijih atau dari material yang telah digali dan ditambang
(Schlitt, 1982). Proses pada dasarnya adalah kimiawi tetapi dapat juga proses
bakteri (beberapa bakteri beraksi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
pada leaching sulfida). Jika ekstraksi dilakukan di tempat mineral tersebut maka
dinamakan leaching insitu, dan bila dilakukan di tempat penimbunan disebut
leaching timbunan (heap leaching) yang termasuk kategori metoda
penambangan sekunder.
Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan pada
ekstraksi, hal itu dilengkapi beneficiation dalam tahap awal dari pengolahan
mineral (Lastra dan Chase, 1984). Akibatnya, biaya produksi cenderung relatif
lebih rendah daripada metode penambangan konvensional. Sebagai
perbandingan (Bhappu, 1982), menunjukkan bahwa untuk tambang tembaga,
biaya produksi total yang diperkirakan untuk metoda open pit sekitar US$ 5,00–
US$ 6,80/ton sedangkan leaching insitu sekitar US$ 3,60-US$
3,60 -US$ 4,40/ton.
Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini masih terbatas pada tembaga dan
uranium, sedangkan leaching timbunan pada emas dan perak. Studi percobaan
mengindikasikan bahwa banyak logam seperti mangan, emas-perak,
aluminium, dan cobalt-nikel, adalah kandidat utama untuk leaching insitu
(Porter et. al., 1982). Leaching insitu dari lignite juga sedang diteliti (Sadler dan
Huang, 1981).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A IV-19
Gambar 2.19. Solution Mining: Leaching (Hartman, 1987).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-20
Gambar 2.20. Contoh “Sluice
“Sluice Box” di PT. Tambang Timah, Bangka.
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang relatif datar dan
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-21
a. C onventional
onventional contour
contour mining
min ing
Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada daerah
dimana batubara tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan
dengan pemboran dan peledakan atau menggunakan dozer dan ripper serta
alat muat front end loader, kemudian langsung didorong dan ditimbun di daerah
lereng yang lebih rendah (Gambar 2.21).
2 .21).
Pengupasan dengan contour stripping akan menghasilkan jalur operasi yang
bergelombang, memanjang dan menerus mengelilingi seluruh sisi bukit.
b. B lo
lock-cut
ck-cut contour
contour mining
Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blok-blok penambangan
yang bertujuan untuk menguran
mengurangi
gi timbunan tanah buangan pada
pada saat
pengupasan tanah penutup di sekitar lereng.
Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing ( highwall ) yang diijinkan
tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya
kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan
ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah
penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun
tanah buangan pada blok awal.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-22
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah
penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap
semua. Lapisan tanah penutup blok 5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan
tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai
(Gambar 2.22). Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan
tanah penutup yang harus diangkut untuk menutup final pit.
c. Haul
Haulba
back
ck contour mining
mini ng
Metode haulback ini (Gambar 2.23 dan 1.24) merupakan modifikasi dari
konsep block-cut, yang memerlukan suatu jenis angkutan overburden,
bukannya langsung menimbunnya. Jadi metode ini membutuhkan
perencanaan dan operasi yang teliti untuk bisa menangani batubara dan
overburden secara efektif.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-23
Gambar 2.23. Teknik Haulback Truck dengan menggunakan Front-End
Loader
(Anon, 1979).
(Chioronis, 1987).
d. B ox-cut contour
contour mining
Pada metode box-cut contour mining ini (Gambar 2.25) lapisan tanah
penutup yang sudah digali, ditimbun pada daerah yang sudah rata di
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-24
sepanjang garis singkapan hingga membentuk suatu tanggul-tanggul yang
rendah yang akan membantu menampung porsi terbesar dari tanah timbunan.
2) Mounta
Moun tain
intop
top removal method
3) A r ea mini
min i ng method
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-25
Gambar 2.26. Mountaintop Removal Method (Chioronis, 1987).
Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga
penggalian lapisan tanah penutup dan penimbunannya tidak terlalu
mengganggu lingkungan.
lingkungan. Kemudian lapisan tanah penutup ini ditimbun di
belakang daerah yang sudah ditambang (lihat Gambar 2.27).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-26
b. A r ea mini
min i ng with
wi th s trippi
tri pping
ng s hovel
hov el
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-27
Gambar 2.29. Block Area Mining (Chioronis, 1987).
4) Open pi t Method
Method
Metode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan ( dip)
yang besar dan curam. Endapan batubara harus tebal bila lapisan tanah
penutupnya cukup tebal.
a. Lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan
(single seam) atau lebih ( multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup
yang telah dapat ditimbun di kedua sisi pada masing- masing pengupasan
(Gambar 2.30).
b. Lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan
pengupasan tanah
penutup dan penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang.
Sebelum dimulai, harus tersedia dahulu daerah singkapan yang cukup untuk
dijadikan daerah penimbunan pada operasi berikutnya (Gambar 2.31).
Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian
batubaranya, digunakan sistem jenjang ( benching system).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-28
Gambar 2.30. Open pit method pada lapisan miring (Hartman, 1987).
Gambar 2.31. Open pit method pada lapisan tebal (Hartman, 1987).
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-29
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari makalah ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-30
Aspek kajian nonteknis
Kajian Pasar
Kajian kelayakan ekonomis
Kajian kelayakan lingkungan, berbentuk AMDAL dan UKL-UPL.
dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika
dibandingka dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat
mengurangi volume dan ongkos angkut, mningkatkan nilai tambah
ta mbah bahan galian, dan
untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan.
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-31
DAFTAR PUSTAKA
TAMB
TAMB ANG TER B U K A I-32