Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I
PENDAHULUAN

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim


penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka. Tambang bawah tanah merupakan
kegiatan yang kompleks terutama terkait dengan kekuatan batuan yang dibongkar
untuk pembuatan terowongan. Sangat diperlukan adanya analisis geoteknik yang
baik untuk dapat memberikan perlakuan yang tepat terhadap batuan yang
dibongkar. Kegiatan tambang bawah tanah sangat beresiko tinggi sehingga sangat
diperlukan penanganan yang ekstra hati-hati dalam pengerjaannya. Pembongkaran
batuan akan berpengaruh langsung terhadap kekuatan dan bentuk batuan yang
dibongkar, dengan demikian batuan akan mencari keseimbangan baru setelah
adanya perlakuan yang diberikan terhadapnya. Dengan sifat alami batuan tersebut
maka batuan akan mencari bidang bebas untuk berdeformasi dan memungkinkan
tercapainya keseimbangan baru, perilaku ini ditunjukkan dengan adanya
perpindahan pada dinding dan atap terowongan, longsoran ataupun ambrukan pada
terowongan. Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim
penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka. Ada dua tahap utama dalam metode
tambang bawah tanah: development (pengembangan) dan production (produksi).
Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap
development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas
bawah tanah lain. Sedang tahap produksi adalah pekerjaan menggali sumber bijih
itu sendiri, tempat bijih digali disebut stope (lombong).
(Putra, Aji Pratama. 2017).
Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu
Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan

Alifasari Hiqmatul Imaniar I-1


1710813120001
PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

udara luar.Tambang bawah air (underwater mining) adalah metode penambangan


yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan
mineral berharganya terletak di bawah permukaan air. Adapun beberapa Tambang
bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu yang pertama ada metode tanpa
penyanggaan (Open Stope Method).
1. Open stope methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri
sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada, umumnya merupakan
cara penambangan sederhana, atau tradisional. Metode Open Stope Methode
contohnya adalah Room and pillar methode, Stope and pillar methode,
Shrinkage stoping, dan Sublevel stoping.
2. Supported stope method adalah metode penambangan bawah tanah yang
menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Supported stope
methode contohnya yaitu Stull stoping, Square set stoping dan Cut and fill
stoping.
3. Caving Method) Caving method disebut juga metode ambrukan yaitu suatu
penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan penutup (overburden)
yang lemah atau mudah runtuh. Caving method contohnya yaitu Longwall
mining, Sublevel caving, dan Block caving.
Adapun keunggulan dan kelemahan pada tambang bawah tanah adalah
sebagai berikut, adapun keunggulan tambang bawah tanah sebagai tidak
terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah. Kedalaman
penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR. Secara umum
beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal: cut and fill,
shrinkage stoping, stope and pillar). Dapat menambang deposit dengan model yang
tidak beraturan. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
Adapun kelemahan tambang bawah tanah yaitu perlu penerangan. Semakin dalam
penggalian maka resiko ambrukan semakin besar. Produksi relatif lebih kecil
dibandingkan tambang terbuka.Problem ventilasi, bahan peledak harus yang
permissible explossive, debu, gas-gas beracun. Masalah safety dan kecelakaan
kerja menjadi kendala. Mining recovery umumnya lebih kecil. Losses dan dilusi
umumnya lebih susah dikontrol. Batubara dalam proses pengendapannya memiliki
arah dan kemiringan serta ketebalan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan
proses pengendapannya yang di pengaruhi oleh keadaan geologi. Maka dari sudut
pandang keadaan pengendapan batubara, dalam penambangan batubara tidak

Alifasari Hiqmatul Imaniar I-2


1710813120001
PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

hanya tambang terbuka. Karena terkadang terkendala terhadap kondisi serta faktor-
faktor ekonomis dalam pengambilan batubara.
Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode
penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan
memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan
keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh
keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate
of return ROR) serta lingkungan.
Syarat-syarat tambang bawah tanah yaitu harus memperhatikan:
1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,
disseminated, tabular, platy, sill, dan lain-lain)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass
Rating, Q-System, dan lain-lain)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber
Daya Manusia, dan lain-lain)
5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dan lain-
lain).
(Primadi A, 2018)

Alifasari Hiqmatul Imaniar I-3


1710813120001

Anda mungkin juga menyukai