DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
2. DESI YAMIN
3. FATIMA I. KAISUPY
4. FITRA I. EMBISA
5. PUSPITA SARI
6. WANIRNA
MALUKU HUSADA
TAHUN 2018
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
kami dapat membuat makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan makalah ini. Kami
menyadari dengan adanya masukan dari Bapak/Ibu, makalah ini menjadi lebih baik.
Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya,
semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................
................. ...................................
...................................
...................................
...................................
...............................
.............. i
KATA PENGANTAR ................
.................................
..................................
...................................
...................................
............................
........... ii
DAFTAR ISI ...................................
.................. ...................................
...................................
...................................
...................................
......................
..... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................
...................................
..................................
...................................
...................................
......................
..... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................
..................................
..................................
...................................
...................................
......................
..... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................
....................................
...................................
..................................
..................................
................. 2
1.3 TUJUAN ...................................
.................. ...................................
...................................
...................................
...................................
......................
..... 2
1.4 MANFAAT ..................................
................. ...................................
...................................
...................................
...................................
...................
.. 2
BAB II PEMBAHASAN ................
.................................
..................................
...................................
...................................
.........................
........ 3
2.1 PENGERTIAN BAYI TABUNG .................
..................................
...................................
...................................
......................
..... 3
2.2 PROSES BAYI TABUNG .................
..................................
...................................
...................................
...............................
.............. 4
2.3 HUKUM SERTA DALIL TENTANG BAYI TABUNG .................................
................ .........................
........ 6
2.4 PERBEDAAN PENDAPAT PARA ULAMA’
ULAMA’ .................
...................................
...................................
...................
.. 8
2.5 MUTHARAT ..................
...................................
...................................
...................................
..................................
..................................
................. 10
2.6 MASLAHAH ..................
...................................
...................................
...................................
..................................
..................................
................. 12
2.7 STATUS ANAK BAYI TABUNG MENURUT ISLAM ................
.................................
.........................
........ 12
2.8 PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH ................
..................................
...................................
...............................
.............. 13
2.9 UNSUR-UNSUR DARAH DAN FUNGSINYA ...............
.................................
...................................
...................
.. 14
2.10 HUKUM TRANSFUSI DARAH ................
.................................
...................................
...................................
......................
..... 16
BAB III PENUTUP .................
..................................
..................................
...................................
...................................
...............................
.............. 19
3.1 KESIMPULAN ..................................
................. ..................................
...................................
...................................
...............................
.............. 19
3.2 SARAN..............
SARAN................................
...................................
..................................
...................................
...................................
............................
........... 19
DAFTAR PUSTAKA .................
..................................
..................................
...................................
...................................
............................
........... 20
BAB I
PENDAHULUAN
pula(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang I tetapkan Allah untuk manusia. Setiap
pasagan suami istri pasti mengharapkan hadirnyaseorang atau beberapa orang anak sebagai
buah hati dari perkawinan mereka. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud,
misalnya karena rusaknya atau
atau tertutupnya saluran indung telur (tuba fallopii) yang membawa sel
telur ke rahim, atau karena sel sperma suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau rahim
istri. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami istri untuk mendapatkan anak.
Ilmu dan teknologi kedokteran menurut pandangan Islam mestinya dikembangkan dalam
rangka mengaktualisasikan potensi diri yang bersifat insan, kekhalifahan, kerisalahan dan
pengabdian kepada Allah dan kepada sesama manusia. Kini, produk ilmu teknologi dan
kedokteran seperti transfusi darah menimbulkan permasalahan jika ditinjau dari hukum Islam.
Dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi. Kini banyak teknologi-teknologi yang
mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi yang berkualitas. Diantara produk
teknologi mutakhir adalah di bidang biologi. Salah satunya yaitu bayi tabung dan transfusi darah
untuk mengatasi permasalahan yang telah di uraikan di atas. Pada dasarnya orang orang memuji
kemajuan di bidang teknologi tersebut, namun mereka belum tahu pasti apakah produk-produk
hasil teknologi itu dibenarkan menurut hukum agama. Oleh karena hal tersebut di atas, untuk
mengetahui lebih banyak tentang bayi tabung dan transfusi darah serta bagaimana menurut
hukum islam tentang bayi tabung tersebut, maka kami akan mencoba menggali, mengkaji, dan
memaparkan makalah yang berjudul “BAYI TABUNG
TABUNG dan TRANSFUSI DARAH MENURUT
PANDANGAN ISLAM”.
1.3. Tujuan
Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
informasi tentang perkembangan teknologi bayi tabung dan transfusi darah serta kesesuaian
dengan hukum agama islam.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan makalah ini yaitu kita dapat
mempelajari hal-hal yang ada didunia medis yang dilarang oleh hukum-hukum islam.
BAB II
PEMBAHASAN
lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk meneronos sel telur merupakan sel sperma
dengan kualitas terbaik saat itu. jadi merupakan perjuangan yang besar ya bagi sperma untuk
menembus sel telur.
b. Perkembangan Sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut
akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada kehamilan
yang normal.
c. Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian
memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada proses ini pasien disuntikkan hormon
untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5 –
– 6
6 minggu sampai sel
telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya
efek samping.
d. Pelepasan Sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk
dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur tersebut
untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
e. Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian
dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair
yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
f. Menciptakan Embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter untuk
menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga tidak
dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
g. Embrio Berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah
dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah seiring dengan
waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.
h. Pemindahan Embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem
reproduksi si pasien.
i. Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 –
– 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan
kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya
kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG seperti
tampak pada gambar diatas.
Inseminasi buatan adalah: proses yang dilakukan oleh para dokter untuk menggabungkan
antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh keduanya di dalam sebuah tabung,
karena rahim yang dimiliki seorang perempuan tidak bisa berfungsi sebagaimana biasanya. Yang
perlu diperhatikan terlebih dahulu bagi yang ingin mempunyai anak lewat bayi tabung, bahwa cara
ini tidak boleh ditempuh kecuali dalam keadaan darurat, yaitu ketika salah satu atau kedua suami
istri telah divonis tidak bisa mempunyai keturunan secara normal.
Perlu menjadi catatan di sini bahwa bayi tabung telah berkembang pesat di Barat, tetapi bukan
untuk mencari jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak bisa mempunyai anak secara
normal, tetapi mereka mengembangkannya untuk proyek-proyek maksiat yang diharamkan di
dalam Islam, bahkan mereka benar-benar telah menghidupkan kembali pernikahan yang pernah
dilakukan orang-orang jahiliyah Arab sebelum kedatangan Islam, yaitu para suami menyuruh
para istri untuk datang kepada orang-orang yang mereka anggap cerdas dan pintar atau
pemberani agar mereka mau menggauli para istri tersebut dengan tujuan anak mereka ikut
menjadi cerdas dan pemberani. Hal sama telah dilakukan di Amerika dimana mereka
mengumpulkan sperma orang-orang pintar dalam bank sperma, kemudian dijual kepada siapa
yang menginginkan anaknya pintar dengan cara enseminasi buatan dan bayi tabung.
3. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah hal
tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam Forum Munas di
Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait
masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut ternyata bukan
mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah
hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa
ada dosa yang lebih
besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki
yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.”
baginya.”
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak
muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan
dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’.
syara’. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram,
para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. “Seandainya seorang lelaki
berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut
diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-
senang.”
senang.”
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri
suami-ist ri yang sah dan cara mengeluarkannya termasuk
muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi
mubah (boleh).
2.5 Mutharat
2.6 Maslahah
Adapun maslahah dari teknik bayi tabung, antara lain :
1. Memberi harapan kepada pasangan suami istri yang lambat punya anak atau mandul.
3. Menghindari penyakit (seperti penyakit menurun/genetis, sehingga untuk kedepan akan terlahir
manusia yang sehat dan bebas dari penyakit keturunan.
4. Menuntut manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Yang artinya “Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara
memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk
mempertahankan hidupnya.
Darah yang dibutuhkan untuk keperluan transfusi adakalanya secara langsung dari donor dan
adakalanya melalui Palang Merah Indonesia (PMI) atau Bank Darah. Darah yang disimpan pada
Bank darah sewaktu-waktu dapat digunakan untuk kepentingan orang yang memerlukan atas
saran dan pertimbangan dokter ahli, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan antara
golongan darah donor dan golongan darah penerimanya.
Oleh karena itu, darah donor dan penerimanya harus dites kecocokannya sebelum dilakukan
transfusi. Adapun jenis-jenis darah yang dimiliki manusia yaitu golongan AB, A, B, dan O.
Golongan-golongan yang dipandang sebagai donor darah adalah sebagai berikut:
Golongan AB dapat memberi darah pada AB
· Golongan A dapat memberi darah pada A dan AB
Golongan B dapat memberi darah pada B dan AB
· Golongan O dapat memberi darah kesemua golongan darah
Adapun golongan darah dilihat dari segi resipien atau penerima adalah sebagai berikut:
Golongan AB dapat menerima dari semua golongan
Golongan A dapat menerima golongan A dan O
Golongan B dapat menerima golongan B dan O
Golongan O hanya dapat menerima golongan darah O
Meskipun demikian, sebaiknya transfusi dilakukan dengan golongan darah yang sama, dan hanya
dalam keadaan terpaksa dapat diberikan darah dari golongan yang lain.
dari sel darah merah namun jumlahnya sedikit yaitu setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000
sampai 10.000 sel darah putih. Sel darah putih sangat penting bagi kelangsungan kesehatan
tubuh. Sel darah putih berfungsi untuk membekukan daerah yang terkena infeksi atau cidera,
menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan kotoran, menyediakan
bahan pelindung yang melindungi tubuh dari serangan bakteri dan dengan cara ini jaringan yang
sakit atau terluka dapat dibuang dan dipulihkan.
Unsur yang terakhir adalah butir pembeku atau trambosit. Bentuknya lebih kecil dari sel
darah merah, kira-kira sepertiganya. Terdapat 300.000 trambosit dalam setiap milimeter kubik
darah. Trambosit berfungsi untuk membekukan darah yang keluar dari anggota tubuh yang
terluka, sehingga darah tersebut dapat bertahan. Seandainya tidak ada sel pembeku, darah yang
sementara ke luar dari anggota tubuh yang terluka tidak dapat bertahan, sehingga orang bisa
mati karena kehabisan darah.
Demikian komposisi dan fungsi darah yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Oleh
sebab itu orang-orang yang kekurangan darah karena terlalu banyak mengeluarkan darah ketika
kecelakaan, terkena benda tajam atau karena muntah darah dan lainnya, perlu diberikan tambahan
darah dengan jalan transfusi darah.
خ و ت ك
“Tidak ada yang haram bila berhadapan dengan keadaan darurat, dan tidak ada yang makruh
bila berhadapan dengan hajat (kebutuhan).”
(kebutuhan).”
Maksud yang terkandung dalam kedua Qaidah tersebut menunjukkan bahwa Islam
membolehkan hal-hal yang makruh dan yang haram bila berhadapan dengan hajat dan darurat.
Dengan demikian transfusi darah untuk menyelamatkan seorang pasien dibolehkan karena hajat
dan keadaan darurat.
Kebolehan mempergunakan darah dalam transfusi dapat dipakai sebagai alasan untuk
mempergunakannya kepada yang lain, kecuali apabila ada dalil yang menunjukkan kebolehannya.
Hukum Islam melarang hal yang demikian, karena dalam hal ini darah hanya dibutuhkan untuk
ditransfer kepada pasien yang membutuhkannya saja, sesuai dengan kaidah Fiqhiyah:
. ز د رة بق ضرو بيح
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Inseminasi buatan dengan sel
sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita
lain(ibu titipan) diperbolehkan oleh islam, jika keadaan kondisi suami istri
i stri yang bersangkutan
benar-benar memerlukan. Dan status an
anak
ak hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam.
Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor diharamkan oleh Islam. Hukumnya sama
dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini statusnya sama dengan anak
yang lahir diluar perkawinan yang sah
3.2. Saran
Kami sadar, tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T,
dan kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya meminta
kritik dan sarannya yang membangun, agar kedepannya saya bisa lebih baik dalam membuat
makalah. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiinn.
Daftar Pustaka