Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON


INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Hj. Henny Septiana Amalia

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin


Jalan H. Hasan Basri No 9 – 11 Kayu Tangi Banjarmasin

Abstract: This research is to investigate the effect of earning pershare, (EPS), Return
on Investment (ROI), and Debt to equity ratio (DER) to the level of stock price at the
pharmacist company, and to investigate the dominant variable that affects the stock
price significantly. The method used in this reseacrh is purposive sampling with the
criteria as below; a. The companies are listed in Indonesian Stock Exchange at least
for three years from 2005 until 2007; b. The financial statement has been published
from 2005 to 2007; c. The company has data of financial ratios; d. The company has
positive earnings during the period research.

Kata kunci: EPS, ROI, DER, dan harga saham

PENDAHULUAN yang dapat dihitung dengan rasio-rasio ke-


uangan perusahaan.
Industri farmasi dapat dikatakan merupa- Saham merupakan bukti kepemilikan
kan salah satu industri strategis sebagai pe- terhadap suatu perusahaan. Saham juga me-
nunjang pembangunan di berbagai bidang, hal rupakan penyertaan dalam modal dasar per-
ini disebabkan oleh perubahan pola dan gaya seroan terbatas, dan sebagai tanda buktinya
hidup masyarakat yang saat ini cenderung dikeluarkan surat saham kepada pemilik yaitu
ingin yang serba praktis termasuk dalam hal pemegang saham. Seseorang yang memiliki
konsumsi makanan, dimana dengan perubahan saham perusahaan tertentu ia juga merupakan
pola dan gaya hidup tersebut juga menggeser salah satu dan pemilik saham tersebut. Dengan
pola kesehatan masyarakat hingga akhirnya demikian pemegang saham turut menikmati
juga akan berdampak pada industri farmasi. keuntungan yang diperoleh perusahaan dan
Apabila perusahaan-perusahaan farmasi juga memikul kerugian yang diderita pe-
lancar memproduksi dan menjual produk obat- rusahaan. Surat saham yang dikeluarkan se-
obatannya maka para investor terus berminat bagai tanda bukti kepemilikan, dapat men-
untuk menanamkan sahamnya, karena dividen cantumkan nama pemilik (saham atas nama)
dan penanaman modal terus meningkat. De- dan dapat pula tidak disebutkan nama pe-
ngan semakin banyaknya permintaan saham miliknya.
perusahaan, maka secara tidak langsung akan Dari berbagai jenis saham yang ada di
menaikkan harga saham perusahaan yang Bursa Efek Indonesia, baru dikenal dua jenis
bersangkutan, karena naik atau turunnya harga saham yang diperdagangkan, yaitu saham
saham dikendalikan juga oleh volume per- biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah
mintaan dan penawaran. Transaksi yang ter- saham yang tidak mempunyai hak istimewa.
jadi di pasar modal diartikan sebagai kegiatan Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk
investasi sehingga informasi yang dibutuhkan memperoleh dividen hanya jika perseroan
adalah mengenai kinerja perusahaan. Keputu- mengumumkan pembagian dividen, dan tidak
san investor didahului dengan menganalisis mempunyai klaim meskipun perseroan mem-
laporan keuangan perusahaan yang diper- peroleh keuntungan. Selanjutnya pemegang
kirakan akan mempengaruhi harga saham, saham biasa mempunyai hak suara pada Rapat

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA
98
Hj. Henny Septiana Amalia
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2

Umum Pemegang Saham (RUPS). Saat likui- dan signifikan terhadap tingkat harga saham
dasi perseroan pemegang saham memiliki hak pada perusahaan?
sebagian dari kekayaan perseroan setelah
tagihan kreditur dilunasi, namun ini bukan hak Hipotesis
istimewa. H1 : Variabel-variabcl Earning per Share
Saham preferen adalah saham yang (EPS), Return on Investment (ROI), dan
memberikan hak untuk mendapatkan deviden Debt to Equity Ratio (DER) secara se-
dan/atau bagian kekayaan pada saat pembuba- rentak dan parsial mempunyai pengaruh
ran perseroan terlebih dahulu dari pemegang signifikan terhadap tingkat harga saham
saham biasa. Disamping itu juga mempunyai pada perusahaan farmasi yang go public
preferensi (keistimewaan) untuk mengajukan di Bursa Efek Indonesia.
usul pencalonan direksi atau komisaris. H2 : Earning per Share (EPS) merupakan
Besar kecilnya jumlah permintaan ter- variabel dominan yang berpengaruh
hadap suatu saham yang terjadi di pasar modal signifikan terhadap tingkat harga saham
pada dasarnya dipengaruhi oleh informasi- perusahaan.
informasi yang diterima oleh investor. Hal ini
merupakan kekuatan pasar yang akan ber- METODE PENELITIAN
pengaruh terhadap harga saham. Bila terdapat
kecenderungan kenaikkan permintaan saham Pemilihan Populasi, Sampel dan Periode
suatu perusahaan hal ini akan meningkatkan Penelitian
harga saham perusahaan tersebut. Keadaan ini Populasi dalam penelitian ini adalah
menunjukkan bahwa posisi perusahaan mem- perusahaan farmasi yang go public di BEI
punyai prospek jangka panjang yang baik dan mulai tahun 2005 s.d. 2007 yang berjumlah
berarti akan menaikkan nilai perusahaan sebanyak 10 perusahaan.
tersebut. Apabila keadaan yang terjadi adalah Penentuan sampel dalam penelitian ini
sebaliknya maka hal ini akan menurunkan menggunakan teknik penarikan sampel dengan
nilai perusahaan yang bersangkutan. menggunakan metode “purposive sampling”
Berdasarkan latar belakang tersebut yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak
maka rumusan masalah berkenaan dengan acak dan sampel dipilih berdasarkan per-
beberapa variabel fundamental yang diper- timbangan-pertimbangan dan kriteria tertentu.
kirakan mempunyai pengaruh terhadap harga Kriteria yang digunakan untuk memilih
saham pada perusahaan farmasi yang go perusahaan sebagai sampel adalah sebagai
public di Bursa Efek Indonesia, adalah sebagai berikut: (a) Tercatat di Bursa Efek Indonesia
berikut: (1) Apakah variabel-variabel Earning untuk sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, mulai
per Share (EPS), Return on Investment (ROI), tahun 2005 sampai tahun 2007; (b) Laporan
dan Debt to Equity Ratio (DER) secara se- keuangan perusahaan sudah dipublikasikan
rentak maupun parsial berpengaruh terhadap untuk tahun 2005 sampai tahun 2007; (c)
tingkat harga saham pada perusahaan farmasi Memiliki data-data rasio keuangan yang dapat
yang go public di Bursa efek Indonesia?; (2) digunakan sebagai variabel bebas dalam pene-
Manakah variabel yang berpengaruh dominan litian ini; dan, (d) Memiliki earning positif
selama periode penelitian.

Earning per Shaher (X1)

Return on Investment (X2) Harga Saham (Y)

Debt to Equity Ratio (X3)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

99
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diukur dari besarnya tingkat Return on


maka yang menjadi sampel dari penelitian ini Investment. Return on Investment sebagai
adalah: variabel X2.
1. PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Debt to Equity Ratio (DER), rasio utang
(SQBI) terhadap ekuitas merupakan rasio yang
2. PT Dankos Laboratories Tbk. (DNKS) menggambarkan perbandingan kcwajiban
3. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA) dengan ekuitas dalam pendanaan perusa-
4. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) haan dan menunjukan kemampuan modal
5. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) sendiri perusahaan tersebut untuk me-
6. PT Merck Tbk. (MERK) menuhi seluruh kewajiban (Weston dan
7. PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) Coopeland, 1992, 336). Debt to Equity
8. PT Tempo Scan Pasific Tbk. (TSPC) Ratio sebagai variabel X3.
2. Variabel tak bebas (Y), yaitu harga saham
Definisi Operasional dan Pengukuran biasa per tahun yang dinyatakan dalam
Variabel satuan rupiah.
1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari:
Earning per Share (EPS), menunjukkan Metode Analisis
kemampuan perusahaan dalam meraih laba 1. Regresi Linier Berganda
bersih yang diperuntukkan bagi para pe- Regresi Linier Berganda mengukur in-
megang saham atas lembar saham yang tensitas dua variabel yaitu variabel bebas dan
diinvestasikan dalam perusahaan. variabel tak bebas, serta membuat dugaan nilai
Semakin besar jumlah laba bersih per lem- variabel tak bebas (Y) atas dasar nilai variabel
bar saham yang merupakan pendapatan bebas (X), dengan rumus:
bagi para investor maka semakin baik per- Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
tumbuhan harga saham perusahaan yang Y = harga rata-rata saham per tahun
terdapat di Bursa Efek. Laba bersih per X1 = Earning per share
lembar saham suatu perusahaan berhu- X2 = Debt to Equity Ratio
bungan erat dengan pertumbuhan harga a = Konstanta yang menyatakan bahwa
saham perusahaan tersebut, yang pada tanpa pengaruh independen variabel,
akhirnya akan mempengaruhi minat inves- maka nilai b 1,2,3 = a
tor untuk menanamkan dananya. Earning b123 = Koefisien regresi parsial untuk X1, X2,
per Share sebagai variabel X1. X3
Return on Investment (ROI), pada umum- e = Kesalahan pengganggu
nya masalah tingkat Return on Investment
bagi suatu perusahaan adalah lebih penting 2. Koefisien Determinasi Berganda
dari pada tingkat laba yang dicapai peru- Untuk mengetahui kontribusi variabel
sahaan. Karena laba yang besar belum me- bebas terhadap variasi (naik turunnya) varia-
rupakan ukuran yang tepat bahwa peru- bel tak bebas maka digunakan koefisien de-
sahaan telah dapat bekerja secara efisien. terminasi berganda.
Dari tingkat Return on Investment yang Semakin nilai R mendekati 1 maka se-
dicapai perusahaanlah dapat dipakai seba- makin cocok garis regresi untuk meramalkan
gai ukuran penilaian efisien tidaknya ope- variabel tak bebas R yang disebut koefisien
rasi usahaan. Return on Investment adalah determinasi berganda mempunyai 2 kegunaan:
rasio yang mengukur kemampuan perusa- (a) Sebagai ukuran ketepatan suatu garis
haan dari modal yang diinvestasikan da- regresi yang diterapkan terhadap suatu ke-
lam keseluruhan aktiva untuk mengha- lompok data hasil observasi. Makin besar R,
silkan keuntungan neto. Tingkat Return on makin tepat suatu garis regresi, demikian
Investment yang dicapai perusahaan adalah sebaliknya; (b) Untuk mengukur besarnya
penting karena efisien tidaknya penggu- sumbangan variabel bebas X terhadap variasi
naan modal kerja dalam perusahaan dapat (naik turunnya) Y.

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA
100
Hj. Henny Septiana Amalia
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2

3. Pengujian Hipotesis 1. Uji Multikolinearitas


Untuk menguji H yaitu uji signifikansi Multikolinearitas merupakan suatu kea-
variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat daan dimana terjadinya satu atau lebih va-
(Y), akan dilakukan dengan uji statistik F, riabel bebas yang berkorelasi sempurna atau
yaitu untuk melihat pengaruh secara serentak mendekati sempurna dengan variabel bebas
dan uji statistik t untuk melihat pengaruh lainnya.
secara parsial. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya
a. Uji F-stat gejala multikolinearitas, menurut Ghozali
H0 : b1, b2, b3, b4 = 0, artinya tidak ter- (2001,57) bahwa pedoman suatu model reg-
dapat pcngaruh serentak dari seluruh va- resi yang bebas multikolinearitas yaitu dengan
riabel bebas (X1 - X5) terhadap variabel melihat pada besaran Variance Inflation
terikat (Y). Factor (VIP), dimana jika nilai VIF disekitar
H1 : b1, b2, b3, b4 = 0, artinya terdapat pe- angka 10 dan mempunyai angka tolerance
ngaruh serentak dari seluruh variabel be- mendekati 10.
bas (X1-X5) terhadap variabel terikat (Y). 2. Uji Autokorelasi
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan Ghozali (2001, 61), mengatakan bahwa
Ftabel dengan α = 0,05, Bila nilai Fhitung > untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi antar
Ftabel maka variabel bebas memberi kon- kesalahan pengganggu (error) artinya kesa-
tribusi nyata terhadap variabel tak bebas. lahan pengganggu pada satu observasi tidak
b. Uji t ber-toleransi terhadap kesalahan pengganggu
H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat penga- lain. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini
ruh dari variabel bebas (Xi) terhadap va- dalam model analisis regresi yang digunakan,
riabel terikat (Y). maka harus dilakukan pengujian dengan me-
H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh dari tode Durbin - Watson.
variabel bebas (Xi) terhadap variabel Santoso (2001, 68), secara umum dapat
terikat (Y). diambil patokan, bahwa: (1) Angka D-W di
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan bawah - 2 berarti ada autokorelasi positif; (2)
ttabel dengan α = 0,05. Bila nilai thitung > Angka D-W di antara - 2 sampai + 2, berarti
ttabel berarti variabel bebas berpengaruh tidak ada autokorelasi; dan (3) Angka D-W di
nyata secara parsial terhadap variabel tak atas + 2 berarti ada auto-korelasi negatif.
bebas. 3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji H2, yaitu untuk menguji Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali
dominasi variabel bebas (Xi) terhadap va- (2001,69) bertujuan menguji apakah dalam
riabel terikat (Y), maka dilakukan dengan model regresi terjadi ketidaksamaan varian
cara melihat pada korelasi parsial (r), dari residual satu pengamatan ke pengamatan
dimana jika nilai koefisien korelasi parsial yang lain. Jika varian dari residual satu
variabel bebas (Xi) yang paling tinggi akan pengamatan ke pengamatan lain tetap maka
menunjukkan tingkat hubungan dan pe- disebut sebagai homoskedastisitas dan jika
ngaruh yang dominan terhadap variabel Y. berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoske-
Pengujian Asumsi Klasik dastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Metode regresi OLS akan dapat dijadi- Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
kan alat estimasi yang tidak bisa jika telah tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear melihat grafik plot antara nilai prediksi va-
Unbiased Estimator), yaitu tidak terdapat mul- riabel dependen dengan residualnya. Deteksi
tikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, dan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
tidak terdapat heteroskedastisitas. dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scaterplot.

101
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

HASIL DAN PEMBAHASAN yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva


untuk menghasilkan keuntungan neto.
Hasil Penelitian
a. Earning per Share (EPS) c. Debt to Equity Ratio (DER)
Earning per Share menunjukkan ke- Rasio utang terhadap ekuitas merupakan
mampuan perusahaan dalam meraih laba ber- rasio yang menggambarkan perbandingan ke-
sih yang diperuntukkan bagi para pemegang wajiban dengan ekuitas dalam pendanaan
saham atas lembar saham yang diinvestasikan perusahaan dan menunjukkan kemampuan
dalam perusahaan. Rata-rata Earning per modal sendiri perusahaan tersebut untuk
Share perusahaan yang menjadi objek pene- memenuhi seluruh kewajiban. Rata-rata Debt
litian selama 3 tahun dapat dilihat pada tabel to Equity Ratio perusahaan yang menjadi
1. objek penelitian selama 3 tahun dapat dilihat
b. Return on Investment (ROI) pada tabel 3.
Return on Investment adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dari modal

Tabel 1. Rata-rata Earning per Share Periode 2005 s.d. 2007 Perusahaan Farmasi yang Go
Public
No. Nama Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT Bristol - Myers Squibb Indonesia 1944,00 29065,00 41514,00
2 PT Dankos Laboratories Tbk. 104,00 141,00 108,00
3 PT Darya-Varia Laboratories Tbk. 113,00 87,00 89,00
4 PT Kalbe Farma Tbk. 66,00 40,00 46,00
5 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 6,00 8,00 14,00
6 PT Merck Tbk. 1671,00 2258,00 2555,00
7 PT Pyridam Farma Tbk. 1,00 1,00 3,00
8 PT Tempo Scan Pasific Tbk. 703,00 717,00 721,00
Jumlah 4608,00 32317,00 45050,00
Rata - rata Industri 576,00 4039,63 5631,25
Sumber: data diolah, 2009

Tabel 2. Rata-rata Return on Investment Periode 2005 s.d. 2007 Perusahaan Farmasi yang Go
Public
No. Nama Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT Bristol - Myers Squibb Indonesia 14,96 17,08 21,17
2 PT Dankos Laboratories Tbk. 14,10 15,19 18,38
3 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. 19,67 12,96 11,55
4 PT Kalbe Farma Tbk. 13,24 13,19 12,34
5 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 3,41 3,33 6,63
6 PT Merck Tbk. 21,72 25,25 28,55
7 PT Pyridam Farma Tbk. 0,63 0,91 2,03
8 PT Tempo Scan Pasific Tbk. 17,41 16,61 15,15
Jumlah 105,14 104,52 115,80
Rata - rata Industri 13,14 13,07 14,48
Sumber: data diolah, 2009

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA
102
Hj. Henny Septiana Amalia
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2

Tabel 3. Rata-rata Debt to Equity Ratio Periode 2005 s.d. 2007 Perusahaan Farmasi yang Go
Public
No. Nama Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT Bristol - Myers Squibb Indonesia 0,50 0,46 0,50
2 PT Dankos Laboratories Tbk. 1,36 1,08 0,81
3 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. 0,42 0,39 0,35
4 PT Kalbe Farma Tbk. 2,78 1,72 1,26
5 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 0,53 0,81 0,44
6 PT Merck Tbk. 0,15 0,26 0,33
7 PT Pyridam Farma Tbk. 0,16 0,12 0,13
8 PT Tempo Scan Pasific Tbk. 0,22 0,19 0,20
Jumlah 6,12 5,03 4,02
Rata - Rata Industri 0,77 0,63 0,50
Sumber: data diolah, 2009

Tabel 4. Rata-rata Harga Saham Periode 2005 s.d. 2007 Perusahaan Farmasi yang Go Public
No. Nama Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT Bristol - Myers Squibb Indonesia 10500,00 11600,00 35000,00
2 PT Dankos Laboratories Tbk. 400,00 1225,00 775,00
3 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. 460,00 775,00 700,00
4 PT Kalbe Farma Tbk. 275,00 1000,00 550,00
5 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 185,00 210,00 205,00
6 PT Merck Tbk. 10000,00 16,00 22800,00
7 PT Pyridam Farma Tbk. 250,00 80,00 60,00
8 PT Tempo Scan Pasific Tbk. 4125,00 5900,00 7600,00
Jumlah 26195,00 20806,00 67690,00
Rata - rata Industri 3274,38 2600,75 8461,25
Sumber: data diolah, 2009

d. Harga Saham Y = -2013,367 + 0,509 (EPS) + 545,855


Harga saham dimaksud adalah harga sa- (ROI) - 2663,793(DER) + e
ham biasa per tahun yang dinyatakan dalam
satuan rupiah. Rata-rata harga saham peru- Hasil regresi ini menunjukkan pengaruh
sahaan yang menjadi objek penelitian selama dari beberapa faktor seperti variabel-variabel
3 tahun dapat dilihat pada tabel 4. Earning per Share (EPS), Return on Inves-
ment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER) ter-
2. Model Analisis hadap harga saham (Y) pada perusahaan
Berdasarkan perumusan masalah dan farmasi yang go public.
hipotesis yang diajukan maka model analisis Uji Multikolinearitas
dalam regresi berganda adalah sebagai beri- Untuk menguji multikolinearitas ini di-
kut: gunakan dengan cara melihat nilai tolerance
atau VIF seperti ditampilkan pada tabel 5.

103
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

Hasil uji statistik terhadap perusahaan variabel-variabel Earning per Share (EPS),
farmasi menunjukkan bahwa tidak terjadi Return on Invesment (ROI) dan Debt to Equity
pelanggaran terhadap asumsi klasik gejala Ratio (DER) secara serentak dan parsial mem-
multikolinearitas, ini ditunjukkan oleh nilai punyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
Variance Inflating Factor (VIF) dari masing- harga saham pada perusahaan farmasi yang go
masing variabel bebas terhadap variabel te- public di Bursa Efek Indonesia.
rikat yang rendah yaitu di bawah 10 sehingga Untuk mengetahui besarnya pengaruh
tidak terdapat gejala multikolinearitas. variabel Earning per Share (EPS), Return on
Uji Autokorelasi Investment (ROI), dan Debt to Equity Ratio
Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan (DER) secara bersama-sama, maka untuk me-
nilai sebesar 1,683 yang berarti tidak terjadi laksanakan pengujian guna pembuktian hipo-
gejala auto-korelasi terhadap variabel- tesis dilakukan uji F dari tabel di atas terlihat
variabelnya. bahwa f hitung sebesar 24,267 > F tabel (3.20)
Uji Heteroskedastisitas sebesar 3,10 (p < 0,05). Dengan demikian
Berdasarkan uji heteroskedastisitas de- hipotesis pertama dapat diterima, yang mana
ngan menggunakan grafik scaterplot antara pengaruh dari variabel bebasnya terhadap
nilai prediksi variabel dependen dengan resi- harga saham adalah sebesar 75,2% (adjusted
dualnya terlihat bahwa tidak ada pola yang R2), sedangkan koefisien korelasi (R) sebesar
jelas, serta titik menyebar di atas dan di ba- 88,6% menunjukkan hubungan yang kuat
wah. Sehingga tidak terdapat gejala heteros- antara harga saham dengan variabel bebasnya.
kedastisitas. Secara parsial hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat dapat dijelaskan
Pengujian Hipotesis melalui uji t dimana dari tabel terlihat bahwa
Setelah diadakan pengujian terhadap ge- terdapat 2 variabel bebas yaitu Earning per
jala-gejala multikolinearitas, heteroskedas- Share (EPS) dan Return on Investment (ROI)
tisitas, dan autokorelasi maka model regresi mempengaruhi harga saham pada perusahaan
sudab dapat digunakan sebagai penaksir yang farmasi. Perhitungan t hitung kedua variabel be-
mana rangkuman hasil persamaan regresi bas tersebut lebih dari t tabel (0,025;21) sebesar
dapat diikuti pada tabel 6. 2,080 dengan signifikansi 5%.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
berisikan pernyataan yang menyatakan bahwa

Tabel 5. Uji Gejala Multikolinearitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public


Colliearity Statistics
Model
Tolerance VIF
Earning per Share 0,906 1,104
Return on Investment 0,915 1,093
Debt to Equity Ratio 0,990 1,010
a
Dependent Variable: harga saham

Tabel 6. Model Regresi setelah Pengujian Asumsi Klasik


Koefisien Regresi t Sig.
(Constant) -2013,367 -0,975 0,341
Earning per Share 0,509 5,366 0,000
Return on Investment 545,855 4,356 0,000
Debt to Equity Ratio -266,793 -1,835 0,081
F ratio = 24,267 Probabilitas = 0,000

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA
104
Hj. Henny Septiana Amalia
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2

Sementara hipotesis kedua yang menya- gang saham, maka tentu langkah yang paling
takan bahwa faktor Earning per Share (EPS) tepat bagi perusahaan farmasi adalah mencari
dominan mempengaruhi harga saham, terbukti kesempatan investasi yang benar-benar bisa
karena memiliki nilai t hitung yang paling tinggi menghasilkan tingkat pengembalian investasi
(5,366) atau probabilitas yang paling kecil (ROI) yang tinggi. Sebab dengan semakin
(0,000) yang mempunyai korelasi parsial tinggi Return on Investment (ROI) yang tinggi
sebesar 76,8%. akan membuat harga saham meningkat.
Earning per Share (EPS) Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel ini memiliki tingkat proba- Variabel ini memiliki tingkat probabi-
bilitas yaitu sebesar 0,000 (p < 0,05) berarti litas yaitu sebesar 0,081 (p > 0,05) berarti
mempunyai pengaruh bermakna terhadap va- tidak mempunyai pengaruh bermakna ter-
riabel harga saham perusahaan farmasi yang hadap variabel harga saham perusahaan far-
go public. Keeratan hubungan antara variabel masi yang go public. Keeratan hubungan an-
Earning per Share (EPS) dengan variabel tara variabel Debt to Equity Ratio (DER)
harga saham sebesar 76,8% (korelasi parsial) dengan variabel harga saham sebesar -38%
yang menunjukkan hubungan yang erat antara (korelasi parsial) yang menunjukkan hu-
kedua variabel tersebut. Adapun koefisien bungan yang lemah antara kedua variabel
regresi variabel Earning per Share (EPS) tersebut. Adapun koefisien regresi variabel
sebesar 0,519 menunjukkan hubungan searah Return on Investment (ROI) sebesar -2663,793
dengan variabel harga saham perusahaan far- menunjukkan hubungan berlawanan arah de-
masi. ngan variabel harga saham perusahaan far-
Temuan ini mengindikasikan bahwa se- masi.
makin besar Earning per Share maka semakin Hal ini bisa dimengerti sebab Debt to
tinggi pula harga saham perusahaan. Tampak Equity Ratio (DER) yang semakin besar ber-
bahwa bila perusahaan dapat meningkatkan arti mengindikasikan semakin besar pula hu-
Earning per Share (EPS), maka semakin ting- tang perusahaan sehingga bisa membahayakan
gi pula harga saham perusahaan tersebut. Hal perusahaan. Tentunya berdampak negatif ter-
ini berdampak baik bagi perusahaan farmasi, hadap investor yang ingin memiliki saham
karena harga saham yang tinggi akan mencer- perusahaan farmasi. Oleh sebab itu, walaupun
minkan nilai perusahaan semakin tinggi pula. secara parsial variabel ini tidak signifikan
Return on Invesment (ROI) berpengaruh terhadap harga saham, perusa-
Variabel ini memiliki tingkat probabi- haan farmasi tetaplah memberikan perhatian
litas yaitu sebesar 0,000 (p < 0,05) berarti khusus terhadap posisi hutang agar tidak
mempunyai pengaruh bermakna terhadap va- membawa dampak buruk bagi perusahaan.
riabel harga saham perusahaan farmasi yang
go public. Keeratan hubungan antara variabel PENUTUP
Return on Investment (ROI) dengan variabel
harga saham sebesar 69,8% (korelasi parsial) Simpulan
yang menunjukkan hubungan yang erat antara Dari hasil analisis data yang telah dila-
kedua variabel tersebut. Adapun koefisien kukan ternyata variabel-variabel yang meliputi
regresi variabel Return on Investment (ROI) Earning per Share (EPS), Return on
sebesar 545,855 menunjukkan hubungan sea- Investment (ROI), dan Debt to Equity Ratio
rah dengan variabel harga saham perusahaan (DER) secara bersama-sama terbukti mem-
farmasi. punyai pengaruh yang signifikan terhadap
Temuan ini mengindikasikan bahwa se- harga saham. Variabel bebas dalam penelitian
makin besar Return on Investment (ROI) maka ini secara bersama-sama mampu menerangkan
semakin tinggi pula harga saham perusahaan. variabel terikatnya dengan nilai koefisien
Kalau memang tujuan perusahaan adalah un- Derminasi R2 = 0,752 atau 75,2% dan sisanya
tuk meningkatkan nilai perusahaan yang juga 0.248 atau sebesar 24,8%, diterangkan oleh
bararti memakmurkan kesejahteraan peme- variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam

105
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

model penelitian ini. Besarnya koefisien ko- (Studi Kasus pada Perusahaan dengan
relasi yang ditunjukkan oleh nilai R = 0,886 Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia).
memberi arti adanya indikasi hubungan yang Tesis: Program Pascasarjana Universitas
erat antara variabel bebas dengan variabel Brawijaya, Malang.
terikatnya. Kekuatan atau keeratan hubungan Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multi-
tersebut dengan nilai koefisien mendekati variate dengan Program SPSS. BP Uni-
angka 1. versitas Diponegoro, Semarang.
Hasil uji secara parsial menunjukkan Hinan, Suad, 1993. Dasar-dasar Teori Por-
variabel Earning per Share (EPS) mem- tofolio dan Analisis Sekuritas. YKPN
punyai pengaruh dominan terhadap harga UPP-AMP, Yogyakarta.
saham perusahan farmasi yang go public Purnomo, Yugo, 1998. Keterkaitan Kinerja
dengan tingkat signifikansi terkecil yaitu Keuangan dengan Harga Saham (Studi
sebear 0.005 (p < 0,05) dan koefisien regresi Kasus 5 Rasio Keuangan 30 Emiten di
parsial sebesar 0,519. Berdasarkan hasil ana- BEI Pengamatan 1992-1996). Usahawan
lisis tersebut maka diketahui bahwa variabel No. 12 Tahun XXVII Desember, hala-
Earning per Share (EPS) yang paling ber- man 33-38, Jakarta.
pengaruh terhadap harga saham pada peru- Rivanto, Bambang, 2001. Dasar - dasar Pem-
sahaan farmasi yang go public. belanjaan Perusahaan. Yogyakarta
BPFE Universitas Gadjah Mada.
DAFTAR PUSTAKA Santoso, Singgih, 2001. Buku Latihan Statistik
Parametrik. PT Elex Media Kompu-
Darmadji, Tjiptono, Fakhrudin, Hendy, M., tindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
2001. Pasar Modal di Indonesia; Pen- Weston. J.F., and Copeland, 1996. Manajemen
dekatan Tanya Jawab. Salemba Empat, Keuangan. Terjemahan Jaka Wasana dan
Jakarta. Kirbrandoko. Erlangga, Jakarta.
Fety, H. W., 2001. Pengaruh Beberapa Varia-
bel Fundamental terhadap Harga Saham

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA
106
Hj. Henny Septiana Amalia

Anda mungkin juga menyukai