Anda di halaman 1dari 131

PERSALINAN PERSPEKTIF MUFASSIR DAN ILMU KEBIDANAN

(Kajian Surat Maryam Ayat 22-26)

Skripsi Ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Disusun Oleh:

Ati Hidayati
NIM. 13210563

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020 M/1441 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Persalinan Perspektif Mufassir Dan Ilmu Kebidanan


(Kajian Surat Maryam Ayat 22-26)” yang disusun oleh Ati Hidayati Nomor
Induk Mahasiswa: 13210563 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke
sidang munaqasyah.

Jakarta, 24 Agustus 2020

Pembimbing,

Iffaty Zamimah, MA.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Persalinan Perspektif Mufassir Dan Ilmu Kebidanan


(Kajian Surat Maryam Ayat 22-26)” oleh Ati Hidayati dengan NIM
13210563 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 28 Agustus
2020. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 28 Agustus 2020


Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. Mamluatun Nafisah, M.Ag


Penguji 1, Penguji II,

Muthmainnah, S.Th.I., MA. Sofian Effendi, S.Th.I., MA.

Pembimbing

Iffaty Zamimah, MA.

ii
PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ati Hidayati

Nim : 13210563

Tempat/Tanggal Lahir : Cilegon, 29 Mei 1995

menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Persalinan Perspektif Mufassir


Dan Ilmu Kebidanan (Kajian Surat Maryam Ayat 22-26)” adalah benar-
benar hasil karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.

Jakarta, 24 Agustus 2020 M

Ati Hidayati

iii
MOTTO

‫خري النٌاس أنفعهم للنٌاس‬

“Sebaik-baik Manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”

(HR. Ahmad)

iv
PERSEMBAHAN

Untuk ummi dan abi serta suami dan putraku yang selalu memberikan
semangat dan doa yang tak pernah putus.

Untuk guru-guru dan teman-temanku yang senantiasa ikhlas memberi


dukungan dan mendoakan setiap langkah yang ku tapaki.

Semoga semua kebaikan dan doa mendapatkan balasan dari Allah swt serta
selalu mendapatkan ampunan dari-Nya. Âmîn

v
KATA PENGANTAR

‫ٱلرًحي ًم‬ َّ ‫بًسًۡـ ٱللًَّو‬


َّ ‫ٱلرحۡ َٰىم ًن‬

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas terungkap pada awal pengantar


ini selain ungkapan rasa syukur sedalamnya ke hadirat Allah swt. Tuhan yang
telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis, yang telah
memberikan kasih sayang berupa nikmat sehat, sehingga dengan izin dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini.
Merupakan suatu anugerah terindah, rasa lega dan bahagia yang dirasakan
penulis saat ini, karena luasnya kasih sayang-Mu. Semoga apa yang telah
penulis kerjakan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan menjadikan jalan
untuk lebih mendekatkan diri dan berserah diri hanya pada-Mu.

Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin yang


paling baik, sabar, bijak, dan pemimpin yang selalu dikagumi yaitu Nabi
Muhammad saw, yang telah memberikan tuntunan petunjuk jalan suci yang
akan menghantarkan kebahagian bagi umatnya di dunia dan di akhirat. Âmîn.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak hadir begitu saja, namun
telah banyak yang ikut berkontribusi dalam penulisan ini, maka perlu kiranya
penulis menyampaikan rasa terima kasih secara khusus. Semoga segala
kebaikan yang telah diberikan menjadi amal tersendiri untuk mengumpulkan
kita bersama umat Nabi Muhammad saw di sisi Allah nanti. Âmîn. Karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

vi
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A. Rektor Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M.Hum., selaku
Warek I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA.,
selaku Warek II, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku Warek III
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, beserta
Staf Tata Usaha Fak. Ushuluddin dan Dakwah atas bantuannya selama ini.
3. Bapak KH. Haris Hakam, S.H., M.A., selaku ketua Prodi Ilmu Al-Qur`an
dan Tafsir, beserta sekretaris Prodi IAT, Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag
atas semua bantuannya.
4. Ibu Iffaty Zamimah, MA., selaku dosen pembimbing skripsi penulis, yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya skripsi
ini.
5. Ibu Hj. Muthmainnah, S. Th.I., M.A., dan Bapak Sofian Effendi, S.Th.I.,
MA., sebagai penguji I dan II pada sidang munaqasyah penulis.
6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, M.A., Ibu Hj. Muthmainnah, S. Th.I.,
M.A., Ibu Hj. Istiqomah, M.A, Ibu Hj. Atiqah, S.Th.I., Ibu Hj. Fatimah
Askan, M.A., dan Kak Ayuna Faizatul Fiqriyah, S.Ud., selaku Instruktur
dan pembimbing tahfizh yang sabar dalam membimbing dan memotivasi
penulis dalam menghafal dan memurajaahkan hafalan Al-Qur`an selama
penulis menduduki bangku kuliah dari awal hingga akhir.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah mengajarkan berbagai mata
kuliah dari awal semester hingga akhir dengan semangat dan kesabaran
yang menjadi tauladan dan pelajaran penting bagi penulis.
8. Perpustakaan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan UIN
Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama, yang

vii
telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengkaji
dan menelaah dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
9. Ummi dan Abi tercinta yang selalu mendoakan tanpa henti, selalu
mendukung dan memberi semangat serta rela melepaskan anaknya untuk
pergi menimbah ilmu. Semoga pengorbanan beliau dibalas Allah swt
dengan surga-Nya dan kita dikumpulkan kembali di surga-Nya kelak.
Âmîn.
10. Suami dan anakku tersayang yang senantiasa memberikan banyak
kontribusi dan semangat terhadap penulis.
11. Teman-teman IIQ angkatan 2016 khususnya Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang seperjuangan, terimakasih
atas motivasi, semangat dan bantuannya selama ini.
Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan
untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ucapkan permohonan
maaf sebesar-besarnya dan dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi karya yang
lebih baik lagi. Walau begitu adanya, penulis berharap tulisan ini dapat
memberi manfaat dan kontribusi pengetahuan baru terhadap masyarakat.

Jakarta, 24 Agustus 2020

Ati Hidayati

viii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................ iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERSI .................................................................... xii
ABSTRAKSI ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................... 9
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 10
D. Perumusan Masalah ............................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 10
G. Tinjauan Pustaka .................................................................... 11
H. Kerangka Teori ...................................................................... 16
I. Metodologi Penelitian ............................................................ 17
J. Sistematika Penulisan ............................................................ 19
BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG PERSALINAN

ix
A. Pengertian Persalinan ............................................................. 21

1. Persalinan Menurut Bahasa dan Istilah ............................. 22


2. Persalinan Menurut Para Ahli Obstetri ............................. 24
B. Jenis-Jenis Persalinan............................................................. 25
C. Cara Mengurangi Rasa Nyeri Menjelang Persalinan ............. 28
1. Pengertian Nyeri Secara Umum ......................................... 28
2. Pengertian Nyeri Persalinan ............................................... 30
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nyeri Persalinan .......... 31
4. Macam-Macam Metode yang Bisa Mengurangi Rasa Nyeri
atau Sakit dalam Persalinan
............................................................................................33
5. Cara Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan Secara
Alami……………………………………………………..42
D. Makanan dan Minuman yang Dianjurkan Menjelang
Persalinan...............................................................................44

BAB III PERSALINAN PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN


ILMU KEBIDANAN

A. Persalinan dalam Al-Qur`an dan Kajian Surat Maryam ........ 49

1. Persalinan Dalam Al-Qur`an ............................................ 49


2. Kajian Surat Maryam ........................................................ 56
B. Persalinan dalam Ilmu Kebidanan ........................................ 58

1. Sekilas Sejarah Ilmu Kebidanan........................................ 59


2. Tanda-tanda Persalinan .................................................... 60
3. Tahap-tahap dalam Persalinan.......................................... 63
4. Posisi Terbaik Saat Persalinan ......................................... 65
5. Komplikasi Persalinan...................................................... 66

x
BAB IV PENAFSIRAN SURAT MARYAM AYAT 22-26 DAN
PESRSALINAN DALAM ILMU KEBIDANAN

A. Penafsiran Surat Maryam Ayat 22-26 .................................... 76


B. Analisis Mengenai Persalinan Menurut Al-Qur`an dan
Ilmu Kebidanan ...................................................................... 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 99
B. Saran-saran ............................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 013


BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 013

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari


abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ Jakarta,
transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
‫أ‬ :a ‫ط‬ : th

‫ب‬ :b ‫ظ‬ : zh

‫ت‬ :t ‫ع‬ :„

‫ث‬ : ts ‫غ‬ : gh

‫ج‬ :j ‫ؼ‬ :f

‫ح‬ :h ‫ؽ‬ :q

‫خ‬ : kh ‫ؾ‬ :k

‫د‬ :d ‫ؿ‬ :l

‫ذ‬ : dz ‫ـ‬ :m

‫ر‬ :r ‫ف‬ :n

‫ز‬ :z ‫ك‬ :w

xii
‫س‬ :s ‫ق‬ :h

‫ش‬ : sy ‫ء‬ :‟

‫ص‬ : sh ‫م‬ :y

‫ض‬ : dh

2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fathah :a ‫ ﺁ‬:â ‫ﹶ ٍم‬... : ai

Kasrah :i ‫ م‬:î ‫ﹶ ٍك‬... : au

Dhammah :u ‫ ك‬:û

3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif-lam )‫ (اؿ‬qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam (‫ (اؿ‬qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:


‫ البقرة‬: al-Baqarah ‫ املدينة‬: al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti alif-lam )‫ (اؿ‬syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam )‫ (اؿ‬syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan


bunyinya. Contoh:
‫الرجل‬ : ar-rajul ‫السيدة‬ : as-Sayyidah

xiii
‫الشمس‬ : asy-syams ‫الدارمي‬ : ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (‫)ﹽ‬,
sedangkan untuk alih aksara ini dilambang dengan huruf, yaitu dengan
cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku
secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata
ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-
huruf syamsiyah. Contoh:
ً ً‫أىمنٌاى ب‬
‫االل‬ ‫ى‬ : Âmannâ billâhi

‫الس ىف ىهاءي‬
ُّ ‫أ ىىم ىن‬ : Âmana as-Sufahâ`u

‫إً َّف الٌ ًذيٍ ىن‬ : Inna al-ladzîna

‫الرَّك ًع‬
ُّ ‫ىك‬ : wa ar-rukka‟i

d. Ta Marbûthah )‫(ة‬

Ta Marbûthah )‫ (ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata


sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:

‫ٍاْلىفٍئً ىد ًة‬ : al-Af`idah

‫اى ٍْلى ًام ىعةي اىًٍْل ٍس ىَلًميَّةي‬ : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta marbûthah )‫ (ة‬yang diikuti atau disambungkan (di-


washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf
“t”. Contoh:

ً ‫ع ًاملىةه نى‬
‫اصىب هة‬ : „Âmilatun Nâshibah
‫ى‬

xiv
‫ٍاْلىيىةى الٍ يكٍبػىرل‬ : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Pedoman
Umum Ejaan Indonesia (PUEBI), seperti penulisan awal kalimat, huruf
awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
berlaku pada PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak
miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun
untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:
„Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.
Khususnya untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-
Fâtihah dan seterusnya.

xv
ABSTRAKSI

Penelitian ini membahas tentang persalinan dalam Al-Qur`an dan


ilmu kebidanan yang difokuskan pada kajian surat Maryam ayat 22-26.
Alasan penulis memilih surat Maryam ayat 22-26 adalah karena pada surat
Maryam ayat 22-26, Allah Swt. menggambarkan proses persalinan, yang
dimulai dengan rasa sakit atau dalam ilmu kebidanan yang disebut dengan
kontraksi, serta posisi ideal dalam persalinan. Kemudian juga, dijelaskan
tentang makanan terbaik saat menjelang persalinan dan pascapersalinan.
Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat library
research (kepustakaan). Sumber data utamanya adalah berupa kitab-kitab
tafsir, terutama kitab tafsir ilmi dan buku-buku ilmu kebidanan. Teknik
analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan metode
deskriptif dan komparatif. Tahapan penelitian yang penulis tempuh, berawal
dari pengumpulan data atau buku tentang persalinan, kemudian penulis mulai
mengkaji penafsiran surat Maryam ayat 22-26, selanjutnya penulis
menguraikan dan mengkomprasikan persalinan pada surat Maryam ayat 22-
26 menurut penafsiran ulama dengan persalinan menurut ilmu kebidanan,
kemudian mengambil kesimpulan dari perbandingan keduanya tersebut.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses persalinan dalam surat
Maryam ayat 22-26 dikatakan, setelah Maryam mengetahui dirinya hamil, ia
mengasingkan diri ke tempat yang jauh. Dan ketika persalinan itu sudah
dekat, Maryam merasakan rasa sakit kontraksi yang sangat luar biasa yang
memaksanya ia bersandar pada pangkal pohon kurma. Kemudian Allah Swt.
memerintahkan Maryam untuk menggerakkan pangkal pohon kurma agar
buah kurma itu jatuh dan untuk dimakan oleh Maryam setelah melahirkan
guna mengembalikan tenaganya yang hilang selama proses persalinan.
Proses persalinan yang ada dalam ilmu kebidanan ternyata tidak
bertentangan dengan proses persalinan yang ada di dalam Al-Qur`an yaitu
tercantum dalam surat Maryam ayat 22-26. Akan tetapi, Al-Qur`an tidak
menjelaskan secara detail mengenai proses persalinan karena sebagian isi Al-
Qur`an bersifat universal yang membutuhkan penjelasan. Di dalam ilmu
kebidanan dijelaskan, sebagai tanda awal persalinan sudah dekat diawali
dengan adanya kontraksi, sebagaimana yang tersirat pada surat Maryam ayat
22. Kemudian posisi bersandar yang dijelaskan dalam Al-Qur`an, ternyata
dalam ilmu kebidanan posisi tersebut merupakan posisi yang terbaik bagi ibu
melahirkan. Karena mendukung gaya gravitasi, agar bayi mudah dan cepat
keluar serta mengurangi robekan pada jalan lahir. Kemudian anjuran untuk

xvi
memakan buah kurma yang matang sebelum dan setelah melahirkan, ternyata
ini dibenarkan oleh dunia medis. Karena buah kurma yang matang
mengandung karbohidrat yang mudah dicerna oleh tubuh, kalori yang sangat
tinggi, zat besi dan kalsium, serta masih banyak kandungan yang lainnya
yang berguna untuk wanita nifas.
Jika dilihat dari hasil telaah teori penyebab terjadinya persalinan
menurut Saifuddin, bahwa dalam hal penurunan hormon, Maryam merasakan
kontraksi yang sangat luar biasa disebabkan oleh gerakan janin yang akan
keluar. Sedangkan, dalam hal penurunan fungsi plasenta, ketika usia
kandungan Maryam semakin tua atau telah cukup bulan (sembilan bulan),
maka terjadilah persalinan pada Maryam (melahirkan Nabi Isa as).

Kata Kunci : Persalinan, Surat Maryam ayat 22-26, dan Ilmu Kebidanan

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan atau melahirkan adalah salah satu peristiwa penting dalam


hidup manusia. Seperti halnya pernikahan yang mendahuluinya. Peristiwa
yang membawa sejuta makna dalam hidup. Persalinan bagi sebuah
keluarga penuh dengan makna. Sebuah pemaknaan yang menyertakan
beberapa persiapan sebelumnya. 1

Bagi seorang perempuan, hamil dan melahirkan adalah sesuatu yang


bersifat alamiah dan kodrati. Bahkan akan dirasakan ada sesuatu yang
kurang jika ada seorang perempuan yang tidak bisa hamil dan tidak mau
melahirkan anak. Namun, hamil dan melahirkan sesungguhnya bukan
sekedar persoalan yang bersifat kodrati, akan tetapi ia merupakan
kelanjutan dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri yang sejak awal
telah ditetapkan oleh Allah Swt. sebagai khalifah-Nya.2

Persalinan normal adalah anugerah bagi perempuan dari Allah Swt.


yang telah terekam di dalam Al-Qur`an melalui pengalaman Siti Maryam
ibu Nabi Isa as., yang tercantum di dalam surat Maryam ayat 22-26.3

1
Mugi Rahayu, Persalinan Maryam Melahirkan Keshalihan, (Yogyakarta: CV.
Pradita Utama, 2017), Cet. Ke-4, h. 100
2
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an dan Badan Litbang & Diklat Kementrian
Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kesehatan dalam Perspekif
Al-Qur`an, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2009), Cet. 1, h. 58
3
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Kehamilan dan Persalinan: antara fisik, psikis,
dan spiritualitas islam, (Bandung: Pustaka Semesta, 2015), Cet. Ke-2, h. 53

1
2

‫ت قىػٍب ىل‬ ُّ ‫ت َٰيػلىٍيتىً ٍِن ًم‬ ً ‫ فىاىجاۤءىا الٍمخاض اً َٰٰل ًج ٍذًع الن‬٢٢ ‫صيِّا‬ ً ‫ت بًوۡ م ىكا نا قى‬
ٍ ‫َّخلىةۡ قىالى‬ٍ ‫ى ىى ى ى ي‬ ‫ى‬ ٍ ‫فى ىح ىملىتٍوي فىانٍػتىبى ىذ‬
ۡ‫ ىكيىّْز ٍم‬٢٢ ‫ك ىس ًريِّا‬ ً ُّ‫ فىػنىادَٰىها ًمن ىٍَتتًهاۡ اىََّّل ىٍَتزًِن قى ٍد جعل رب‬٢٢ ‫َٰى ىذا كيكٍنت نىسيا َّمٍن ًسيِّا‬
ً ‫ك ىٍَتتى‬
‫ىى ى ى‬ ٍ‫ى‬ ‫ى ٍ ى‬ ‫ى ي ٍن‬
ً ً
‫ِب ىكقىػّْر ٍم ىعٍيػننا ۡفىا َّما تىػىريً َّن م ىن الٍبى ىش ًر‬ ً ً ً ً ً ًً ً ‫اًلىي‬
ٍ ً‫ فى يكل ٍي ىكا ٍشىر‬٢٢ ۡ ‫َّخلىة تي َٰسق ٍط ىعلىٍيك يرطىبنا ىجنيِّا‬ ٍ ‫ك ِب ٍذًع الن‬ ٍ
ً ً
٢٢ ۡ ‫ص ٍونما فىػلى ٍن اي ىكلّْ ىم الٍيىػ ٍوىـ انٍسيِّا‬ ً ً
‫ْح ًن ى‬
َٰ ٍ ‫ت ل َّلر‬
‫ِن نى ىذ ٍر ي‬
ٍّْ ‫لۡ ا‬ ٍ ً‫اى ىح نداۡ فىػ يق ٍو‬
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan
melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon
kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan. Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu
bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai
di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu,
niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika
kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya
aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”
(Q.S. Maryam[19]:22-26)

Bila dipahami isi ayat ini mengandung makna yang sangat dalam
terhadap kebutuhan-kebutuhan menjelang persalinan yang disampaikan
kepada perempuan. Hal yang paling utama dalam ayat ini adalah
bagaimana perempuan mengelola dirinya mengatasi perubahan apapun
yang terjadi pada fisiknya. Persalinan yang aman tidak tergantung pada
kecanggihan teknologi.4

Sebagai agama yang universal, Islam sangat mendukung persalinan


normal. Karena persalinan normal menawarkan kebaikan-kebaikan
terbaik pada saat hamil hingga persalinan bahkan setelah nifas, baik pada
dirinya bayi yang dilahirkannya maupun keluarga serta orang-orang
disekitarnya. Banyaknya pengalaman perempuan yang merasakan
4
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Kehamilan dan Persalinan: antara fisik, psikis,
dan spiritualitas islam, Cet. Ke-2, h. 54
3

persalinan normal dari keinginan sehat pada saat hamil menyatakan


bahwa mereka merasakan menjadi ibu sejati setelah merasakan
persalinan normal. Oleh karena persalinan normal mereka dapat
menggunakan kekuatan apapun yang ada di dalam dirinya agar bayinya
terlahir selamat dan mendengar tangisan bayinya pertama kali ke muka
bumi.5

Dalam dunia kebidanan, proses persalinan normal terjadi melalui


empat tahapan atau kala yaitu: Persalinan kala satu6: kala satu
berlangsung dari permulaan persalinan sungguhan sampai pembukaan
lengkap.7 Persalinan kala dua8: persalinan kala dua berlangsung dari
akhir kala satu, yaitu setelah pembukaan lengkap sampai lahirnya
bayi.9Persalinan kala tiga10: yaitu lahirnya placenta.11 Persalinan kala
empat12: kala empat dimaksudkan untuk melakukan observasi. 13

5
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Kehamilan dan Persalinan: antara fisik, psikis,
dan spiritualitas islam, Cet. Ke-2, h. 52
6
Persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi ostium
externum. Leher rahim akan membuka mulai dari 1 cm hingga membuka maksimal (10 cm).
Tahap satu adalah tahap terlama dari tahap persalinan lainnya. Pada tahap ini dibagi menjadi
2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
7
Harry Oxorn dan William R. Forte, Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), h. 106
8
Kala ini dimulai ketika pembukaan sudah mencapai 10 cm (bukaan sempurna).
Bagi persalinan pertama (primapara, peristiwa ini akan berlangsung selama 1½ sampai 2
jam. Sedangkan pada multipara (yang sudah pernah melahirkan) berlangsung selama ½
sampai 1 jam. Pada kala ini rasa his akan semakin kuat, cepat, dan lebih lama dibandingkan
kala satu.
9
Harry Oxorn dan William R. Forte, Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan, h. 111
10
Persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Plasenta biasanya
lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat, yakni setelah bayi lahir.
11
Harry Oxorn dan William R. Forte, Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan, h. 121
12
Kala ini berlangsung sekitar dua sampai enam jam setelah melahirkan, dokter
atau bidan akan mengawasi perkembangan kondisi untuk menghindari terjadinya komplikasi
seperti perdarahan pasca-persalinan. Selama dua jam pertama, organ-organ ibu mengalami
penyesuaian awal terhadap keadaan tidak hamil dan sistem tubuh mulai stabil.
4

Setiap perempuan menginginkan persalinannya berjalan lancar dan


dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan
secara normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalami
hambatan dan harus dilakukan melalui operasi caesar. Hal ini berarti
janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan hanya bisa diselamatkan
jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi caesar.14 Tindakan operasi
merupakan salah satu jalan untuk menolong persalinan sehingga tercapai
“well born baby and well healthy mother.15

Meskipun pada masa lalu Sectio Caesarea (SC) masih menjadi hal
yang menakutkan namun dengan berkembangnya kecanggihan bidang
ilmu kedokteran, kebidanan pandangan tersebut mulai bergeser.16 Operasi
caesar tidak lagi menjadi pilihan alternatif ibu melahirkan karena ada
gangguan pada janin maupun ibu sendiri, akan tetapi menjadi trend
masyarakat untuk menentukan tanggal lahir. Sebagaimana terdapat
fenomena dan tren menarik beberapa tahun terakhir. Orangtua
menginginkan kelahiran buah hatinya pada hari atau tanggal cantik,
seperti 01-11-2011, 12-12-2012.17 Atau entah karena banyak calon ibu
yang khawatir dan takut menjalani persalinan normal, karena mendengar
cerita-cerita seram mengenai rasa sakit yang dialami saat menjalani
persalinan normal.

13
Annisa UI Mutmainnah, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir,
(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), h. 12
14
Novianti Sihombing, dkk., “DeterminanPersalinan Sectio Caesarea Di Indonesia
(Analisis Lanjut Data Riskesda 2013)”, dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi, 29 Juni 2017,
h. 64
15
Harry Oxorn dan William R. Forte, Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan, h. 164
16
Novianti Sihombing, dkk., “DeterminanPersalinan Sectio Caesarea Di Indonesia
(Analisis Lanjut Data Riskesda 2013)”, dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi, 29 Juni 2017,
h. 64
17
Sudirman, Fiqh Kontemporer (Contemporary Studies of Fiqh), (Yogyakarta: CV.
Budi Utama, 2018) h. 46
5

Sebenarnya kemajuan teknologi di bidang kesehatan sekarang telah


banyak membantu mengurangi rasa sakit dan tidak harus memilih operasi
caesar sebagai solusi terakhir. Salah satunya adalah metode ILA
(Intrathecal Labor Analgesia)18 atau ada yang menyebut juga metode
Salsabila19.20 Selain metode ILA, berbagai macam metode alternatif
lainnya yang bisa dipilih untuk mengurangi rasa sakit selama persalinan
yaitu: Water Birth21, home birth22, hypno birth23, dan lain sebagainya.24
Metode persalinan tanpa rasa sakit tersebut dapat mengurangi rasa nyeri,
bahkan menghilangkan rasa nyeri sama kali.25

Menurut WHO, di seluruh dunia setiap tahunnya terdapat 18.5 juta


persalinan dengan SC. Organisasi WHO telah menetapkan standar rata-
rata SC untuk suatu negara yaitu 10-15%, standar ini telah ditetapkan
sejak tahun 1985. Semenjak hal itu angka kejadian SC meningkat baik di

18
Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit ke dalam
ruang saraf tulang belakang melalui punggung. Obat ini akan bekerja di sistem saraf dengan
mengeblok rasa sakit yang dihasilkan kontraksi rahim. ILA diberikan saat persalinan sudah
berlangsung dan telah memasuki pembukaan 3 cm.
19
Metode salsabila dalam dunia medis disebut dengan metode ILA (Intrathecal
Labor Analgesia)
20
Dizzman, “Asyiknya Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode ILA”,
https://www.kompasiana.com/dizzman/5b4812705e13732efe22c5f7/asyiknya-melahirkan-
tanpa-rasa-sakit-dengan-metode-ila, diakses tanggal 1 Februari 2020
21
Water birth adalah metode bersalin di dalam air. Persalinan dilakukan dengan
Bunda duduk berendam dalam kolam air hangat dengan suhu antara 33-37 derajat Celcius.
Proses melahirkan di dalam air bisa dilakukan hingga tahap akhir, yaitu hingga bayi lahir
atau hanya selama tahap pertama melahirkan atau fase aktif. Proses water birth sama dengan
persalinan lainnya dan harus didampingi bidan atau dokter kandungan serta tenaga medis
lainnya.
22
Home birth merupakan metode melahirkan yang dilakukan di rumah dengan
mendatangkan bidan atau tenaga medis profesional dalam prosesnya.
23
Hypno birth adalah metode yang menggunakan self-hypnosis (hipnotis diri
sendiri) dan teknik relaksasi untuk membantu calon ibu merasa siap serta mengurangi
persepsi akan ketakutan, kecemasan atau tegang, dan rasa sakit saat melahirkan.
24
Kurniati Solekha, “8 Metode Alternatif Persalinan dengan Rasa Sakit Minimal”,
https://kumparan.com/babyologist/metode-alternatif-persalinan-untuk-mengurangi-rasa-
sakit-saat-melahirkan, diakses tanggal 1 Februari 2020
25
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2014), Cet. Ke-1, h. 11
6

negara maju maupun negara berkembang, sedangkan angka persalinan


SC di rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di rumah sakit
swasta bisa lebih dari 30%.26 Di Indonesia gambaran persentase ibu yang
melahirkan secara sectio caesarea di tahun 2010 sudah melampaui
standard maksimal WHO. Sementara data lain dari RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta menyebutkan bahwa dari persalinan sebanyak
404 perbulan didapati 30% persalinan dengan sectio caesarea, dan sekitar
13,9% merupakan permintaan sectio caesarea yang dilakukan tanpa
pertimbangan medis.27

Menurut Departemen Kesehatan (DepKes) angka kejadian sectio


caesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2011
adalah ± 1.200.000 dari ± 5.690.000 persalinan atau sekitar 24.8% dari
seluruh persalinan .28 Akan tetapi, semenjak era JKN-KIS (Jaminan
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) hampir 57% ibu melahirkan
memilih operasi cesarea. Untuk itu diperlukan regulasi lebih kuat dari
pemerintah untuk menertibkannya. Menurut laporan Tim Kendali Mutu
dan Kendali Biaya (KMKB) JKN-KIS, jumlah tindakan SC terus
meningkat setelah Indonesia melaksanakan JKN-KIS. Bahkan Jumlah
persalinan dengan JKN-KIS tahun 2014-2018 tercatat sebanyak 57%
memilih persalinan lewat operasi cesarea, sisanya 43% normal.29

26
Aini Latifah, dkk., “Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Perubahan Nyeri Pada
Ibu Post SC”, dalam Jurnal Midwife Journal, Vol. 5 No. 1 Januari 2019
27
Fini fajrini, “Analisis Hubungan antara Pengetahuan, Psikologi dan Pengalaman
Bersalin Ibu dengan Pemilihan Proses Persalinan Normal atau Caesarea pada Pasien
Melahirkan di RSIA Hermina Ciputat”, dalam Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 12
No. 2 Juli 2016
28
Rini Wahyuni dan Siti Rohani, “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Riwayat Persalinan Sectio Caesarea”, dalam Jurnal Wellness And Healthy Magazine, Vol. 1
No. 1 Februari 2019, h. 1
29
Dina Manafe, “Operasi Cesarea Meningkat di Era JKN-KIS,”
https://www.beritasatu.com/kesehatan/587529-operasi-cesarea-meningkat-di-era-jknkis,
diakses pada tanggal 11 Maret 2020
7

Belakangan ini di media sosial, kembali ramai diperbincangkan


teknik melahirkan ala Maryam30. Teknik ini diklaim membantu ibu
melahirkan dengan minim cedera dan tidak terlalu sakit. Pengobatan Akhir
Zaman (PAZ)31 yang dikembangkan oleh ustadz Haris Moedjahid dan
bidan Nuraini, mereka telah menerapkan metode ini di Klinik Bersalinnya
dan sudah membuktikannya, bahwa dengan konsep melahirkan ala
Maryam ibunda nabi Isa as., melahirkan menjadi lebih mudah, tidak
terlalu sakit, dan tanpa jahitan. Menurut praktisi Persalinan Maryam (PM)
Mugi Rahayu, AmdKeb, SFil, MPH teknik ini mulai berkembang dan
disukai para ibu pada tahun 2012.32

Ada kesan bahwa orang-orang yang mendengung-dengungkan


persalinan Maryam itu karena tenaga medis tidak pro dengan persalinan
normal. Ini adalah sebuah kekeliruan. Dalam ilmu kedokteran, operasi
sesar adalah tindakan darurat yang hanya boleh dilakukan dengan indikasi
medis tertentu, baik untuk menyelamatkan ibu hamil, si janin, atau kedua-
duanya. Tanpa ada indikasi medis, maka persalinan tetap diusahakan
secara normal, sampai ada kondisi darurat yang mengharuskan untuk
dioperasi.33

30
Posisi melahirkan dalam posisi berdiri dengan berendam di air setinggi lutut.
Posisi berdiri ambil dari gerakan Maryam menggoyang pohon kurma. Sedangkan melahirkan
di kolam setinggi lutut mereka ambil dari perkatan Jibril yang menggambarkan bahwa ada
sungai di bawah Maryam. Dalam dunia medis, perempuan hamil perlu didukung untuk
melahirkan dalam posisi yang dia sukai seta paling membuatnya nyaman dan senang,
termasuk dalam posisi tergak (upright position) semacam duduk, jongkok, atau berdiri.
31
PAZ adalah ilmu metode pengobatan rasional empiris berfokus pada bagaimana
membuat tubuh dalam kondisi fitrahnya ke titik 0.0 sehingga badan sehat bebas penyakit.
32
Rosmha Widiyani, “Ramai di Medsos, Ini Teknik Bersalin Maryam yang Diklaim
Tanpa Robekan”, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4686475/ramai-di-medsos-ini-
teknik-bersalin-maryam-yang-diklaim-tanpa-robek, diakses tanggal 30 januari 2020
33
M. Saifudin Hakim, “Kritik atas Istilah Persalinan Syar‟i, Persalinan Maryam,
Persalinan Al-Qur`ani,” https://muslim.or.id/52258-persalinan-syari-persalinan-maryam-
persalinan-qurani-1.html, diakses tanggal 5 Januari 2020
8

Dirjen Pelayanan Medik DepKes dan Kesos Prof. Dr. dr. M. Ahmad
Djojosugito belum lama ini menegaskan sesuai kode etik kedokteran,
operasi caesar hanya dapat dilakukan jika dokter memiliki alasan yang
tepat. Menurut Dirjen Pelayanan Medik dan Kesos, seleksi terhadap
permintaan operasi caesar perlu dilakukan agar para dokter dan rumah
sakit yang memiliki fungsi sosial tidak berkecenderungan menjadi
lembaga dan profesi bisnis.34 Akan tetapi, jika seorang dokter spesialis
obstetri dan ginekologi melakukan tindakan caesar berdasarkan
permintaan pasien tanpa adanya indikasi obstetri yang nyata itu bukanlah
pelanggaran etik. Pada pertemuan terakhir dalam Pertemuan Ilmiah
Tahunan (PIT) POGI di Jakarta, Juli 2011, telah disepakati, dilakukan
perubahan pada standar kode etik POGI yang menyatakan bahwa tindakan
sectio/caesar atas permintaan pasien bukanlah merupakan suatu bentuk
pelanggaran etik selama dilakukan suatu informed consent khusus, yaitu
adanya surat persetujuan tindakan medik bedah caesar dengan format
khusus dan dijelaskan langsung oleh dokter yang akan melakukan
tindakan, didampingi saksi dari pihak dokter, dan saksi dari pihak pasien,
yang berisi: Pertama, permintaan secara eksplisit tertulis bahwa dengan
ini pasien meminta untuk dilakukan tindakan seksio sesarea. Kedua,
bahwa pasien telah dijelaskan oleh dokter yang membedah tentang:
persalinan secara caesar akan dilakukan walaupun telah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter bahwa pasien dapat melahirkan per vaginam.,
persalinan melalui caesar tidak lebih baik jika dibandingkan dengan

34
Imbalo S. Pohan, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, (Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 2006), h. 450
9

persalinan per vaginam, adanya risiko yang dapat timbul pada ibu dan
janin berkaitan dengan tindakan bedah caesar.35

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk mengkaji tentang


persalinan dalam Al-Qur`an dilihat dari kacamata ilmu kebidanan. Dalam
penelitian ini, penulis akan menganalisa proses persalinan melalui sudut
pandang tafsir dan ilmu kebidanan. Adapun alasan penulis memilih surat
Maryam ayat 22-26 di antaranya karena pada surat Maryam ayat 22-26,
Allah Swt. menggambarkan proses persalinan, yang dimulai dengan rasa
sakit atau dalam ilmu kebidanan yang disebut dengan kontraksi, serta
posisi ideal dalam persalinan. Kemudian juga, dijelaskan tentang makanan
terbaik saat menjelang persalinan dan pascapersalinan.

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah penulis paparkan di


atas, maka lahirlah penelitian penulis dengan judul “Persalinan
Perspektif Mufassir Dan Ilmu Kebidanan (Kajian Surat Maryam
Ayat 22-26).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka


penulis mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya:

1. Banyaknya calon ibu yang khawatir dan takut menjalani persalinan


normal, yang pada akhirnya persalinan caesar menjadi pilihannya.
2. Semakin meningkatnya persentase angka persalinan caesar dari tahun
ke tahun baik itu ada indikasi medis yang membahayakan pada ibu

35
Wawang Sukarya, “Sebuah Kajian Etik: Bolehkah Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi Melakukan Tindakan Sesar Berdasarkn Permintaan Pasien Tanpa Indikasi
Obstetrik Yang Nyata?” dalam jurnal Etika Kedokteran Indonesia, Vol. 1 No. 1 Oktober
2017
10

atau bayi maupun atas permintaan pasien untuk menghindari rasa


sakit saat melahirkan normal.
3. Muncul berbagai metode persalinan yang bisa mengurangi rasa sakit
selama persalinan.
4. Metode persalinan PAZ yang telah terinspirasi dari Sayyidah Maryam
dalam Al-Qur`an, yang kini sedang ramai diperbincangan di media
sosial menuai pro kontra.
5. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang implementasi
meminimalisir rasa nyeri yang timbul saat persalinan.
6. Kebutuhan untuk menganalisa penafsiran surat Maryam ayat 22-26
mengenai persalinan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar
pembahasan lebih terarah dan mudah difahami maka penulis akan
membatasi masalah ini hanya terfokus pada pembahasan Persalinan
Perspektif Mufassir Dan Ilmu Kebidanan (Kajian Surat Maryam Ayat 22-
26).
D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka permasalahan tersebut dapat


dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran surat Maryam ayat 22-26 menurut ulama


tafsir klasik dan kontemporer?
2. Bagaimana implementasi persalinan dalam Al-Qur`an pada ilmu
kebidanan?
E. Tujuan Penelitian

Merujuk pada judul skripsi dan perumusan masalah yang telah


dikemukakan, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
11

1. Untuk menjelaskan bagaimana penafsiran surat Maryam ayat 22-


26.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi persalinan dalam Al-
Qur`an pada ilmu kebidanan.
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan dapat


memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan


pengetahuan ilmiah pada bidang tafsir, kedokteran dan kesehatan.
Khususnya mengenai persalinan dalam perspektif Al-Qur`an dan
kebidanan.

2. Secara Praktis
a. Menambah wawasan penulis secara mendalam mengenai
Persalinan dalam Perspektif Al-Qur`an dan Ilmu Kebidanan.
b. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca bagaimana
implementasi persalinan menurut Al-Qur`an dan ilmu
kebidanan.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka mendapatkan
gelar S1 Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah.
G. Tinjauan Pustaka
Untuk menguji kemurnian hasil penelitian ini, terlebih dahulu
dilakukan tinjauan pustaka atau telaah untuk menguatkan bahwa
penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, yakni dengan meneliti
12

karya ilmiah yang membahas tentang persalinan. Oleh karena itu penulis
berupaya meneliti karya ilmiah berupa skripsi yang serupa dengan
penelitian ini.
1. Skripsi yang disusun oleh Elliya Narullitha, jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada tahun 2015,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang
berjudul “Konsep Pendidikan Karakter Dalam Surat Maryam
(Kajian Kritis Surat Maryam Ayat 12-20)”. Dalam skripsi ini
Elliya Narullitha menjelaskan bahwa nilai-nilai pendidikan
karakter yang terkandung dalam surat Maryam ayat 12-20 yakni:
Cinta kepada Allah Swt., cinta kepada kedua orangtua, cinta
kepada sesama, cinta ilmu, menjaga kehormatan, tawakkal, dan
kejujuran. Adapun bentuk pendidikan karakter dalam surat
Maryam ayat 12-20 terdapat 4 macam bentuk pendidikan karakter
dalam surat Maryam yakni: pendidikan berbasis nilai religius,
pendidikan karakter berbasis nilai kultur (berbentuk budi pekerti),
pendidikan karakter berbasis lingkungan sosial, dan pendidikan
karakter berbasis potensi diri.36 Skripsi ini dapat memberi
kontribusi untuk judul yang penulis ambil yaitu terkait tentang
kajian surat Maryam ayat 23-26. Persamaannya dengan skripsi
yang penulis kaji yaitu sama-sama membahas tentang surat
Maryam. Adapun perbedaannya yaitu dalam skripsi ini penulis
tidak membahas masalah konsep pendidikan karakter.
2. Skripsi yang disusun oleh Laurensia Maria Nindia Bernita, jurusan
Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi pada tahun 2017,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Klasifikasi

36
Elliya Narullitha, “Konsep Pendidikan Karakter Dalam Surat Maryam (Kajian
Kritis Surat Maryam Ayat 12-20)”, Skripsi, (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, 2015), t.d.
13

Persalinan Normal atau Caesar Menggunakan Algoritma C4.5 ” .


Dalam skripsi ini Laurensia membahas penambahan data untuk
mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dapat
diimplementasikan dengan baik menggunakan algoritma
37
C4.5. Skripsi ini dapat memberi kontribusi untuk judul yang
penulis ambil yaitu terkait tentang persalinan. Persamaannya
dengan skripsi yang penulis kaji yaitu sama-sama membahas
tentang persalinan normal dan caesar. Adapun perbedaannya yaitu
dalam skripsi ini penulis membahas persalinan yang terdapat di
dalam Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.
3. Skripsi yang disusun oleh Dwi Prastika, jurusan Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tahun 2017,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Persalinan Terhadap
Kecemasan Primigravida Trimester III Di Puskesmas Ciputat”.
Dalam skripsi ini Dwi membahas mengenai ibu hamil primigravida
trimester III di puskesmas Ciputat yang menjadi sampel pada
umumnya mengalami kecemasan sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang persalinan. Rata-rata kecemasan ibu
primigravida trimester III tertinggi adalah pada usia <20 yaitu
26,50 sedangkan pada usia 20-35 lebih kecil yaitu 22,00. Skor
kecemasan ibu primigravida trimester III sebelum diberikan
intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan tertinggi yaitu
28 dan terendah 17, dengan rata-rata skor kecemasan yaitu 22, 53.
Sedangkan skor sesudah diberikan intervensi pendidikan kesehatan
tentang persalinan tertinggi yaitu 26 dan terendah 13, dengan rata-

37
Laurensia Maria Nindia Bernita, “Klasifikasi Persalinan Normal atau Caesar
Menggunakan Algoritma C4.5,” Skripsi, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2017),
t.d.
14

rata skor kecemasan 19,41.38 Skripsi ini dapat memberi kontribusi


untuk judul yang penulis ambil yaitu terkait tentang persalinan
dalam ilmu kebidanan. Persamaannya dengan skripsi yang penulis
kaji yaitu sama-sama membahas tentang persalinan. Adapun
perbedaannya yaitu dalam skripsi ini penulis tidak hanya
membahas mengenai persalinan dalam ilmu kebidanan saja. Akan
tetapi, penulis juga membahas mengenai persalinan di dalam Al-
Qur`an.
4. Karya tulis ilmiah yang disusun oleh Indah, program studi diploma
III kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tahun
2018, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang berjudul
“Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. “N” Dengan
Usia Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01
Juli 2018”. Dalam skripsi ini Indah menjelaskan bahwa Asuhan
kebidanan pada Ny“N” dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD
Syekh Yusuf Gowa tahun 2018. Asuhan ini dilakukan dengan
tekhnik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai
dari pengkajian dan analisa data dasar. Pada kasus Ny”N”
didapatkan data dasar dengan usia kehamilan 34-36 minggu dan
adanya pengeluaran lendir dan darah disertaipelepasan air.
Diagnosa Ny”N” dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh
Yusuf Gowa tahun 2018 ditegakkan berdasarkan adanya keluhan
yaitu nyeri pada perut bagian bawah tembus belakang, yang
ditandai adanya pengeluaran lendir dan darah disertai pelepasan
air. Sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan`semakin lama
semakin sering dan kuat, serta pada pemeriksaan dalam didapatkan

38
Prasetyo Nugroho, “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Persalinan
Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester III Di Puskesmas Ciputat,” Skripsi, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2017), t.d.
15

pembukaan serviks 3 cm.39 Skripsi ini dapat memberi kontribusi


untuk judul yang penulis ambil yaitu terkait tentang persalinan.
Persamaannya dengan skripsi yang penulis kaji yaitu sama-sama
membahas persalinan dalam ilmu kebidanan. Adapun
perbedaannya yaitu dalam skripsi ini penulis tidak hanya
membahas persalinan dalam ilmu kebidanan, akan tetapi penulis
juga membahas persalinan dalam A-Qur`an.

5. Skripsi yang disusun oleh Qoth‟i Arifah, jurusan Ilmu Al-Qur`an


dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah pada tahun 2019,
Institut Agama Isalm Negeri Surakarta yang berjudul “Kelahiran
Nabi Isa As Dalam Al-Qur`an dan AlKitab (Studi Komparasi
Antara Penafsiran Quraish Shihab dan Matthew Henry)”. Dalam
skripsi ini Qoth‟i menjelaskan bahwa Al-Qur‟an menggambarkan
tentang waktu dan tempat kelahiran nabi Isa As. dalam surat
Maryam ayat 22-25, Quraish Shihab menafsirkan bahwa tempat
Maryam melahirkan yaitu di bawah pohon kurma. Lokasi Maryam
melahirkan pada saat itu adalah daerah Bethlehem, di Yudea yang
termasuk bagian dari Palestina. Quraish Shihab juga membenarkan
pendapat para pakar baik muslim maupun non muslim yang
menegaskan bahwa kelahiran Isa As. bukanlah pada bulan
Desember. Sedangkan Alkitab menggambarkan tentang waktu dan
tempat kelahiran nabi Isa As. secara mendetail hanya dalam Injil
Lukas dan Matius. Dalam Lukas disebutkan pada pasal 2 ayat 6-8
dan dalam Matius disebutkan dalam pasal 2 ayat 1-2. Matthew
Henry menafsirkan tempat Maria melahirkan adalah di kandang

39
Indah, “Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. “N” Dengan Usia
Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018”, Karya Ilmiah,
(Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin, 2018), t.d.
16

domba dengan ditemani Yusuf (tunangannya). Matthew Henry


menyatakan secara langsung bahwa tempat itu adalah daerah
Bethlehem. Sedangkan mengenai waktu kelahiran Isa, Quraish
Shihab dan Matthew Henry sama-sama tidak mengatakan secara
spesifik tanggal, bulan dan tahunnya. Tetapi, Henry mengatakan
bahwa Yesus dilahirkan pada masa Yudea dipimpin oleh Raja
Herodes.40 Skripsi ini dapat memberi kontribusi untuk judul yang
penulis ambil yaitu terkait tentang persalinan dalam Al-Qur`an.
Persamaannya dengan skripsi yang penulis kaji yaitu sama-sama
membahas tentang kisah persalinan. Adapun perbedaannya yaitu
dalam skripsi ini penulis tidak membahas persalinan menurut
alkitab.

H. Kerangka Teori

Untuk menunjang penelitian ini penulis mengambil teori penyebab


terjadinya persalinan menurut Prof. Abdul Bari Saifuddin, beliau adalah
ketua umum POGI (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) yang
menjabat pada tahun 1990-1993. Adapun teorinya adalah sebagai
berikut:

1. Teori penurunan hormon


Penurunan kadar esterogen dan progesteron, seperti telah
diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2
minggu sebelum partus dimulai.
2. Teori plasenta menjadi tua

40
Qoth‟i Arifah, “Kelahiran Nabi Isa As Dalam Al-Qur`an dan AlKitab (Studi
Komparasi Antara Penafsiran Quraish Shihab dan Matthew Henry)”, Skripsi, (Surakarta:
Institut Agama Isalm Negeri, 2019), t.d.
17

Terjadinya penurunan fungsi plasenta seiring dengan tuanya


kehamilan.
3. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
4. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
segera keluar.41
Dari beberapa poin teori Saifuddin di atas, penulis hanya akan
menggunakan poin 1 dan 2 untuk menganalisa mengenai
persalinan dalam Al-Qur`an surat Maryam ayat 22-26.
I. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan fakta dan data yang objektif dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik penelitian pustaka (library research)
yaitu rangkaian yang berkenaan dengan pengumpulan data dari
literatur yang berkaitan dengan judul skripsi ini.42 Jenis penelitian
telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasar pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan manusia. Penelitian ini lebih
fokus pada makna dan terkait nilai.43
2. Sumber Data
Untuk mendapat data dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan sumber data yang relevan. Sumber data yang

41
Siti Mutoharoh, dkk, Efektivitas Birth Ball Selama Kehamilan Terhadap Lama
Persalinan, (Yogyakarta: Leutika Prio, 2019), h. 16
42
Prasetyo Irawan, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),
cet. Ke-5, h. 316
43
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009),
cet. Ke-1, h. 11
18

digunakan dalam penulisan ini terdiri dari sumber data primer dan
sumber data sekunder.
a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.
Sumber data primer yang penulis gunakan yaitu berupa kitab-
kitab tafsir, terutama kitab tafsir ilmi. Buku ilmu kebidanan:
patologi & fisiologi persalinan, dan buku-buku ilmu kebidanan
lainnya.
b. Sumber data sekunder, yaitu literatur pendukung lainnya yang
relevan dengan tema penelitian ini, baik berupa tafsir Al-
Qur`an, artikel, jurnal, tulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang
dapat melengkapi data-data primer di atas.
3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini metode pengumpulan data yang


penulis gunakan adalah metode dokumentatif, yaitu dengan
mengumpulkan, memeriksa, dan mencatat data-data yang relevan
dengan tema yang dibahas dan bersumber dari kitab-kitab, buku-buku,
dan lain sebagainya.44

4. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini, penulis
menggunnakan dua metode analisis yaitu metode deskriptif dan
metode komparatif.
Metode deskriptif adalah menggambarkan hasil penelitian yang
didasarkan atas perbandingan dari berbagai sumber yang ada yang
berbicara tentang tema yang sama.45

44
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 64
45
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, (Bandung: Tarsito, 1978),
h.132
19

Sedangkan metode komparatif adalah metode yang menghimpun


sejumlah ayat-ayat Al-Qur`an, kemudian mengkaji, meneliti dan
membandingkan dengan beberapa tafsir.
Dalam penelitian ini penulis menggunankan metode komparatif
pemikiran Nashruddin Baidan (l. 1951 M). Dalam teori ini,
Nashruddin Baidan membagi tiga aspek dalam metode komparatif
yaitu:
a. Membandingkan teks (nash) ayat-ayat Al-Qur`an yang memilki
persamaan atau kemiripan redaksi yang beragam, dalam satu
kasus yang sama atau diduga sama.
b. Membandingkan ayat Al-Qur`an dengan hadis Nabi Saw. yang
pada lahirnya antara keduanya terlihat bertentangan.
c. Membandingkan berbagai pendapat para ulama tafsir dalam
menafsirkan ayat Al-Qur`an. Namun, dalam kesempatan ini
penulis hanya menerapkan satu aspek saja yaitu
membandingkan berbagai pendapat para ulama tafsir dalam
menafsirkan ayat Al-Qur`an . Sehingga menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah persalinan dalam Al-Qur`an (kajian surat
Maryam ayat 22-26).
Dalam penelitian ini penulis akan mengkomparasikan dari
beberapa penafsiran terhadap surat Maryam ayat 22-26. Oleh karena
itu, metode yang akan penulis gunakan adalah membandingkan
berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan Al-Qur`an.
5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan pada skripsi ini mengacu pada buku


Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta yang diterbitkan oleh IIQ Press, tahun 2017.
20

J. Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian dan tujuan penelitian ini, maka sistematika


pembahasan penelitian ini disusun sebagai berikut:

Bab I, pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, identifikasi


masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, membahas gambaran umum tentang persalinan. Meliputi


persalinan menurut bahasa dan istilah, persalinan menurut para ahli
obtetri, jenis-jenis persalinan, cara mengurangi rasa nyeri menjelang
persalinan. Kemudian makanan dan Minuman yang dianjurkan menjelang
persalinan.

Bab III, membahas tentang persalinan perspektif Al-Qur`an dan ilmu


kebidanan. Meliputi persalinan dalam Al-Qur`an dan kajian surat
Maryam, serta persalinan dalam ilmu kebidanan.

Bab IV, membahas penafsiran surat Maryam ayat 22-26 dan


persalinan dalam ilmu kebidanan, serta analisis mengenai persalinan
menurut Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.

Bab V, merupakan bab terakhir yang akan menggambarkan mengenai


kesimpulan dan saran dari apa yang menjadi pokok kajian dalam
penelitian ini. Dan kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka.
BAB II

DESKRIPSI UMUM TENTANG PERSALINAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan mengenai gambaran umum


persalinan sebagai kajian teori untuk mengetahui tentang proses persalinan
sebagai bahan analisis penelitian ini. Adapun gambaran umum mengenai
persalinan yang akan penulis kaji di antranya: pengertian persalinan, jenis-
jenis persalinan, cara mengurangi rasa nyeri menjelang persalinan, makanan
dan minuman yang dianjurkan menjelang persalinan.

A. Pengertian Persalinan
Masa persalinan merupakan satu tahapan yang mendebarkan bagi
setiap wanita hamil. Apalagi, jika pengalaman pertama. Setelah berbagai
upaya dilakukan saelama masa kehamilan untuk kesehatan ibu dan janin,
kini ibu akan melewati satu tahapan lagi, yaitu bersalin. Belum lagi, jika
di masa kehamilan ibu mengalami beberapa pengalaman yang tidak
menyenangkan, bahkan gangguan kesehatan atau mengetahui janin
dalam kondisi tidak normal.
Di awal persalinan, janin mulai turun ke rongga panggul, lalu
melewati jalan lahir. Proses ini berjalan bertahap dalam kurun waktu
tertentu sampai janin dan ari-ari dilahirkan. Setelah kelahiran, ibu harus
dalam kondisi sehat fisik dan psikis agar proses pengembalian organ-
organ reproduksinya (involusi) berjalan cepat. Namun, terkadang proses
persalinan tidak sesuai dengan rencana. Walaupun berbagai usaha sudah
dilakukan selama kehamilan, masalah tetap saja datang menjelang, saat,
atau sesudah persalinan.1

1
Dini Kasdu, Solusi Problem Persalinan, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 1

21
22

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian


kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri).2
1. Persalinan Menurut Bahasa dan Istilah.
Kata persalinan mempunyai persamaan arti dengan kata
melahirkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
melahirkan berarti mengeluarkan anak (dari kandungan). 3
Sedangakan dalam bahasa arab kata persalinan berasal dari kata – ‫كلد‬

‫ لدة – كَّلدا – كَّلدة‬yang berarti melahirkan.4 Kata walad dengan segala

derivasinya disebutkan sebanyak 102 kali dalam Al-Qur`an dengan


makna-makna yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Penggunaan
sebagian besar (93 kali) dalam bentuk isim atau kata benda dan hanya
9 kali dalam bentuk fi‟il atau kata kerja.
Dalam hal ini, 93 kali dalam bentuk kata benda yang tentunya
dengan makna-makna yang berbeda.
a. Bentuk pertama, yaitu al-walad ( ‫ = الولد‬anak laki-laki),

jamaknya adalah aulād ( ‫ ) اكَّلد‬yang pengertian dan

penggunaannya tidak banyak berbeda dengan kata al-ibn ( ‫اؿٳبن‬

= anak laki-laki), kata ini terulang sebanyak 56 kali, 33 kali

2
Ari Kurniarum, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, (Jakarta:
Badan Pengembagan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2016), h. 3
3
Sri Wahyuni, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007),
Cet. Ke-4, h. 521
4
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), Cet. Ke-14, h. 1580
23

dalam bentuk mufrad atau tunggal, dan 23 kali dalam bentuk


jamak.
b. Bentuk kedua, yaitu al-wālid ( ‫ = الوالد‬bapak/ayah ). Istilah ini

terulang sebanyak 3 kali.


c. Bentuk ketiga, yaitu al-wālidān atau al-wālidaini ( ‫الوالدين‬
/ ‫ = الوالداف‬ayah ibu). Untuk kedua orang tua biologis yakni ibu

dan ayah. Istilah ini digunakan sebanyak 20 kali dalam Al-


Qur`an.
d. Bentuk keempat, yaitu al-wālidah ( ‫ = الوالدة‬ibu). Istilah ini

terulang sebanyak 4 kali. 3 kali dalam bentuk mufrad ( ‫) الوالدة‬,

dan 1 kali dalam bentuk jamak ( ‫)الوالدات‬.

e. Bentuk kelima, yaitu walīdan ( ‫ = الوليدا‬waktu masih anak-

anak), disebut hanya 1 kali di dalam Al-Qur`an.


f. Bentuk keenam, yaitu al-wildān ( ‫ = الولداف‬anak-anak/anak-

anak muda), disebutkan sebanyak 6 kali dalam Al-Qur`an. 4


kali dalam arti anak-anak, dan 2 kali dalam arti anak-anak
muda.
g. Bentuk ketujuh, yaitu maulūd (‫ = مولود‬yang dilahirkan/anak),

terulang sebanyak 3 kali.


Berikutnya 9 ayat dalam bentuk fi‟il atau kata kerja, 5 di
antaranya dalam bentuk fi‟il mādhi yaitu walada dan wulida
(‫كلى ىد‬/ ً
‫ = يكل ىد ى‬melahirkan/dilahirkan), sedangkan 4 di antaranya
24

dalam bentuk fi‟il mudhāri‟ yaitu alidu-yalidu-yūladu ( , ‫ يلد‬, ‫ألد‬

‫ = يولد‬melahirkan/dilahirkan).5

Menurut istilah, persalinan adalah proses yang dimulai dengan


kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi progresif dari serviks6,
kelahiran bayi dan plasenta,7 serta persalinan akan terjadi pada usia
kehamilan 40 minggu.8
2. Persalinan Menurut Para Ahli Obstetri9
Para ahli berbeda pendapat mengenai pengertian persalinan. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Menurut Rustam Mochtar, persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri).
b. Menurut Sarwono Prawirohardjo, persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks, hingga janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.10

5
M. Quraish shihab (ed), Ensiklopedia Al-Qur`an: Kajian Kosakata, (Jakarta:
Lentera Hati, 2007), Cet. Ke-1, h. 1059-1060
6
Dilatasi berarti pelebaran, sedangkan progresif yaitu suatu perubahan yang terjadi
yang sifatnya maju, meningkat, meluas, berkelanjutan atau bertahap selama periode waktu
tertentu baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sedangkan, serviks adalah bagian bawah
rahim yang terhubung ke vagina. Maka dapat disimpulkan arti dari kata “dilatasi progresif
dari serviks yaitu perubahan pelebaran yang terjadi pada serviks.
7
Fatma Sylvana Dewi Harahap, Kehamilan dan Persalinan: antara fisik, psikis,
dan spiritualitas islam, Cet. Ke-2, h. 1
8
Ari Kurniarum, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, h. 3
9
Obstetri adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan. Termasuk di dalamnya proses sebelum, selama, dan pasca seorang wanita
melahirkan.
10
Annisa UI Mutmainah, dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
2
25

c. Menurut JNPK-KR, persalinan adalah proses dimana bayi,


plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap.11

Dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah serangkaian kejadian


dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dari rahim
ibu.

B. Jenis-jenis Persalinan.
Persalinan akan terjadi saat janin telah berumur 40 minggu atau 9
bulan 10 hari. Ketika melahirkan secara normal bayi akan keluar pada
tanggal yang telah diperkirakan sejak di awal kehamilan.12
Ada dua jenis persalinan yang dikenal di dunia kedokteran, yaitu
persalinan normal dan caesar.
1. Persalinan normal

Dalam persalinan ini, bayi keluar melalui vagina tanpa memakai


alat atau pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi
(kecuali episiotomi13), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.14
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai

11
Ai Yeyeh, dkk, Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan), (Jakarta: CV. Trans Info
Media, 2009), Cet. Ke-1, h. 2
12
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, h. 96
13
Episiotomi adalah sayatan yang dibuat pada perineum (jaringan di antara jalan
lahir bayi dan anus) pada saat proses persalinan. Tujuan utama dilakukan episiotomi
adalah untuk memperbesar jalan lahir agar bayi lebih leluasa dilahirkan. Episiotomi juga
biasanya dilakukan untuk mencegah robekan vagina atau ruptur perineum yang berat saat
melahirkan.
14
Lis Sinsin, Masa Kehamilan & Persalinan, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2008), h. 84
26

secara spontan, berisiko rendah pada persalinan awal, dan tetap


demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan
dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37
minggu sampai dengan 42 minggu lengkap.15

2. Persalinan caesar
Secara definisi adalah melahirkan bayi melalui dinding perut
dengan suatu tindakan operasi bedah dengan melakukan irisan pada
dinding perut dan dinding rahim ibu.16
Opersai caesar adalah salah satu cara persalinan yang
menggunakan metode operasi pembedahan dimana proses persalinan
ini harus dilakukan apabila sang ibu hamil mengalami kondisi yang
tidak memungkinkan untuk melakukan kelahiran normal. Adapun
penyebab dilakukannya persalinan caesar diantaranya; panggul ibu
yang terlalu kecil, adanya kelainan pada mulut rahim, kehamilan
kembar, posisi bayi yang tidak normal, bayi dalam keadaan stress, ibu
dengan penyakit serius, dan lambatnya proses persalinan, ibu yang
memiliki luka herpes, pernah melakukan bedah caesar sebelumnya,
kecelakaan yang tidak diinginkan.17
Umumnya, seorang ibu akan merasa bahagia ketika proses
persalinan semakin dekat setelah penantian panjang. Dan sebagian
akan merasa takut dan gelisah. Baik senang maupun gelisah hal

15
Annisa UI Mutmainah, dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
3
16
Irfan Rahmatullah, 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap Menjalani
Kehamilan dan Persalinan Yang Sehat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), Cet.
Ke-1, h. 229
17
Handrawan Nadesul, Kiat Sehat Pranikah, (Jakarta: Media Kompas Nusantara,
2009), h. 2
27

tersebut merupakan hal yang normal setelah seorang ibu mengandung


9 bulan.18
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin
atau prostaglandin.19
Pada umumnya, masyarakat awam hanya tahu bahwa untuk
menentukan usia kehamilan ideal untuk melahirkan yaitu 9 bulan 10
hari atau 37 minggu. Akan tetapi, berdasarkan penelitian dari
Organisasi Kesehatan untuk Ibu dan Bayi di Amerika Serikat, March
of Dimes, usia kehamilan paling ideal untuk Ibu bisa melahirkan bayi
adalah 40 minggu.20

Berdasarkan lamanya kehamilan dan berat janin adalah sebagai


berikut:

1. Abortus

18
https://www.halodoc.com/kesehatan/persalinan, diakses pada 1 Juni 2020
19
Annisa Ul Mutmainnah,dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
4
20
https://www.prenagen.com/id/usia-kehamilan-ideal-untuk-melahirkan, diakses
pada 1 juni 2020
28

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu


atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
2. Partus Immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus Prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan
2499 gram.
4. Partus Maturus atau a‟terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu. 21
C. Cara Mengurangi Rasa Nyeri Menjelang Persalinan.
Setiap ibu yang akan melahirkan pasti mengalami rasa nyeri saat
persalinan. Nyeri yang dirasakan berbeda-beda dan tidak bisa diterka
hingga persalinan tiba.
1. Pengertian Nyeri Secara Umum
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu
terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan
lainnya. Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, tergantung pada
persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai
persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu
sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun
emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan

21
Sulaiman Sastrawinata, Obstetri Fisiologi, (Bandung: Eleman, 1983), h. 222
29

atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang


akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-
lain.22
Berikut ini adalah ulasan-ulasan mengenai pengertian-pengertian
nyeri yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
a. Menurut International Association For The Study Of Pain (IASP),
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensional atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian ketika terjadi kerusakan.23
b. Menurut Ingle, mengatakan bahwa nyeri merupakan proses
kerusakan jaringan yang menyebabkan pengeluaran substansi
kimia antara lain bradikinin24, serotonin25, asetilkolin26 dan
histamine27 meningkatkan sensitivitas ujung serabut syaraf. 28
c. Menurut Melzack dan Wall, mengatakan bahwa nyeri adalah
suatu kategori pengalaman, menandakan perbedaan yang

22
Asmadi, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien, (Jakarta: Salemba Medika, 2008), h. 145
23
Sulistyo Andatmoyo, dkk, Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 16
24
Bradikinin adalah peptida aktif secara fisiologis dan farmakologis dari kelompok
protein kinin , yang terdiri dari sembilan asam amino .
25
Serotonin adalah zat kimia yang bertugas untuk membawa pesan antarsel saraf
otak. Zat ini diciptakan oleh proses biokimia dengan menggabungkan berbagai bahan seperti
asam amino triptofan, komponen protein, dan reaktor kimia yaitu hidroksilase triptofan.
Selain di otak, serotonin juga terdapat di usus, dalam trombosit darah, serta sistem saraf
pusat.
26
Asetilkolin merupakan salah satu jenis neurotransmiter (zat kimia penghantar
rangsangan saraf) yang paling umum dikenal. Senyawa neurotransmiter ini dapat ditemukan
di dalam sistem saraf organisme vertebrata. Asetilkolin berperan dalam mentransmisikan
sinyal atau rangsangan yang diterima untuk diteruskan di antara sel-sel saraf yang berdekatan
atau pada sambungan neuromuscular.
27
Histamine adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika
mengalami reaksi alergi atau infeksi.
28
Gilang Yubiliana, Hipnodontik: Hipnosis Dalam Bidang Kedokteran Gigi,
(Bandung: Unpad Press, 2010), h. 7
30

beragam, pengalaman unik yang memiliki penyebab berbeda, dan


ditandai dengan kualitas yang berbeda yang bervariasi dalam
sejumlah dimensi sensorik, afektif, dan evaluatif.29

Dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah suatu peristiwa atau


pengalaman yang tidak menyenangkan akibat proses kerusakan
jaringan yang aktual atau potensional di mana setiap individu
memiliki pengalaman dan penyebab rasa nyeri yang berbeda-beda.

2. Pengertian Nyeri Persalinan


Rasa sakit atau nyeri saat persalinan merupakan salah satu
ketakutan yang sering dipikirkan oleh wanita hamil. Apalagi bila
persalinan tersebut merupakan persalinan pertama yang dialami oleh
ibu, sangat wajar bila ibu belum memiliki gambaran seperti apa
kontraksi menjelang persalinan.
Nyeri saat persalinan pada dasarnya adalah reaksi dari kontraksi
otot rahim dan jalan lahir yang normal terjadi pada saat akan
melahirkan. Kontraksi ini bertujuan untuk melahirkan bayi dan
membuka jalan lahir.30
Menurut Cuningham, nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium31, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang
berbeda pada masing-masing individu. Dalam persalinan, nyeri yang
timbul mengakibatkan kekhawatiran dan biasanya menimbulkan rasa
takut dan stres yang dapat mengakibatkan pengurangan aliran darah
ibu dan janin. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen

29
Nike Budhi Subekti, Nyeri Persalinan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2001), h.
38
30
https://www.alodokter.com/nyeri-persalinan-bisa-diatasi, diakses pada tanggal 10
April 2020
31
Miometrium adalah lapisan tengah dari dinding rahim yang terdiri dari sel-sel otot
polos dan mendukung jaringan stroma dan pembuluh darah. Miometrium merupakan bagian
uterus yang memegang peranan penting dan terdiri atas banyak jaringan otot.
31

bawah rahim dan serviks serta adanya iskhemia32 otot rahim.


Sedangkan menurut Farer, intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan yang terjadi. Nyeri bertambah ketika mulut
rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur
panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir.33
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nyeri Persalinan

Melahirkan adalah proses yang normal dan alami walaupun untuk


melakukan proses melahirkan secara normal membutuhkan persiapan
yang matang secara fisik, mental, dan spiritual. Proses melahirkan
adalah saat yang telah ditunggu-tunggu oleh ibu hamil. Usai berjuang
selama 9 bulan pada masa kehamilannya momen ini merupakan titik
puncaknya. Berbagai bayangan tentang persalinan yang menakutkan
dan menyakitkan sering menjadi momok pada sebagian ibu yang akan
melahirkan. Padahal jika ibu mengetahui cara mengelola rasa sakit
kontraksi dan proses persalinan maka persalinan merupakan kejadian
yang tak menakutkan bahkan menjadi momen yang menyenangkan.
Kehadiran buah hati yang ditunggu-tunggu akan segera datang
melengkapi kebahagiaan rumah tangga. 34

Beberapa faktor-faktor yang memengaruhi nyeri persalinan di


antaranya adalah:

a. Faktor Internal
1) Pengalaman dan pengetahui tentang nyeri
32
Iskhemia adalah suatu keadaan kurangnya aliran darah ke organ tubuh tertentu,
yang mengakibatkan organ tersebut kekurangan oksigen. Iskemia menyebabkan terjadinya
defisiensi nutrisi dan oksigen pada jaringan atau organ tubuh yang sangat diperlukan untuk
membantu proses metabolisme sel. Seluruh organ tubuh dapat mengalami kondisi ini. Jika
tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kematian sel.
33
Sulistyo Andatmoyo, dkk, Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan, h. 50
34
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, h. 96
32

Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan


membantu mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki
koping terhadap nyeri. Ibu primipara35 dan multipara36
kemungkinan akan merespons secara berbeda terhadap
nyeri walaupun menghadapi kondisi yang sama, yaitu
persalinan. Hal ini disebabkan ibu multipara telah
memiliki pengalaman pada persalinan sebelumnya.
2) Usia
Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis
yang masih labil, yang memicu terjadinya kecemasan
sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat. Usia
juga dipakai sebagai salah satu faktor yang menentukan
toleransi terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring
bertambahnya usia dan pemahaman terhadap nyeri.
3) Aktivitas fisik
Aktivitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan
mengurangi rasa sakit menjelang persalinan, selama ibu
tidak melakukan latihan-latihan yang terlalu keras dan
berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal
ini justru akan memicu nyeri yang lebih berat.
4) Kondisi psikologis
Situasi dan kondisi psikologis yang labil memegang
peranan penting dalam memunculkan nyeri persalinan
yang lebih berat. Salah satu mekanisme pertahanan jiwa
terhadap stres adalah konversi, yaitu memunculkan

35
Primipara adalah ibu yang melahirkan yang pertama kalinya.
36
Multipara adalah ibu yang pernah melahirkan dua kali atau lebih atau wanita yang
pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali.
33

37
gangguan secara psikis menjadi gangguan fisik. Nyeri
dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa
cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi
hormone prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi
stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan
rasa nyeri.38
b. Faktor Eksternal
1) Agama
Semakin kuat kualitas keimanan seseorang, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap nyeri semakin baik karena
berkaitan dengan kondisi psikologis yang relatif stabil.
2) Support system
Tersedianya sarana dan support system (orang tua, mertua,
suami, teman atau sahabat) yang baik dari lingkungan
dalam mengatasi nyeri, dukugan dari keluarga dan orang
terdekat sangat membantu mengurangi rangsang nyeri
yang dialami oleh seseorang saat menghadapi persalinan.39
3) Lingkungan
Lingkungan yang tenang akan memberikan sensasi
kenyamanan, sebaliknya lingkungan yang ramai, berisik
akan meningkatkan sensitifitas terhadap nyeri.
4) Budaya

37
Sulistyo Andatmoyo, dkk, Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan, h. 53
38
http://www.bidankita.com/nyeri-persalinan/7/ diakses pada tanggal 27 Februari
2020
39
Sulistyo Andatmoyo, dkk, Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan, h. 54
34

Faktor sosial budaya mempengaruhi penerimaan,


interpretasi an respon terhadap nyeri selama persalinan. 40
4. Macam-macam Metode yang Bisa Mengurangi Rasa Nyeri
atau Sakit dalam Persalinan.
Rasa sakit dan nyeri saat proses persalinan merupakan proses
fisiologis yang harus dijalani calon ibu. Berbagai macam metode
digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa nyeri ini.
Mulai dari yang paling sederhana seperti hypnobirthing, akupuntur,
aromaterapi, sampai waterbirth (persalinan di air). Namun, metode
tersebut hanya bisa mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri
persalinan.
a. Hypnobirthing

Hypnobirthing adalah sebuah terapi hipnotis supaya calon ibu bisa


melahirkan tanpa rasa sakit. Hypnobirthing juga merupakan
perkembangan dari hipnosis. Jadi ide dari hynobirthing ini
sebenarnya adalah relaksasi. Melalui relaksasi calon ibu akan belajar
berkonsentrasi, agar hanya memikirkan hal-hal positif terutama
seputar masalah kesehatan ibu dan bayi serta proses persalinan yang
berjalan lancar tanpa rasa sakit, serta rasa bahagia kita menyambut
kedatangan buah hati.41

Hypnobirthing dikenal kali pertama pada saat dipublikasikannya


sebuah buku berjudul Childbirth Without Fear pada 1944 oleh
seorang pakar ginekologi, Dr. Grantly Dick-Read. Pengembangan

40
Heni Setyowati, Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian,
h. 40
41
Nadia Indivara, The Mom‟s Secret, (Yogyakarta: Pustaka Anggrek, 2009), h. 65
35

terapinya kemudian dilakukan oleh Marie Mongan yang dikenal


sebagai pendiri Hypnobirthing Institute.42

Di Indonesia, metode hypnobirthing dipopulerkan Lanny


Kuswandi dari Klinik Keluarga Prorevital, Jakarta. metode ini
dikembangkan dari berbagai riset di negara Paman Sam. Menurut
Lanny, seorang dokter asala AS, Sarah Brewer, dalam buku Super
Baby mengungkapkan kecemasan dan stres berlebihan saat ibu
bersalin mengundang rasa sakit berlebihan pada persalinan.43

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan


hipnosis dalam persalinan di antaranya adalah:

1) Dapat menurunkan kecemasan, ketegangan, dan nyeri selama


proses bersalin.
2) Mengurangi dan bahkan menghilangkan kebutuhan obat
penghilang rasa sakit dan anestesi (epidural).
3) Secara signifikan meningkatkan kecepatan dan kemudahan
proses persalinan, termasuk di dalamnya menyingkat fase
pertama dari persalinan hingga beberapa jam.
4) Perobekan perineum yang minimal atau bahkan tidak terjadi
perobekan sama sekali.
5) Memungkinkan ibu menjalani proses persalinan mengikuti
ritme alamiah tubuh sehingga bayi lahir mengikuti kontraksi
alamiah, bukan dengan dorongan paksa.
6) Ibu merasa lebih nyaman dan tenang.

42
Nia Nurdiansyah, Buku Pintar Ibu dan Bayi, (Jakarta: Bukune, 2011), h. 120
43
Bonny Danuatmaja dan Mila meiliasari, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit,
(Jakarta: Puspa Swara, 2008), h. 105
36

7) Mengurangi kelelahan pada ibu, dengan demikian


memungkinkan ibu lebih segar dan siap menyambut
bayinya.44
b. Akupuntur
Akupuntur adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang
berasal dari China penggunaan jarum-jarum yang sangat tajam pada
titik-titik tertentu di tubuh seseorang akan menstimulasi tubuh untuk
memberikan energi yang bermanfaat dalam mengatasi berbagai
penyakit,45 dan untuk mengurangi rasa sakit di area lainnya.
Penjelasan secara fisiologisnya belum ditentukan, tetapi terbukti
efektif dalam memblok rasa nyeri, termasuk nyeri pada saat
persalinan.46
Menurut akupunturis, Sandra Emmons, M.D. dari Portiand,
Oregon, AS, akupuntur mengatasi 80% - 90% sakit persalinan tahap
pertama dan 50% - 60% sakit selama fase transisi menuju persalinan
tahap kedua yang dikenal sebagai tahap paling menyakitkan,
persisinya sebelum ibu boleh mengejan.47
Saat ini, Departemen Kesehatan (Depkes) RI telah mengakui
keberadaan praktek akupuntur melalui keputusan Menkes Nomor
11860 tahun 1986. Depkes pun telah menggunakan akupuntur sebagai
salah satu terapi alternatif dalam pelayanan kesehatan formal, baik di
puskesmas maupun rumah sakit. Dalam pemanfaatannya dijaringan
pelayanan kesehatan masyarakat, orang yang dibutuhkan adalah
44
Agus Wirajaya dan Conny Widya Hermina, Hypnobirthing The Conny
Method:Menjalani Kehamilan dan Persalinan Dengan Nyaman, Tenang, Bahagia, dan
Penuh Percaya Diri, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 138
45
Chairinniza K. Graha, 100 Question dan Answers: Kolesterol, (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2010), h. 227
46
Ni Luh Gede Yasmin Asih, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, (Jakarta:
Buku Kedokteran EGC, 1995), h. 92
47
Bonny Danuatmaja dan Mila meiliasari, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, h.
107
37

praktisi kesehatan yang mendalami akupuntur. Dokter adalah profesi.


Akupunturis juga akan diupayakan menjadi profesi. Jika sudah diakui
dan merupakan profesi, kelak tindakan di rumah sakit menyertakan
akupuntur. Fungsi akupunturis dalam persalinan adalah memperlancar
persalinan, yaitu sampai ibu mengalami kontraksi yang cukup untuk
mengeluarkan bayi.48
Akupuntur belum tentu cocok bagi setiap orang. Beberapa
kondisi kesehatan berikut ini dapat meningkatkan risiko komplikasi
dan efek samping akupuntur, seperti gangguan perdarahan.
Kemungkinan perdarahan akibat jarum akan meningkat jika seseorang
memiliki gangguan perdarahan atau jika seseorang menggunakan obat
pengencer darah, seperti warfarin, jadi beri tahu praktisi akupuntur
terlebih dahulu.49
c. Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti bau harum atau
bau-bauan, dan terapi yang berarti pengobatan. Aromaterapi adalah
metode pengobatan penyakit menggunakan aroma minyak asiri atau
essensial yang dihasilkan dari tumbuhan obat. Walaupun sudah
dikenal sejak zaman dahulu, secara modern aromaterapi mulai
populer pada tahun 1928.
Bangsa Indonesia secara tradisional sebetulnya telah menjalani
praktik aromaterapi sebagai bagian dari tradisi turun temurun dari
generasi ke generasi. Sebagai contoh, kita mengenal berbagai macam
minyak gosok, seperti minyak kayu putih, minyak telon, minyak
sereh, minyak tawon, dan lain sebagainya yang dibuat dengan bahan

48
Bonny Danuatmaja dan Mila meiliasari, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, h.
112
49
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-samping-akupuntur/#gref,
diakses pada 1 Juli 2020
38

aktif minyak asiri, baik tunggal maupun kombinasi berbagai jenis


minyak.50
Banyak penelitian terkini mengemukakan bahwa aromaterapi
dengan minyak essensial mampu memberikan kenyamanan dan
mencegah terjadinya infeksi. Salah satunya adalah aromaterapi berupa
minyak essensial lavender yang mampu mengatasi nyeri dan infeksi.
Aromaterapi lavender memiliki kandungan linalool dan linalyl
acetat, yang berefek sebagai analgetik yang dapat membuat seseorang
menjadi tenang. Oleh karena itu, aromaterapi dapat menurunkan
tingkat nyeri, sakit, dan sterss pada kehamilan dan persalinan.51
Berbagai teknik digunakan dalam aromaterapi, di antaranya teknik
pijat. Teknik pijat adalah cara yang paling umum. 52 Pijat aromaterapi
dalam persalinan sangat membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang
dipijat 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih
bebas dari rasa sakit.53
d. Waterbirth
Waterbirth merupakan proses persalinan yang dilakukan di dalam
air. Proses seperti sudah banyak dilakukan di negara-negara seperti
Rusia, Amerika Serika, Singapura, dan beberapa negara di Asia
lainnya. Ibu hamil yang akan melakukan proses persalinan masuk ke
kolam yang berisi air hangat ketika mulut rahim sudah mengalami
pembukaan ditahap enam. Melahirkan di dalam air dipercaya
mengurangi rasa nyeri ketika proses persalinan dan dapat membuat
50
Adji Suranto, Pijat Anak, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), h. 19
51
Yona Desni Sagita dan Martina, “Pemberian Aromaterapi Lavender Untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Persalinan”, dalam Jurnal Wellness and Healthy Magazine,
Vol. 1 No. 2 Agustus 2019, h. 152
52
Tim Vitahealth, Hipertesi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 100
53
Bonny Danuatmaja dan Mila meiliasari, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, h.
67
39

ibu merasa lebih rilaks. Air yang hangat akan membuat sirkulasi
darah di daerah uterus berjalan dengan baik.

Tidak ada ada masalah bagi bayi yang dilahirkan dengan proses
ini karena di dalam rahim bayi tidak bernapas seperti di luar rahim.
Air kolam yang hangat membuat bayi merasa seperti masih berada di
dalam air ketuban.54

Dilansir dari health detik.com bahwasannya waterbirth dikenal


sebagai salah satu teknik untuk melahirkan. Mungkin kesannya
mutakhir dan keren, karena menggunakan teknik yang tidak
konvensional. Namun jangan asal menjalani metode ini, karena di
Indonesia belum ada standar tentang teknik melahirkan ini.

"Sampai saat ini di Indonesia belum pernah ada penelitian


terhadap metode persalinan dalam air. Penelitian baik dari sisi
medis ataupun sosial, apakah masyarakat Indonesia butuh dan
cocok menjalankan proses kelahiran ini," ujar Ketua Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), Prof. Dr.
dr. Ali Baziad, SpOG(K), dalam perbincangan dengan
detikHealth, dan ditulis pada Jumat(4/10/2013). Hingga kini,
sambungnya, Forum Obstetrik-Ginekolog Indonesia (FOGI) tidak
menyarankan kepada dokter, rumah sakit, ataupun ibu hamil
untuk melahirkan dengan metode waterbirth. Pun pihak MKDKI,
pendidikan kedokteran, kolegium obstetri-ginekologi, dan
organisasi profesi kedokteran belum mengakui waterbirth sebagai
metode persalinan yang baik untuk dilaksanakan di Indonesia.
MKDKI sendiri tidak punya hak untuk melarang praktik
waterbirth. Akan tetapi semua pihak punya kewajiban untuk
melindungi masyarakat, tak terkecuali dokter. "Untuk melindungi
masyarakat, ya kita harus paham betul terhadap pelayanan yang
kita berikan," ucap Prof Ali.

Waterbirth dikenal sebagai teknik melahirkan untuk membuat


calon ibu merasa lebih rileks. Banyak yang meyakini teknik ini bisa

54
Nia Nurdiansyah, Buku Pintar Ibu dan Bayi, h. 119
40

menghindarkan bayi dari perubahan kondisi yang dramatis saat


memasuki kehidupan baru. Namun teknik ini tidak direkomendasikan
untuk ibu-ibu dengan kehamilan yang memiliki risiko tinggi. 55

Dikutip dari haibunda.com bahwa ibu hamil dengan risiko tinggi


disarankan tidak mencoba melahirkan dengan metode waterbirth. Jika
ibu ingin melahirkan dengan metode waterbirth sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter terkait. “Jika ibu mengalami masalah
medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan kejang,
tidak dibolehkan menerapkan persalinan water birth," ujar Sharon.56

Ada beberapa keuntungan melahirkan dengan teknik waterbirth,


antara lain:

1) Air yang hangat akan membuat ibu merasa lebih rileks saat
kontraksi hebat, dan semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi lebih elastis.
2) Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan
sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
3) Di dalam air, proses pembukaan jalan lahir akan berjalan
lebih cepat.57
e. Gentle birth

Gentle birth adalah filosofi persalinan yang mengutamakan


ketenangan, kelembutan dan pemanfaatan semua unsur alami dalam
tubuh manusia. Penolong dan pendamping harus membantu dengan

55
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2378258/melahirkan-dengan-
waterbirth-terdengar-mutakhir-tapi-jangan-asal-dijalani, diakses pada tanggal 10 Februari
2020
56
https://www.haibunda.com/kehamilan/20181103144417-49-27895/melahirkan-
dengan-metode-water-birth-seberapa-aman, diakses pada 1 Juli 2020
57
Nana Aditya, Happy Pregnancy, (Yogyakarta: Stiletto Book, 2016), h. 175
41

tenang dan suara yang lembut sehingga pada saat bayi lahir, suasana
di sekelilingnya tenang, hening, dan penuh kedamaian.58 Gentle birth
memandang proses melahirkan sebagai proses terindah dan penuh
cinta kasih sehingga sudah selayaknya dilakukan dengan nyaman.59

Sempat jadi kontroversi, pada akhirnya WHO telah menyetujui


metode gentle birth ini. Namun ada catatannya. Apabila kehamilan
mengalami komplikasi dan persalinan punya resiko hilangnya nyawa
ibu dan bayi, gentle birth jelas-jelas akan dilarang. 60

Seiring kemajuan ilmu kedokteran, ada terobosan baru dalam


manajemen nyeri persalinan yaitu dengan teknik pemberian obat anti
rasa sakit (analgesia) yang disebut metode ILA (Intra Thecal Labor
Analgesia) dan ELA (Epidural Labor Analgesia).

a. ILA (Intra Thecal Labor Analgesia)


ILA (Intra Thecal Labor Analgesia) merupakan teknik untuk
mengurangi rasa sakit saat melahirkan dengan cara menyuntikkan
obat penawar rasa sakit. Dalam posisi duduk atau berbaring
miring. Ibu mendapat suntikan anestesi di bagian punggung
(cairan saraf tulang belakang). Penyuntikkan ini dilakukan saat
persalinan mulai masuk pada bukaan tiga. Setelah obat bekerja,
ibu tetap dalam keadaan sadar, tidak begitu merasa sakit, tetapi
tetap merasakan lemas dan rileks. Masa kerja obat penghilang rasa
sakit ini berlangsung antara 6 sampai 8 jam.61

58
Yesi Aprillia, Bebas Takut Hamil dan Melahirkan, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2008), h. 9
59
Yesi Aprillia, Bebas Takut Hamil dan Melahirkan, h. 11
60
https://www.idntimes.com/life/family/vita/6-fakta-gentle-birth-yang-dipakai-
sharena-gunawan/6, diakses pada 1 Juli 2020
61
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas seputar Kehamilan,
(Jakarta: PT. Agro Media Pustaka, 2013), h. 178
42

b. ELA (Epidural Labor Analgesia)


Teknik ini merupakan teknik analgesia paling populer. Dibanding
ILA, ELA lebih nyaman digunakan. ELA dapat menghilangkan
rasa nyeri persalinan mendekati 100%. Pemberian obat analgesia
pada teknik ELA hampir sama dengan ILA. Perbedaanya terletak
pada penempatan kateter62 di punggung. Kateter diselipkan di
tempat suntikan dan dipertahankan selama kita menginginkan
efek penghilang rasa sakit. Selain itu jika persalinan harus
diakhiri dengan operasi caesar, kateter yng sudah terpasang ini
bisa digunakan untuk pembiusan operasi caesar. Bahkan kateter
ini bisa dipertahankan hingga 3 hari ke depan, sehingga benar-
benar terbebas dari rasa nyeri sekalipun persalinan berakhir
dengan operasi caesar.

Kedua teknik ini dilakukan oleh dokter ahli anestesia dan


dilakukan setelah mulai rawat inap di rumah sakit. ILA dan ELA tidak
memengaruhi kontraksi rahim. Jika saatnya persalinan nanti, tetap
bisa mengejan seperti halnya persalinan tanpa analgesia.63

Tidak semua ibu dapat melahirkan dengan metode ini. Meskipun


ibu menginginkannya, tetapi dokter spesialis kebidanan dan dokter
anestesilah yang akan menentukan bisa atau tidaknya ibu melahirkan
dengan metode tersebut. Efek samping yang ditimbulkan, pada
sebagian orang kadang merasa mual atau rasa gatal-gatal ringan yang
akan hilang beberapa saat kemudian. Adapun pada bayinya, metode

62
Kateter adalah sejenis selang yang sangat kecil dan berfungsi mengalirkan obat
anti rasa sakit secara berkelanjutan.
63
Irfan Rahmatullah , 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap Menjalani
Kehamilan dan Persalinan Yang Sehat, Cet. Ke-1, h. 214-215
43

persalinan tersebut tidak akan menimbulkan efek samping karena


dosis obatnya sangat kecil.64

5. Cara Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan Secara Alami

Membayangkan rasa sakit persalinan adalah hal yang kerap


menghantui para ibu hamil. Menjelang waktu bersalin, ibu akan
semakin cemas dan takut menghadapinya. Untuk mengatasi rasa takut
yang berlebihan ini, ibu perlu dukungan orang terdekat terutama dari
suami.65

Berikut cara mengurangi rasa nyeri saat persalinan:

a. Memilih tempat bersalin


Tempat persalinan yang nyaman dan aman akan membuat ibu
lebih rileks. Ibu dapat melakukan aktivitas yang dapat
membuat ibu senyaman mungkin ketika menunggu proses
persalinan misalnya mendengarkan musik atau berjalan-jalan
di sekitar tempat persalinan.
b. Ibu dapat berendam di air hangat atau mandi dengan air hangat
untuk mengurangi nyeri kontraksi. Air hangat berfungsi untuk
melebarkan pembuluh darah dan meregangkan otot sehingga
rasa nyeri dapat dikurangi. Air yang digunakan bersuhu
kurang lebih 37ºC dan tidak boleh terlalu panas. Air yang
bersuhu telalu panas dapat membuat ibu merasa tidak nyaman

64
Suwignyo Siswosuharjo dan Fitrio Chakrawati, Panduan Super Lengkap Hamil
Sehat, (Jakarta: Penebar Plus, 2010), h. 152
65
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/aulia-trisna/cara-mengurangi-rasa-
sakit-saat-persalinan, diakses pada tanggal 10 April 2020
44

dan menambah rasa sakit di kulit akibat kepanasan selain sakit


kontraksi.66
c. Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan
selama persalinan, bisa suami, orangtua atau sahabat.
d. Pengaturan posisi saat akan melahirkan: duduk atau setengah
duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring
miring ke kiri.
e. Relaksasi dan pernapasan.
f. Pijatan ganda pada pinggul.
g. Visualisasi atau pemusatan perhatian misalnya dengan berdoa.
h. Mendengarkan musik yang lembut dan menyenangkan ibu.67
D. Makanan dan Minuman yang Dianjurkan Menjelang Persalinan.
Melahirkan adalah proses yang banyak menguras energi ibu. Karena
itu, sebelum memasuki masa persalinan ibu harus menyimpan tenaga
yang cukup untuk berjuang melahirkan buah hati. Makanan dan
minuman yang dapat menambah energi sebaiknya dikonsumsi pada
bulan-bulan terakhir kehamilan untuk menjaga kondisi ibu supaya tetap
prima.68
Dalam keadaan ini, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan
dengang porsi kecil, tetapi dengan frekuensi sering. Jenis makan yang
tepat adalah makanan tinggi kalori tetapi rendah lemak. Makanan ringan
yang dianjurkan antara lain cemilan ringan seperti roti, pasta, cake,
sereal, sup, atau puding. Untuk minuman, ibu hamil dianjurkan banyak
minum air putih dalam porsi sedikit tetapi sering. Minuman penambah
energi yang diperbolehkan adalah minuman ringan yang tidak

66
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2014), Cet. Ke-1, h. 119
67
Nana Aditya, Happy Pregnancy, h. 177
68
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, h. 92
45

menimbulkan efek di perut. Yoghurt dengan kadar lemak rendah, jus


buah-buahan atau sayuran, madu atau minuman yang dicampur madu,
dan teh manis.69
Selain itu, buah kurma juga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
ibu hamil yang sudah mendekati masa persalinan. Buah kurma memiliki
kandungan hormon potuchin yang berfungsi untuk mengikat rahim dan
otot rahim sehingga dapat membantu mengurangi pendarahan pasca
melahirkan. Dan hormon oksitosin yang dapat membantu merangsang
kontraksi pada otot-otot rahim sehingga mempermudah persalinan.70
Buah kurma juga mengandung berbagai macam karbohidrat, vitamin
dan mineral. Kadar karbohidrat dalam krma berkisar sekitar 60% pada
ruthab (kurma basah) dan 70% pada tamr (kurma kering). Karbohidrat
ini terdiri dari glukosa, fruktosa, sukrosa dan sejumlah kecil polisakarida
(seperti cellulose dan pati), sejumlah kecil senyawa-senyawa turunan
karbohidrat seperti pektin, dan serat kasar. Zat mineral yang terdapat
dalam kurma adalah kalsium, fosfor, kalium, belerang, natrium, klor,
magnesium, besi, mangan71, tembaga, kobalt, seng, khrom, yodium, dan
fluor. Sedangkan golongan vitamin yang terdapat dalam kurma adalah
thiamin atau vitamin B1, riboflavin atau vitamin B2, biotin, asam folat
dan folacin, asam askorbat atau vitamin C, pro-vitamin A (beta
carotene), nicotinamide, retinol equivalent, asam pantotenat dan vitamin
B6. 72

69
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas seputar Kehamilan, h.
193
70
Paryono Suroso, “Pengaruh Konsumsi Sari Kurma Pada Akhir Kehamilan
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I dan Jumlah Perdarahan Saat Persalinan Pada
Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten Selatan”, dalam Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan, Vol. 5 No. 1 Mei 2016, h. 42
71
Mangan merupakan mineral mikro yang berperan dalam fungsi sistem saraf,
pembentukan tulang, dan pemeliharaan sistem reproduksi. Mangan adalah suatu unsur kimia
yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki symbol Mn.
72
Ibnu Eman, Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi, (tt.p: Putra Ayu, 2016), h. 77-79
46

Namun, belakangan ini posisi kurma sebagai primadona agak sedikit


tergeser dengan hadirnya produk olahan kurma berupa sari kurma.73
Khasiat sari kurma pun tiada bedanya dengan buah kurma biasa, namun
sari kurma dengan tekstur dan bentuk yang mudah dicerna. Vitamin A,
B6, K, folat, zat besi, serta magnesium adalah beberapa contoh nutrisi
yang terkandung di dalam sari kurma.74 Akan tetapi, di dalam sari kurma
ada penambahan air dan pemanis dari campuran fruktosa dan
glukosa75.76 Satu sendok sari kurma diklaim setara dengan tujuh butir
buah kurma.77
Bagi ibu-ibu yang sedang hamil, dianjurkan juga agar meminum
minyak kelapa murni. Hal ini untuk mempermudah proses kelahiran.
Minumlah sejak usia kandungan 6 atau 7 bulan dengan dosis 2 kali
seminggu satu sendok makan.78 Karena minyak kelapa (Virgin Coconut
Oil) dalam 100 gram-nya mengandung 0,1 mg Vitamin E. Vitamin E
merupakan antioksidan larut lemak yang kuat, diperlukan untuk menjaga
membran sel, selaput lendir dan kulit dari radikal bebas berbahaya. 79
Bisa juga dengan mengkonsumsi minyak zaitun secara rutin, Olive oil
dipercaya bisa memudahkan proses persalinan dan mengurangi rasa sakit

73
https://www.kompasiana.com/joko_rinanto/550ee1b5813311862cbc657c/apakah-
sama-sari-kurma-dengan-kurma, diakses pada 1 Juli 2020
74
https://www.99.co/blog/indonesia/manfaat-sari-kurma/, diakses pada 1 Juli 2020
75
Larutan fruktosa dengan glukosa ini sering disebut dangan HFCS (High Fructose
Corn Syrup) yang berasal dari sirup jagung. HFCS adalah salah satu jenis pemanis yang
mulai diperkenalkan pada 1970-an. Perbandingan campuran antara keduanya (fruktosa dan
glukosa) sekitar 55% : 42%. Walaupun terdapat label jagung dalam penamaannya, namun
kenyataannya sirup ini bukanlah produk pemanis alami.
76
https://www.kompasiana.com/joko_rinanto/550ee1b5813311862cbc657c/apakah-
sama-sari-kurma-dengan-kurma, diakses pada 1 Juli 2020
77
https://my-best.id/136195, diakses pada 1 Juli 2020
78
Riyanti GW, Muslimah Cerdas dan Kreatif, h. 68
79
Susilawati dan Julia, “Pengaruh Pemberian Minyak Zitun Terhadap Kejadian
Striae Gravidarum Pada Ibu Hamil Di BPS DA., Str. Keb Bumi Waras Bandar Lampung”,
dalam Jurnal Kesehatan, Vol. VIII No. 1 April 2017, h. 115
47

saat mengejan.80 Karena minyak zaitun mngandung plorite “triolein


tripalmitin”, terdapat juga bahan seperti “arachidis esters” dan sedikit
mengandung bahan acid yang disebut “free oleic acid”. Selain itu zaitun
juga mengandung air dan kandungan mineral yang cukup banyak seperti
kalsium, pengawet dan vitamin-vitamin (E, B2, PP, B1, dan vitamin
A).81
Minum madu dan dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
Madu tak boleh sembarang dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup,
sebaiknya jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight.82
Dalam buku yang berjudul Membedah Rahasia Ramuan Madura,
dikatakan: kebiasaan pada masyarakat Madura, untuk melancakan
persalinan, ibu hamil juga bisa minum campuran perasaan air kunyit,
minyak kelapa buatan sendiri, dan kuning telur ayam.83

80
Ulfah Khaerani, Bingkisan Cantik Untuk Ibu Hamil, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2017), h. 97
81
Muhammad Hatta A. Fattah, Tafsir dan Studi Ilmiah Tumbuh-tumbuhan Mulia
dan Khasiatnya Dalam Al-Qur`an, (Jakarta: Mirqat, 2016), h. 96
82
Yulianthi, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), h. 7
83
Lestari Handayani, Membedah Rahasia Ramuan Madura, (Jakarta: Agro Media
Pustaka, 2003), h. 13
BAB III

PERSALINAN PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN ILMU KEBIDANAN

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan


selaputnya dari dalam rahim melalui jalan rahim. Berbagai perubahan
terjadi pada sistem reproduksi ibu dalam hitungan hari dan minggu
sebelum persalinan dimulai. Persalinan sendiri dapat dibahas dalam
bentuk mekanisme persalinan yang terjadi selama proses dan tahapan
kala persalinan yang dilalui ibu bersalinan. 1
Betapa luar biasanya Islam memosisikan perempuan dalam
menjalankan hak reproduksinya. Ibu (perempuan) selalu mendahulukan
keselamatan bayinya daripada dirinya sendiri. Ia tidak pedulikan berat
beban tubuhnya yang bertambah karena kehadiran sang buah hati dalam
rahimnya. Saat melahirkan pun menjadi waktu yang dinantikan oleh
seorang ibu. Saat di mana ia akan melihat buah hatinya yang dinanti
dalam kandungannya selama sembilan bulan, meski kelahiran
merupakan saat-saat paling berisiko tinggi dala hidupnya. Tidak sedikit
ibu yang rela mengorbankan nyawa demi kelahiran sang buah hati.
Waktu yang diperlukan bagi perempuan pertama melahirkan yaitu antara
lima sampai sepuluh jam, sementara bagi yang sudah pernah melahirkan
yaitu antara dua sampai delapan jam. 2
Pada bab sebelumnya penulis telah menjelaskan tentang deskripsi
umum persalinan. Maka pada bab ini penulis akan menjelaskan
mengenai persalinan dalam Al-Qur`an dan ilmu kebidanan. Pembahasan

1
Siti Fauziah, Keperawatan Maternitas, (Jakarta: PT. Prenada Media Group, 2015),
Vol. 2, h. 13
2
Zaitunah Subhan, Al-Qur`an dan Perempuan, (Jakarta: Prenada Media Gruop,
2015), h. 267

48
49

ini perlu dikaji, karena untuk mengetahui bagaimana persalinan yang ada
dalam Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.
A. Persalinan dalam Al-Qur`an dan Kajian Surat Maryam
Al-Qur`an diturunkan oleh Allah Swt. sebagai petunjuk bagi umat
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat. Banyak
sekali pelajaran yang terdapat di dalam Al-Qur`an, termasuk mengenai
persoalan-persoalan kehamilan dan kelahiran atau persalinan.
Satu-satunya surat dalam Al-Qur`an yang menjelaskan proses
persalinan yaitu surat Maryam ayat 22-26. Allah Swt. menjelaskan mulai
dari kehamilan, rasa sakit kontraksi sebagai tanda awal persalinan, dan
buah kurma yang merupakan makanan terbaik untuk wanita setelah
melahirkan.
1. Persalinan dalam Al-Qur`an

Istilah persalinan atau melahirkan di dalam Al-Qur`an disebutkan


dengan beberapa kata di antaranya: kata “wadha‟t / wadha‟at /
yadha‟na” (QS. Ali Imran: 36, al-Ahqāf: 15, dan ath-Thalāq: 4 dan
6), “`aalidu” (QS. Hud: 72), “al-Makhadh” (QS. Maryam: 23),
“tadha‟u” (QS. Fāthir: 11 dan Fushshilat: 47), “walad” (QS. al-
Mujādilah: 2), dan “yalidū” (QS. Nūh: 27). Akan tetapi, ayat yang
membahas tentang proses persalinan hanya terdapat pada surat
Maryam ayat 22-26. Pada bagian ini, penulis hanya akan memaparkan
beberapa dari ayat yang telah disebutkan.

a) Term al-Walad
Dalam pengertian etimologi, term al-Walad berarti sesuatu yang
dilahirkan. Kata tersebut merupakan perubahan bentuk dari
susunan kata kerja walada – yalidu – wiladatan –wiladan. Kata ini
dipergunakan untuk menujukkan makna anak yang bersifat umum
50

atau kepada kelompok usia sebelum menginjak dewasa.3


Penggunaan kata ini mencakup pengertian anak sebagai keturunan
manusia ataupun proses-proses secara keseluruhan yang dilaluinya
masa-masa perkembangannya yang dimulai sejak lahir.
Penggunaan kata walad terkadang dipergunakan sebagai
penggambaran anak dalam bentu fisik atau sosok seorang anak
kecil, sebagai generasi pemuda yang dewasa atau bahkan
menunjukkan pada keseluruhan anggota keluarga.4
Kata walad dissebutkan dalam Al-Qur`an sebanyak 65 kali.
Diantaranya dalam surat al-Balad ayat 3 dan al-Baqarah ayat 233.
QS. al-Balad ayat 3
٢ ۡ‫ىكىكالً ود َّكىما ىكلى ىد‬
“Dan demi (pertalian) bapak dan anaknya.” (QS. Al-
Balad[90]: 3)

Pada ayat di atas, kata walid biasa diterjemahkan dengan


“bapak atau ayah”. Dalam Al-Qur`an hanya tiga kali kata ini
(dalam bentuk tunggal) ditemukan. Dua kali pada QS. Luqman
ayat 32, dan sekali pada ayat di atas. Ada juga kata lain yang
menunjuk kepada makna “bapak atau ayah” yakni kata ab, akan
tetapi kata walid, maulūd, serta bentuk-bentuk lainnya yang seakar,
digunakan secara khusus kepada “bapak kandung”, berbeda
dengan kata ab dan umm, yang bersifat umum, sehingga digunakan
baik untuk ayah dan ibu kandung maupun bukan.5

3
Kaharuddin, Mencetak Generasi Anak Saleh Dalam Hadits, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h. 53
4
Raghib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Alfadz Al-Qur`an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t),
h. 837
5
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), jilid 15, h. 269
51

Kata mā pada kalimat wa mā walad ada yang memahaminya


sebagai fungsi menafikkan, sehingga diterjemahkan dengan: Dan
demi ayah (yang memiliki anak kandung) dan (ayah yang mandul)
yang tidak memiliki anak kandung.

Pada ayat di atas, Allah bersumpah demi ayah dan anaknya,


generasi demi generasi. Ayah yang ditonjolkan di sini karena anak
dinisbahkan kepada ayahnya, sehingga namanya digabungkan
dengan nama ayahnya. Dapat juga dikatakan bahwa kelahiran
seorang anak merupakan hasil pertemuan antara sperma bapak dan
indung telur ibu. Sperma bapak mengandung kromoson X dan Y,
sedangkan indung telur ibu mengandung XX. Apabila X bertemu
dengan Y, jenis kelamin anak adalah laki-laki, tetapi bila X
bertemu dengan X maka jenis kelaminnya adalah perempuan. Jika
demikian yang berperanan utama dalam penentuan jenis kelamin
anak adalah bapak dan karena itu wajar jika ketika berbicara
tentang kelahiran dalam ayat di atas yang ditonjolkan adalah bapak
bukan ibu dan ketika itu wajar pula jika nama anak kandung
dikaitkan dengan nama ayahnya.6

QS. al-Baqarah ayat 233


ۡ‫اع ىة ۡ ىك ىعلىى الٍ ىم ٍولي ٍوًد لىو‬ َّ ‫ي لً ىم ٍن اىىر ىاد اى ٍف يُّتً َّم‬
ً ٍ ‫ي ىك ًاملى‬ً ٍ ‫ت يػير ًض ٍعن اىٍكىَّل ىد يى َّن ىح ٍولى‬ ً
‫ضى‬ ‫الر ى‬ ‫ىكالٍ َٰول َٰد ي ٍ ى‬
‫ضا َّۤر ىكالً ىدةه ۡبًىولى ًد ىىا ىكىَّل‬ ً ‫ؼۡ ىَّل ت ىكلَّف نػ ٍف‬ ً ‫ًرٍزقيػه َّن ككًسوتيػه َّن بًالٍمعرك‬
‫س اََّّل يك ٍس ىع ىها ۡ ىَّل تي ى‬ ‫ي ي ى ه‬ ٍ ‫ى ٍي‬ ‫ي ى ٍى ي‬
ً ً ً ً
‫اض ّْمٍنػ يه ىما ىكتى ىش ياكور فىىَل‬
‫ص ناَّل ىع ٍن تىػىر و‬ ‫ك ۡ فىا ٍف اىىر ىادا ف ى‬ ‫ىم ٍولي ٍوهد لَّوۡ بًىولىدهۡ ىك ىعلىى الٍ ىوا ًر ًث ًمثٍ يل َٰذل ى‬
‫اح ىعلىٍي يك ٍم اًذىا ىسلَّ ٍمتي ٍم َّماۡ اَٰتىػٍيتي ٍم‬ ً ً ً
‫اح ىعلىٍيه ىما ۡ ىكا ٍف اىىرٍد ٍُّّت اى ٍف تى ٍستىػ ٍرض يع ٍوۡا اىٍكىَّل ىد يك ٍم فىىَل يجنى ى‬ ‫يجنى ى‬
٢٢٢ ‫صٍيػهر‬ ً ‫ؼۡ كاتػَّ يقوا ال َٰلٌو ك ٍاعلىموۡا اى َّف ال َٰلٌو ًِبىا تىػعمليو ىف ب‬ ً ‫بًالٍمعرك‬
‫ى ٍى ٍ ى‬ ٍ‫ى ى ي‬ ‫ى‬ ٍ‫ى ٍي‬
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan

6
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
jilid 15, h. 269
52

kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka


dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena
anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula.
Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah[2]: 233)

Ayat di atas memerintahkan dengan sangat kukuh kepada para


ibu agar menyusukan anak-anaknya. Kata al-wālidāt dalam
penggunaan Al-Qur`an berbeda dengan kata ummahāt yang
merupakan bentuk jamak dari kata umm. Kata ummahāt digunakan
untuk menunjuk kepada para ibu kandung, sedangkan kata al-
wālidāt maknanya adalah para ibu, baik ibu kandung maupun
bukan. Ini berati bahwa Al-Qur`an sejak dini telah menggariskan
bahwa air susu ibu, baik ibu kandung maupun bukan, adalah
makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun. Namun
demikian, tentunya air susu ibu kandung lebih baik dari selainnya.
Dengan menyusu pada ibu kandung, anak merasa lebih tentram,
sebab menurut penelitian ilmuan, ketika itu bayi mendengar detak
jantung ibu yang telah dikenalnya secara khusus sejak dalam perut.
Detak jantung itu berbeda antara seorang wanita dengan wanita
yang lain.7

Sejak kelahiran hingga dua tahun penuh, para ibu


diperintahkan untuk menyusukan anak-anaknya. Dua tahun adalah

7
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
jilid 1, h. 504
53

batas maksimal dari kesempurnaan penyusuan. Penyusuan selam


dua tahun, walaupun diperintahkan, tetapi bukanlah kewajiban. Ini
dipahami dari penggalan ayat yang menyatakan, bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Sebagaimana dalam surat al-Ahqaf
ayat 15 menyatakan, bahwa masa kehamilan dan penyusuan adalah
tiga puluh bulan. Ini berarti, jika janin dikandung selama sembilan
bulan maka penyusuannya selama dua puluh satu bulan, sedangkan
jika dikandungan hanya enam bulan, maka ketika itu masa
penyusuannya adalah dua puluh empat bulan.8

Tentu saja ibu yang menyusukan memerlukan biaya agar


kesehatannya tidak terganggu, dan air susunya selalu tersedia. Atas
dasar itu lanjutan ayat menyatakan, merupakan kewajiban atas
yang dilahirkan untuknya, yakni ayah, memberi makan dan
pakaian kepada para ibu, jika ibu anak-anak yang disusukan itu
telah diceraikannya secara ba‟in, bukam raj‟iy. Adapun jika ibu
anak itu masih berstatus istri walau telah ditalak secara raj‟iy,
maka kewajiban memberi makana dan pakaian adalah kewajiban
atas dasar hubungan suami istri, sehingga bila mereka menuntut
imbalan penyusuan anaknya, maka suami wajib memenuhinya
selama tuntutan imbalan itu dinilai wajar. Mengapa menjadi
kewajiban ayah? Karena anak itu membawa nama ayah, seakan-
akan anak lahir untunya, karena nama ayah akan disandang oleh
sang anak, yakni dinisbahkan kepada ayahnya. Kewajiban
memberi makan dan pakaian itu hendaknya dilaksanakan dengan
cara yang ma‟ruf, yakni yang dijelaskan maknanya dengan
penggalan ayat yaitu, seseorang tidak dibebani melainkan menurut

8
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
jilid 1, h. 505
54

kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita


kesengsaraan karena anaknya, yakni jangan sampai ayah
mengurangi hak yang wajar bagi seorang ibu dalam pemberian
nafkah dan penyediaan pakaian, karena mengandalkan kasih
sayang ibu kepada anaknya. Dan juga seorang ayah menderita,
karena ibu menuntut sesuatu di atas kemampuan sang ayah, dengan
dalih kebutuhan anak yang disusukannya.

Dengan tuntutan ini, anak yang dilahirkan mendapat jaminan


pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa dengan baik. Bahkan
jaminan tersebut harus tetap diperolehnya walau ayahnya telah
meninggal dunia, karena para waris pun berkewajiban demikian,
yakni berkewajiban memenuhi kebutuhan ibu sanng anak agar ia
dapat melaksanakan penyusuan dan pemeliharaan anak itu dengan
baik.9

b) Term wadha’at
Dalam pengertian etimologi, term wadha‟at berarti sesuatu
yang ia lahirkan. Kata wadha‟at merupakan akar kata dari kata
wadha‟a – yadha‟u – wadh‟an yang berarti meletakkan,
menempatkan atau menaruh. Kata ini di dalam Al-Qur`an yang
berkaitan dengan konteks “dia melahirkan di akhir kehamilannya
atau seorang wanita hamil” terdapat dalam surat Ali Imrān ayat
36.10
َٰ ً ّْ ‫فىػلى َّما كضعتػها قىالىت ر‬
َّ ‫تۡ كلىٍيس‬
‫الذ ىكير‬ ‫ض ىع ٍ ى ى‬ ‫ض ٍعتيػ ىهاۡ اينٍػثَٰىۡ ىكاللٌوي اى ٍعلى يم ًِبىا ىك ى‬ ‫ِن ىك ى‬ ٍّْ ‫ب ا‬ ‫ٍ ى‬ ‫ى ى ىٍ ى‬
٢٢ ‫الرًجٍي ًم‬ ً ً
َّ ‫ك ىكذيّْريػَّتىػ ىها ًم ىن الشٍَّي َٰط ًن‬
‫ِنۡ اي ًعٍي يذ ىىا بً ى‬ٍّْ ‫ِن ىَسٍَّيتيػ ىها ىم ٍرىىي ىكا‬
ٍّْ ‫ىك ٍاَّلينٍػثَٰى ۡ ىكا‬

9
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
jilid 1, h. 506
10
Raghib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Alfadz Al-Qur`an, h. 828
55

“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku


telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu
apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan
perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku
mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari
(gangguan) setan yang terkutuk.” (QS. Ali Imrān[3]: 36)

Pada saat itu Hannah menyangka anak yang akan lahir adalah
laki-laki. Segala persiapan untuk menyambut kedatangan bayi
telah dilakukan dengan sempurna. Kemudian, lahirlah anak
tersebut setelah genap bulannya. Betapa terkejut Hannah ketika
mengetahui yang lahir adalah anak perempuan. Padahal, ia
menantikan seorang putra yang telah ia janjikan dan nadzarkan
untuk dihibahkan ke Baitul Maqdis.11

Hannah pun berkata, “Tuhanku, sesungguhnya aku telah


melahirkannya perempuan.” Di dalam perkataan itu nampaklah
kesedihan hati Hannah, bagaimana ia akan melaksanakan nazarnya
untuk mengantarkan anaknya ke rumah suci, sedangkan anaknya
adalah seorang perempuan, apakah Allah SWT. bisa
12
menerimanya?.

Curahan hati seorang yang merasa sangat dekat dengan


Rabbnya. Dengan tulus, ia mengungkapkan isi hatinya dan semua
yang ada di hadapannya. Hannah menyerahkan kepada Rabbnya,
anugerah paling berharga yang dimilikinya. Begitulah keadaan
hamba-hamba pilihan ketika berinteraksi dengan Tuhannya,

11
Dian Yasmina Fajri, Maryam Perempuan Penghulu Surga, (Jakarta: Gema Insani,
2017), h. 12
12
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional,t.t.), jilid 2, h. 762
56

berdialog secara sederhana dan terbuka, tanpa ada rasa sungkan dan
seolah tak berjarak.13

Kalimat wa Allah a‟lamu bi mā wadha‟at (Allah mengetahui


apa yang dia lahirkan) seperti dikemukakan di atas, adalah firman
Allah – bukan ucapan istri „Imran. Ada juga yang membaca
penggalan ayat ini dengan, wa Allah a‟lamu bi mā wadha‟tu, yakni
Allah mengetahui apa yang aku lahirkan. Jika demikian bacaannya,
maka ini adalah lanjutan ucapan istri „Imran.

Di sisi lain, jika dalam keterangan di atas, anak kalimat wa


laisa adz-dzakaru kal untsā (dan anak laki-laki tidaklah seperti anak
perempuan, merupakan ucapan istri „Imran, sebagai alasan mengapa
beliau tidak dapat memenuhi nazarnya, maka ada juga yang
berpendapat bahwa anak kalimat ini merupakan komentar Allah
bahwa walaupun yang dilahirkan anak perempuan, tetapi bukan
berarti kedudukannya lebih rendah dri anak lelaki, bahkan yang ini
lebih baik dan agung dari banyak lelaki. Ia dipersiapkan Allah untuk
sesuatu yang luar biasa, yakni melahirkan anak tanpa proses yang
dialami oleh putra putri Adam seluruhnya, yakni melahirkan tanpa
hubungan seks dengan seseorang pun. 14

2. Kajian Surat Maryam


Surah Maryam merupakan surah ke-19 dalam Al-Qur`an.
Digolongkan ke dalam surah Makiyyah, karena hampir seluruh
ayatnya diturunkan di Mekah, sebelum Nabi Saw. hijrah ke Madinah.
Surat ini berjumlah 98 ayat. Dinamakan surah Maryam, karena di

13
Dian Yasmina Fajri, Maryam Perempuan Penghulu Surga, h. 13
14
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an,
jilid 2, h. 81
57

dalamnya menceritakan kisah Siti Maryam yang sangat ajaib dan


menunjukkan kekuasaan Allah Swt.15
Keistimewaan isi surat Maryam yang pertama ialah kisah
kelahiran dua orang nabi Allah Swt., Yahya as. dan Isa as. yang ajaib
menunjukkan keMaha keKuasaan Allah Swt. Keajaiban kelahiran
Yahya as. ialah karena Tuhan mengabulkan permohonan ayahnya
(Nabi Zakariya) agar Allah memberinya anugerah seorang anak laki-
laki, sedang istri beliau mandul. Namun bagi Tuhan mudah saja untuk
menganugerahi dia anak. keistimewaan yang kedua ialah kelahiran
Isa as. Dia dilahirkan oleh seorang perempuan yang suci bernama
Maryam.16
a. Munasabah Surat

Menurut bahasa munasabah berarti persesuaian atau hubungan


atau relevansi, yaitu persesuaian antara ayat atau surat yang satu
dengan ayat atau surat yang sebelum atau sesudahnya. 17

Surat Maryam dengan surat sebelumnya yaitu surat al-Kahfi


mempunyai keterkaitan yakni kedua surat ini sama-sama
mengandung kisah yang ajaib, seperti surat al-Kahfi
mengemukakan kisah Ashab al-Kahfi, kisah Nabi Musa as. dengan
Khidir, dan kisah Zulkarnain. Sedangkan surat Maryam
mengemukakan kisah kelahiran Yahya as. pada saat ayahnya‒Nabi
Zakariya as.‒sudah sangat tua dan ibunya adalah seorang wanita

15
Akbar Saman, Doa dan Dzikir Untuk Ibu Hamil, (Bandung: Ruang Kata, 2012),
h. 37
16
Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1982), Juz 16, h. 2
17
Abdul Djalal, Ulumul Qur`an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2008), h. 154
58

yang mandul, juga mengemukakan kelahiran Nabi Isa as. yang


tanpa ayah. 18

Sedangkan relevansi dengan surat setelahnya (surat Thāhā)


yaitu persesuaian makna akhir dari surat Maryam dengan awal
surat setelahnya. Pada akhir surat Maryam disebutkan bahwa Allah
memudahkan Al-Qur`an dengan bahasa Arab yang terang, agar
menjadi kabar gembira bagi orang-orang yang bertakwa dan
peringatan bagi orang-orang yang menentang, sedangkan pada
awal surat Thāhā disajikan ayat yang menegaskan makna
tersebut.19

Surat Maryam berarti Maryam, diturunkan di Mekkah sesudah


surat Fathir. Surat Maryam terdiri dari 98 ayat. 20 Surat ini
berbicara tentang kelahiran Isa ibn Maryam dan menyibak
kemukjizatan Tuhan dalam proses penciptaan Nabi yang mulia ini.
Hanya saja surat ini menjadikan kemukjizatan ini di depan kisah
Zakariya dan putranya, Yahya. Karena kelahiran Yahya juga
merupakan jenis mukjizat yang lain, orang tuanya sudah tua
renta.21

Surat ini juga berkaitan dengan mukjizat Nabi Isa dan ibunya
Maryam, kemudian surat ini mengutip pernyataan Nabi Isa kepada

18
Abdul Hamid, Keutamaan Surah-Surah Al-Qur`an, (Jakarta: Sahara Publisher,
2010), h. 249
19
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, h. 165
20
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur`anul Majid An-Nūr,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2016), Jilid 3, Cet. Ke-4, h. 1
21
Syeikh Muhammad Ghazali, Tafsir Tematik Dalam Al-Qu`an, terj. Nahw Tafsir
Maudlui‟iyy Li Suwar al-Qur`an oleh Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2005), h. 284
59

kaum Yahudi yang merupakan bukti nyata atas bebasnya ibunya


dari tuduhan keji kaum Yahudi.22

B. Persalinan dalam Ilmu Kebidanan


Pada pembahasan sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana
persalinan dalam Al-Qur`an. Selanjutnya pada bagian ini penulis akan
memaparkan mengenai persalinan dilihat dari kacamata ilmu kebidanan
yang meliputi: sekilas sejarah ilmu kebidanan, tanda-tanda persalinan,
tahap-tahap persalinan, posisi terbaik saat persalinan, dan komplikasi
persalinan.
1. Sekilas Sejarah Ilmu Kebidanan
Seperti halnya ilmu kedokteran modern yang sejarah
perkembangannya diawali dengan kedokteran tradisional, ilmu dan
praktik kebidanan pun diawali dengan kebidanan tradisional. Dengan
perjalanan yang panjang itu, kebidanan kian berkembang dan makin
diakui oleh masyarakat. Saat ini bidan dipandang sebagai sebuah
profesi yang keberadaannya telah diakui baik secara nasional maupun
internasional, dan praktisinya tersebar di seluruh dunia, mulai dari
daerah megapolitan hingga ke desa-desa. Menurut Klinkert, sebutan
bidan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu widwan. Widwan berarti
cakap “membidan”, mereka yang memberikan semacam sedekah bagi
seorang penolong persalinan sampai bayi berusia 40 hari. Sejalan
dengan pemikiran ini, dr. E. A. Moeloek mengemukakan bahwa bidan
merupakan profesi dan tenaga lini terdepan dalam pelayanan
kesehatan reproduksi yang sangat diperlukan dalam wahana

22
Syeikh Muhammad Ghazali, Tafsir Tematik Dalam Al-Qu`an, terj. Nahw Tafsir
Maudlui‟iyy Li Suwar al-Qur`an oleh Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, h. 285
60

kesejahteraan ibu dan anak di komunitas maupun dalam wahana


politik.23
Kebidanan dalam arti menolong persalinan dapat dikatakan
sebagai praktik kesehatan yang paling tua di dunia, sama tuanya
dengan umat manusia. Pada mulanya semua pertolongan persalinan
dilakukan oleh “dukun” atau mereka yang mengkhususkan diri dalam
pertolongan persalinan, tanpa membolehkan tenaga medis lainnya ikut
melakukan hal tersebut.24 Pada tahun 1978 tercatat 90% sampai 92%
persalinan dilakukan oleh dukun, 6% oleh bidan dan sekitar 1% oleh
dokter.25
Dengan pengetahuan yang serba terbatas sering menimbulkan
terjadinya kematian ibu dan bayi, terutama pada pertolongan pertama
yang sangat diperlukan. Persalinan hanya merupakan puncak suatu
proses panjang sejak awal kehamilan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor dalam kehidupan dan juga faktor lingkungan. Pendapat itu telah
berkembang menjadi ilmu kebidanan26 klinis dan kini dikembangkan
ilmu kebidanan sosial, yang berkaitan dengan lingkungan yang
memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

23
Sudarwan Danim dan Darwis, Metode Penelitian Kebidanan, Prosedur,
Kebijakan, dan Etik, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2003), h. 16
24
Ida Ayu Chandranita, dkk, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006), h. 1
25
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1998), h. 2
26
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan mempelajari ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian
ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya
alat reproduksi ke keadaan normal. Selain itu juga untuk mendapatkan gambaran berbagai
aspek ilmu kebidanan sehingga meningkatkan pengertian yang menyeluruh diantaranya:
masalah kematian ibu (AKI) dan angka kematian prenatal, faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya angka kematian ibu dan bayi,masalah pengawasan ibu hamil di Indonesia, masalah
persalinan di Indonesia, status keberadaan dan kesehatan wanita di Indonesia, dan masalah
kehamilan remaja dan upaya un
61

Kebidanan klinis berkecimpung di lingkungan rumah sakit. Bidang


ini penting karena memberi pertolongan dalam proses kehamilan,
persalinan, dan kala nifas dengan berbagai faktor pendukung ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi. Lintas sejarah perkembangan ilmu
kebidanan di Indonesia, dikemukakan oleh Prof. Mohamad Toha,
Guru Besar Ilmu Kebidanan di Universitas Airlangga, yang
merupakan perintis Pendidikan Bidan di Indonesia serta angkatan
pertama orang Indonesia dalam bidang kebidanan.27
2. Tanda-tanda Persalinan
Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan
kesiagaan bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin.
Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi-kondisi sebagai
berikut:28
a. Lightening

Menjelang minggu ke-36, tanda pada primigravida terjadi


penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul yang disebabkan oleh kontraksi braxkton hicks,
ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan
gaya berat janin di mana kepala ke arah bawah. Masuknya bayi ke
pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan:

1. Ringan di bagian atas dan rasa sesaknya berkurang.


2. Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal.
3. Terjadinya kesulitan saat berjalan.

27
Ida Ayu Chandranita, dkk, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita h. 1
28
Sulis Diana, dkk, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, (Surakarta:
CV. Oase Group, 2019), h. 11
62

4. Sering buang air kecil.29


Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan
hubungan normal antara ketiga P yaitu, power (kekuatan his),
passage ( jalan lahir normal) dan passanger (janinnya dan
plasenta). Pada multipara gambarannya tidak jelas, karena kepala
janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.30
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor. Fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam atas pintu panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering buang air kecil yang sering disebut
pollikasuria.
c. False Labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, ibu akan diganggu
oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
1. Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.
2. Tidak teratur.
3. Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.
4. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukan
cervix.31
d. Perubahan Cervix

29
Annisa UI Mutmainah, dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
16
30
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, h. 164
31
Ari Kurniarum, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, h. 6
63

Selama kehamilan cervix panjangnya normal. Pada akhir


kehamilan cervix mulai mendatar, menjadi lebih pendek dan
ostium uteri internum32 mulai menghilang pada saat canalis
cervicalis33 menjadi bagian dari segmen bawah rahim. Idealnya
cervix sudah harus masak pada permulaan persalinan. Cervix yang
masak adalah cervix yang lunak, panjangnya kurang dari 1,25 cm,
dengan mudah dapat dimasuki satu jari dan dapat didilatasikan.
Apabila cervix masak maka ini merupakan tanda bahwa uterus
sudah siap untuk mulai persalinan.34
3. Tahap-tahap dalam Persalinan
Persalinan dianggap “normal” jika ibu berada pada atau dekat
dengan masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin dengan
presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam. 35

Kala satu persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang


menyebabkan dilatasi ostium externum.36 Leher rahim akan membuka
mulai dari 1 cm (dikenal dengan pembukaaan satu), hingga membuka
maksimal (pembukaan lengkap atau 10 cm). Tahap satu adalah tahap
terlama dari tahap persalinan lainnya. Pada tahap ini dibagi menjadi 2
fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

32
ostium uteri internum adalah pintu saluran serviks yang berada di dalam uterus.
33
canalis cervicalis adalah bagian dari serviks yang mempunyai ukuran panjang
kira-kira 2,5-3,5 cm dan berbentuk silinder, pada bagian ini di mana sperma harus
melakukan perjalanan untuk membuahi sel telur setelah berhubungan seksual. Fungsi canalis
cervicalis ini adalah sebagai jalur tempat lewatnya sperma saat berhubungan intim dan bayi
saat proses persalinan.
34
Harry Oxorn dan Williyam R. Forte, Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi
Persalinan, h. 106
35
Siti Fauziah, Keperawatan Maternitas, Vol. 2, h. 15
36
Sylvia Verralls, Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan, terj. Anatomy
and Physiology Applied To Obstetrics oleh Hartono, (Jakarta:Buku Kedokteran EGC,2003),
h. 147
64

a. Fase laten, ditandai pembukaan 1 cm sampai 4 cm. Kontraksi yang


terjadi biasanya tidak terlalu kuat dan intensitas nyerinya juga
masih hilang timbul. Penambahan pembukaan pada fase ini sangat
lambat. Penambahan 1 cm memerlukan waktu sekitar 2 sampai 4
jam. Pada fase ini, masih boleh berjalan-jalan.37
b. Fase aktif merupakan fase yang terjadi saat fase laten mendekati
akhir. Di mana dalam fase ini terjadi peningkatan rasa nyeri
dengan intensitas kontraksi semakin tinggi.38 Fase aktif dibagi
menjadi tiga fase sebagai berikut:
1. Fase akselerasi: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
2. Fase dilatasi: maksimal lamanya 2 jam, dengan pembukaan
4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase deselerasi: lamanya 2 jam, dengan pembukaan dari 9
cm sampai pembukaan lengkap.

Lama kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam dengan


pembukaan 1 cm per jam. Pada multigravida, lamanya menjadi 8 jam
dengan pembukaan 2 cm per jam.39

Kala dua disebut juga dengan kala pengeluaran.40 Kala ini dimulai
ketika pembukaan sudah mencapai 10 cm (bukaan sempurna). Bagi
persalinan pertama (primipara), peristiwa ini akan berlangsung selama
1½ sampai 2 jam. Sedangkan pada multipara (yang pernah

37
Irfan Rahmatullah, 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap Menjalani
Kehamilan dan Persalinan Yang Sehat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), h.
216
38
Lis Sinsin, Masa Kehamilan &Persalinan, h. 84
39
Desiyani Nani, Fisiologis Manusia Siklus Reproduksi Wanita, (Jakarta: Penebar
Swadata Grup, 2018), h. 95
40
Annisa UI Mutmainnah, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h. 9
65

melahirkan) berlangsung selama ½ sampai 1 jam. 41 Pada kala ini rasa


his akan semakin kuat, cepat, dan lebih lama dibandingkan kala satu.

Pada kala ini kontraksi uterus menjadi sangat khas dalalm sifat
ekspulsifnya, dan kontraksinya menjadi sangat kuat (amplitudonya
60-80 mmHg). Kontraksi ini terus berlangsung seperti kala transisi
dengan selang waktu 2-3 menit, dan lamanya kontraksi 1 menit.
Kemudian fetus didorong keluar oleh segmen atas uterus yang
mengalami retaksi yang dapat dilihat secara kasar melewati cervix
yang terbuka dan jalan lahir. Fetus didorong oleh tekanan aksis fetus
ke bawah dan ke belakang tegak lurus dengan pintu masuk pelvis. 42

Kala tiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta


lahir. Plasenta biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus
yang kuat, yakni setelah bayi lahir.43

Pelepasan plasenta secara normal dimulai ketika sisi plasenta


berkurang sampai separo ukuran semula. Pelepasan tersebut biasanya
dimulai pada pusatnya (bagian tengah) dan meluas ke sekelilingnya.
Karena tidak disusun oleh jaringan elastis, maka plasenta akan
terlepas dari dinding uterus.44

Kala empat sekitar dua sampai enam jam setelah melahirkan,


dokter atau bidan akan mengawasi perkembangan kondisi untuk
menghindari terjadinya komplikasi seperti perdarahan pasca-

41
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan,
(Jakarta: PT. Agro Media Pustaka, 2013), h. 191
42
Sylvia Verralls, Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan, terj. Anatomy
and Physiology Applied To Obstetrics oleh Hartono, h. 150
43
Siti Fauziah, Keperawatan Maternitas, Vol. 2, h. 16
44
Sylvia Verralls, Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan, terj. Anatomy
and Physiology Applied To Obstetrics oleh Hartono, h. 152
66

persalinan.45 Selama dua jam pertama, organ-organ ibu mengalami


penyesuaian awal terhadap keadaan tidak hamil dan sistem tubuh
mulai stabil.46

4. Posisi Terbaik Saat Persalinan


Di dalam dunia medis, ada beberapa posisi ibu pada saat
persalinan. Posisi terbaik merupakan posisi yang paling nyaman
untuk ibu. Berikut beberapa posisi saat proses persalinan.
a. Posisi Berbaring atau Litotomi
Posisi ini dilakukan dengan berbaring telentang di tempat tidur
sambil menggantungkan kedua paha pada penopang kursi
khusus untuk bersalin. Posisi ini amat banyak dipilih oleh para
ibu sejak zaman dahulu.
b. Posisi Miring
Posisi miring disebut juga posisi lateral. Ini biasanya dilakukan
jika posisi kepala bayi belum tepat pada saluran jalan lahir. Ibu
diminta berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah
satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus
di kasur.
c. Posisi jongkok
Posisi jongkok dilakukan dengan sikap jongkok di atas bantalan
empuk yang menahan kepala dan tubuh bayi. Dokter atau bidan
biasanya membantu memegangi badan atau tangan ibu. Dengan
komando dari dokter atau bidan, ibu akan dipandu kapan harus
mengejan.
d. Posisi Setengah Duduk

45
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan, h.
193
46
Wagiyo dan Putrono, Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranal dan Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan Patologis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2016), h. 326
67

Posisi ini juga menjadi pilihan banyak ibu sejak dahulu. Ibu
duduk di kursi dengan sandaran yang agak merebah (biasanya
kursi khusus atau tumpukan bantal) dengan punggung bersandar
pada bantal. Sementara itu kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah
samping untuk memberikan kesempatan jalan lahir bayi. 47
5. Komplikasi Persalinan
Setiap wanita hamil mendambakan proses persalinan yang akan
dilalui dapat berjalan dengan normal atau tanpa hambatan. Namun,
tidak jarang dijumpai kejadian yang sama sekali tidak diinginkan
justru terjadi pada fase-fase dalam proses persalinan, yaitu berupa
kejadian komplikasi persalinan yang tentunya membahayakan
keselamatan ibu dan janinnya. Penyebabnya oleh gangguan langsung
yang terjadi saat persalinan dan merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu di Indonesia. 48
Komplikasi persalinan dapat diartikan sebagai keadaan yang
mengancam jiwa ibu ataupun janin karena gangguan sebagai akibat
langsung dari proses persalinan.49 Komplikasi persalinan sering
terjadi akibat dari keterlambatan penangan persalinan, dan dianggap
sebagai salah satu penyebab terjadinya kematian ibu bersalin. Faktor-
faktor diduga ikut berhubungan dengan kejadian komplikasi tersebut

47
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan, h.
182-183
48
Kasminawati, dkk, “Status Gizi dan Riwayat Komplikasi Kehamilan Sebagai
Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan di Kab. Mamuju”, dalam Jurnal Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11 No. 2 Juni 2015, h. 2
49
Prima Hidayah, dkk, “Hubungn Tingkat Risiko Kehamilan dengan Kejadian
Komplikasi Persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul”, dalam Jurnal Kesehatan
Vokasional, Vol. 3 No. 1 Mei 2018, h. 36
68

antara lain usia,50 persalinan tidak maju, bayi sungsang, prolaps tali
pusat, tali pusat melilit tubuh bayi, dan lain sebagainya.51
a. Usia (Umur)
Menurut Mochtar52 yang dikutip dalam buku Psikologi Kespro
Wanita dan Perkembangan Reproduksinya Ditinjau dari Aspek Fisik dan
Psikologi, umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
memiliki risiko tinggi yang kemungkinan akan memberikan ancaman
kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya selama
kehamilan, persalinan, dan nifas.
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan
mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik
rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa,
sehingga kemungkinan akan mendapat kesulitan dalam persalinan,
sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan
tanggung jawab sebagai orang tua sehingga diragukan keterampilan
perawatan diri dan bayinya.53 Maka dari itu, Undang-Undang tentang
Perkawinan di Indonesia telah mengatur batas usia perkawinan. 54 Pada
tanggal 16 September 2019, DPR telah mengesahkan revisi UU
Perkawinan No 1/1974 dalam rapat paripurna. 55 Undang-Undang Nomor
16 tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 1 tahun

50
https://www.slideshare.net/IrmadaniIrmadani/komplikasi-persalinan, diakses pada
tanggal 10 Mei 2020
51
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/komplikasi-persalinan-melahirkan/,
diakses pada tanggal 10 Mei 2020
52
Seorang ahli dalam ilmu obstetri.
53
Namora Lumongga Lubis, Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan
Reproduksinya Ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 49
54
Mardi Candra, Aspek Perlindungan Anak Indonesia Analisis tentang Perkawinan
di Bawah Umur, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 15
55
https://news.detik.com/berita/d-4708125/revisi-uu-perkawinan-disahkan-dpr-hari-
ini-usia-minimal-nikah-jadi-19-tahun, diakses pada 1 juli 2020
69

1974 tentang perkawinan, dalam Pasal 7 ayat 1 dijelaskan, bahwa


perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai
umur 19 (sembilan belas) tahun. Dalam hal ini batas minimal umur
perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan batas minimal umur
perkawinan bagi pria, yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Batas usia
dimaksud dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan
perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa
berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang sehat dan
berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas umur yang lebih tinggi dari
16 (enam belas) tahun bagi wanita untuk kawin akan mengakibatkan laju
kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan risiko kematian ibu dan
anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak anak sehingga
mengoptimalkan tumbuh kembang anak termasuk pendampingan
orangtua serta memberikan akses anak terhadap pendidikan setinggi
mungkin.56
b. Persalinan tidak maju (Partus macet)

Partus macet adalah kontraksi uterus kuat tapi janin tidak dapat turun
karna faktor mekanis, kemacetan persalinan biasanya terjadi pada pintu
atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada rongga panggul atau pintu
bawah panggul.57

Dalam istilah medis, persalinan macet dikenal dengan nama distosia.


Sebutan distosia ini juga biasanya dikenal sebagai failure to progress
atau prolonged labor. Sebuah persalinan dapat dikatakan macet atau
distosia ketika berlangsung sekitar 20 jam atau bahkan lebih. Jika sudah

56
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-16-2019-perubahan-uu-1-1974-
perkawinan, diakses pada 1 Juli 2020
57
Nopita Yanti Sitorus, “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus Macet di Klinik
Bersalin Hadijah”, dalam Jurnal Kebidanan Flora, Vol. X N o . 1 Februari 2017, h. 10
70

pernah melahirkan sebelumnya, distosia berlangsung kurang lebih 14


jam lamanya. Padahal normalnya, ibu yang baru pertama kali melahirkan
biasanya butuh waktu sekitar 12-18 jam sampai bayi keluar.

Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab persalinan macet di


tengah jalan atau distosia. Baik kondisi atau tenaga ibu, jalan lahir
maupun bayi di dalam kandungan, keduanya sama-sama dapat memicu
terjadinya distosia. Selama fase melahirkan awal atau laten berlangsung,
pembukaan leher rahim (serviks) yang lambat dan lemahnya kontraksi
rahim bisa jadi penyebabnya. Saat masuk ke fase melahirkan aktif,
ukuran tubuh bayi yang terlalu besar dikombinasikan dengan ukuran
panggul ibu yang kecil juga bisa menyebabkan distosia.

Cara mengatasi persalinan seperti ini, jika persalinan macet (distosia)


terjadi di fase awal melahirkan dan tidak berisiko menimbulkan
komplikasi, ibu hamil biasanya dianjurkan untuk melakukan beberapa
kegiatan, seperti banyak berjalan kaki, tidur, atau mandi air hangat jadi
hal-hal yang biasanya direkomendasikan. Ibu hamil juga bisa mengubah
dan mencari posisi ternyaman saat duduk dan berbaring. Sementara
untuk kasus distosia yang disebabkan oleh distosia bahu bayi, dokter
harus menempuh beberapa cara untuk mengeluarkan bayi, di antaranya:
memberikan tekanan pada perut ibu, meminta ibu untuk menekukkan
kedua kaki dan mendekatkan lutut ke arah dada, membantu memutar
bahu bayi secara manual, dan melakukan episiotomi58 untuk memberikan
ruang pada bahu. Cara-cara tersebut kadang berisiko menimbulkan
cedera saraf pada bahu, lengan, dan tangan bayi. Namun biasanya, akan
berangsur-angsur membaik dalam waktu 6-12 bulan.

58
Episiotomi adalah sayatan yang dibut pada perineum (jaringan di antara jalan
lahir bayi dan anus) pada saat proses persalinan.
71

Di samping itu, dokter dan tim medis juga dapat melakukan beberapa
hal berikut ini untuk membantu mengatasi persalinan macet:

1. Menggunakan forceps

Forceps adalah sebuah alat yang berguna membantu menarik bayi


keluar dari dalam vagina. Alat ini biasanya digunakan ketika posisi
kepala bayi sudah berada di tengah-tengah jalan lahir dan pembukaan
lengkap, tapi terhambat dan sulit untuk keluar. Selain itu, forceps juga
bisa menjadi pilihan dokter untuk membantu kelahiran baik jika ibu
merasa kelelahan untuk mengejan.

2. Memberikan pitocin

Jika kekuatan kontraksi selama ibu melahirkan kurang besar, dokter


dapat memberikan obat pitocin (oksitosin). Hal ini juga dijelaskan dalam
buku Clinical Veterinary Advisor: Birds and Exotic Pets. Obat pitocin
ini bertugas untuk mempercepat sekaligus menambah kekuatan
kontraksi.

3. Operasi caesar

Setelah diberikan obat pitocin biasanya kekuatan kontraksi


berangsur-angsur akan meningkat. Namun, jika kemudian persalinan
masih saja macet (distosia), dokter biasanya akan menempuh langkah
melalui operasi persalinan caesar. Metode melahirkan dengan operasi
caesar juga dibutuhkan jika distosia disebabkan oleh ukuran kepala bayi
yang terlalu besar, maupun panggul ibu yang terlalu kecil.59

59
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/penyebab-distosia-persalinan-
macet/, diakses pada tanggal 8 juni 2020
72

c. Bayi sungsang
Dikatakan sungsang jika posisi janin dengan kepala di bagian atas
rahim dan pantatnya ada di bagian bawah. Posisi seperti ini biasanya
sudah dapat diketahui saat pertengahan masa kehamilan, yaitu ketika
bayi mencoba mencari posisi. Pada akhir-akhir bulan, ibu hamil akan
merasakan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah (kaki yang
bergerak-gerak).60
Cara menangani bayi sungsang pada usia kehamilan 32-34 minggu,
biasanya dokter akan memutar letak bayi, dari letak lintang menjadi
presentasi kepala. Versi luar dikenal juga dengan external cephalic
version. Caranya, kedua tangan dokter diletakkan di perut ibu.
Selanjutnya, secara perlahan dan bertahap, tangan kanan dokter
mendorong tubuh bayi ke salah satu sisi rahim, yaitu dengan menekan
bagian perut ibu. Tangan kiri mendorong kepala bayi ke bawah pada sisi
satunya.
Namun, jika ibu berada dalam keadaan tegang karena takut, upaya ini
sering menemui kesulitan karena rahim atau dinding perut ibu yang
tegang. Jika upaya yang pertama gagal maka akan diulang lagi dua
minggu kemudian sampai akhir trimester ketiga.61
d. Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat adalah penurunan tali pusat ke dalam vagina
mendahului bagian terendah janin yang mengakibatkan kompresi tali
pusat62 di antara bagian terendah janin dan panggul ibu. Dengan kata
lain, situasi darurat, kelahiran dengan segera akan diusahakan untuk

60
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan, h.
185
61
Dini Kasdu, Solusi Problem Persalinan, h. 32
62
Kompresi tali pusat adalah penghalang aliran darah melalui tali pusat akibat
tekanan dari objek eksternal atau ketidaksejajaran tali pusat itu sendiri.
73

menyelamatkan janin.63 Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar
dari uterus mendahului bagian presentasi64. Bila hal ini terjadi, maka tali
pusat tertekan di antara pelviks (tulang panggul) maternal65 dan bagian
presentasi pada setiap kontraksi. Sebagai akibatnya, sirkulasi janin
sangat terganggu dan berkembang menjadi distres66, dengan mortalitas67
(angka kematian) 20-30%.68
Ada beberapa penyebab terjadinya prolaps tali pusat, seperti:
Kelahiran bayi prematur, melahirkan lebih dari satu bayi (kembar),
Kelebihan air ketuban (hidramnion), bagian kaki bayi keluar lebih dulu
atau sungsang, tali pusat lebih panjang dari seharusnya, bayi sangat aktif
sehingga terjadi tali pusat terhimpit, dan ketuban pecah sebelum
waktunya (premature rupture of the membrane).
Beberapa penyebab terjadinya prolaps tali pusat tersebut dapat
diantisipasi saat konsultasi berkala dengan dokter kandungan. Salah
satunya adalah ketika tali pusat mengalami kompresi selama
kehamilan.69
Sebagai solusi prolaps tali pusat, dokter biasanya akan berusaha
mengubah posisi bayi dan tali pusarnya. Dengan begitu, kemungkinan
bayi mengalami kekurangan oksigen akibat prolaps tali pusat bisa
diminimalisasi. Hal ini juga berlaku ketika tekanan pada tali pusar bayi

63
Barbara R. Stright, Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, terj.
Lippincott‟s Review Series: Maternal –Newborn Nursing oleh Maria A. Wijayarini,
(Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2001), h. 282
64
Presentasi adalah bagian janin yang ada di bawah.
65
Maternal yaitu berhubungan dengan keibuan (ibu hamil).
66
Distres adalah stres yang tercipta dari emosi negatif karena kejadian yang tidak
terkendali atau gangguan lingkungan yang tidak mampu diatasi. Arti lainnya dari distres
adalah stres negatif.
67
Mortalitas adalah angka rata-rata kematian penduduk di suatu daerah atau
wilayah.
68
Sodikin, Buku Saku Perawatan Tali Pusat, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
2008), h. 34
69
https://www.sehatq.com/artikel/meski-langka-prolaps-tali-pusat-bisa-mengancam-
nyawa-janin, diakses pada tanggal 8 juni 2020
74

yang menyebabkan prolaps tali pusat tidak terlalu besar. Dokter mungkin
akan meningkatkan pemberian oksigen bagi ibu sehingga dapat
membantu melancarkan aliran darah bayi.
Selain itu, salah satu tindakan yang bisa dilakukan dalam kasus
prolaps tali pusat adalah dengan amnioinfusi. Amnioinfusi adalah
tindakan untuk mengatasi prolaps tali pusat dengan cara memasukkan
larutan salin ke dalam rahim selama proses persalinan berlangsung. 70
e. Tali pusat melilit tubuh bayi
Tali pusat, yang terkadang disebut sebagai “saluran pasokan” bayi,
merupakan struktur sempit serupa tabung yang menghubungkan bayi
dengan plasenta. Tali pusat mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke
bayi dan menyingkirkan zat-zat buangan. Tali pusat terbentuk kira-kira
lima minggu setelah pembuahan dan tumbuh panjang secara progresif
sampai minggu ke-28 kehamilan. Saat itu panjangnya mencapai kira-kira
56 cm.71
Lilitan tali pusar pada leher atau kepala bayi cukup membahayakan
ketika masuk dalam proses persalinan. Ketika proses persalinan,
perlahan kepala janin akan mulai turun memasuki saluran lahir. Saat ini,
bayi seperti tersangkut tali pusar dan tali itu akan semakin erat sehingga
menyebabkan penekanan pada pembuluh darah. Akibatnya, bayi
mengalami sesak napas karena suplai darah yang mengandung oksigen
dan zat gizi untuk bayi berkurang. 72
Demikian penjelasan mengenai persalinan menurut Al-Qur`an dan
ilmu kebidanan. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai surat Maryam

70
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/apa-itu-prolaps-talipusar/, diakses
pada tanggal 8 juni 2020
71
Stuart Campbell dan Alison Mackonochie, Kehamilan Hari Demi Hari, terj. Your
Pregnancy Day-By-Day oleh Damaring tyas Wulandari, (Surabaya: Erlangga, 2006), h. 31
72
Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan, h.
187
75

ayat 22-26, penulis akan menjelaskan pada bab selanjutnya yaitu bab
bagaimana penafsiran terhadap surat Maryam ayat 22-26.
BAB IV

PENAFSIRAN SURAT MARYAM AYAT 23-26 DAN PERSALINAN


DALAM ILMU KEBIDANAN

Maryam merupakan perempuan satu-satunya yang namanya diabadikan


dalam kitab suci Al-Qur`an. Bahkan, menjadi salah satu nama surah dalam
Al-Qur`an, yakni surah ke-19. Nama Maryam disebut 34 kali dalam Al-
Qur`an. Maryam menjadi panutan bagi perempuan Islam di seluruh dunia
hingga kini. Dalam Al-Qur`an, Allah Swt. memilih Maryam di atas semua
perempuan di seluruh dunia.1

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam,


Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan
melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan
kamu).” (QS. Āli „Imrān[3]: 42)

Allah Swt. sebagai pencipta segala hukum sebab akibat. Pada situasi
tertentu, Allah berkehendak pula untuk memperlihatkan kepada kita
fenomena penciptaan makhluk tanpa didahului atau tanpa melalui proses
sebab akibat.2 Seperti kelahiran Nabi Isa as. dari Siti Maryam yang tanpa
ayah. Hukum kausalitas mestinya mengatakan, bahwa kehamilan Siti
Maryam mesti ada proses pembuahan pada rahimnya dari seorang pria.
Nyatanya, kehamilan Siti Maryam tanpa mengikuti hukum sebab akibat ysng
biasa terjadi. Bagi mereka yang hanya percaya 100 persen pada hukum sebab
akibat akan menolak peristiwa kehamilan Siti Maryam itu. Namun, bagi yang

1
Dian Yasmina Fajri, Maryam: Perempuan Penghulu Surga, (Jakarta: Gema Insani,
2017), h. 4
2
Siti Nur Andini, Isa Putra Maria, (Tangerang: Lentera Hati, 2011), h. 130

76
77

percaya adanya hukum probabilitan yang terkait dengan kekuasaan Tuhan,


akan mengatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi. 3

Pada bab ini, penulis akan memaparkan penafsiran surat Maryam ayat
22-26. Penulis akan mencoba menganalisa dari beberapa kitab tafsir
mengenai bagaimana proses persalinan dalam Al-Qur`an. Serta
membandingkan proses persalinan dalam Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.

Terkait dengan ayat yang penulis pilih, yakni ayat 22-26, karena ayat
tersebut merupakan isyarat proses persalinan dalam Al-Qur`an yang
mengisahkan bagaimana proses persalinan Siti Maryam ketika melahirkan
Nabi Isa as. Pertama, kondisi psikologi wanita yang sedang hamil yang
dijelaskan pada ayat 22. Kedua, proses persalinan diawali dengan rasa sakit
dan posisi terbaik ketika bersalin yang dijelaskan pada ayat 23. Ketiga, pada
ayat 24-26, menjelaskan tentang makanan terbaik menjelang persalinan dan
pascapersalinan.

A. Penafsiran Surat Maryam Ayat 22-26.


Pada bagian ini, penulis akan memaparkan mengenai penafsiran surat
Maryam ayat 22-26 dari beberapa kitab tafsir. Meliputi: kehamilan
Maryam, posisi terbaik ketika melahirkan, wanita yang akan melahirkan
membutuhkan support, makanan terbaik yang dianjurkan menjelang
persalinan dan pascapersalinan, serta makan dan minum yang bergizi.
1. Kehamilan Maryam
ً ‫ت بًوۡ م ىكانا قى‬
٢٢ ‫صيِّا‬ ‫ى‬ ٍ ‫فى ىح ىملىٍتوي فىانٍػتىبى ىذ‬
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (QS. Maryam[19]: 22)
Ibnu Abbas (w. 68 H) mengatakan dalam kitab tafsir Al-Qurthubi
bahwasannya Maryam pergi ke ujung lembah. Yaitu lembah Bait Lahm
3
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Prenada Media Group,
2018), h. 126
78

(Betlehem) yang jaraknya dari Iliya adalah empat mil. Menjauhnya


Maryam adalah untuk mengasingkan diri agar terhindar dari celaan
kaumnya terhadapnya karena melahirkan tanpa suami.4 Dan Ibnu Abbas
mengatakan bahwa Maryam langsung hamil dan melahirkan saat itu
juga.5
Ath-thabari (w. 310 H) menjelaskan ayat di atas dengan mengutip
riwayat Musa bin Harun bahwasannya ketika Maryam hampir
melahirkan, ia pergi ke sebelah mihrab bagian Timur dan menempati
sudut yang paling jauh.6
Musthafa Al-Maraghi (w. 1371 H) menjelaskan bahwa setelah Jibril
mengatakan apa yang dikatakannya kepada Maryam, maka dia pun
pasrah kepada ketetapan Allah. Kemudian Jibril meniup kantong baju
besinya (bagian depan baju yang terbuka), lalu tiupan itu masuk ke dalam
rahimnya. Maka hamillah dia. Demikian dikatakan oleh Ibnu Abbas.
Yang lain mengatakan7, bahwa Jibril meniup dari lengan bajunya.
Sedang Al-Qur`an menetapkan tiupan itu, “Maka Kami tiupkan
kepadanya dari ruh Kami”, tanpa menentukan tempat tiupan. Karenanya,
kita tidak boleh memastikan sesuatu pun di antara semua itu, kecuali
dengan dalil yang qat‟i. Ketika itu Maryam mengasingkan diri dengan
membawa kandungannya, yaitu Isa as., ke suatu tempat yang jauh dari
manusia.

4
Syaik Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Al Jami‟ li Ahkām Al-Qur`an
Oleh Amir Hamzah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 246. Lihat juga dalam tafsir
Adhwa`ul Bayan [h. 444], tafsir Sya‟rawi [h. 521], tafsir al-Azhar [h. 17], dan tafsir al-
Mishbah [h. 169]
5
Atsar dari Ibnu Abbas yang disebutkan oleh Ath-Thabari dalam Jami‟ Al Bayan,
An-Nuhas dalam Ma‟ani Al-Qur`an, As-Suyuthi dalam Ad-Durr Al Mantsur, dan Abu
Hayyan dalam Al Bahr.
6
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, terj. Jami‟ Al
Bayan an Ta„wil Ayi Al-Qur`an Oleh Ahsan Askan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 507
7
Musthafa Al-Maraghi tidak mencantumkan periwayatannya
79

Maryam mengambil tempat yang jauh, tidak lain karena dia malu
kepada kaumnya, karena dia termasuk keluarga nabi-nabi, dan merasa
mendapat tuduhan dari mereka. Maka dia memutuskan untuk tidak
menemui mereka dan mereka tidak melihatnya. 8
Wahbah Zuhaili (w. 1436 H) dalam tafsir al-Wasith menjelaskan
mengenai lamanya masa kehamilan Maryam, bahwasannya terdapat
sejumlah riwayat yang menyatakan bahwa Maryam melahirkan dalam
usia kandungan delapan bulan sebagai pengecualian dan pengkhususan
bagi Isa as., berbeda dengan yang terjadi dalam kebiasaan bahwasannya
bayi yang terlahir dalam usia kandungan delapan bulan tidak dapat
bertahan hidup.9
Quraish Shihab (1944 M) dalam tafsirnya menjelaskan mengenai
lamanya masa kehamilan Maryam, bahwasannya mayoritas ulama
menegaskan bahwa kelahiran Nabi Isa as., melalui proses biasa, yakni
kehamilan selama sembilan bulan, bukan dalam waktu sekejap.10
Dari beberapa penafsiran mengenai surat Maryam ayat 22 di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa setelah malaikat Jibril meniupkan ruh ke
dalam rahim Maryam, maka Maryam mengandung kemudian
mengasingkan diri ke tempat yang jauh untuk menghindari dirinya dari
berbagai cemoohan dan kejadian yang tak diinginkan dari kaumnya. Para
ahli tafsir sepakat bahwa tempat yang dipilih Maryam adalah Betlehem.
Mengenai lamanya masa kehamilan Maryam, para ahli tafsir berbeda
pendapat . Ada yang mengatakan, bahwa kehamilan Maryam selama
sembilan bulan, seperti kehamilan pada umumnya. Ada juga yang

8
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 16, terj. Bahrun Abubakar,
dkk, (Semarang: Toha Putra, 1993), cet. 2, h. 75. Lihat juga dalam tafsir al-Wasith [h. 482]
9
Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Wasith, terj. Muhtadi, dkk, (Jakarta: Gema Insani,
2013), jilid 2, cet. 1, h. 483
10
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an, h.
168. Lihat juga dalam tafsir Adhwa`ul Bayan [h. 448]
80

mengatakan selama delapan bulan, dan ada pula yang mengatakan


selama enam bulan. Bahkan ada yang mengatakan masa kehamilannya
terjadi dalam waktu sekejap, Ia langsung melahirkan saat itu juga.
Akan tetapi Mayoritas ulama tafsir, mengatakan bahwa Sayyidah
Maryam mengandung Isa as. sama seperti halnya yang dialami oleh para
wanita pada umumnya. Karena Al-Qur`an tidak menyebutkan secara
detail mengenai lamanya Isa as. berada di dalam kandungan ibunya.
Karena dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim terdapat hadits yang
menyatakan bahwa setiap fase dari fase-fase yang disebutkan dalam ayat
di atas berlangsung selama empat puluh hari.11
ً ‫ص يد ي‬ ً َّ ‫الل صلَّى الل علىي ًو كسلَّم كىو‬ ً ‫وؿ‬ ً ‫عن عب ًد‬
‫كؽ " إ َّف أ ى‬
‫ىح ىد يك ٍم يٍُي ىم يع‬ ٍ ‫الصاد يؽ الٍ ىم‬ ‫ى ي ى ٍ ى ى ى ىيى‬ ‫ ىح َّدثىػنىا ىر يس ي‬:‫اؿ‬ ‫ قى ى‬،‫الل‬ ٍ‫ى ٍ ى‬
‫ضغىةن ًمثٍ ىل‬ ً ً ً
ٍ ‫ك يم‬ ‫ يُثَّ يى يكو يف ًِف ذىل ى‬،‫ك‬ ‫ك ىعلى ىق نة ًمثٍ ىل ذىل ى‬
‫ يُثَّ يى يكو يف ًِف ذىل ى‬،‫ي يىػ ٍونما‬ ً ً
‫ىخلٍ يقوي ًِف بىطٍ ًن أ ّْيمو أ ٍىربىع ى‬
‫ ىك ىش ًق ّّي أ ٍىك‬،‫ ىك ىع ىملً ًو‬،‫ىجلًًو‬ ًً ً ‫ بً ىكٍت‬:‫ات‬
‫ ىكأ ى‬،‫ب ًرٍزقو‬
‫ كيػؤمر بًأىرب ًع ىكلًم و‬،‫الركح‬ ًً
‫ك فىػيىػٍنػ يف يخ فيو ُّ ى ى ي ٍ ى ي ٍ ى ى‬ ‫ يُثَّ يػيٍر ىس يل الٍ ىملى ي‬،‫ك‬
ً
‫ذىل ى‬
.‫ىسعًي هد‬
“Dari Abdullah bin Mas‟ud, beliau berkata : Rasulullah Saw.
menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar
dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian
berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian
diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan ruh ke
dalamnya,lalu memerintahkan untuk menulis empat kata, yaitu
menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasibnya apakah termasuk
orang yang celaka ataukah bahagia.” (HR. Bukhori dan Muslim).12

Hadits ini menjelaskan bahwa selama seratus dua puluh hari, janin
mengalami tiga kali perkembangan. Perkembangan tersebut terjadi setiap

11
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Munir, terj. At-Tafsiirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-
Syarii‟ah wal Manhaj Oleh Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2016), h.
353
12
Muslim bin Hajjaj Abu al Hasan An Naisaburi, al Musnad ash Shahih al
Mukhtasar bi Naqli al Adli „an adli, (Beirut: Dar Ihya`at-turats, 2009), bab kaifiyah Khalqil
Adamiy, juz. 4, no. 2643, h. 2036. Lihat juga dalam kitab Shahih Bukhari, h. 111, juz. 4, no.
3208, bab dzikrul malaikah, Imam Abu Dawud no. 4708, Imam at-Tirmidzi no. 2138, dan
Imam Ibnu Majah no. 76.
81

empat puluh hari. Empat puluh hari pertama, janin masih berbentuk
nuthfah. Empat puluh hari berikutnya, berbentuk gumpalan darah. Empat
puluh hari berikutnya, menjadi segumpal daging. Setelah seratus dua
puluh hari, malaikat meniupkan ruh ke dalamnya, dan ditetapkan bagi
janin tersebut empat ketentuan. Perkembangan janin ini juga disebutkan
dalam Al-Qur`an. Sebagaimana firman Allah Swt.:
‫ يُثَّ ىخلى ٍقنىا‬٢٢ ۡ ‫ي‬ ‫ يُثَّ ىج ىعلٍنَٰوي نيطٍىفةن ًِف قىػرا ور َّمكً ٍ و‬٢٢ ۡ ‫ي‬ ‫اَّلنٍسا ىف ًم ٍن يس َٰللىوة ّْم ٍن ًط ٍ و‬ ً
‫ٍ ى‬ ‫ىكلىىق ٍد ىخلى ٍقنىا ٍ ى‬
ۡ‫ضغى ىة ًع َٰظ نما فى ىك ىس ٍونىا الٍعً َٰظ ىم ىَلٍ نما يُثَّ اىنٍ ىشأٍنَٰوي ىخلٍ نقا اَٰ ىخىر‬
ٍ ‫ضغى نة فى ىخلى ٍقنىا الٍ يم‬
ٍ ‫النُّطٍىف ىة ىعلى ىق نة فى ىخلى ٍقنىا الٍ ىعلى ىق ىة يم‬
٢٢ ۡ‫ي‬ ًً َٰ
‫فىػتىبى ىارىؾ اللٌوي اى ٍح ىس ين ا ٍْلَٰلق ٍى‬
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”(QS. al-Mu‟minun[23]: 12-14)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan empat tahapan penciptaan manusia


yang ada dalam hadits di atas dan menambah tiga tahapan yang lain.
sehingga menjadi tujuh tahapan. Ibnu Abbas ra. berkata, “Anak adam
diciptakan melalui tujuh tahapan”, lalu ia membaca ayat di atas.” Hikmah
diciptakannya manusia secara bertahap, padahal sebenarnya Allah Swt.
mampu untuk menciptakan secara langsung dan dalam waktu yang
singkat, adalah untuk menyesuaikan dengan sunatullah yang berlaku di
alam semesta. Semuanya berjalan sesuai hukum sebab akibat. Semua ini
justru menandakan kekuasaan Allah Swt. yang sangat besar.
Hikmah lainnya, agar manusia berhati-hati dalam melakukan segala
urusannya, tidak terburu-buru. Juga mengajarkan kepada manusia bahwa
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sempurna, baik dalam
82

masalah-masalah batin ataupun zahir, adalah dengan melakukannya


dengan penuh hati-hati dan bertahap.13

Menurut penulis, jika memang lamanya Siti Maryam mengandung


selama enam bulan, pendapat ini pun dapat dibenarkan. Karena usia
kehamilan paling singkat telah disinggung dalam Al-Qur`an surat Al-
Ahqaf ayat 15 dan surat Lukman ayat 14. Pada dua ayat tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa usia kehamilan terpendek diperkenalkan Al-
Qur`an adalah enam bulan. Dan inilah batas terendah bagi seorang ibu
mengandung bayinya dan dapat bertahan hidup, sehat, dan walafiayat.14

2. Posisi terbaik ketika melahirkan


٢٢ ‫ت نى ٍسينا َّمٍن ًسيِّا‬ ُّ ‫ت َٰيػلىٍيتىً ٍِن ًم‬ ً ‫فىاىجاۤءىا الٍمخاض اً َٰٰل ًج ٍذًع الن‬
‫ت قىػٍب ىل َٰى ىذا ىكيكٍن ي‬ ٍ ‫َّخلىةۡ قىالى‬
ٍ ‫ى ىى ى ى ي‬
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar)
pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi
dilupakan".” (QS. Maryam[19]: 23)

Di dalam tafsirnya, Qurthubi (w. 671 H) mengartikan kata ( ‫) أجاءىا‬

yaitu menyeret atau memaksanya.15 Akan tetapi, menurut Syeikh


Muhammad Mutawalli Sya‟rawi (w. 1418 H), kata ( ‫ ) أجاء‬artinya datang,

yang berarti menunjukkan bahwa kedatangan itu bukanlah atas


kehendaknya, akan tetapi terpaksa dan pasrah menerima.16

13
Musthafa Dieb Al-Bugha, Syarah Kitab Arba‟in An-Nawawiyah, terj. Al-Wafi Fi
Syarhil Arba‟in An-Nawawiyah Oleh Muhil Dhofir, (Jakarta: Al-I‟tishom, 2018), Cet. Ke-31,
h. 20
14
Muhammad Hatta al-Fattah, Keajaiban Angka dalam Al-Qur`an: Mengungkap
Rahasia Ayat-Ayat Angka dalam Al-Qur`an, (Jakarta: Mirqat, 2010), h. 226-227
15
Syaik Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Al Jami‟ li Ahkām Al-Qur`an
Oleh Amir Hamzah, h. 247. Lihat juga dalam tafsir Munir [h. 356]
16
Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi , Tafsir Asy-Sya‟rawi, terj. Tafsir
Sya‟rawi Oleh Tim Safir al-Azhar, (Medan: Duta Azhar, 2008), h. 521
83

Kemudian kata (‫( املخاض‬, menurut Syaikh Asy-Syanqithi (w. 1393 H),

mengartikan gerak/gerakan yang sangat keras.17 Sedangkan Wahbah


Zuhaili (w.1436 H) memaknai kata (‫ ( املخاض‬yaitu rasa sakit akan

melahirkan anak dan ketika kontraksi saat bayi di dalam kandungan


bergerak keluar.18
Kemudian kata (‫ ) جذع النخلة‬menurut Al-Qurthubi (w. 671 H) kata

tersebut mempunyai makna “pangkal pohon kurma kering yang ada di


padang pasir yang tidak berdahan”.19 Sedangkan Quraish Shihab (1944
M ) memaknai kata tersebut yakni batang/pangkal pohon kurma.20
Kemudian kata ( ‫) نسيا‬, sebagian ulama tafsir21 memaknai kata

tersebut yakni sesuatu yang remeh (tidak berarti) sehingga ditinggalkan


dan dilupakan. Akan tetapi, dalam tafsir Adhwa`ul Bayan lafazh
tersebut memiliki arti sesuatu yang aku tinggalkan dan aku lupakan.22
Musthafa Al-Maraghi (w. 1371 H) menjelaskan ayat tersebut
bahwasannya rasa nyeri menjelang melahirkan telah memaksanya untuk
bersandar dan bergantung kepada batang pohon kurma, agar dapat
melahirkan dengan mudah. Dia berangan-angan, sekiranya saja dia mati
sebelum waktu ini, waktu dia menghadapi peristiwa besar itu, karena
malu dan takut mendapat cemoohan dari orang banyak, atau sekiranya

17
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa`ul Bayan, terj. Adhwa` Al Bayan fi Idhah Al-
Qur`an bi Al-Qur`an Oleh Fakhrurazi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 445. Lihat juga
dalam tafsir Al-Mishbah [h. 169]
18
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Munir, h. 356
19
Syaik Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, h. 248
20
Quraish Shihab, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an, h.
169. Lihat juga dalam tafsir munir [h. 356]
21
Lihat tafsir Ath-Thabari [h. 514], tafsir Al-Qurthubi [h. 248], tafsir Sya‟rawi [h.
522], tafsir Munir [h. 356], dan tafsir Al-Mishbah [h. 169]
22
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa`ul Bayan, h. 447
84

dia menjadi sesuatu yang tidak berarti dan tidak dihiraukan oleh
seorang pun.23
Dalam tafsir Al-Qurthubi (w. 671 H) yang disebutkan oleh Al
Mawardi (w. 450 H) dalam tafsirnya dijelaskan, Maryam mengangankan
kematian dari segi agama berdasarkan dua alasan. Pertama: Ia khawatir
orang-orang akan mengira buruk terhadap agamanya dan ia tercela
sehingga ia terfitnah oleh itu. Kedua: Agar sebab itu orang-orang tidak
melontarkan tuduhan dan mengaitkannya dengan zina, sebab itu akan
menghancurkan. Hingga batas ini, maka mengangankan kematian adalah
boleh.
Sama halnya yang dikatakan oleh Ibnu Katsir (w. 774 H ) dalam
tafsirnya, bahwa mengharapkan kematian di saat terjadinya fitnah adalah
diperbolehkan. Karena, Maryam mengetahui bahwa ia akan diuji dan
dicoba dengan anak yang dilahirkannya ini berupa hilangnya dukungan
manusia dan sikap mereka yang tidak akan membenarkan cerita yang
disampaikannya. Karena dahulunya dia adalah seorang ahli ibadah, kini
menurut pandangan mereka, dia adalah seorang pelacur dan penzina.24
Sedangkan As-Sa‟di (w. 1375 H) menjelaskan ayat tersebut bahwa
ketika masa kelahiran sudah dekat, rasa sakit menjelang persalinan
memaksanya bersandar pada pangkal pohon kurma. Tatkala Maryam
mulai didera rasa sakit (menjelang) melahirkan, perihnya jauh dari
makanan dan minuman, pedihnya hatinya karena komentar miring
orang banyak, dan mencemaskan kemampuannya untuk bersabar, maka
dia berandai-andai, bahwa dia mati sebelum mengalami kejadian ini,
hingga menjadi tak berarti lagi dilupakan (oleh manusia), dan tidak
disebut-sebut (lagi). Pengandaian itu bertolak dari kondisi yang

23
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 75
24
Lihat dalam tafsir Al-Wasith [h. 484], tafsir Al-Qurthubi [h. 251], dan tafsir Ibnu
Katsir [h. 322]
85

merisaukannya tadi, padahal tidak ada nilai kebaikan dan kemaslahatan


sama sekali baginya saat menginginkan kematian itu. Kebaikan hanya
terwujud dengan menghargai apa yang telah terjadi.25
Mutawalli Sya‟rawi (w. 1418 H) menjelaskan ayat ini bahwasannya
rasa sakit untuk melahirkan itulah yang memaksa Maryam untuk
bersandar ke batang pohon kurma. Seakan-akan ada kekuatan yang
mendesaknya untuk keluar dan bersandar di batang pohon kurma.
Dalam ayat ini, Allah Swt. menjelaskan alasan Maryam mendatangi
pohon kurma dan bersandar dibatangnya. Sebab, setiap perempuan yang
akan melahirkan membutuhkan tempat bersandar untuk meneran dan
menghilangkan rasa sakit. Demikian juga seorang ibu yang akan
melahirkan bayinya membutuhkan bantuan orang lain yang mengelus
dan mendampinginya ketika proses persalinan itu berlangsung. 26
Dari beberapa penafsiran mengenai surat Maryam ayat 23 di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa para ahli tafsir tidak berbeda pendapat,
ketika Maryam mulai merasakan rasa sakit kontraksi disebabkan oleh
desakan janin yang akan keluar, maka Maryam menyandarkan
tubuhnya yang lemah pada pangkal pohon kurma. Rasa yang begitu
hebat membuatnya nyaris putus asa. Keadaan dirinya yang sendiri, jauh
dari keluarga, tanpa seorang pun di dekatnya. Maryam pun
mengeluarkan seluruh keluh kesahnya. Keputus asaanya karena rasa
sakit yang terus datang silih berganti.
3. Wanita yang akan melahirkan membutuhkan support
ً ُّ‫فىػنىادَٰىها ًمن ىٍَتتًهاۡ اىََّّل ىٍَتزًِن قى ٍد جعل رب‬
ً ‫ك ىٍَتتى‬
٢٢ ‫ك ىس ًريِّا‬ ‫ى ٍ ىى ى ى‬ ‫ى ٍ ى‬
“Maka dia (Jibril) menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah
kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu.” (QS. Maryam[19]: 24)
25
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir Al-Qur`an, h. 419. Lihat juga
dalam tafsir al-Wasith [483]
26
Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi, h. 521
86

Ath-Thabari (w. 310 H), memahami kata ( ‫ ) من َتتها‬di sini adalah

bahwa yang menyeru dari bawah tempat Maryam berada itu adalah Isa
as. yang memanggil ibunya dari bawahnya setelah melahirkannya. 27
Namun, Al-Qurthubi (w. 671 H) berbeda berpendapat, bahwa yang
menyeru dari bawah tempat Maryam berada itu adalah malaikat Jibril
as.28
Adapun yang berpendapat bahwa yang menyerunya itu malaikat Jibril
maupun Isa as., masing-masing dari mereka mempunyai alasan tersendiri.
Pertama: dhamir (kata ganti) pada ayat ini menunjuk kepada ayat 21 dan
sebelumnya.29 Kedua: Mereka yang berpendapat bahwa itu malaikat
Jibril, dengan alasan diantaranya karena bahwa Isa tidak berkata apa-apa
hingga kaumnya datang kepadanya.
Sedangkan alasan mereka yang berpendapat bahwa yang
memanggilnya adalah Isa. Pertama: dhamir (kata ganti) kembali kepada
orang yang lebih dekat dengan yang disebutkan dalam ayat tersebut,
kecuali ada dalil yang menjelaskannya. Sedangkan orang yang disebutkan
dalam ayat itu (surat Maryam ayat 22 “ ‫)” فحملتو‬, yang paling dekat

dengan Maryam adalah Isa. Kedua: ketika kaumnya datang, saat Maryam
membawa anak Isa, mereka mengatakan sesuatu kepadanya. Maryam lalu
menunjuk kepada anaknya agar mereka (kaumnya) itu berbicara saja
dengan anak itu.30

27
Lihat dalam kitab tafsir Ath-Thabari [h. 523]
28
Syaik Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, h. 251. Lihat juga dalam tafsir
tafsir As-Sa‟di [h. 419], tafsir Adhwa`ul Bayan [h. 449], dan tafsir al-Mishbah [h. 170]
29
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, h.
170
30
Adhwa`ul Bayan, h. 451
87

Kemudian kata ( ‫) سريٌا‬, dipahami oleh mayoritas ulama dengan arti

sungai/anak sungai/telaga/aliran air.31 Namun, ada sejumlah riwayat yang


mengatakan bahwa kata tersebut memiliki makna seorang tuan yang
mempunyai perilaku agung, maksudnya adalah Isa sa.32
Musthafa Al-Maraghi (w. 1371 H) menjelaskan ayat tersebut dalam
tafsirnya, maka Isa as. menyerunya. Demikian kata Hasan Basri dan Sa‟id
bin Jubair. (Allah telah membuat Isa mampu berbicara ketika dia
melahirkannya, untuk menyenangkan hati dan mengusir kesepiannya,
sehingga ketika itu dia dapat menyaksikan untuk pertama kali keluhuran
derajat anak yang dikabarkan oleh Jibril as. kepadanya itu). Isa berseru,
“Wahai ibunda, janganlah engkau bersedih hati. Sesungguhnya Tuhanmu
yang telah berbuat baik kepadamu telah menjadikan di bawahmu seorang
anak lelaki yang mempunyai derajat luhur dan pemurah.”33
As-Sa‟di (w. 1375 H) menjelaskan dalam tafsirnya bahwa ketika itu,
malaikat datang menenangkan rasa kekhawatiran Maryam dan
meneguhkan hati serta memanggilnya dari bawah. Mungkin saja malaikat
berada di tempat yang lebih rendah daripada tempat Maryam. Malaikat
mengatakan, “Janganlah engkau bersedih hati! Maksudnya janganlah
engkau mengeluh dan jangan pula menghiraukan (keadaanmu). Dan
Allah telah menyediakan sungai yang bisa engkau minum airnya. 34
Mutawalli Sya‟rawi (w. 1418 H) mengatakan dalam kitab tafsirnya,
bahwa malaikat Jibril masih bersama-sama dengan Maryam. Hanya saja
dia tidak berada di posisi bawah. Oleh karena itu, yang memanggilnya
berarti adalah Allah swt. Ketika Maryam bersalin tidak seorang pun yang

31
Menurut pendapat Ath-Thabari, As-Sa‟di, Asy-Syanqithi, Asy-Sya‟rawi, Wahbah
Zuhaili, dan Quraish Shihab
32
Riwayat yang terdapat dalam tafsir Ath-Thabari.
33
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 76
34
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir Al-Qur`an, h. 419
88

berada di sisinya sebagaimana lazimnya seorang istri yang bersalin di


temani oleh suami atau saudara dekatnya, yang menghibur dan
menguatkan semangatnya. Oleh karena itu, Allah Swt. menghibur
Maryam. Kemudian Allah langsung menyediakan makanan dan minuman
baginya.35
Dari beberapa penafsiran mengenai surat Maryam ayat 24 di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas ulama tafsir mengatakan, yang
menyeru kepada Maryam adalah malaikat Jibril. Dia (Jibril) datang
kepada Maryam yang sedang sedih untuk menghibur dan menenangkan
rasa kekhawatirannya, serta memberitahu kepada Maryam bahwa Allah
Swt. telah mengalirkan sebuah anak sungai untuknya.
4. Makanan terbaik yang dianjurkan menjelang dan
pascapersalinan serta isyarat untuk berusaha dalam mencari
rezeki
ً ‫َّخلىًة تي َٰس ًق ٍط ىعلىي‬
٢٢ ۡ ‫ك يرطىبنا ىجنًيِّا‬ ًً ً ‫كىّْزمۡ اًلىي‬
ٍ ٍ ‫ك ِب ٍذًع الن‬ ٍ ٍ ‫ىي‬
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”(QS.
Maryam[19]: 25)

Menurut Al-Biqa‟i (w. 885 H) yang disebutkan di dalam tafsir Al-


Mishbah, memahaminya keberadaan pohon kurma di tempat dan waktu
itu sebagai keajaiban. Ini karena ulama tersebut menduga peristiwa
kelahiran „Isa as. terjadi di musim dingin, sedangkan kurma hanya
berbuah di musim panas, dan sangat sulit bertahan di musim dingin.
Pohon kurma juga tidak dapat berbuah kecuali setelah melalui proses
perkawinan, sedang di sini buahnya berjatuhan tanpa perkawinan dan

35
Syekh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi, h. 522
89

hanya dengan gerakan yang dilakukan Maryam, persis sama dengan apa
yang dialami oleh kelahiran anak Maryam yang tanpa perkawinan itu.36
Asy-Syanqithi (w. 1393 H) dalam tafsirnya menjelaskan, sebagian
ulama mengatakan bahwa pangkal pohon kurma yang diperintahkan
Allah untuk digoyang-goyangkan adalah pangkal yang tidak berbuah.
Kemudian ketika pangkal pohon kurma itu digoyang-goyangkan, Allah
menjadikannya memilki buah kurma yang sudah matang.
Sebagian ulama lain mengatakan bahwa pangkal pohon itu adalah
pangkal pohon kurma yang hanya tumbuh, tetapi tidak memiliki buah,
namun ketika Maryam menggoyang-goyangkannya, Allah menumbuhkan
buahnya dan menjadikannya kurma yang telah matang.
Ulama lain berpendapat bahwa pohon kurma itu sebenarnya telah
berbuah, dan Allah memerintahkan Maryam untuk menggoyangkan-
goyangkannya agar buahnya jatuh.37
Sedangkan dalam tafsir Munir Karya Wahbah Zuhaili (w.1436 H), Al-
huzz memiliki arti menggerakkan sesuatu dengan keras atau lembut, atau
miringkanlah atau goyanglah. Sedangkan kata ( ‫ ) جذع النخلة‬ulama sepakat

mengartikan pangkal pohon kurma. Menurut Zamakhsyari (w. 538 H)38,


batang pohon kurma tersebut kering di gurun pasir, tanpa buah dan tanpa
dedaunan.
Kata ( ‫ ) رطبا جنيٌا‬memiliki arti buah kurma yang masak, kurma yang

siap santap, kurma yang segar, lezat, dan bermanfaat. Sebagian ulama
menyimpulkan bahwa makanan yang baik untuk dikonsumsi oleh para

36
Lihat dalam kitab tafsir Al-Mishbah [h. 169]
37
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa`ul Bayan, h. 455
38
Disebutkan oleh Zamakhsyari dalam kitab At-Tafsiirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-
Syarii‟ah wal Manhaj [h. 357]
90

wanita yang sedang nifas adalah kurma.39 Kurma juga merupakan


makanan terbaik untuk men-tahnik (menyuapi bayi yang baru lahir
dengan makanan yang dilembutkan di mulut orang saleh). Dan jika
seorang wanita kesulitan untuk melahirkan, tidak ada makanan yang lebih
baik baginya selain kurma.40
Musthafa Al-Maraghi (w. 1371 H) menjelaskan ayat ini dalam
tafsirnya, bahwasannya ini adalah tanda kekuasaan Allah yang lain
baginya. Sebab, diriwayatkan bahwa pohon kurma itu pohon yang kering,
tidak berkepala, dan tidak berbuah, sedang ketika itu adalah musim
dingin. Maka Allah menurunkan rezeki baginya, lalu dijadikanlah bagi
pohon kurma itu berkepala, daun, dan buah. Ini adalah riwayat yang
dikuatkan oleh dalil.
Di sini terdapat isyarat, bahwa siapa yang kuasa untuk menjadikan
buah bagi pohon kurma yang kering di musim dingin, kuasa pula untuk
menjadikan Maryam mengandung tanpa melalui sunnah-sunnah yang
biasa. Jika terdapat isyarat, bahwa berusaha mencari rezeki adalah suatu
hal yang dituntut dan tidak bertentangan dengan makna tawakal.41
Pada ayat ini, Asy-Syanqithi (w. 1393 H) mengatakan dalam tafsirnya
sebagian ulama mengatakan bahwa berusaha dalam mencari rezeki
adalah perkara yang diperintahkan di dalam syari‟at. Namun, hal itu tidak
berarti harus menafikan sikap tawakal kepada Allah. Perkara seperti ini
adalah perkara yang sudah pasti diketahui dalam agama. Berusaha dalam
menghasilkan manfaat dan menolak mudharat di dunia ini adalah perkara
yang diperintahkan di dalam syariat, dengan tidak menafikan sikap
tawakal kepada Allah. Seseorang yang diberikan tanggung jawab harus

39
Tafsir Adhwa`ul Bayan, h. 459
40
Lihat dalam kitab tafsir munir [h. 359],
41
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 76
91

selalu berusaha, sebagai sikap tunduk dan patuh terhadap perintah


Tuhannya.42
Wahbah Zuhaili (w. 1436 H) mengatakan dalam tafsir Munir,
goyanglah batang kurma itu maka ia akan menggugurkan kurma-kurma
basah segar yang sudah masak dapat dipetik dan dimakan, tanpa perlu
difermentasi dan diolah.43
Quraish Shihab (1944 M) dalam tafsirnya menjelaskan bahwasannya
ayat di atas mengisyaratkan bahwa buah kurma merupakan makanan
yang sangat baik bagi wanita yang sedang dalam masa nifas / selesai
melahirkan, karena ia mudah dicerna, lezat lagi mengandung kalori yang
tinggi.
Dan pada ayat ini juga terlihat bagaimana Maryam yang dalam
keadaan lemah itu masih diperintahkan untuk melakukan kegiatan dalam
bentuk menggerakkan pohon kurma guna memperoleh rezeki, walaupun
boleh jadi pohon itu tidak dapat bergerak karena lemahnya fisik Maryam
setelah melahirkan. Ini sebagai isyarat kepada semua pihak untuk tidak
berpangku tangan menanti datangnya rezeki, tetapi harus berusaha dan
terus berusaha sepanjang kemampuan yang dimiliki.44
Dari beberapa penafsiran mengenai surat Maryam ayat 25 di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa para mufassir sepakat buah kurma yang
matang merupakan makanan terbaik bagi wanita setelah melahirkan
(nifas). Sedangkan, Musthafa al-Maraghi dan Asy-Syanqithi mengatakan,
ayat tersebut mengandung isyarat perintah untuk bekerja dalam mencari
rezeki adalah sunnatullah bagi para hamba-Nya, tanpa menjelaskan
manfaat buah kurma bagi wanita nifas.

42
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa`ul Bayan, h. 457
43
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Munir, terj. At-Tafsiirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-
Syarii‟ah wal Manhaj, h. 357
44
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, h.
171
92

5. Makan dan minum yang bergizi serta bersenang hatilah


...ۡ ‫فى يكلً ٍي ىكا ٍشىرً ٍِب ىكقىػّْر ٍم ىعٍيػننا‬
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu....

Al-Qurthubi (w. 671 H) menjelaskan ayat ini, makanlah dari kurma


matang itu dan minumlah dari aliran air itu, dan bersenang hatilah
dengan melihat anaknya yang seorang nabi itu.45
Musthafa Al-Maraghi (w. 1371 H) mengatakan dalam tafsirnya,
makanlah buah itu, minumlah dari air perasannya, bersenang hatilah, dan
usirlah kesedihanmu.46
Kata ( ‫ ) فكلى‬maksudnya adalah “maka makanlah buah kurma itu”,

sedangkan kata ( ‫ ) كاشرىب‬yaitu “dan minum dari sungai itu.”

Ayat ini adalah pelipur lara bagi Maryam, dari sisi selamat (terhindar)
dari rasa sakit saat melahirkan, dan memperoleh makan dan minum serta
ketenangan.47
Menurut Asy-Syanqithi (w. 1393 H) dalam tafsirnya dijelaskan
bahwa Allah tidak mengatakan secara jelas mengenai perintah-Nya
untuk dimakan dan diminum, hanya saja Dia memberikan isyarat bahwa
yang Dia perintahkan untuk dimakan adalah buah kurma yang masak
(disebutkan dalam ayat 25), sedangkan yang Dia perintahkan untuk
diminum adalah air dari anak sungai (disebutkan dalam ayat 24), yang
diungkapkan dengan lafazh as-sariy. Inilah yang tampak dari ayat
tersebut.48

45
Syaik Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, h. 259. Lihat juga dalam tafsir Ath-
Thabari [h. 537]
46
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 77
47
Syaik Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir Al-Qur`an, h. 420
48
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa`ul Bayan, h. 455
93

Dalam tafsir Sya‟rawi dijelaskan bahwa ketika Allah Swt.


menghidangkan panganan untuk Maryam, terlebih dahulu menyediakan
air minum kemudian makanan berupa kurma. Hal ini menunjukkan
bahwa air lebih dibutuhkan manusia daripada makanan itu sendiri.
Namun, ketika makanan dan minuman itu disantap, Allah mendahulukan
makanan daripada minuman, sebagaimana tertera dalam ayat tersebut
(ayat 26). Hal ini untuk menunjukkan bahwa biasanya manusia makan
baru setelah itu minum.
Kemudian Allah memerintahkan Maryam untuk bersenang hati dan
tidak memikirkan proses persalinannya tersebut, akan tetapi
menghadapinya dengan senang hati, sebab Allah Swt. berada di
pihaknya. Jadi setelah Allah memberikan rasa kenyang untuk kebutuhan
tubuhnya, maka Allah mengisi kekosongan jiwanya. 49
Dari pemaparan beberapa ulama tafsir di atas, maka dapat
disimpulkan, pada ayat ini para mufassir berpendapat bahwa Allah
memerintahkan Maryam untuk makan buah kurma dan minum dari
aliran air yang telah disediakan oleh Allah Swt. guna memulihkan
kembali tenaganya. Karena wanita setelah melahirkan akan merasa
sangat letih. Kemudian Allah juga memerintahkan Maryam untuk
bersenang hati dengan kelahiran anaknya.
B. Analisis Mengenai Persalinan Menurut Al-Qur`an dan Ilmu
Kebidanan.
Setelah menguraikan panjang lebar mengenai persalinan menurut Al-
Qur`an dan ilmu kebidanan, mulai dari mendeskripsikan tentang
persalinan pada bab 2 hingga penafsiran surat Maryam ayat 22-26 pada
bab 4. Maka, pada bagian ini penulis akan menganalisa persalinan
menurut Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.

49
Syekh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi, h. 524
94

Berdasarkan analisis penulis terhadap penafsiran surat Maryam ayat


22-26, maka penulis menemukan poin-poin persamaan mengenai
persalinan dalam Al-Qur`an dan ilmu kebidanan di antaranya adalah:
1. Pada ayat 22, ketika Maryam mengandung kemudian ia
menyisihkan diri dari kaumnya ke tempat yang jauh untuk
menenangkan jiwanya. Secara fisiologi wanita hamil akan merasa
terancam saat berada dalam lingkungan yang membuat dia tidak
nyaman maka hal yang secara naluri dia lakukan adalah mencari
tempat yang tenang.
Ahli tafsir berbeda pendapat mengenai lamanya masa kehamilan
Maryam. Ada yang mengatakan dalam waktu sekejap, enam
bulan, delapan bulan, dan sembilan bulan sama seperti wanita
pada umumnya. Dalam hal ini, di dunia medis dikenal dengan
istilah abortus50, partus immaturus51, partus prematurus52, partus
maturus atau a‟terme53, dan partus postmaturus atau serotinus54.
2. Pada ayat 23, para ahli tafsir tidak berbeda pendapat, ketika
Maryam mulai merasakan rasa sakit kontraksi disebabkan oleh
desakan janin yang akan keluar, maka Maryam menyandarkan
tubuhnya yang lemah pada pangkal pohon kurma. Rasa yang
begitu hebat membuatnya nyaris putus asa. Keadaan dirinya yang
sendiri, jauh dari keluarga, tanpa seorang pun di dekatnya.
Maryam pun mengeluarkan seluruh keluh kesahnya. Keputus
asaanya karena rasa sakit yang terus datang silih berganti.
Ternyata penafsiran tersebut sesuai dengan apa yang ada di
dalam ilmu kebidanan. Bahwa proses persalinan dimulai dengan

50
Kelahiran pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu.
51
Kelahiran pada usia kehamilan 28 minggu.
52
Kelahiran pada usia kehamilan 37 minggu.
53
Kelahiran pada usia kehamilan 42 minggu.
54
Kelahiran pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu.
95

kontraksi ringan yang terus-menerus menandakan sebagi awal


tahap pertama proses persalinan. Setiap wanita mengalami
kontraksi dengan cara berbeda. Sebagian hanya merasakan
kontraksi ringan dan yang lain merasakan kontraksi yang lebih
dalam. Kemudian posisi bersandar ini juga membantu penurunan
kepala janin untuk mencapai dasar panggul.
3. Pada ayat 24, mayoritas ulama tafsir mengatakan, yang menyeru
kepada Maryam adalah malaikat Jibril. Dia (Jibril) datang kepada
Maryam yang sedang sedih untuk menghibur dan menenangkan
rasa kekhawatirannya, serta memberitahu kepada Maryam bahwa
Allah Swt. telah mengalirkan sebuah anak sungai untuknya. Dalam
ilmu kebidanan, ibu yang akan melahirkan membutuhkan seorang
pendamping (suami, orangtua, atau karib kerabat) untuk
memberikan support. Seorang pendamping harus bersedia
menemani dan menghiburnya sehingga ibu merasa tenang dan
bahagia dalam menyambut kehadiran buah hatinya. Pada ayat ini
juga menunjukkan isyarat bahwa Maryam melahirkan nabi Isa as.,
dengan menggunakan metode water birth (persalinan dalam air),
sebagaimana telah dijelaskan penulis pada bab 2.
4. Pada ayat 25, para mufassir sepakat buah kurma yang matang
merupakan makanan terbaik bagi wanita setelah melahirkan
(nifas). Sedangkan, Musthafa al-Maraghi dan Asy-Syanqithi
mengatakan, ayat tersebut mengandung isyarat perintah untuk
bekerja dalam mencari rezeki adalah sunnatullah bagi para hamba-
Nya, tanpa menjelaskan manfaat buah kurma bagi wanita nifas.
Dalam ilmu kebidanan, ibu yang akan melahirkan dianjurkan
untuk memperbanyak gerakan agar memudahkan proses
persalinan. Dan buah kurma yang matang sangat berguna bagi ibu
96

yang akan melahirkan dan setelah melahirkan. Kadar besi dan


kalsium yang terkandung dalam buah kurma matang sangat
mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu
ibu dan dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat
melahirkan atau menyusui.
5. Pada ayat 26, para mufassir berpendapat bahwa Allah
memerintahkan Maryam untuk makan buah kurma dan minum
dari aliran air yang telah disediakan oleh Allah Swt. guna
memulihkan kembali tenaganya. Karena wanita setelah
melahirkan akan merasa sangat letih. Kemudian Allah juga
memerintahkan Maryam untuk bersenang hati dengan kelahiran
anaknya. Dalam ilmu kebidanan, wanita yang bersalin pasti akan
mengeluarkan darah, maka makan dan minum menjadi sangat
penting untuk mengganti darah yang keluar.
Adapun analisa penulis mengenai persalinan menurut ilmu kebidanan
berdasarkan teori penyebab terjadinya persalinan menurut Saifuddin
adalah sebagai berikut:
1. Teori pertama yaitu penurunan hormon.
Hormon adalah senyawa kimia yang dibawa oleh darah ke
berbagai bagian tubuh untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu.
Hormon juga merupakan faktor penentu dalam pengaturan proses
kimiawi tubuh dan hormon yang satu dengan yang lainnya saling
berhubungan.55

55
Emma S. Wirakusumah, Tips dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, Cantik, dan
Bahagia di Masa Menopause Dengan Terapi Esterogen Alami, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2004), h. 6
97

Selama kehamilan, dalam tubuh wanita hamil terdapat dua


hormon yang dominan yaitu hormon progesteron dan estrogen. 56
Hormon progesteron merupakan hormon yang mengakibatkan
relaksasi pada otot-otot rahim, sedangkan hormon estrogen
meningkatkan kerentanan rahim. Selama kehamilan, terdapat
keseimbangan antara progesteron dan estrogen di dalam darah.
Progesteron menghambat kontraksi selama kehamilan sehingga
mencegah ekspulsi fetus57. Sebaliknya, estrogen mempunyai
kecenderungan meningkatkan derajat kontraktilitas uterus. Baik
progesteron maupun estrogen disekresikan58 dalam jumlah yang
secara progresif59 makin bertambah selama kehamilan. Namun
saat kehamilan mulai masuk usia 7 bulan dan seterusnya, sekresi
estrogen terus meningkat, sedangkan sekresi progesteron tetap
konstan (tidak berubah) atau mungkin sedikit menurun sehingga
terjadi kontraksi brakton hicks saat akhir kehamilan yang
selanjutnya bertindak sebagai kontraksi persalinan.60
Inilah yang terjadi pada Maryam ketika terjadi penurunan
hormon progesteron, maka terjadilah kontraksi yang sangat luar
biasa pada diri Maryam, yang menandakan awal proses
persalinan itu akan terjadi. Rasa sakit kontraksi yang dirasakan

56
Luh Putu Widiastini, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir,
(Bogor: In Media, 2014), h. 2
57
Ekspulsi fetus adalah keluarnya janin dari rahim ibu melewati jalan lahir. Ketika
dasar panggul sudah lebih berelaksasi. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal.
58
Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan
oleh tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon.
59
Progresif adalah suatu perubahan yang terjadi yang sifatnya maju, meningkat,
meluas, berkelanjutan atau bertahap selama periode waktu tertentu baik secara kuantitatif
ataupun kualitatif.
60
Annisa Ul Mutmainnah, dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
5
98

Maryam, sehingga membuatnya nyaris putus asa dan berangan-


angan untuk mati sebelum itu terjadi.
2. Teori kedua yaitu penurunan fungsi plasenta seiring dengan
tuanya kehamilan.
Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting. Di mana
plasenta memiliki peranan penting sebagai transport zat dari ibu
ke janin.61 Selain itu, plasenta memilki fungsi sebagai alat
pernapasan, yaitu menyalurkan oksigen dari darah ibu ke darah
janin dan kemudian mengembalikan karbon dioksida dari darah
janin ke darah ibu.62
Oleh karena itu, mayoritas ulama tafsir berpendapat bahwa
Maryam melahirkan Nabi Isa as. ketika usia kandungannya telah
cukup bulan (sembilan bulan). Karena dalam teori ilmu
kebidanan, semakin tua usia kehamilan, maka plasenta sudah tidak
menjalankan fungsinya dengan baik terhadap janin. Oleh karena
itu terjadilah proses persalinan sebagaimana yang terjadi pada
Maryam.

61
Annisa Ul Mutmainnah, dkk, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir, h.
36
62
Jumarni Ilyas, Asuhan Keperawatan Perinatal, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
1994), h. 16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian mengenai persalinan menurut Al-Qur`an dan
ilmu kebidanan, maka penulis dapat menyimpulkan di antaranya:
1. Dari penafsiran yang penulis kaji pada surat Maryam ayat 22-26,
dapat disimpulkan beberapa hal yang terkandung, bahwa:
Pertama: Kehamilan Maryam (ayat 22), setelah malaikat Jibril
meniupkan ruh ke dalam rahim Maryam, maka Maryam
mengandung kemudian mengasingkan diri ke tempat yang jauh
untuk menghindari dirinya dari berbagai cemoohan dan kejadian
yang tak diinginkan dari kaumnya. Para ahli tafsir sepakat bahwa
tempat yang dipilih Maryam adalah Betlehem. mengenai lamanya
masa kehamilan Maryam, Mayoritas ulama tafsir, mengatakan
bahwa Maryam mengandung Isa as. sama seperti halnya yang
dialami oleh para wanita pada umumnya.

Kedua: Posisi terbaik ketika melahirkan (ayat 23), para ahli


tafsir tidak berbeda pendapat, ketika Maryam mulai merasakan
rasa sakit kontraksi disebabkan oleh desakan janin yang akan
keluar, maka Maryam menyandarkan tubuhnya yang lemah pada
pangkal pohon kurma. Rasa yang begitu hebat membuatnya
nyaris putus asa. Keadaan dirinya yang sendiri, jauh dari
keluarga, tanpa seorang pun di dekatnya. Maryam pun
mengeluarkan seluruh keluh kesahnya. Keputus asaanya karena
rasa sakit yang terus datang silih berganti.

99
100

Ketiga: Wanita yang akan melahirkan membutuhkan support


(ayat 24), mayoritas ulama tafsir mengatakan, yang menyeru
kepada Maryam adalah malaikat Jibril. Dia (Jibril) datang
kepada Maryam yang sedang sedih untuk menghibur dan
menenangkan rasa kekhawatirannya, serta memberitahu kepada
Maryam bahwa Allah Swt. telah mengalirkan sebuah anak
sungai untuknya.

Keempat: Makanan terbaik yang dianjurkan menjelang dan


pascapersalinan serta isyarat untuk berusaha dalam mencari
rezeki (ayat 25), para mufassir sepakat buah kurma yang
matang merupakan makanan terbaik bagi wanita setelah
melahirkan (nifas). Sedangkan, Musthafa al-Maraghi dan Asy-
Syanqithi mengatakan, ayat tersebut mengandung isyarat
perintah untuk bekerja dalam mencari rezeki adalah
sunnatullah bagi para hamba-Nya, tanpa menjelaskan manfaat
buah kurma bagi wanita nifas.

Kelima: Makan dan minum yang bergizi serta bersenang


hatilah (ayat 26), para mufassir berpendapat bahwa Allah
memerintahkan Maryam untuk makan buah kurma dan minum
dari aliran air yang telah disediakan oleh Allah Swt. guna
memulihkan kembali tenaganya. Karena wanita setelah
melahirkan akan merasa sangat letih. Kemudian Allah juga
memerintahkan Maryam untuk bersenang hati dengan
kelahiran anaknya.
2. Persalinan yang ada dalam ilmu kebidanan ternyata tidak
bertentangan dengan persalinan yang ada di dalam Al-Qur`an
sebagaimana disebutkan dalam surat Maryam ayat 22-26. Akan
101

tetapi, Al-Qur`an tidak menjelaskan secara detail mengenai proses


persalinan karena sebagian isi Al-Qur`an bersifat universal yang
membutuhkan penjelasan. Di dalam ilmu kebidanan dijelaskan,
sebagai tanda awal persalinan sudah dekat diawali dengan adanya
kontraksi, sebagaimana yang tersirat pada surat Maryam ayat 22.
Kemudian posisi bersandar yang dijelaskan dalam Al-Qur`an,
ternyata dalam ilmu kebidanan posisi tersebut merupakan posisi
yang terbaik bagi ibu melahirkan. Karena mendukung gaya
gravitasi, agar bayi mudah dan cepat keluar serta mengurangi
robekan pada jalan lahir. Kemudian anjuran untuk memakan buah
kurma yang matang sebelum dan setelah melahirkan, ternyata ini
dibenarkan oleh dunia medis. Karena buah kurma yang matang
mengandung karbohidrat yang mudah dicerna oleh tubuh, kalori
yang sangat tinggi, zat besi dan kalsium, serta masih banyak
kandungan yang lainnya yang berguna untuk wanita nifas.

Jika dilihat dari hasil telaah teori penyebab terjadinya persalinan


menurut Saifuddin, bahwa dalam hal penurunan hormon,
Maryam merasakan kontraksi yang sangat luar biasa disebabkan
oleh gerakan janin yang akan keluar. Sedangkan, dalam hal
penurunan fungsi plasenta, ketika usia kandungan Maryam
semakin tua atau telah cukup bulan (sembilan bulan), maka
terjadilah persalinan pada Maryam (melahirkan Nabi Isa as).

A. Saran
1. Penulis mengharapkan penelitian mengenai persalinan menurut
Al-Qur`an dan ilmu kebidanan ini dapat memotivasi para wanita
yang akan melahirkan untuk tetap semangat, sabar, dan
mempersiapkan diri dalam menghadapi proses persalinan.
102

2. Penulis mengharapkan penelitian ini ada yang mengkaji secara


mendalam lagi. Karena kajian mengenai persalinan menurut Al-
Qur`an dan ilmu kebidanan berguna bagi wanita yang ingin
melahirkan secara mudah dan lancar, tanpa robekan serta tanpa
jahitan.
103

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Abdurahman, Fuad, Bidadari Stories Kisah Menakjubkan Para Bidadari


Dunia dan Surga, Jakarta: Zahira Publishing, 2015
Abdurrahman, Aisyah, Biografi Istri dan Putri Nabi, terj. Tarajim Sayyidat
Bait an-Nubuwwah oleh Umar Mujtahid, Jakarta: Ummul Qura,
2019
Aditya, Nana, Happy Pregnancy, Yogyakarta: Stiletto Book, 2016
Amrullah, Haji Abdulmalik Abdulkarim, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1982Djalal, Abdul, Ulumul Qur`an, Surabaya: Dunia
Ilmu, 2008
Andatmoyo, Sulistyo, dkk, Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013
Andini, Siti Nur, Isa Putra Maria, Tangerang: Lentera Hati, 2011
Anggarani, Deri Rizki dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas seputar Kehamilan,
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka, 2013
Anggarani, Deri Rizki dan Yazid Subakti, Kupas Tuntas Seputar Kehamilan,
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka, 2013
Annisa UI Mutmainnah, Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir,
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017
Aprillia, Yesi, Bebas Takut Hamil dan Melahirkan, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2008
Arifah Qoth‟i, “Kelahiran Nabi Isa As Dalam Al-Qur`an dan AlKitab (Studi
Komparasi Antara Penafsiran Quraish Shihab dan Matthew Henry)”,
Skripsi, Surakarta: Institut Agama Isalm Negeri, 2019
104

Arifin, Muhammad, Dimensi Sanis Al-Qur`an Menggali Kandungan Ilmu


Pengetahuan dari Al-Qur`an, terj. Rahiq Al-„Ilmi Al-Iman oleh
Ahmad Fuad Pasya, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2004
al-Asfahani, Raghib, Mu‟jam Mufradat Alfadz Al-Qur`an, (Beirut: Dar al-
Fikr, t.t
Asih, Ni Luh Gede Yasmin, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC, 1995
Asmadi, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika, 2008
Astutiningrum, Ririn, Kuntum-kuntum Surga Tumbuh di Bumi Mekar di
Langit, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2016
Bernita, Laurensia Maria Nindia, “Klasifikasi Persalinan Normal atau Caesar
Menggunakan Algoritma C4.5,” Skripsi, Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma, 2017

al-Bugha, Musthafa Dieb, Syarah Kitab Arba‟in An-Nawawiyah, terj. Al-Wafi


Fi Syarhil Arba‟in An-Nawawiyah Oleh Muhil Dhofir, Jakarta: Al-
I‟tishom, 2018
Campbell, Stuart dan Alison Mackonochie, Kehamilan Hari Demi Hari, terj.
Your Pregnancy Day-By-Day oleh Damaring tyas Wulandari,
Surabaya: Erlangga, 2006
Candra, Mardi, Aspek Perlindungan Anak Indonesia Analisis tentang
Perkawinan di Bawah Umur, Jakarta: Kencana, 2018
Chandranita, Ida Ayu, dkk, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
Damayanti, Ika Putri, dkk, Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu
Bersalin dan Bayi Baru Lahir, Yogyakarta: Deepublish, 2014
105

Danim, Sudarwan dan Darwis, Metode Penelitian Kebidanan, Prosedur,


Kebijakan, dan Etik, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2003
Danuatmaja, Bonny dan Mila meiliasari, Persalinan Normal Tanpa Rasa
Sakit, Jakarta: Puspa Swara, 2008
Deswani, dkk, Asuhan Keperawatan Prenatal Dengan Pendekatan
Neurosains, Malang: Wineka Media, 2018
Diana, Sulis, dkk, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir,
Surakarta: CV. Oase Group, 2019
Eman, Ibnu, Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi, tt.p: Putra Ayu, 2016
Fajri, Dian Yasmina, Maryam: Perempuan Penghulu Surga, Jakarta: Gema
Insani, 2017
al-Fattah, Muhammad Hatta, Keajaiban Angka dalam Al-Qur`an:
Mengungkap Rahasia Ayat-Ayat Angka dalam Al-Qur`an, Jakarta:
Mirqat, 2010
Fauziah, Siti, Keperawatan Maternitas, Jakarta: PT. Prenada Media Group,
2015
Forte, Harry Oxorn dan William R., Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010
Ghazali, Syeikh Muhammad, Tafsir Tematik Dalam Al-Qu`an, terj. Nahw
Tafsir Maudlui‟iyy Li Suwar al-Qur`an oleh Qodirun Nur dan
Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005
Graha, Chairinniza K., 100 Question dan Answers: Kolesterol, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2010
Halimi Zuhdy, “Perempuan Suci, Pengabdi , Menjejak Langit Ilahi”, dalam
artikel Maria Menurut Pandangan Katolik dan Islam, 21 Mei 2017
Hamid, Abdul, Keutamaan Surah-Surah Al-Qur`an, Jakarta: Sahara
Publisher, 2010
Hamzah, Kariman, Islam Berbicara Soal Anak, Jakarta: Gema Insani, 1992
106

Harahap, Fatma Sylvana Dewi, Kehamilan dan Persalinan: antara fisik,


psikis, dan spiritualitas islam, Bandung: Pustaka Semesta, 2015
Hidayat, Asri dan Sujiatini, Asuhan Kebidan Persalinan, Yogyakarta: Nuha
Medika, 2010
Ide, Pangkalan, Health Secret of Dates, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2011
Ilyas, Jumarni, Asuhan Keperawatan Perinatal, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 1994
Indah, “Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. “N” Dengan Usia
Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli
2018”, Karya Ilmiah, Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin,
2018

Indivara, Nadia, The Mom‟s Secret, Yogyakarta: Pustaka Anggrek, 2009


Irawan, Prasetyo, dkk, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
Irmawati, Tetap Tersenyum Saat Melahirkan, Yogyakarta: Media Pressindo,
2014
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press,
2009
Kaharuddin, Mencetak Generasi Anak Saleh Dalam Hadits, Yogyakarta:
Deepublish, 2018
Kasdu, Dini, Solusi Problem Persalinan, Jakarta: Puspa Swara, 2005
Khaerani, Ulfah, Bingkisan Cantik Untuk Ibu Hamil, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2017
Kurniarum, Ari, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Jakarta:
Badan Pengembagan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, 2016
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an dan Badan Litbang & Diklat
Kementrian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan
107

Indonesia (LIPI), Kesehatan dalam Perspekif Al-Qur`an, Jakarta:


Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2009
Lubis, Namora Lumongga, Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan
Reproduksinya Ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi, Jakarta:
Kencana, 2016
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 1998
al-Maraghi, Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 16, terj.
Bahrun Abubakar, dkk, Semarang: Toha Putra, 1993
Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997
Mutoharoh, Siti, dkk, Efektivitas Birth Ball Selama Kehamilan Terhadap
Lama Persalinan, Yogyakarta: Leutika Prio, 2019
Nadesul, Handrawan, Kiat Sehat Pranikah, Jakarta: Media Kompas
Nusantara, 2009
Nani, Desiyani, Fisiologis Manusia Siklus Reproduksi Wanita, Jakarta:
Penebar Swadata Grup, 2018
Narullitha, Elliya, “Konsep Pendidikan Karakter Dalam Surat Maryam
(Kajian Kritis Surat Maryam Ayat 12-20)”, Skripsi, Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015

Nata, Abuddin, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenada Media Group,
2018
Nugroho, Prasetyo, “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Persalinan
Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester III Di Puskesmas
Ciputat,” Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017

Nurdiansyah, Nia, Buku Pintar Ibu dan Bayi, Jakarta: Bukune, 2011
108

Pohan, Imbalo S., Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, (Jakarta: Buku


Kedokteran EGC, 2006
Priyatna, Haris dan Lisdy Rahayu, Perempuan yang Menggetarkan Surga,
Yogyakarta: PT. Mizan Pustaka, 2014
al-Qurthubi, Syaik Imam, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Al Jami‟ li Ahkām Al-
Qur`an Oleh Amir Hamzah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
Rahayu, Mugi, Persalinan Maryam Melahirkan Keshalihan, Yogyakarta:
CV. PraditaUtama, 2017
Rahmatullah, Irfan, 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap
Menjalani Kehamilan dan Persalinan Yang Sehat, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2016
Rostita, Khasiat dan Keajaiban Kurma, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009
as-Sa‟di, Syaik Abdurrahman bin Nashir, Tafsir Al-Qur`an, terj. Taisir al-
Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan oleh Muhammad
Iqbal, dkk, Jakarta: Darul Haq, 2016
Saman, Akbar, Doa dan Dzikir Untuk Ibu Hamil, Bandung: Ruang Kata,
2012
Sastrawinata, Sulaiman, Obstetri Fisiologi, Bandung: Eleman, 1983
ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Tafsir Al-Qur`anul Majid An-
Nūr, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2016
Shihab, M. Quraish (ed), Ensiklopedia Al-Qur`an: Kajian Kosakata, Jakarta:
Lentera Hati, 2007
___________________, Tafsīr Al-Mishbāh: Pesan, Kesan, dan Keserasian
Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Simbolon, Demsa, Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik
dan Anemia Pada Ibu Hamil, Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2018
Sinsin, Lis, Masa Kehamilan & Persalinan, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2008
109

Siswosuharjo, Suwignyo dan Fitrio Chakrawati, Panduan Super Lengkap


Hamil Sehat, Jakarta: Penebar Plus, 2010
Sodikin, Buku Saku Perawatan Tali Pusat, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
2008
Sonhadji, dkk, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1990
Stright, Barbara R., Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir,
terj. Lippincott‟s Review Series: Maternal –Newborn Nursing oleh
Maria A. Wijayarini, Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2001
Subekti, Nike Budhi, Nyeri Persalinan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
2001
Subhan, Zaitunah, Al-Qur`an dan Perempuan, Jakarta: Prenada Media
Gruop, 2015
Sudirman, Fiqh Kontemporer (Contemporary Studies of Fiqh), Yogyakarta:
CV. Budi Utama, 2018
Surakhmad, Winarno, Dasar dan Teknik Research, Bandung: Tarsito, 1978
Suranto, Adji, Pijat Anak, Jakarta: Penebar Plus, 2011
asy-Syanqithi, Syaikh, Tafsir Adhwa`ul Bayan, terj. Adhwa` Al Bayan fi
Idhah Al-Qur`an bi Al-Qur`an Oleh Fakhrurazi, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007
Sya‟rawi, Syeikh Muhammad Mutawalli, Tafsir Asy-Sya‟rawi, terj. Tafsir
Sya‟rawi Oleh Tim Safir al-Azhar, Medan: Duta Azhar, 2008
ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Tafsir Ath-Thabari, terj. Jami‟
Al Bayan an Ta„wil Ayi Al-Qur`an Oleh Ahsan Askan, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2009
Tharayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur`an Mengenai
Mukjizat Firman Allah, terj. Mausu‟ah al-I‟jaz al-Qur`an Oleh
Zaenal Arifin, dkk, Jakarta: Zaman, 2013
110

Tim Vitahealth, Hipertesi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006


Verralls, Sylvia, Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan, terj.
Anatomy and Physiology Applied To Obstetrics oleh Hartono,
Jakarta:Buku Kedokteran EGC,2003
Wagiyo dan Putrono, Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranal dan Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis, Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2016
Wahyuni, Sri, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Phoenix,
2007
Widiastini, Luh Putu, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru
Lahir, Bogor: In Media, 2014
Wirajaya, Agus dan Conny Widya Hermina, Hypnobirthing The Conny
Method:Menjalani Kehamilan dan Persalinan Dengan Nyaman,
Tenang, Bahagia, dan Penuh Percaya Diri, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2015
Yeyeh, Ai, dkk, Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan), Jakarta: CV. Trans Info
Media, 2009
Yubiliana, Gilang, Hipnodontik: Hipnosis Dalam Bidang Kedokteran Gigi,
Bandung: Unpad Press, 2010
Yulaikhah, Lily, Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2008
Zuhaili, Wahbah, Tafsir Munir, terj. Oleh Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,
Jakarta: Gema Insani, 2016

Artikel
Dina Manafe, “Operasi Cesarea Meningkat di Era JKN-KIS,”
https://www.beritasatu.com/kesehatan/587529-operasi-cesarea-
meningkat-di-era-jknkis, diakses pada tanggal 11 Maret 2020
111

Dizzman, “Asyiknya Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode ILA”,


https://www.kompasiana.com/dizzman/5b4812705e13732efe22c5f7/
asyiknya-melahirkan-tanpa-rasa-sakit-dengan-metode-ila, diakses
tanggal 1 Februari 2020
http://www.bidankita.com/nyeri-persalinan/7/ diakses pada tanggal 27
Februari 2020
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2378258/melahirkan-dengan-
waterbirth-terdengar-mutakhir-tapi-jangan-asal-dijalani, diakses
pada tanggal 10 Februari 2020
https://news.detik.com/berita/d-4708125/revisi-uu-perkawinan-disahkan-dpr-
hari-ini-usia-minimal-nikah-jadi-19-tahun, diakses pada 1 juli 2020
https://www.99.co/blog/indonesia/manfaat-sari-kurma/, diakses pada 1 Juli
2020
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/aulia-trisna/cara-mengurangi-
rasa-sakit-saat-persalinan, diakses pada tanggal 10 April 2020
M. Saifudin Hakim, “Kritik atas Istilah Persalinan Syar‟i, Persalinan
Maryam, Persalinan Al-Qur`ani,” https://muslim.or.id/52258-
persalinan-syari-persalinan-maryam-persalinan-qurani-1.html,
diakses tanggal 5 Januari 2020
Mutiara, Bidan, https://web.facebook.com/hashtag/hypnobirthingpurwakarta,
diakses tanggal 1 Februari 2020
Rosmha Widiyani, “Ramai di Medsos, Ini Teknik Bersalin Maryam yang
Diklaim Tanpa Robekan”, https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-4686475/ramai-di-medsos-ini-teknik-bersalin-
maryam-yang-diklaim-tanpa-robek, diakses tanggal 30 januari 2020
Solekha, Kurniati, “8 Metode Alternatif Persalinan dengan Rasa Sakit
Minimal”, https://kumparan.com/babyologist/metode-alternatif-
112

persalinan-untuk-mengurangi-rasa-sakit-saat-melahirkan, diakses
tanggal 1 Februari 2020

Jurnal

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 29 Juni 2017


Jurnal Midwife Journal, Vol. 5 No. 1 Januari 2019
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 12 No. 2 Juli 2016
Jurnal Wellness And Healthy Magazine, Vol. 1 No. 1 Februari 2019
Jurnal Wellness and Healthy Magazine, Vol. 1 No. 2 Agustus 2019
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Vol. 5 No. 1 Mei 2016
Jurnal Kesehatan, Vol. VIII No. 1 April 2017
Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11 No. 2 Juni 2015
Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 3 No. 1 Mei 2018
Jurnal Kebidanan Flora, Vol. X N o . 1 Februari 2017
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia, Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
113

BIODATA PENULIS

Ati Hidayati, lahir pada tanggal 29 Mei 1995, di Kota Cilegon


Provinsi Banten. Penulis merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara,
dari pasangan Bapak H. Sabihi dan Ibu Saihah. Saat ini penulis bertempat
tinggal di Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten.

Penulis memulai pendidikannya di SDN Ciriu Kota Cilegon Pada


Usia 6 tahun, kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di
Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Tegal Buntu Kecamatan Ciwandan Kota
Cilegon dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Cilegon dan tamat pada
tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Al-


Qur`an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, program studi Ilmu
Al-Qur`an dan Tafsir.

Anda mungkin juga menyukai