Anda di halaman 1dari 54

MODERASI BERAGAMA

(Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu


‘Athiyyah)

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun oleh:
Suci Khaira
NIM: 16210796

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 1441 H/2020 M
MODERASI BERAGAMA
(Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu
‘Athiyyah)

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun oleh:
Suci Khaira
NIM: 16210796

Pembimbing:
Iffaty Zamimah, M.Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 1441 H/2020 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Moderasi Beragama (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-
Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu „Athiyyah)” yang disusun oleh Suci Khaira
Nomor Induk Mahasiswa: 16210796 telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 1 Agustus 2020

Pembimbing,
Iffaty Zamimah, M. Ag.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Moderasi Beragama (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-
Muharrar Al-Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah)” yang disusun oleh Suci Khaira
Nomor Induk Mahasiswa: 16210796 telah diujikan pada sidang Munaqasyah
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 04 Agustus 2020. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.).
Jakarta, 04 Agustus 2020
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta,

Dr. H. M Ulinnuha, Lc, M.A.


Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. H. M Ulinnuha, Lc, M.A. Mamluatun Nafisah, M.Ag.


Penguji I, Penguji II,

Ahmad Hawasyi, M.Ag. Mamluatun Nafisah, M.Ag.


Pembimbing,

Iffaty Zamimah, M.Ag.

ii
iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Suci Khaira

NIM : 16210796

Tempat/tanggal lahir : Rangkasbitung, 30 september 1998

menyatakan bahwa naskah skripsi yang berjudul “Moderasi Beragama (Stusi


Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu ‘Athiyyah) ” secara
keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-
bagian yang dirujuk sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 4 Agustus 2020

Saya yang menyatakan

Suci Khaira
NIM. 16210796
iv

MOTTO

‫ان اََِّّل َما َس ٰعى‬


ِ ‫واَ ْن لَّْيس لِ ِْْلنْس‬
َ َ َ

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada tunas hijau generasi Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, sekaligus sebagai ungkapan terimakasihku kepada
kedua orang tua ku, kaka dan adik ku, serta teman teman ku seperjuangan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Allah SWT atas segala limpahan hidayah


serta inayah-Nya, nikmat selama menempuh pendidikan di Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut
Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan dengan sepenuhnya memohon doa kepada
Allah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Salawat dan salam
senantiasa disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dengan
perjuangan beliaulah penulis dapat menikmati pendidikan hingga sekarang.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada meraka yang telah memberikan kontribusi terhadap
penyususnan skripsi ini, walaupun sebenarnya kata ini belum dapat
mewakilinya.
1. Saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Huzaemah T.
Yanggo, M.A., selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta dan
selaku dosen yang telah memberikan pengetahuan yang berharga.
2. Saya ucapkan terima kasih kepada Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., M.A.
selaku Dekan dan dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, KH. Haris
Hakam, M.A. selaku Ketua Program Studi dan dosen Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag. selaku Sekretaris Program
Studi dan dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan pegawai sekretariat
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta.
3. Saya ucapkan terima kasih kepada ibu Iffaty Zamimah, M. Ag. selaku
Pembimbing Skripsi dan Penguji yang telah membagi ilmu dan telah
membantu penulis selama penyusunan skripsi ini yang mana selama
kegiatan akademik selalu memberikan wawasan dan gagasan-gagasan
baru.

v
vi

4. Saya ucapkan terima kasih kepada staf pengajar Program Studi Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuluddin dan Dakwah: KH. Ahsin
Sakho Muhammad, Bapak Abdul Rosyid Masykur, M.A., Bapak
Arison Sani, M.A., yang telah menyumbang andil dan telah membuka
wawasan keilmuan bagi penulis untuk dapat meneliti dan mengkaji
lebih dalam mengenai Al-Qur’an dan Tafsir melalui perkuliahan
dengan berbagai pandangan yang luas.
5. Bapak KH. A. Fathoni Lc, MA, Bu Hj. Istiqomah MA., bu Mayada,
kak Amel, ka Herni, dan kak Kurnia, sebagai Instruktur tahfidz
penulis sejak semester awal hingga lulus. Beliau-beliau ini yang
selalu menjadi inspirator dan teladan bagi penulis dalam berinteraksi
dengan Al-Qur’an. Karena pengorbanan dan kesempatan yang
diberikan beliau-beliaulah, penulis mampu sampai ke titik ini.
Jazakunnallah Ahsanal jaza`.
6. Saya ucapkan terima kasih yang dalam dan selamanya kepada
keluarga tercinta ayahanda Almarhum Ucup Supriadi, ibunda Nur
Laela, kakak ku Miftahul Fajari dan adikku Najwa Nur Mujahidah,
yang telah mencurahkan kasih sayang, tenaga, pikiran dan motivasi
yang sangat tinggi pada penyusun untuk dapat menempuh pendidikan
yang lebih tinggi.
7. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman angkatan S1 IIQ
Jakarta 2016, khususnya seluruh personil kelas IAT B yang telah
menemani selama 4 tahun perkuliahan ini terima kasih atas
kebersamaan, kekompakan dan segala perdebatan dalam forum
diskusi yang menarik.
8. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah
menyemangati dan memberikan masukan dalam menyusun skripsi ini,
kepada teman-teman yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu,
vii

semoga temen teman selalu dalam lindugan Allah Swt.


Dan teruntuk semua pihak yang belum disebutkan, saya ucapkan
terimakasih dan mohon maaf lahir batin. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih
memberi balasan yang yang setimpal atas segala kebaikan dan kontribusi
yang telah kalian berikan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Namun Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa naskah skripsi ini belum bisa diharapkan
sepenuhnya dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
memerlukan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan dan
menerima dengan senang hati.

Jakarta, 1 Agustus 2020

Suci Khaira
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
SISTEM TRANSLITERASI ....................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................. xiv
ABSTRAK .................................................................................................. xvi
BAB 1 ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................... 5
1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
2. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
3. Perumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
F. Kerangka Teori ................................................................................ 15
G. Metode Penelitian............................................................................. 16
1. Jenis Penelitian ............................................................................... 16
2. Sumber Data ................................................................................... 16
a. Sumber data primer ........................................................................ 17
b. Sumber Data Sekunder ................................................................... 17
4. Metode Analisis Data ..................................................................... 18
H. Teknik Dan Sistematika Penulisan................................................. 19

viii
ix

1. Teknik Penulisan ............................................................................ 19


2. Sistematika penulisan ..................................................................... 19
BAB II .......................................................................................................... 21
MODERASI BERAGAMA DALAM AL-QUR’AN ................................ 21
A. Pengertian Moderasi ........................................................................ 21
B. Ciri-Ciri Moderasi Dalam Beragama ............................................ 28
1. Memahami realitas (fiqh al-waqi) .................................................. 28
2. Memahami fiqih prioritas (figh al-awlawiyyat) ............................. 29
3. Memahami sunnatullah dalam penciptaan ..................................... 30
4. Memberikan kemudahan kepada orang lain dalam beragama ....... 31
5. Memahamai teks-teks keagamaan secara komprehensif ................ 32
6. Terbuka dengan dunia luar, mengedepankan dialog dan bersikap
toleran .................................................................................................... 33
C. Prinsip-Prinsip Moderasi Dalam Al-Qur’an .................................... 34
1. Keadilan ......................................................................................... 35
2. Keseimbangan (Tawazun) .............................................................. 39
3. Toleransi ......................................................................................... 42
D. Konsep dan Gagasan Moderasi Beragama.................................... 46
BAB III......................................................................................................... 51
PROFIL TAFSIR AL-MUHARRAR AL-WAJȊZ................................... 51
A. Biografi Ibnu ‘Athiyyah ( 481 H - 542 H) ...................................... 51
B. Profil Tafsir ...................................................................................... 55
1. Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz ......................................................... 55
a. Latar Belakang Penulisan ............................................................... 55
b. Identifikasi Fisiologi ...................................................................... 59
c. Sumber, Metode, Corak, dan Sistematika Penafsiran Al-Muharrar
al-Wajȋz .................................................................................................. 59
d. Rujukan Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz .......................................... 62
x

e. Pandangan Mufasir Terhadap Kitab Tafsir al-Muharrar al-Wajȋz . 63


BAB IV ......................................................................................................... 66
ANALISIS AYAT TENTANG MODERASI BERAGAMA MENURUT
IBNU ‘ATHIYYAH .................................................................................... 66
A. Penafsiran Kitab Tafsir Al-Muharra Al-Wajȋz Karya Ibnu
‘Athiyyah Tentang Ayat-ayat Moderasi ............................................... 66
1. Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 143 (Tentang Umat Pertengahan) ..... 66
2. Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 256 (Ayat Tentang Menghormati
Keyakinan Orang Lain) ......................................................................... 70
3. Tafsir Surah Hud Ayat 118-119 (Anugerah Tuhan Yaitu Perbedaan)
74
4. Tafsir Surah An-Nisa Ayat 135 (Menegakkan Keadilan di Tengah-
tengah Masyarakat)................................................................................ 78
B. Analisis Penafsira Ibnu ‘Athiyyah dalam Teori Abdullah Saeed 85
BAB V .......................................................................................................... 89
PENUTUP.................................................................................................... 89
A. Kesimpulan ....................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................. 91
Adapun beberapa saran dari penulis diantaranya: ............................. 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 93
BIODATA PENULIS................................................................................ 103
xi

SISTEM TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang


satu keabjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ Jakarta, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan
‫أ‬ :a ‫ط‬ : th

‫ب‬ :b ‫ظ‬ : zh
‫ت‬ :t ‫ع‬ :‘
‫ث‬ : ts ‫غ‬ : gh
‫ج‬ :j ‫ف‬ :f
‫ح‬ :h ‫ق‬ :q
‫خ‬ : kh ‫ك‬ :k
‫د‬ :d ‫ل‬ :l
‫ذ‬ : dz ‫م‬ :m
‫ر‬ :r ‫ن‬ :n
‫ز‬ :z ‫و‬ :w
‫س‬ :s ‫ه‬ :h
‫ش‬ : sy ‫ء‬ :’
‫ص‬ : sh ‫ي‬ :y
‫ض‬ : dh

2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah : a ‫أ‬: â ‫ي‬: ai
Kasrah : i ‫ي‬:î ‫و‬: au
Dhammah : u ‫ و‬:û
xii

3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (‫ )ال‬qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫)ال‬ qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh :
‫اَلبَقَ َرة‬ : al-Baqarah
‫ال َمدِينَة‬ َ : al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )ال‬syamsiyah


Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )ال‬syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan didepan dan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh :
‫لرجل‬
َّ ََ‫ ا‬: ar-Rajul ‫ اَلسَّيِدَة‬:asy-Sayyidah

‫اَل َّشمس‬ : asy-Syams َ ‫ اَلد‬: ad-Dârimî


‫َّارمِي‬

c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah(Tasydid) dengan system aksara Arab digunakan lambang (‫)ـَــ‬,
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di tengah kata, di akhir
kata, ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah.
Contoh :
ِ ٰ ‫ٰا َمنَّا ِب‬
‫اّلل‬ : Âmannâ billâhî
‫ٰا َمنَّ ال ُّسفَ َهآء‬ : Âmannâ as-Sufahâ’u
َ‫ِإنَّ الَّذِين‬ : Inna al-Ladzîna
‫الر َّك ِع‬
ُّ ‫َو‬ : Wa ar-rukka‘i

d. Ta Marbutha(‫)ة‬
Ta Marbutha(‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh :
ِ‫اْلَفئِدَة‬ : al-Af’idah
‫اْلسالَمِ يَّة‬
ِ ‫اَل َجامِ َعة‬ : al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah
xiii

Sedangkan Ta Marbutha (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan (di-


washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”.
Contoh :

ِ ‫عَامِ لَةٌ ن‬
‫َاصبَة‬ :‘Âmilatun Nâshibah

‫اْلَيَة الكب َرى‬ : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh : `Ali Hasan al-`Âridh, al-`Asqallânî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh : Al-Qur`an, Al-
Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xiv

ABSTRAK
MODERASI BERAGAMA (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar
Al-Wajȋz Karya Ibnu ‘Athiyyah)
Oleh: Suci Khaira (16210796)

Penelitian ini menganalisa penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat yang


membahas tentang moderasi beragama, serta mengetahui relevansi yang
konkrit pada kehidupan saat ini khususnya di indonesia. Denga tujuan agar
umat manusia dapat hidup dengn rukun dan damai. Dengan rumusan
bagaimana penafsiran Ibnu Athiyyah pada ayat Al-Qur’an yang membahas
tentang moderasi beragama? dan bagamana analisis penafsira Ibnu ‘Athiyyah
dalam teori Abdullah Saeed?
Penelitian yang penulis gunakan adalah metode studi kualitatif
dengan bentuk penelitian pustaka (library research). Sumber data utamanya
yaitu kitab tafsir al-Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah. Kemudian
teknis analisis data yang digunakan dalam analisis data ini adalah
menggunakan metode analisis isi media kualitatif dan juga menggunakan
metode deskriptif analisis.
Penelitian ini bisa disimpulkan dalam dua poin. Pertama, penafsiran
Ibnu ‘Athiyyah pada ayat moderasi beragama, yaitu pada Q.S Al-Baqarah
ayat 143 Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan yang di maksud ummatan wasathan
yang terdapat pada ayat ini ialah umat moderat (‘adl), dan seseorang bisa
dikatakan ummatan wasathan apabila ia diberi tempat lebih luhur dari
golongan terpilih/terbaik yang mengikuti jejak Nabi Muhammad. Kemudian
Q.S Al-Baqarah ayat 256 menurut Ibnu ‘Athiyyah ayat ini menjelaskan
bahwa dengan adanya petunjuk dan adanya Rasul yang mengajak kepada
Allah tentu itu sudah menjadi sebuah cahaya yang ditunjukkan Allah kepada
hambanya. Dengan itu sesungguhnya tidak ada paksaan dalam memasuki
agama (Islam). Kemudian Q.S Hȗd ayat 118-119 Ibnu ‘Athiyyah
menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluknya untuk kebahagiaan
namun disisi lain juga ada keburukan. Karena tujuan inilah akhirnya Allah
menciptakan manusia, dan dengan adanya perselisihan dapat menjadi bukti
keburukan umatnya yang karenanya Allah berhak menyiksa terhadap mereka
yang berselisih, dan pada Q.S An-Nisȃ ayat 135 Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan
maksud ayat ini ialah barang siapa yang berbuat adil dan menegakkan
keadilan serta menjadi saksi yang baik, yaitu yang memberi pernyataan
seseorang dengan perkataan yang jujur dan tidak berbuat dzalim dengan
mengikuti hawa nafsu, maka Allah akan memberinya pahala dunia serta
memberikan apa yang ia inginkan di akhirat. Kedua analisis Ibnu ‘Athiyyah
dalam teori konteksual Abdullah Saeed ternyata relevan dengan ayat-ayat
moderasi beragama, karena sesuai dengan konteks saat ini.
xv

Kata kunci: Moderasi Beragama, kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya


Ibnu ‘Athiyyah
xvi

ABSTRAK
MODERASI BERAGAMA (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar
Al-Wajȋz Karya Ibnu ‘Athiyyah)
Oleh: Suci Khaira (16210796)
This study analyzes Ibn 'Athiyyah's interpretation of the verse which
discusses religious moderation, as well as knowing its concrete relevance to
life today, especially in Indonesia. With the aim that mankind can live in
harmony and peace. With the formula for the interpretation of Ibn Athiyyah
in the Al-Qur'an verse which discusses religious moderation? and how is the
analysis of the interpretation of Ibn 'Athiyyah in Abdullah Saeed's theory?
The research that I use is a qualitative study method in the form of
library research. The main data source is the tafsir book of al-Muharrar al-
Wajȋz by Ibn ‘Athiyyah. Then the technical data analysis used in this data
analysis is to use qualitative media content analysis methods and also uses
descriptive analysis methods.
This research can be summed up in two points. First, Ibn 'Athiyyah's
interpretation of the religious moderation verse, namely in QS Al-Baqarah
verse 143 Ibn' Athiyyah explains that what is meant by ummatan wasathan
contained in this verse is moderate people ('adl), and someone can be said to
be ummatan wasathan if he is given a place more sublime than the chosen /
best group who followed in the footsteps of the Prophet Muhammad. Then
Q.S Al-Baqarah verse 256 according to Ibn 'Athiyyah this verse explains that
with the guidance and presence of the Apostle who invites Allah, of course it
has become a light that Allah shows to his servant. With that in fact there is
no compulsion to enter religion (Islam). Then Q.S Hȗd verses 118-119 Ibn
'Athiyyah explained that Allah created his creatures for happiness but on the
other hand there is also ugliness. It is because of this purpose that Allah
finally created man, and the existence of disputes can be evidence of the
ugliness of his people, therefore Allah has the right to torture those who are
in dispute, and in QS An-Nisȃ verse 135 Ibn 'Athiyyah explains the meaning
of this verse is whoever does justice and enforces justice and being a good
witness, that is, who gives someone's statement with honest words and does
not commit wrongdoing by following lust, then Allah will reward him with
the world and give him what he wants in the hereafter. The two analyzes of
Ibn 'Athiyyah in Abdullah Saeed's contextual theory are relevant to religious
moderation verses, because they fit the current context.

Keywords: Moderasi Beragama, kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya


Ibnu ‘Athiyyah
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Studi dan pembahasan tentang Al-Qur’an tidak akan ada


habis-habisnya. Selalu ada hal menarik dari setiap sisinya. Al-Qur’an
layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-
beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.1 Kehadiran
berbagai ragam fenomena dan dinamika Islam kekinian telah banyak
menghabiskan analisa dari para pemerhati terutama kaum intelektual
dalam menguak misteri tentang terorisme, 2 fundamentalisme,3 dan
radikalisme4 dalam Islam. Fenomena-fenomena ini selalu menjadi
diskursus aktual yang tidak pernah membosankan untuk dibicarakan
baik dalam exposing media maupun dalam ruang-ruang diskusi
akademis yang digelar. Hal ini membuktikan adanya identifikasi
yang khas terkait dengan fenomena-fenomena tersebut, bahkan tidak
jarang kekhasan itu melahirkan teoretisasi dari berbagai pihak. 5
Islam dan umat Islam saat ini paling tidak menghadapi dua
tantangan; Pertama, kecenderungan sebagian kalangan umat Islam

1
M. Quraish Shihab, Wawasal Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan
Umat, (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2013), h. 4.
2
A Faiz Yunus, Radikalisme, “Liberalisme dan Terorisme:Pengaruhnya Terhadap
Agama”, dalam Jurnal Studi Al-Qur’an; Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani, Vol. 13, No.
I, Tahun 2017, h. 80. IslamTerorisme merupakan suatu usaha untuk menciptakan ketakutan,
kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan tertentu.
3
Dewi Ratnasari, “Fundamentalisme Islam”, dalam Jurnal Dakwah dan
Komunikasi, Vol.4 No.1 Januari-Juni 2010, h. 2. Fundamentalisme ialah paham yang
berusaha untuk memperjuangkan atau menerapkan sesuatu yang dianggap mendasar.
4
A Faiz Yunus, Radikalisme, “Liberalisme dan Terorisme:Pengaruhnya Terhadap
Agama”, h. 82. Radikalisme merupakan paham atau aliran yang mengingikan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
5
Agus Maftuh, Negara Tuhan: The Thematic Encyclopedia, (Yogyakarta: Multi
Karya Grafika, 2004), h. 4.

1
2

untuk bersikap ekstrem dan ketat dalam memahami teks-teks


keagamaan dan mencoba memaksakan cara tersebut di tengah
masyarakat muslim, bahkan dalam beberapa hal menggunakan
kekerasan; Kedua, kecenderungan lain yang juga ekstrem dengan
bersikap longgar dalam beragama dan tunduk pada perilaku serta
pemikiran negatif yang berasal dari budaya dan peradaban lain.
Dalam upayanya itu mereka mengutip teks-teks keagamaan (al-
Qur’an dan al-Hadits) dan karya-karya ulama klasik (turats) sebagai
landasan dan kerangka pemikiran, tetapi dengan memahaminya
secara tekstual dan terlepas dari konteks kesejarahan. Sehingga tak
ayal mereka seperti generasi yang terlambat lahir, sebab hidup di
tegah masyarakat modern dengan cara berfikir generasi terdahulu. 6
Dalam syariat Islam tidaklah dikenal pembenaran terhadap
sikap ekstrem tidak pula ada sikap menyepelekan tuntunan maupun
aturan syariat. Sifat pertengahan Islam sangatlah jelas pada seluruh
aspek dan bidang yang diperlukan oleh manusia, baik dalam hal
ibadah, muamalah, pemerintahan, perekonomian, maupun selainnya. 7
Islam bersifat moderat, adil, dan jalan tengah menurut Ibnu Asyur (w.
1393 H) yang dikutip oleh Zuhairi Miswari telah mencapai kata
mufakat, bahwa sikap moderat, tidak ekstrim kanan dan tidak pula
ekstrim kiri, merupakan sifat mulia dan dianjurkan oleh Islam. 8
Di Indonesia, meskipun secara eksplisit tercipta kerukunan,
pada kenyataannya kerukunan tersebut berwajah semu. Dengan kata
lain, kerukunan yang terbangun adalah kerukunan yang diliputi

6
Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam, (Ciputat: Diterbitkan Oleh Ikatan Alumni
Al-Azhar dan Pusat Studi Al-Qur’an, 2013), h. 1-2.
7
Dzulqarnain M. Sanusi, Antara Jihad Dan Terorisme, (Makasar: Pustaka As-
Sunnah, 2011), h. 17.
8
Zuhairi Miswari, Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusivisme, Pluralisme, dan
Multikulturalisme, (Jakarta: Fitrah, 2007), h. 59.
3

kecurigaan. Secara teologis, memahami agama Islam misalnya, dan


kemudian meyakini pemahaman itu sekaligus mengekspresikannya
merupakan bagian dari manifestasi ajaran yang diyakini dan itu
merupakan fitrah dari setiap tindak keberagamaan. 9
Islam sebagai agama, menekankan adanya kehidupan yang
harmonis terhadap sesama manusia dan mampu membangun
masyarakat berperadaban dengan memiliki sifat terbuka, demokrstif,
toleran, dan damai. Untuk itu dalam kehidupan, masyarakat kiranya
dapat menegakkan prinsip persaudaraan dan mengikis segala betuk
fanatisme golongan ataupun kelompok, sebab pada dasarnya setiap
agama berfungsi menciptakan kesatuan sosial, agar manusia tetap
utuh dibawah semangat panji-panji ketuhanan.10 Seperti diketahui,
konflik dan kekerasan kolektif yang melibatkan agama telah menjadi
masalah yang sering timbul dalam beberapa tahun terakhir ini.konflik
dan kekerasan tersebut dapat berupa konflik antarumat beragama
(interreligious). Contohnya adalah konflik pembangunan rumah
ibadat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Contoh yang lain
adalah konflik di ambon dan poso beberapa tahun lalu. konflik rumah
ibadat ini terutama terjadi di antara kaum Muslim dan Kristen. Ada
banyak analisis dan pandangan mengenai fakta tersebut. Salah satu
faktor penyebab konflik ini terjadi karena perbedaan pendapat atara
penganut agama. Pemikiran yang tidak sepaham melahirkan
masyarakat yang berkelompok dan mengakibatkan perpecahan antara
masyarakat.

9
Faidah Umami, Pluralisma dalam Al-Qur’an (Telaah Pemikiran Abdul Muqsith
Ghazali dan Ali Mustafa Ya’qub terhadap Ayat-Ayat Pluralistik), (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Surabaya, 2013), h. 5
10
Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, (Jakarta : pustaka firdaus, 1997),
1448.
4

Sikap moderasi merupakan sikap yang menghubungkan antar


unsur yang berbeda atau mencari titik temu diantara unsur-unsur
yang berbeda. Kolaborasi berlangsung dalam berbagai asek
kehidupan, seperti politik, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan
dan lain-lain. Tujuan kolaborasi adalah untuk menjawab
permasalahan baru, dengan cara baru, dan untuk menghasikan
jawaban baru. Moderasi beragama menghendaki kolaborasi internal
dan eksternal pemeluk agama untuk menjawab berbagai tantangan
dunia sehingga ditemukan cara-cara baru dan sekaligus jawaban baru
dalam mengatasi berbagai permasalahan baru.
Salah satu ahli tafsir yang lahir dari kejayaan islam Andalusia
adalah Ibnu ‘Athiyyah (w. 542 H), seorang yang beraliran
Ahlussunnah wal Jama’ah dan bermadzhab Maliki. Ia lahir di
Granada pada penghujung abad ke-5 atau 481 H dan wafat 15
Ramadhan di daerah Luraqah Andalusia pada tahun 541 h. Muncul
dari dunia Islam di barat yaitu granada, Ibnu ‘Athiyyah mempunyai
pengaruh yang cukup besar dalam kajian tafsir di dunia. Hal ini
dibuktikan dengan adanya karya-karya tafsir yang muncul dan
menjadikan kitab tafsir karya Ibnu ‘Athiyyah sebagai rujukannya.
Sebagai tafsir yang berhalauan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kita perlu
untuk mempelajarinya untuk menambah wawasan dalam beragama,
khususnya dalam kajian tafsir di dunia internasional. 11
Adapun alasan penulis meneliti tentang moderasi beragama
(Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu
‘Athiyyah yaitu, pertama penulis melanjutkan penelitian sebelumnya

11 Nur Hasan, Ibnu ‘Athiyyah Ahli Tafsir Ternama dari Granada Spanyol,
https://islami.co/ibnu-athiyyah-ahli-tafsir-ternama-dari-granada-spanyol/ diakses tanggal 7
desesmber 2019.
5

tentang moderasi beragama, kedua studi analisis kitab al-Muharrar al-


Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah tentang moderasi beragama belum ada
yang membahas, ketiga pada masa kelahiran Ibnu ‘Athiyyah yaitu
pada masa awal berdirinya dinasti murabithun terdapat suatu
komunitas keagamaan yang membina kaumnya dengan baik, dan
meyakini agama yang mereka anut merupakan agama yang akan
memberikan dan menjanjikan keselamatan. Pada masa ini juga
adanya serangan yang diluncurkan oleh pasukan kristen terhadap
wilayah kekuasaan Islam. Dengan latar belakang tersebut, Al-
Murabithun yang awalnya hanya seribu prajurit memulai gerakannya
dan memaksa suku satu demi satu, termasuk suku Negro untuk
masuk Islam. Sehingga dalam beberapa tahun, mereka berhasil
menegakkan diri sebagai penguasa sejak 1056 M dan berhasil
menguasai atas seluruh wilayah Afrika Utara bagian barat-laut,
Maghrib dan juga berhasil masuk ke wilayah Spanyol. Keempat kitab
tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz kaya Ibnu ‘Athiyah adalah kitab tafsir
yang memiliki penjelasan yang lugas dan tidak bertele-tele, oleh
karena itu tafsir ini perlu di kaji.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Moderasi
Beragama (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya
Ibnu ‘Athiyyah).

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
Dari deskripsi dan latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, yaitu:
a. Terjadinya konflik antarumat beragama karena berbeda
paham keagamaan
6

b. Islam dianggap sebagai agama yang intoleran


c. Sikap antar agama dalam membenarkan agamanya, dan
menyalahkan atau tidak membenarkan agama lain.
d. Berbagai Pengertian moderasi beragama menurut para
mufasir
e. Beragam pendapat mengenai konsep dan gagasan tentang
moderasi beragama
f. Pandangan Ibnu ‘Athiyyah dalam Tafsir al-Muharrar al-
Wajȋz tentang moderasi beragama

2. Pembatasan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah
diatas, untuk memperjelas permasalahan dan persoalan yang akan
dibahas dalam skripsi ini maka perlu disampaikan pembatasan
dan perumusan masalah. Hal ini dibutuhkan agar permasalahan
tidak melebar kepada materi-materi yang tidak berkaitan dengan
judul skripsi. Dalam melakukan penelitian ini penulis membatasi
permasalahannya sebagai berikut: Moderasi Beragama (Studi
Analisis Kitab Tafsir al-Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu
‘Athiyyah).
Al-Quran berbicara tentang moderasi ada banyak term
nya, diantaranya yaitu al-Adl tidak kurang dari 28 kali dalam Al-
Qur’an,12 al-Muqtashid sebanyak 5 kali,13 al-Wazn sebanyak 28
kali,14 al-Qist sebanyak 25 kali. 15Adapun kata wasath terulang

12
Mukhlis M. Hanafi, et. Al, Tafsir Al-Qur’an Tematik, entri: Hukum Keadilan dan
Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 1431/2010), cet. Ke-1,
h. 161
13
Ahmad Mukhtar Umar, al-Mu’jam al-Mausȗ’i li al-Fadz Al-Qur’an al-Karim wa
Qira’atihi, (Riyadh: Mu’assasah Suthur al-Ma’rifah, 1423/2002), cet. Ke-1, h. 372
14
Ahmad Mukhtar Umar, al-Mu’jam al-Mausȗ’i li al-Fadz Al-Qur’an al-Karim wa
Qira’atihi, h. 655
7

sebanyak lima kali dalam Al-Qur’an.16 Akan tetapi penulis


membatasi ayat-ayat tersebut, Adapun ayat-ayat yang akan
dibahas pada penelitian ini dan hanya membatasi pada empat ayat
yaitu Qur’an surah Al-Baqarah ayat 143 penulis mengambil
kalimat ummatan wasathan dalam ayat ini karena mempunyai arti
ummat yang ditengah, adil dan berimbang sesuai dengan
penelitian penulis yaitu moderasi beragama, dan dalam bahasa
arab moderasi beragama disebut dengan wasathiyyah, Qur’an
surah Al-Baqarah ayat 256 ayat ini menjelaskan tentang toleransi
sesama umat manusia bahwa tidak ada paksaan dalam beragama
karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan
yang sesat, Qur’an surah Hȗd ayat 118-119 bagaimana seseorang
selalu berselisihan tentang agama dan itu menjadi suatu
keburukan yang amat tidak disukai oleh Allah swt, dan betapa
mudah bagi Allah Swt untuk membuat umat manusia beriman
semua, tetapi itu tidak dilakukannya karena dia memang tidak
menghendaki pemaksaan dalam soal agama dan Qur’an surah An-
Nisȃ ayat 135 menegakkan keadilan ditengah-tengah masyarakat,
bagaimana seharusnya seharusnya menjadi saksi yang adil dan
menjadi contoh baik bagi seluruh umat. Oleh karena itu penulis
membatasi hanya empat ayat diatas, karena selain termasuk
dalam prinsip moderasi beragama ayat ini sangat perlu dikaji
karena dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah di
terima oleh umat beragama agar senantiasa memiliki sifat yang
moderat serta tidak berselisih dalam agama, karena kaikatnnya
perselisihan salah satu sifat manusia namun berselisih dalam

15
Hanafi, et. Al, Tafsir AL-Qur’an Tematik, h. 166
16
Muhammad Fuad ’Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahraz li Alfaz al-Qur’an al-
Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h, 750.
8

agama hanya akan menjadikan manusia terlihat buruk di hadapan


Allah Swt, dengan itu penulis akan mengkaji empat ayat di atas
dengan penafsiran Ibnu ‘Athiyyah dalam karyanya yaitu kitab
tafsir al-Muharrar al-Wajȋz.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah
dikemukakan diatas, penulis akan menarik suatu rumusan pokok
masalah agar pembahasan dalam skripsi ini lebih rapih dan
terarah. Pokok masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat Al-Qur’an
yang membahas tentang moderasi beragama?
b. Bagaimana analsis penafsiran Ibnu ‘Athiyyah dalam teori
Abdullah Saeed?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan penelitiaannya
adalah:
1. Untuk mengetahui penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat Al-
Qur’an yang membahas tentang moderasi beragama
2. Untuk mengetahui analsis penafsiran Ibnu ‘Athiyyah dalam
teori Abdullah Saeed

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari pelaksanaan penelitian ini
diharapkan untuk:
1. Secara Teoritis
a. penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
khazanah keilmuwan Islam di bidang Tafsir Qur’an.
b. Menambah khazanah kajian Islam dan wawasan
penetahuan tentang moderasi beragama
9

2. Secara Praktis
a. Sebagai sumbangsi penelitian untuk penelitian
selanjutnya.
b. Agar menambah wawasan bagi peneliti untuk
mengadakan penelitian yang lebih baik.

E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi kajian literatur yang relevan dengan
pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan
memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian. Tema
mengenai moderasi sebenarnya sudah banyak diteliti, namun di
antara banyaknya penelitian itu belum ditemukan satupun penelitian
yang memfokuskan pada pendapat Ibnu ‘Athiyyah. Diantara karya-
karya tulis terkait penelitian penulis adalah:
1. skripsi oleh Ulfatul Maghfiroh dengan judul “Moderasi dalam
Perspektif Al-Qur`an”. dalam skripsinya, Ulfa menyatakan bahwa
Peristiwa Tahkim yang melahirkan banyak kubu-kubu dalam
Islam ternyata juga melahirkan sikap fanatik terhadap
golongannya. Sebutlah Syiah dan Khawarij, dua kelompok Islam
yang awalnya memiliki satu visi dan misi. Setelah peristiwa
tahkim atau arbitrase, mereka malah menjadi dua kelompok yang
selalu bersebrang an. Selain Syiah dan Khawarij, lahir pula
kelompok ketiga, yaitu Murji’ah. Kelompok ini dianggap paling
moderat di antara dua kelompok sebelumnya. Mereka dinilai
loyal terhadap Sayyidina Ali dan pengikutnya juga menghargai
pemerintah sesudahnya yaitu Muawiyyah bin Abu Sofyan.
Memasuki abad kedua Hijriyah yakni saat muncul banyak tokoh
ahli debat, Kelompok Murji’ah terpisah menjadi dua. Kelompok
pertama disebut Murji’ah Moderat dan kelompok kedua disebut
10

Murji’ah sunnah. Kelompok Ahlus sunnah yang muncul abad ke-


empat disebut sebagai adopsi dari kelompok Murjiah moderat
pada saat itu. Sedangkan kelompok yang disebut murji’ah sunnah
dinilai sebagai kelompok yang radikal atau ekstrem. Mereka biasa
meremehkan amal perbuatan karena terlalu mendewakan unsur
keimanan saja.17
Kelompok ektsrem dan radikal tersebut ternyata tetap ada bahkan
semakin berkembang di tanah air kita Indonesia. Banyak sekali
konflik internal bangsa yang mengatasnamakan agama. Sebut saja
konflik Umat Islam dan kristen di Poso Ambon, konflik Sunni
dan Syiah di Sampang Madura, Perusakan Rumah Ibadah Jamaah
Ahmadiyah di Tasikmalaya Jawa Barat, dan lain sebagainya. Jika
hal ini dibiarkan, maka akan terjadi konflik yang lebih serius.
Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan
menanamkan sifat moderat, ramah, dan toleransi dalam
beragama. Terlepas dari pro kotra berbagai pihak tentang
moderasi, Ulfa berkeinginan mengkaji makna moderasi dalam Al-
Qur’an. Dalam skripsinya, Ulfa merujuk kepada beberapa
pandangan mufasir seperti Sayyid Quthb, Wahbah Zuhaili, Asy-
Syinqithi, Asy-Syaukani, Ibnu Katsir, dan lain sebagainya.
Namun rujukan utama yang digunakan adalah Pandangan Prof.
Dr. Quraish Syihab dalam tafsirnya Al-Mishbah.18 Hal inilah
yang kemudian membedakan skripsi ini dengan penelitian
penulis. Dibantu dengan beberapa karya terdahulu seperti skripsi
karya Ulfa ini, Penulis akan berfokus pada moderasi beragama

17
Ulfatul Maghfirah, Moderasi Dalam Islam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta: IIQ
Jakarta, 2015), h. 2-4

18
Ulfatul Maghfirah, Moderasi Dalam Islam Prespektif Al-Qur’an, h. 20
11

(studi analisis dalam tafsir al-Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu


‘Athiyyah), dan dengan skripsi ini penulis mendapatkan rujukan
tentang moderasi beragama sehingga dapat tersusun dengan
sistematis.
2. Skripsi, Hendri Gunawan. Toleransi Beragama Menurut
Pandangan Hamka dan Nurcholis Madjid. Dari latar belakang
penelitian skripsi ini ada beberapa permasalahan diantaranaya
sebagai berikut: Bagaimana Pandangan Hamka dan Nurcholish
Madjid tentang Toleransi Beragama, dan apa Persamaan dan
Perbedaan Pandangan Hamka dan Nurcholish Madjid tentang
Toleransi Beragama. Dalam penelitian ini penulis memakai empat
teori yang Pertama yaitu tentang pengertian toleransi secara
umum yang mencakup pengertian toleransi menurut para tokoh,
dan toleransi dalam pandangan Islam. Kedua, dasar-dasar
toleransi beragama. Ketiga, bentukbentuk toleransi beragama.
Keempat, berisi tentang praktek toleransi beragama pada masa
Rasulullah dan para sahabat. Persamaan dengan penelitian ini
yaitu Mengenai soal beragama, Islam tidak mengenal konsep
pemaksaan beragama. Perbedaannya yaitu membahas bagaimana
pandangan Hamka dan Nurcholas Madjid tentang toleransi
beragama serta persamaan dan perbedaan pandangan Hamka dan
Nurcholis Madjid tentang toleransi beragama. 19 Penelitian yang
dilakukan hendri menjadi salah satu sumber bacaan dalam
menyusun penelitian ini. Sikap toleran yang harus dimiliki oleh
setiap umat agar tidak memihak dan berlaku adil pada setiap
agama.

19
Hendri Gunawan, Toleransi Beragama Menurut Pandangan Hamka Dan
Nurcholis Madjid, (Surakarta: Universitas Muhamadiyyah Surakarta, 2015)
12

3. Skripsi oleh Syukur Salim, Kerukunan Umat Beragama (Studi


Komparatif Antara Tafsir Mafȃtih Al-Ghaib dan Tafsir Al-
Misbȃh). Dari latar belakang penelitian skripsi ini ada beberapa
permasalahan diantaranaya sebagai berikut: yang pertama
bagaimana penafsiran tentang kerukunan umat beragama dalam
tafsir Mafatih al-Ghaib dan tafsir al-Misbah dan bagaimana
persamaan dan perbedaan penafsiran tentang kerukunan umat
beragama dalam tafsir Mafatih al-Ghaib dan tafsir al-Misbah.
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan sebuah metode
yaitu analisis komparatif, cara membandingkan data dari
perpustakaan yang merupakan data kualitatif untuk untuk
menemukan persamaan dan perbedaan terhadap suatu ide.
Pembahasan skripsi ini membahas tentang kerukunan umat
beragama menurut tafsir Mafȃtih al-Qharȋb dan menurut tafsir al-
Misbȃh yaitu bagaimana seharusnya menjadi manusia yang
bertaqwa, karna Islam datang tidak hanya mempertahankan
eksistensinya sebagai agama tetapi mengakui ekstensinya agama
lain dan memberinya hak untuk hidup berdapingan sambil
menghormati pemeluk-pemeluk agama lain. Persamaannya yaitu
sama-sama membahas tentang umat beragama, bagaimana sikap
yang seharusnya di ambil untuk mencapai kesehajteraan bersama.
Perbedaannya penulis membandingkan penafsiran dari tafsir
Mafȃtih al-Ghaib dan tafsir al-Misbȃh, untuk menemukan titik
persamamaan dan perbedaan dalam memahami ayat tentang
kerukunan umat beragama yang terdapat dalam Al-Qur’an
sedangkan peneliti menggunakan tafsir Ibnu ‘Athiyyah.20

20
Syukur Salim, Kerukunan Umat Beragama (Studi Komparatif Antara Tafsir
Mafatih Al-Ghaib Dan Tafsir Al-Misbah, (Lampung: Skripsi Fak. Ushuluddin Universitas
13

Kemudian dengan adanya penelitian ini penulis mendapatkan


pemahaman yang luas bagaimana seharusnya umat manusia
bersikap toleran agar menjalin kerukunan sesama umat beragama.
4. Skripsi oleh Rizal Ahyar Mussafa, Konsep Nilai-nilai Moderisasi
dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama
Islam. Berdasarkan uraian latar belakang pada skripsi tersebut,
ada beberapa hal yang menjadi fokus permasalahan dan akan
dikaji dalam penelitian ini, permasalahan tersebut antara lain,
yang pertama bagaimana konsep moderasi dalam Q.S Al-Baqarah
ayat 143, dan bagaimana implementasi nilai-nilai moderasi Q.S
Al-Baqarah ayat 143 dalam pendidikan agama Islam. Jenis dari
penelitian ini ialah penelitian pustaka (library research), dan
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Pembahasan
skripsi ini membahas tentang realitas yang terjadi di beberapa
sekolah masih belum menanamkan nilai-nilai moderasi dalam
proses pembelajarannya. Misalnya dapat ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh lembaga kajian Islam dan
perdamaian (LAKIP) terhadap guru pendidikan agama Islam dan
siswa SMP dan SMA di Jabodetabek, menunjukkan bahwa 49
persen siswa setuju dengan aksi radikalisme demi agama. Di
beberapa kampus perguruan tinggi umum, kecenderungan
mahasiswa untuk mendukung tindakan radikalisme juga sangat
tinggi. Oleh karena itu Pendidikan Islam yang moderat sangat
penting, dapat mencegah peserta didik untuk berperilaku radikal,
baik dalam sikap maupun pemikiran. 21 Dibantu dengan beberapa

Raden Intan Lampung, 2017) h. 11


21
Rizal Ahyar Mussafa, Konsep Nilai-nilai Moderisasi Dalam Al-Qur’an dan
Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam, (Semarang: skripsi Fak. Tarbiyyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Walisongo, 2018), h. 5
14

karya terdahulu seperti skripsi karya Rizal ini, penulis mendapat


gambaran tentang konsep nilai moderasi dalam Al-Qur’an.
Adapun perbedaan nya yaitu skripsi ini bertujuan untuk mendidik
siswa agar memiliki sikap moderat dan persamaannya dengan
skripsi yang saya teliti, skripsi karya Rizal dengan skripsi saya
menafsirkan ayat yang sama yaitu surah Al-Baqarah ayat 143.
Kemudian juga mendapatkan wawasan tentang konsep moderasi
beragama sebagai rujukan penulis.
5. Skripsi oleh Siti Eva Zulfa “Moderasi Islam Dalam Prespektif
Nusantara (Studi Komparatif dalam Tafsir Raudhlatul Irfan,
Tafsir al-Ibriz, dan Tafsir al-Azhar). Dalam skripsi nya
menyatakan Salah satu penyebab Islam di Indonesia lebih toleran
adalah adanya dukungan oleh kebudayaan lembut (Soft culture).
Prof. Dr. Nasaruddin Umar dalam bukunya menyatakan bahwa
Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan bagi
terbentuknya soft culture, karena alamnya yang begitu
bersahabat. Juga sebelum Islam datang sudah dikenal ajaran
agama yang tergolong soft culture seperti Hindu dan Budha.
Berbeda dengan kultur Timur tengah yang dibentuk oleh alam
yang ganas, wilayah padang pasir dan dengan budaya penduduk
nomaden.22 Jika menilik sejarah bangsa kita yang lalu, kita akan
temukan juga peristiwa yang meresahkan tersebut. Sekitar tahun
1998, isu-isu disintegrasi muncul dimana-mana. Di Ambon
misalnya, terus berlangsung aksi penjarahan, pembakaran, dan
pembunuhan yang dilakukan oleh antar kelompok masyarakat
yang berbeda agama. Di Aceh, hal serupa juga terjadi. Bahkan

22
Siti Eva Zulfa, Moderasi Islam Dalam Prespektif Nusantara (Studi Komparatif
dalam Tafsir Raudhlatul Irfan, Tafsir al-Ibriz, dan Tafsir al-Azhar), (Jakarta: IIQ Jakarta,
2019), h. 2
15

bukan antara kelompok masyarakat yang berbeda agama,


melainkan justru antar sesama muslim. Dalam permasalahan di
atas perbedaan nya yaitu skripsi ini mengkaji tentang
permasalahan Islam di Nusantara tentunya menggunakan
pandangan para mufasir Nusantara pula. Dalam skripsi nya
penulis mendapatkan solusi yang bisa meminimalisir kasus
intoleransi dalam beragama.23

F. Kerangka Teori
Sebelum memasuki penelitian yang lebih lanjut,
penulis mencoba mendiskripsikan terlebih dahulu secara sederhana
pokok yang menjadi bahasan dalam penelitian ini, yakni, metode
tafsir kontekstual. Tafsir yang berasal dari fasara-yufassiru-
tafsiran yang berarti pemahaman, penjelasan dan perincian. 24
Dalam memahami kalam Illahi perlu adanya alat atau perantara untuk
sampai pada pemahaman yang sempurna. Dalam konteks ini, penulis
membawa alur penafsiran dengan metode/pendekatan kontekstual.
para penganut pendekatan ini berpendapat bahwa para ulama
harus mempertimbangkan konteks sosial, politik, ekonomi,
intelektual dan kultural dari proses pewahyuan, dan sekaligus
mempertimbangkan kondisi saat penafsiran dilakukan saat ini. 25
Jadi, metode kontekstual adalah cara untuk memahami pesan Al-
Qur’an sesuai dengan konteks saat ini.

23
Siti Eva Zulfa, Moderasi Islam Dalam Prespektif Nusantara (Studi Komparatif
dalam Tafsir Raudhlatul Irfan, Tafsir al-Ibriz, dan Tafsir al-Azhar, h. 4
24
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa
Dzurriyah, 2010) h. 316.
25
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21; Tafsir Kontekstual, (Bandung: Mizan,
2016), h. 43.
16

G. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu adanya metode penelitian.
Metode penelitian adalah cara kerja sistematis untuk memudahkan
pelaksanaan sebuah kegiatan guna mencapai tujuan yang
diinginkan.26 Metode atau langkah-langkah yang ditempuh dalam
melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis gunakan adalah metode studi
kualitatif dengan bentuk penelitian pustaka (library research).
Karena Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok dengan
menggunakan beberapa deskripsi yang digunakan untuk
menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan.
Sementara metode pustaka merupakan metode
pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan. Maka dapat dikatakan bahwa
studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian
yang dilakukan.27
2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi
dua macam yaitu:

26
Sulistio Basuki, Metode Penelitian, (Jakarta: Penaku, 2010), h. 95
27
http://eprints.walisongo.ac.id/581/3/083111060_Bab3.pdf (diakses pada 15 Juli
2020, pukul 09.50 ).
17

a. Sumber data primer


Yang dimaksud dengan sumber data primer adalah
suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya
atau data pertama.28 Dalam hal ini penulis menggunakan kitab
sebagai rujukan untuk sumber aslinya. Sumber penelitian
primer dalam penelitian ini adalah kitab tafsir al-Muharrar al-
Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang tidak
berkaitan langsung dengan sumber aslinya atau data yang
sudah ada.29 Dalam hal ini penulis menggunakan buku-buku
yang berkaitan dengan sumber data sekunder diantaranya,
Muchlis M. Hanafi Moderasi Islam, Rizal Panggabean, Ihsan
Ali Fauzi Merawat Kebersamaan; Polisi, Kebebasan
Beragama dan Perdamaian, Fawaizul Umam kala beragama
tak lagi merdeka; Majlis Ulama Indonesia Dalam Praktis
Kebebasan Beragama, Kementrian Agama RI Moderasi
Beragama.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana yang telah dijelskan di atas bahwa penelitian
ini termasuk penelitian pustaka (Library Reseach). Oleh karena
itu dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode
dokumentatif yaitu dengan cara mengumpulkan ayat-ayat yang
berkaitan dengan moderasi beragama yang terdapat pada tafsir al-
Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah, serta data-data seperti

28
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali,1987), h.93
29
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, h. 94
18

buku, kitab atau karya ilmiyah lainnya yang terkait dan relevan
pada penelitian ini.

4. Metode Analisis Data


Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka
selanjutnya analisis tentang data-data tersebut. Adapun metode
yang digunakan dalam analisis data ini adalah menggunakan
metode analisis isi media kualitatif karena digunakan untuk
meneliti dokumen yang dapat berupa teks, gambar, simbol dan
sebagainya untuk memahami budaya dari suatu konteks sosial
tertentu, yaitu wujud dari representasi simbolik yang dapat
direkam/ didokumentasikan atau disimpan untuk dianalisis, 30 dan
juga menggunakan metode deskriptif analisis.
metode deskriptif adalah metode yang tidak terbatas pada
pengumulan dan penyusunan data, tetapi mengikuti analisa dan
interpretasi tentang arti dari data tersebut. 31 Sedangkan metode
analisis adalah metode atau jalan yan dipakai untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan perincian terhadap
objek ilmiah tertentu dengan jalan menilih-milah anatara
pengertian yang satu dengan pengertian lainnya, untuk sekedar
memperoleh kejelasan yang diteliti tersebut.

30
Metode Penelitian, http://digilib.unila.ac.id/7557/14/BAB%20III.pdf (diakses pada
tanggal 31 juli 2020, pukul 22.56)
31
Winarto Surakmand, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, metode dan teknik,
(Bandung: Tarsito, 1990), h. 139
19

H. Teknik Dan Sistematika Penulisan

1. Teknik Penulisan
Adapun yang dijadikan acuan dalam teknik penulisan skripsi
ini, adalah Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi yang
diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 2017.
2. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara
menyeluruh tentang penelitian skripsi ini maka penulis
memberikan sistematika beserta penjelasan secara garis besar
sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, bab ini berisi uraian tentang Latar
Belakang Masalah yang mendasari pentingnya
diadakan penelitian, identifikasi masalah, pembatasan
dan perumusan Masalah Penelitian, Tujuan dan
pengunaan Penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, metode penelitian serta teknik dan Sistematika
Penulisan.
BAB II: kajian teori, membahas tentang moderasi beragama
dalam Al-Qur’an. Pada bab kedua ini, pembahasannya
meliputi: konsep dan gagasan moderasi beragama,
prinsip-prinsip moderasi dalam Al-Qur’an, ciri-ciri
moderasi dan ayat-ayat yang berhubungan dengan
moderasi beragama
BAB 111: Profil Tafsir al-Muharrar al-Wajȋz, bab ini
menjelaskan tentang pengertian moderasi beragama
menurut para mufasir, kemudian biografi Ibnu
‘Athiyyah al-Andalusi dan kajian kitab al-Muharrar al-
Wajȋz
20

BAB IV: pembahasan, bab ini membahas tentang analisis


penafsiran Q.S Al-Baqarah 143, Q.S Al-Baqarah 256,
Q.S Hud ayat 118-119, dan Q.S An-Nisa ayat 135
menurut pandangan Ibnu ‘Athiyyah tentang moderasi
beragama, dan analisis penafsiran Ibnu ‘Athiyyah
dalam teori Abdullah Saeed.
BAB V: bab ini berisikan penutup yang berupa kesimpulan dari
uraian-uraian bab-bab sebelumnya, yaitu jawaban dari
permasalahan-permasalahan yang dicantumkam,
sekaligus membuat saran-saran dan daftar pustaka.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini bisa disimpulkan dalam dua poin. Pertama,
penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat yang menjelaskan tentang
moderasi beragama, yaitu pada Q.S Al-Baqarah ayat 143 Ibnu
‘Athiyyah menjelaskan bahwa yang di maksud ummatan wasathan
yang terdapat pada ayat ini ialah umat moderat (‘adl), kemudian
wasath juga bisa diartikan sebagai khiyar pilihan terbaik, derajat
tertinggi atau di tengah-tengah. Jadi seseorang bisa dikatakan
ummatan wasathan apabila ia diberi tempat lebih luhur dari golongan
terpilih yang mengikuti jejak Nabi Muhammad. Kemudian Q.S Al-
Baqarah ayat 256 menurut Ibnu ‘Athiyyah ayat ini menjelaskan
bahwa dengan adanya petunjuk dan adanya Rasul yang mengajak
kepada Allah tentu itu sudah menjadi sebuah cahaya yang
ditunjukkan Allah kepada hambanya. Dengan itu sesungguhnya tidak
ada paksaan dalam memasuki agama (Islam), karena sudah jelas jalan
yang benar dari pada jalan yang sesat. Kemudian Q.S Hud ayat 118-
119 dalam ayat ini Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan bahwa Allah
menciptakan makhluknya untuk kebahagiaan namun disisi lain juga
ada keburukan. Maka sebagian mereka adalah orang-orang yang
celaka dan sebagian lainnya tergolong ke dalam orang-orang yang
beruntung, Karena tujuan inilah akhirnya Allah menciptakan
manusia. Perbedaan dalam kehidupan menurut Ibnu ‘Athiyyah
menjadi sebuah naluri bahwa naluri berbeda pasti ada, dan dengan
adanya perselisihan dapat menjadi tanda atau bukti keburukan
umatnya yang karenanya Allah berhak menyiksa terhadap mereka

89
90

yang berselisih, dan pada Q.S An-Nisa ayat 135 Ibnu ‘Athiyyah
menjelaskan maksud ayat ini ialah barangsiapa yang meniatkan
akhirat (dalam amalannya), yaitu berbuat adil dan menegakkan
keadilan serta menjadi saksi yang baik, yang memberi pernyataan
seseorang dengan perkataan yang jujur dan tidak berbuat dzalim
dengan mengikuti hawa nafsu, maka Allah akan memberinya pahala
dunia serta memberikan apa yang ia inginkan. Kemudian barangsiapa
yang meniatkan amalannya hanya untuk dunia semata, maka Allah
hanya akan memberikan apa yang dia usahakan saja dan akan
memberikan azab kepadanya (karena kesalahan dalam amalannya) di
akhirat.
Kedua analisis Ibnu Athiyyah dalam teori konteksual
Abdullah Saeed (l. 1960 M) ternyata relevan dengan ayat-ayat
moderasi beragama, hal ini terlihat pada ayat Al-Qur’an yang telah di
jelaskan oleh Ibnu ‘Athiyyah. pertama Q.S Al-Baqarah ayat 143
yakni pergeseran makna ummatan wasathan telah sampai pada
pemaknaan yang lebih selaras dengan konteks, dimana Islam datang
di bumi Andalusia yang sudah memiliki perdaban maju sebelumnya,
maka kemoderatan dalam beragama yang di tafsirkan pada ayat ini
oleh Ibnu ‘Athiyyah sudah sangat relevan, sehingga agama Islam
pada saat itu dapat hidup berdampingan degan agama-agama lain
sebelumnya. Tentunya dengan penafsiran yang dilakukan Ibnu
‘Athiyyah ini memberikan peluang yang lebih luas dalam melakukan
istimbat hukum yang tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Kedua
Q.S Al-Baqarah ayat 256 penafsiran yang dilakukan oleh Ibnu
‘Athiyyah memberikan pandangan bahwa kemerdekaan atas manusia
ternyata dilegalkan oleh Allah Swt. Dalam hal ini Al-Qur’an harus
diyakini sebagai tanggapan atas realitas kehidupan masyarakat pada
91

saat itu baik masyarakat arab maupun diluar arab, maka sudah sangat
selaras dengan konteks dimana tidak hanya agama Islam yang
berkembang pada saat itu. Namun tugas kekhalifahan manusialah
yang seharusnya menutun akal sehat pada sebuah kebenaran yang
hakiki. Ketiga Q.S Hud ayat 118-119 pada ayat ini Ibnu ‘Athiyyah
melakukan identifikasi bahasa dan disiplin ulumul Qur’an dimana
walau syâa dalam kaidah bahasa menunjukkan kaliman inkari
dimana hal itu tidak akan terjadi sehingga interpretasi ini sangat
mendukung adanya perbedaan antar sesama manusia. Bukankah hal
ini menjadi refleksi bagi manusia pada umumnya dimana perbedaan
atas ras, kesukuan, dan agama yang hari ini menjadi bahasan banyak
orang ternyata juga tertulis dalam Al-Qur’an. Keempat Q.S An-Nisa
ayat 135 melihat interpretasi yang dilakukan oleh Ibnu ‘Athiyyah
pada ayat ini cukup jelas dalam mendudukkan seseorang saksi agar
selalu bersikap adil yakni menetapkan sesuatu pada tempatnya dan
senantiasa bersikap jujur dalam sebuah kesaksian, kontekstualisasi
nilai keadilan ini tenteunya menjadi auto kritik pada kegiatan hukum
legal formal yang umumnya terjadi pada masa kini, dimana
kedzaliman atau tidak menetapkan sesuatu pada tempatnya sering
dianggap sebuah tindakan sepele. Bukankah hal ini yang pada
akhirnya menjadikkan hukum seakan tumpul ke atas dan runcing ke
bawah.

B. Saran
Adapun beberapa saran dari penulis diantaranya:
1. Moderasi beragama ini dimaksudkan untuk generasi muda agar
memiliki sikap keagamaan yang inklusif. Sehingga jika berada
ditengah masyarakat yang multikultural dan multireligius, kita
92

bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dan bisa


menempatkan diri secara bijak dalam interaksi sosial ditengah-
tengah masyarakat.
2. Agar senantiasa berlaku bijaksana dan selalu bersabar dalam
menghadapi berbagai macam karakter seseorang yang terkadang
melakukan hal-hal yang dapat memancing kemarahan.
3. Mengedepankan sikap terbuka serta dialog dalam proses
pembelajaran, sebagaimana prinsip dalam moderasi pada ayat
yang telah di paparkan di atas.

C. Penutup
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang
telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan
upaya-upaya penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Demikian semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Masykuri, Moderasi Beragama Untuk Indonesia yang Damai :Perspektif


Islam, (Jakarta: Article UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019)

Abdurrahman Moeslim, Islam Transformatif, (Jakarta : pustaka firdaus,


1997), 1448.

Abusi Alee, Konsep Keadilan Menurut Muhammad Sa’id Umar dalam


Tafsir Nur Al-Ihsan, (Surakarta: Skripsi Fak. Ushuluddin dan
Dakwah Institus Agama Negri Surakarta, 2019)

Al-Andalusy Hayyan Abu, al-Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, (Beirut: Dar Ihya’


al-Turath al-‘Arabi, TT)

Al-Asfahaniy Al-Alamah Al-Raghib, Mufradat al-Fadz al-Qur’an, (Beirut:


Darel Qalam, 2009)

Al-Asqalani Ahmad bin Ali bin Hajar, Fath al-Bary, (al-Madînah al-
Munawwarah, Jilid I, 1417 H./1996 M. Cet. I)

Albad Ade, Tafsir al-Muharrar al-Wajiz (Ibnu Athiyyah)


https://adealbad.blogspot.com/2018/01/tafsir-al-muharrar-al-wajiz-
ibn-athiyyah.html diakses pada tanggal 6 mei 2020.

Al-Baqi Muhammad Fuad ’Abd, Mu’jam al-Mufahraz li Alfaz al-Qur’an al-


Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981)

Al-Ḍabbi bin Yahya bin Ahmad Abu Ja’far Ahmad, Bughyat al-Multamis,
(Cairo: Dar al-Katib al-‘Arabi, 1967)

Al-Dhahabi Syamsuddin, Siyar A’lam al-Nubala, (Beirut: al-Risalah, 1985)

93
94

Al-Farmawi, Al-Bida’yah fi At-Tafsir Al-Maudhu’i Dirasah Manhajiyyah


Maudhu’iyyah, terj. Rosihat Anwar.

Al-Faruq Al-Rahali, et al., “al-Ta’rif bi al-Mu’allif”, dalam Ibnu ‘Athiyyah,


al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-'Aziz, tahqiq wa ta’liq al-
Rahali al-Faruq, et al., (Qatar: Khalifah bin Hamad Ali Tsani Amir
Dawlah Qatar, 1398 H./1977 M.)

Al-Ja’fiy Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-
Mughirah bin Bardizbah al-Bukhary, Shahih Bukhari, Juz I (Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th),

Al-Khalidi Abd al-Fattah Shalah, Ta’rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin,


(Damsyiq: Dar al-Qalam/Bairut: al-Dār al-Syamiyah, 1423 H./2002
M.)

Al-Maqqari, Nafh al-Thib min Gushn al-Andalus alRathib, Jilid 1, 2 tahqiq


oleh Ihsan ‘Abbas, (Bayrut, Dar Shadir, 1408 H./1988 M)

Al-Maraghi Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maraghi, terj. Anshori Umar


Sitanggal, dkk, (Semarang: Karya Toha Putra, cet. Ke-2, 1993)

Al-Muraini Al-Jilali, Al-Qawa'id al-Ushuliyyah 'inda al-Imam al-Syatibi,


(Kairo: Dar Ibn Affan, 2002)

Almu’tasim Amru, “Berkaca NU dan Muhammadiyah dalam Mewujudkan


Nilai-Nilai Moderasi Islam di Indonesia”, dalam Jurnal Pendidikan
Fakultas Tarbiyyah Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto, vol
8 no 2 2019

Al-Qardhawi Yusuf, Al-Kahassa’ish al-Ammah li Al-Islam, (Kairo:


Maktabah Wahbah, Cet. IV, 1996)
95

Al-Salam Abd, Muqaddimah, dalam Ibnu ‘Athiyyah, al-Muħarrar al-Wajiz fi


Tafsīr al-Kitāb al-‘Aziz, Jilid 1, tahqiq ‘Abd al-Salam ‘Abd al-
Syafi Muhammad, (Bayrut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1422
H./2001 M.)

Al-Yahya Abdullah bin Abdul Aziz, Al-Wasathiyyah ath-Thariq ila al-Ghad,


(Riyadh: Dar Kunuz Isybilia, 1429/2008)

Amrullah Abdul Malik bin Abdul Karim, Tafsir al-Azhar, Jilid 1. Diperkaya
dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam,
Sastra, dan Psikologi, (Jakarta: Gema Insani, 2015)

An-Najjat Muhammad Ali, Mu’jam al-Fazh al-Qur’an al-Karim, (Kairo:


Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, 1996)

‘Asyur al-Ṭahir Ibnu Muhammad, al-Taḥrir wa al-Tanwir, (Tunisia: al-Dar


al-Tunisiyyah, 1984)

‘Athiyyah Ibnu, al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-‘Aziz, Jilid 1,


tahqiq Abd al-Salam Abd al-Syafi Muhammad, (Bairut, Lubnan:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1422 H./2001 M.)

Ath-Thabarȋ Muhammad bin Jarir Abu Ja’far, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 2.


(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007)

Ba'abdullah Muhammad Bakarim Muhammad, Wasathiyyah Ahl Sunnah


baina al Firaq. (Riyadh: Dar ar Rayah, 1415/1994)

Basuki Sulistio, Metode Penelitian, (Jakarta: Penaku, 2010)

Birroh Sakinatul, Pendidikan Multikultural dalam Al-Qur’an, (Semarang:


Skripsi fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institus Agama Islam
Negri Salatiga, 2017)
96

Chumairoh Nurul Andidi, Penafsiran Ummatan Wasathan Presfektif Sayyid


Qutubh dalam Tafsir fi Dzilalil Qur’an, (Surabaya: Skripsi fak.
Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negri Sunan Ampel,
2019)

Dhoif Syauqi, al-Mu’jam al-Wasith, (Mesir: ZIB, 1972)

Djam’anuri, Ilmu Perbandingan Agama: Pengertian dan Objek Kajian


(Yogyakarta: PT. Karunia Kalam Semesta, 1998)

Efendi Djohan, Kemusliman dan Kemajemukan dalam TH. Sumatrana (ed.)


Dialog : Kritik dan Identitas Agama (Yogyakarta: Dian-Interfidel,
1994)

Fadeli Soeleiman, Antologi NU (Sejarah, istilah, amaliyah dan Uswah),


(Surabaya: Khalista, 2007)

Fatwa Irsyad, Pandangan Ulama Berkenaan Tafsir al-Muharrar al-Wajiz,


https://muftiwp.gov.my/artikel/al-kafi-li-al-fatawi/3551-al-kafi-
1320-pandangan-ulama-berkenaan-tafsir-al-muharrar-al-wajiz
diakses pada tanggal 6 mei 2020.

Fayid al-Wahhab‘Abd, Manhaj Ibni ‘Athiyyah fi Tafsir al-Qur’an al-Karim,


(al-Qahirah: alHay’ah al-Ammah li Syu’un al-Mathabi’ al-
Amiriyyah, 1393 H./1973 M.)

Ghazali Abd. Moqsith, Argumen Pluralisme Agama : Membangun Toleransi


Berbasis Al-Qur’an (Depok: KataKita, 2009)

Gularnic David g., Webster’s World Dictionary of American Language


(Clevelen and New York: The World Publishing Company, 1959)
97

Gunawan Hendri, Toleransi Beragama Menurut Pandangan Hamka Dan


Nurcholis Madjid, (Surakarta: Universitas Muhamadiyyah
Surakarta, 2015)

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 2 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983)

Hanafi M Muchlis, Moderasi Islam, (Ciputat: Diterbitkan Oleh Ikatan


Alumni Al-Azhar dan Pusat Studi Al-Qur’an, 2013)

Hakim Husnul Ahmad, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir, (Jakarta: Lingkar


Studi al-Qur’an, Cet. I, 2013)

Hanafi M Muchlis, Moderasi Islam, (Ciputat: Diterbitkan Oleh Ikatan


Alumni Al-Azhar dan Pusat Studi Al-Qur’an, 2013)

Hasan Nur, Ibnu Athiyyah Ahli Tafsir Ternama dari Granada Spanyol,
https://islami.co/ibnu-athiyyah-ahli-tafsir-ternama-dari-granada-
spanyol/ diakses tanggal 7 desesmber 2019.

https://kbbi.web.id/koersi

Huda M. Thorokul, dkk, “Ayat-Ayat Toleransi Dalam Al-Quran Perspektif


Tafsir Al-Misbah Dan Tafsir Al-Azhar”, dalam Jurnal Pemikiran
KeislamanVolume 30, Nomor 2, Juli 2019, h. 268

Metode Tafsir Ibnu Athiyyah, https://mazinov.wordpress.com/2013/07/30/metode-


tafsir-ibnu-atiyyah/ (diakses pada 30 april 2020, pkl. 21.45)

Iyazi Ali Muhammad, al-Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum,


(Teheran: Wazarah al-Tsaqafah wa al-Irsyad al-Islami, 1414
H./1994 M.)
98

Karim Abdullah, Rasionalitas Penafsiran Ibnu ‘Athiyyah, (Jurnal Ilmu


Ushuluddin, Vol. 12, No. 1, 2012)

Katsir Ibnu, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azim, Jilid I, (Bairut: Dar al-Fikr, 1984)

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Moderasi Islam (Tafsir tematik),


Jakarta; LPMQ, 2012)

Maftuh Agus, Negara Tuhan: The Thematic Encyclopedia, (Yogyakarta:


Multi Karya Grafika, 2004)

Miswari Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusivisme, Pluralisme, dan


Multikulturalisme, (Jakarta: Fitrah, 2007)

Misrawi Zuhairi, Toleransi versus Intoleransi dalam Harian KOMPAS,


(tanggal 16 Juni 2006)

Misrawi Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusifisme, Pluralisme dan


Multikulturalisme (Jakarta: Fitrah, 2007), hlm. 161.

Muhammad Husayn al-Dzahabi, alTafsir wa al-Mufassirūn, Jilid 1, (al-


Qahirah: Maktabah Wahbah, 1424 H./2003 M.)

Mukhlis dan Afrizal Nur, “Konsep Wasathiyah Dalam Al-Qur’an: (Studi


Mussafa Ahyar Rizal, Konsep Nilai-nilai Moderisasi Dalam Al-
Qur’an dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam,
(Semarang: skripsi Fak. Tarbiyyah dan Keguruan Universitas Islam
Negri Walisongo, 2018)

Komparatif Antara Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir Dan Aisar AtTafsir)”,


Jurnal An-Nur, (Vol. 4, No. 2 Tahun 2015)
99

Mussafa Rizal Ahyar, Konsep Nilai-nilai Moderisasi Dalam Al-Qur’an dan


Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam, (Semarang:
skripsi Fak. Tarbiyyah dan Keguruan Universitas Islam Negri
Walisongo, 2018)

Norasid Alihanafiah Muhamad Dan Ahmad Mustaffa, Variasi Aliran Tafsir


Di Andalus, Pada Era Kerajaan Muwahhidun (540h/1142m –
667h/1268m): Satu Tinjauan Awal, (Jurnal Al-Tamaddun Vol. 7
No. 1, 2012)

Nuwayhidh ‘Adil, Mu'jam al-Mufassirin min Shadr al-Islam hatta al-’Ashr


al-Hadhir, Jilid 1, qaddama lahu samahatu mufti al-Jumhuriyyah al-
Lubnaniyyah al-Syaykh Hasan Khalid, (Bayrut: Mu’assasah
Nuwayhidh al-Tsaqafiyyah, 1409 H./1988 M.)

Poerwodarminta W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: tt,


1996)

Quthb Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Dibawah Bayangan Al-Qur’an, Jilid


1, (Jakarta: Gema Insani, 2000)

Rahardjo Muhammad Dawam, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial


Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996)

Rahmat M Imdadun, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Komnas


HAM, 2014)

RI Departemen Agama, Moderasi Islam, (Jakarta: Lajnah Pentashihan


Mushaf AlQur’an, 2012)

RI Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Lajnah


Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 1990)
100

Salim Syukur, Kerukunan Umat Beragama (Studi Komparatif Antara Tafsir


Mafatih Al-Ghaib Dan Tafsir Al-Misbah, (Lampung: Skripsi Fak.
Ushuluddin Universitas Raden Intan Lampung, 2017)

Sanusi M Dzulqarnain, Antara Jihad Dan Terorisme, (Makasar: Pustaka As-


Sunnah, 2011)

Setiyadi Alif Cahya, Pendidikan Islam Dalam Lingkaran Globalisas, (Jurnal


Vol. 7, No. 2, Desember 2012)

Setyani, Kerukunan Umat Beragama Di Desa Randusari, Kecamatan


Slogohimo, Kabupaten Wonogiri (Studi Atas Relasi Umat Islam,
Kristen Dan Budha), (Yogyakarta: Fak. Uahuluddun Universitas
Sunan Kalijaga, 2013)

Syarif Hidayatullah, Islam “Isme-isme: Aliran Dan Paham Islam Di


Indonesia,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)

Shihab M. Quraish, Membangun Masyarakat Islami, (Jakarta: Pustaka


Firdaus, 1994)

Shihab M. Quraish, Tafsir al-Misbah, Pesan dan Keserasian al-Qur’an Vol.1,


(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.669 12

Shihab M. Quraish, Yang Hilang Dari Kita: AKHLAK, (Ciputat: Lentera


Hati, 2016)

Shihab M. Quraish, Wawasal Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai


Persoalan Umat, (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2013)

Soekamto Soeryono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grafindo Persada,


1990)
101

Siti Eva Zulfa, Moderasi Islam Dalam Prespektif Nusantara (Studi


Komparatif dalam Tafsir Raudhlatul Irfan, Tafsir al-Ibriz, dan
Tafsir al-Azhar), (Jakarta: IIQ Jakarta, 2019)

Sunarto Achmad, dkk, Terjemah Shahih Bukhari, (CV.AsySyifa’, Semarang:


1993)

Surakmand Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, metode dan teknik,


(Bandung: Tarsito, 1990)

Taimiyah Ibnu, Muqaddimah fi Uṣul al-Tafsir, (Beirut: Dār Maktabah al-


Hayāh, 1490 H/ 1980 M), h. 23

Ulfatul Maghfirah, Moderasi Dalam Islam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:


IIQ Jakarta, 2015)

Umam Fawaizul, kala beragama tak lagi merdeka; Majlis Ulama Indonesia
Dalam Praktis Kebebasan Beragama , (Jakarta : Prenadameia
Group, 2015)

Umar Muhammad Said, Tafsir Nur al-Ihsan, (Pattani: Percetakan Bin


Halâbi, 1956)

Wibowo Agus, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa


Berperadaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)

Yasid Abu, Islam Moderat (Jakarta: Erlangga, 2014)

Yuniarti Ipti, Kajian Kritis atas Kitab Al-Muharrar Al-Wajiz Karya Ibnu
Athiyyah
https://www.academia.edu/12931759/kajian_kritis_atas_kitab_al-
muharrar_al-wajiz_karya_ibnu_athiyyah (diakses pada tanggal 1
mei 2020 pukul 19.00)
102

Zamimah Iffaty, Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur’an, (Ciputat: IIQ Press 2019)


103

BIODATA PENULIS

Suci Khaira, lahir pada tanggal 30 september 1998 di kota


Rangkasbitung Provinsi Banten, penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, dari pasangan Ucup Supriadi (Alm) dan N. Nurlaela. Saat ini
penulis bertempat tinggal di Perum. Korpri blok f 1 no 15, Desa. Ciuyah,
Kecamatan. Sajira, Kabupaten. Lebak.
Penulis memulai pendidikan di TK Al-Muttaqin Kec. Sajira, Kab.
Lebak pada usia 5 tahun, kemudian di usia 6 tahun tepatnya di tahun 2004
penulis melanjutkan pendidikkan di SD 2 parungsari Kec. Sajira Kab. Lebak,
dan tamat pada tahun 2010, penulis juga melanjutkan pendidikan MDTA
(Madrasah Diniyyah Takmiliyyah Awaliyyah) Al-Muttaqin bersamaan
dengan pendidikkan SD, dan tamat pada tahun 2009, pada tahun 2010
penulis melanjutkan pedidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren
Modern Manahijussadat, yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,
dan tamat pada tahun 2016.
Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Program studi Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir, dan lulus pada tahun 2020.
104

Anda mungkin juga menyukai