i
BAB I
PENDAHULUAN
siswa agar dapat tumbuh dan berkembang secara menyeluruh agar menjadi
insan kuat dan professional. Dalam peraturan No. 20 Tahun 2003 tentang
matang guna melakukan bimbingan secara jasmani dan rohani sehingga peserta
pndidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlmba-lomba dan
memtivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Hal tersebut
1
2
agama. Pertama, fungsi spiritual yaitu berkaitan dengan akidah dan iman.
Kedua, fungsi psikologis yaitu berkitan dengan tingkh laku individual termasuk
sempurna. Ketiga, fungsi sosial yaitu berkaitan dengan dengan manusia lain
nilai itu sendiri. Pendidikan mengadung pilhan bagi arah perkembangan murid-
murid.
memberikan solusi bagi kesejahteraan hidup umat manusia lahir dan batin pada
kurang menunjukkan sikap sopan santun dengan guru maupun orang yang
lebih tua darinya, memakai pakaian yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah
dan lain sebagainya. Dengan demikian pendidikan akhlak pada anak sangatlah
penting sekali agar terbiasa bersikap sopan dan selalu berbuat hal-hal terpuji
lainnya dalam kehidupan bermasyarakat baik pada saat masih usia sekolah
maupun pada saat mereka besar nanti. Sekarang ini di kegiatan sekolah tidak
hanya berada di dalam kelas melainkan sudah ada kegiatan tambahan di luar
antaranya yang terdapat dalam surah Al- Luqman (31) ayat 13, yaitu:
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 30.
3
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Adhi Aksara Abadi Indonesia), Q.S
4
Al-Luqman: 31:13.
4
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
diberikan kepada peserta didik. Peserta didik sebagai manusia yang berpotensi
perlu dibina dan dibimbing dengan perantaraan guru. Potensi peserta didik
yang bersifat laten perlu diaktualisasikan agar anak didik tidak lagi dikatakan
sebagai “animal educable” yaitu sebagai makhluk yang dapat dididik. Sebagai
manusia yang berpotensi, maka di dalam diri peserta didik ada suatu daya yang
kejiwaan, akal pikiran, panca indra dan lain-lain, hasil pembelajaran agama itu
sukses dengan baik hingga unsur-unsurnya yakni budi pekerti yang luhur dan
5
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 19.
6
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Stain Po
Press, 2007), hlm. 96.
5
interaktif edukatif atau proses belajar mengajar pendidikan agama yang efektif,
proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai “Proses
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang sadar antara guru dan
murid sebagai hal yang utama dari pada proses pengajaran, yang memegang
yaitu pelaksanaan pembentukan tingkah laku yang baik dan ini merupakan jiwa
antara satu dengan yang lain di dalam proses pengajaran. Belajar disini,
menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang yaitu dengan menguasai
menunjuk pada apa yang dilakukan seorang guru atau mengorganisir serta
dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar mengajar dan itu semua
merupakan usaha guru sehingga tejadi suasana yang sebaik-baiknya bagi anak
atau siswa dalam melaksanakan proses belajar. Dari dua kegiatan tersebut akan
antara guru dan murid pada saat pengajaran itu berlangsung dan ini disebut
7
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm 28.
8
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 28.
6
tingkah laku anak menjadi seseorang yang berakhlak baik atau berbudi pekerti
Alam Semesta dan bahkan diri sendiri, jadi walaupun sekolah umum terbatas
pelajaran Pendidikan Agama Islam peserta didik tetap sejalan dengan norma-
agar bisa diajarkan bagaimana membaca al-Qur’an yang benar sesuai dengan
didik untuk salat berjamaah di masjid, salat dhuha, tadarus Qur’an, mengucap
salam dan bersedekah akan dapat memperkaya pengalaman rohani dan akan
beragama pada peserta didik sejak dini berarti menanamkan akar beragama
pada mereka. Kelak pengalaman beragama yang mengakar ini akan mampu
keagamaan yaitu: mengaji dengan metode qiroati di hari selasa, rabu dan
dengan metode qiroati siswa dapat mengetahui bagaimana cara membaca yang
yaitu asmaul husna dari hari senin sampai dengan hari jum’at, melaksanakan
sholat dhuha setiap hari senin sampai dengan hari jum’at melalui pembiasaan
disini yaitu setiap siswa dapat mengendalikan dirinya agar tidak datang
terlambat ke sekolah. Sebab ketika mereka sampai di sekolah maka jam 07.15
majelis ta’lim untuk para siswa, ekstrakurikuler habsyi di hari kamis setelah
pada hari sabtu setelah pulang sekolah di ikuti oleh siswa-siswi kelas VII, VIII
8
dan IX. Kelas Makharijul huruf yang tujuannya adalah agar seseorang bisa
membaca huruf hijaiyah pada al-Quran dengan baik dan benar sehingga
maknanya tidak meleset atau keliru diadakan setiap hari sabtu setelah pulang
hari sabtu setelah pulang sekolah untuk peserta didik, tujuan dari Muhadharah
membiasakan siswa untuk tampil berbicara didepan umum, serta melatih siswa
sebagai calon da'i dan orator yang siap menjadi pemimpin dimasa depan. Pada
walaupun ada beberap peserta didik yang sengaja terlambat dalam mengikuti
mulai dari aula untuk melaksanakan sholat dhuha maupun sholah dzuhur,
tempat wudhu terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan, alat-alat peraga
dalam penunjang kegiatan keagamaan serta lapangan upacara yang cukup luas
dilakukan, peneliti melihat berbagai macam prilaku peserta didik di MTs. Al-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
sekolah.
b. Sebagai rujukan, masukan kepada kepala sekolah maupun guru PAI agar
sejak dini, tidak hanya kepada orangtua sebagai pendidik utama, juga
E. Penegasan Istilah
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) yaitu:
1) Faktor sosial, yang dimaksud dengan faktor sosial di ini adalah faktor
manusia dalam hal ini bisa teman, guru, atau orang lain.
2) Faktor non sosial, meliputi keadaan udara, suhu udara, waktu (pagi,
oprasional yang direkayasa sedemikian rupa oleh siswa itu sendiri untuk
dari itu, adanya aktualisasi diri dalam diri individu sangat penting,
khususnya bagi siswa. Pentingnya aktualisasi diri bagi siswa yaitu dengan
potensi-potensi yang ada pada diri siswa tersebut. Adanya keinginan untuk
adalah belajar. Dalam hal ini, memaksimalkan potensi diri (aktualisasi diri)
merupakan salah satu pilar agama yang menduduki peranan yang sangat
9
Mohammad Ari dan Mohammad Asrori, “Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm 158.
13
F. Kajian Pustaka
berdampak pada pembentukan karakter siswa yang terdiri dari dua faktor, yaitu
faktor eksternal yang meliputi: semangat belajar siswa dan saling mengajak di
antara para siswa, kemudian faktor internal yang meliputi: motivasi dari para
guru, keaktifan guru dalam setiap kegiatan keagamaan. Guru yang menjadi
perhatian dari orang tua siswa, kurangnya minat siswa yang mempengaruhi
umum yang bersifat plural dengan suku, budaya, bahasa serta agama. Hal
sekolah. Tidak jarang karena lingkungan yang demikian banyak diantara siswa
yang tanpa disadari dan terkontaminasi dengan budaya dan kebiasaan agama
tercapainya tujuan yang dicapai. Sesuai dengan misi SMA Negeri 6 Samarinda,
Tahun 2020. Kegiatan keagamaan ini bersifat aktivitas baik dilakukan secara
10
St. Syamsuriani, “Efektifitas Kegiatan Keagamaan Terhadap Pembentukan Karakter
Siswa Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.”
Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar 2014.
11
Sri Ramadaniah, “Upaya Pembinaan Keagamaan di SMA Negeri 6 Samarinda”,
Skripsi IAIN Samarinda 2014.
15
Memandikan Ijazah, Manasik Haji, Sholat, Tablik Akbar serta Hadrah. Pada
Jurnal Dea Tara Ningtyas, tahun 2018 dengan judul Pengaruh Kegiatan
12
Dewi Ayu Indah Permatasari, “Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Keagamaan di SMK
Negeri 7 Samarinda Tahun 2020”. Skripsi IAIN Samarinda 2020.
13
Dea Tara Ningtyas, Pengaruh Kegiatan Keagamaan Di Lingkungan Sekolah Dan
Keluarga Dalam Membentuk Pengalaman Beragama”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah, No 2 Vol
2, 2018.
16
Imtaq dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 5 Kota serta
metode tersebut akan tumbuh sikap/akhlak yang baik pada siswa dan sudah ada
program khusus dari guru agama dan kerjasama antara guru agama dengan
pihak sekolah.14
TABEL I
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN
No. Nama Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan
1 St. Syamsuriani. Efektifitas 1. Pembinaan Pembentukan
Kegiatan Keagamaan kegiatan karakter siswa.
Terhadap Pembentukan keagamaan
Karakter Siswa Di 2. Sasarannya
Madrasah Aliyah pelajar atau
Muhammadiyah Limbung Siswa.
Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa
2 Sri Ramadaniah, Upaya 1. Pembinaan Proses
Pembinaan Keagamaan di keagaam siswa pembentukan
SMA Negeri 6 Samarinda 2. Penelitian karakter melalui
Kualitatif pembiasaan
keagamaan didalam
lingkungan sekolah
3 Dewi Ayu Indah 1. Pembinaan Pembinaan
Permatasari, Pelaksanaan keagamaan kegamaan ini
Pembinaan Kegiatan Siswa pelaksanaannya
14
Siulmi, “Analisis Kegiatan Keagamaan Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Siswa
Di SMPN 5 Kota Bengkulu”. Skripsi IAIN Bengkulu 2019.
17
G. Sistematika Penulisan
memahami isi skripsi ini, berikut penulis sajikan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab kedua Landasan Teori, pada bab ini dikemukakan landasan teori
Bab ketiga Metode Penelitian, pada bab ini menjelaskan tentang jenis
LANDASAN TEORI
internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar16. Ada beberapa hal
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) yaitu:
a) Faktor sosial, yang dimaksud dengan faktor sosial di ini adalah faktor
manusia dalam hal ini bisa teman, guru, atau orang lain.
b) Faktor non sosial, meliputi keadaan udara, suhu udara, waktu (pagi,
15
KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), dalam http://kbbi.web.id di akses 7
November 2022, pukul 20.58 WITA
16
Muhibbin Syah. Psikologi belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm
146.
19
20
oprasional yang direkayasa sedemikian rupa oleh siswa itu sendiri untuk
mengkosongkan diri dari segala keburukan dan kejahatan, mengisi diri dengan
tercela, sehingga kalbu lepas dari segala sesuatu selain Allah dan selalu
17
Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf Dan Psikologi (Telaah Atas Pemikiran
Psikologi Humanistik Abraham Maslow, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 80.
21
yang paling bersih.18 Dengan kata lain jika manusia menginginkan aktualisasi
diri, maka ia harus senantiasa memilih potensi kebaikan yang ada dalam dirinya
dan menghindarkan dirinya sejauh mungkin dari potensi kejahatan. Jika pilihan-
kesempurnaan, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, jika seseorang konsisten
untuk mengaktualisasikan asma Allah atau dengan kata lain takhalluq bi asma
seluruh potensi agar berkembang secara optimal. Konsekuensi dari konsep ini,
a. Kebutuhan Fisiologi
c. Kebutuhan Sosial
dengan sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun dalam
pengakuan dari orang lain karena prestasi yang telah diraihnya dan
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai orang lain. Kebutuhan harga diri
yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari
dengan baik. Karena pada dasarnya manusia akan merasa puas jika suatu
harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat
semua potensi serta bakat yang sesuai dengan kemampuan, minat dan
bidangnya masing-masing.
kejahatan.20
20
Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Isalm, (Jakarta: Bulan
Bintang), hlm. 105.
25
sifat pembawaan dari anak-anak itu ialah bisa menerima yang baik dan
bisa pula menerima yang buruk sekaligus maka ibu bapaknya lah yang
memilihkan salah satu dari dua hal ini. Nabi Muhammad Saw bersabda:
sebelum tertanam padanya sifat- sifat yang buruk.22 Oleh karena itu masa
21
Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar… hlm. 116.
22
Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar… hlm. 154.
26
hidupnya sebagian akan tumbuh besar dengan akhlak yang rusak. Dalam
mencapai aktualisasi diri terdapat beberapa fakor baik itu dari luar
C. Kegiatan Keagamaan
adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai
manusia yang hidup bahagia di dunia dan akhirat. 23 Sekolah memiliki peranan
yang penting dalam melakukan usaha untuk membina akhlak dan memberikan
lainnya harus dibiasakan sejak dini. Sehingga dapat menumbuhkan rasa senang
keagamaan.
23
Asymuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), 20
dalam jurnal Dea Tara Ningtyas, Pengaruh Kegiatan Keagamaan Di Lingkungan Sekolah Dan
Keluarga Dalam Membentuk Pengalaman Beragama”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah, No 2 Vol
2, 2018.
24
Zakiah Daradjat, Psikologi Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm 75
25
KBBI, Kamus Besar… diakses tanggal 8 Oktober 2022, pukul 15.34 WITA
28
tidak hanya terfokus pada kegiatan proses belajar mengajar di kelas, tetapi juga
keagamaan. Misalnya, para peserta didik diajak untuk mau memperingati hari-
menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Selain itu dengan
bernegara. Hal ini dijelaskan dengan firman Allah Swt surat An-Nisa ayat 30
yang berbunyi:
Terjemahannya:
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan
ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan-Nya”.26
hubungan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat serta alam
29
26
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Adhi Aksara Abadi Indonesia),
Q.S An-Nisa, 4: 125
30
seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer,
sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup, dan perilaku manusia yang
menuju kepada keridhaan Allah (akhlak).27 Keagamaan berasal dari kata agama
a. Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang
b. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem,
Agama sebagai suatu realitas pengalaman manusia yang dapat diamati dalam
aktifitas kehidupan umat manusia. Hal ini berarti, aktifitas keagamaan muncul
dari adanya pengalaman keagamaan. Pada dasarnya agama itu lahir dan timbul
dalam jiwa manusia, karena adanya perasaan aku dan karena merupakan
kebutuhan rohani yang tidak bisa diabaikan keberadaannya, karena hal tersebut
27
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm 4.
Aat Ssyafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Peran Pendidikan Agama Islam dalam
28
tidak hanya terbatas pada kepercayaan saja, akan tetapi merefleksikan dalam
Aktivitas keagamaan suatu umat beragama bukan hanya relasi dengan Allah
hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hal ini diperkuat dengan firman Allah Swt
Islam adalah adalah agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam (Arab: al-Islam “berserah diri
kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah Swt.
Dalam al-Qur’an Islam disebut juga agama Allah Dienullah. Pengertian Islam
secara harfiah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk
dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam) M, (mim) yang bermakna dasar “selamat”
30
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Adhi Aksara Abadi Indonesia),
QS. Ar-Rum: 30.
32
(salama). Dari pengertian Islam dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama
setelah kematian).
kepadamu, sebagai penutup shalat. Islam dalam bahasa Arab yaitu Aslama
yang artinya berserah diri kepada aturan Allah Swt. Hal ini menunjukkan
kegiatan keagamaan secara umum tidak terlepas dari tujuan dan fungsi
Pendidikan Islam.
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. mematuhi semua petunjuknya dan
banyak bersyukur, sabar dan tawakkal, dengan banyak bersyukur kepada Allah
Swt atas nikmat dan karunia yang diberikan merupakan manifestasi pengakuan
terutama hal-hal yang berkaitan dengan rukun islam. Lalu tujuan lain adalah
ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis,
agama, dan dapat mengamalkan materi yang sudah diajarkan di dalam kelas,
31
Departemen Pendidikan Nasional, peningkatkan Wawasan Keagamaan (Islam),
(Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 96
32
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 176
34
berlaku.
Agama Islam
Islam
potensi yang ada dalam diri siswa dalam bidang keagamaan, menambah
sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
1. Sholat Berjamaah
Sholat diwajibkan bagi semua umat islam yang mukallaf (baligh dan berakal
sehat) dan suci, sehari semalam lima kali. Sholat berjamaah adalah sholat
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan dengan cara yang
dikukuhkan).33
2. Pengajian
yang bahagia danm sejahtera di dunia dan akhirat dalam ridho Allah Swt.34
adalah lewat pengajian. Pengajian adalah salah satu jenis kegiatan yang
adalah adalah salah satu metode yang dipakai untuk menyampaikan materi
mengajak umat beragama kepada jalan yang benar, sesuai dengan ajran
Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang:Pustaka Nuun, 2010), hlm 97-97
33
34
Nanih Machendrawati Dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam
Dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), hlm 152
36
peristiwa penting dan bersejarah. Peringatan dan perayaan hari besar Islam
bertujuan untuk melatih seseorang agar selalu berperan serta dalam upaya-
35
Asmuni Syukir, Dasar- Dasar Strategi Dakwah, (Bandung: RosdaKarya, 2009), hlm
105
37
BAB III
METODE PENELITIAN
research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden. Oleh
karena itu, subjek penelitiannya adalah berupa objek di lapangan yang mampu
suatu populasi, situasi dan fenomena secara akurat dan sistematis untuk
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2020), hlm 17-18
35
36
untuk menyusun teori, memandang teori sebagai hasil proses induksi dari
fenomena kegiatan keagamaan secara jelas dan rinci serta faktor pendukung
Samarinda.
beralamat di Jl. M. Said, RT. 12, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai
C. Subjek Penelitian
37
Sugiyono, Metode… hlm 318
37
Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, Pembina OSIS, Guru Mata Pelajaran PAI,
D. Sumber Data
Ketua OSIS dan untuk data primer pada penelitian ini peneliti kumpulkan
serta data penunjang lainnya milik sekolah misalnya profil sekolah, visi
misi, sejarah, data peserta didik dan guru serta dokumen-dokumen terkait
berikut:
1. Observasi
38
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
2. Wawancara (interview)
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal
telepon.39
3. Dokumentasi
yang dari sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan. Dokumentasi
diartikan sebagai usaha mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
dokumen-dokumen yang dapat berupa foto, video, rekaman, profil dan lain
41
Suharshimi Arikunto, Prosedur … hlm.274.
40
GAMBAR I
PETA KONSEP PENELITIAN
deskriptif kualitatif. Terhadap tiga tahap analisis data, yaitu tahap reduksi data,
maka perlu dicatat dan diteliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan
semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.42
Dari data-data yang peneliti dapatkan dari lapangan, data tersebut akan
direduksi dan disederhanakan atau di pilih mana data yang yang berguna
dan mana yang tidak diperlukan sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik
dan diverifikasi.
42
Sugiyono, Metode… hlm 323-325
43
Sugiyono, Metode… hlm 325
42
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi, atau gambaran suatu objek
menjadi jelas.44
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap data berikutnya. Tetapi apabila pada
tahap awal kesimpulan sudah didukung bukti-bukti yang valid dan konsisten
yang kredibel.
G. Keabsahan Data
1. Uji Kredibilitas
44
Sugiyono, Metode… hlm 329
45
Sugiyono, Metode… hlm 364
43
terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
a. Triangulasi
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
triangulasi teknik.
1) Triangulasi Sumber
2) Triangulasi Teknik
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Untuk itu dalam penyusunan
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data itu
kesimpulan.46
46
Sugiyono, Metode… hlm 371
45
1. Sejarah Sekolah
bentuklah MTs atas rapat masyarakat sekitar dan keinginan orang tua yang
2. Profil Sekolah
a. Visi
b. Misi
47
Dokumentasi pada tanggal 20 Januari 2023
46
47
Psikomotor
ada sebagian siswa yang menghafal lebih dari juz 30 yaitu surat-surat
penting seperti surat yasin dan Al-mulk, setiap pagi sebelum memulai
juz 30, kegiatan menghafal dan membaca ini disesuaikan dengan kelas
48
siswa, semakin tinggi kelas siswa maka semakin banyak pula hafalan
seadanya pada saat saya melakukan observasi pada hari kamis jam
08:00 WITA di kelas VII A saya melihat sarana dan prasarana siswa
yang mengikuti kegiatan tersebut yang terdiri dari meja, kursi dan buku
catatan khusus absensi storan hafalan. Tidak hanya itu saja tetapi
dengan adanya jadwal untuk sholat dhuha dan juga sholat dhuhur
berjamaah adalah salah satu agar siswa menjadi pribadi yang taat
48
Muhlisin, Kepala Madrasah: Ruang Kepala Madrasah MTs. Al-Azhar, wawancara
tanggal 19 Januari 2023
49
al-Qur’an setiap saat, bisa pada waktu jam istirahat maupun pada saat
semua siswa mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX, tetapi untuk
b. Sholat Dhuha
oleh seluruh siswa kelas VII, VIII dan IX putra dan putri. Sebagimana
c. Kegiatan Muhahdaroh
sekolah, diikuti oleh siswa siswi dan bertempat di dalam kelas VII.
didepan publik.
Kurikulum:
kelompok sudah dibagi terlebih dahulu secara adil, tidak ada perbedaan
atau pilih kasih misalkan yang pandai pidato berkelompok dengan yang
pandai berpidato, yang senior dengan yang senior, atau anak baru
secara acak oleh pengurus muhadharah, agar antara yang senior bisa
sebenarnya berasal dari bahasa arab yakni Hadharah yang berarti hadir.
pertemuan atau perkumpulan yang dihadiri oleh banyak orang, lalu satu
telah melatih diri dari sebelumnya dengan sebaik mungkin dan tampil
maksimal.
bacaan kita sesuai dengan bacaan Rasulullah Saw. Kelas Tahsin Qira’at
53
mereka pegang, agar mereka sadar dimana letak kesalahan lidah mereka
pernah kita dapatkan, Selain itu, metode tahsin juga terfokus pada
pengenalan huruf dan penyebutan huruf.”52
dengan arti dari nama tahsin yaitu hassanah, yuhassinuh, tahsin yang
orang lain, Sama halnya yang disampaikan Laila sebagai guru mata
kenaikan jilid oleh pengajar. Hal ini juga ditambahkan oleh Laila:
Qiro’ati. Jika santri belum sesuai dengan kriteria kenaikan jilid, lebih
53
Laila, Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist: Ruang Guru MTs. Al-Azhar, wawancara
tanggal 20 Januari 2023
54
Laila, Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist: Ruang Guru MTs. Al-Azhar, wawancara
tanggal 20 Januari 2023
56
menyatakan bahwa:
di rencana dari awal tahun oleh pengurus sekolah sesuai dengan tanggal
hari besar Islam Terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan pada PHBI
cara memberi nasehat serta motivasi dalam ruang lingkup ceramah pada
55
Amal Hayati, Guru Mata Pelajaran SKI: Ruang Guru MTs. Al-Azhar, wawancara
tanggal 20 Januari 2023
57
diri seorang muslim yang menghargai histori Islam supaya siswa tidak
Kegiatan Keagamaan
keagamaan.
keagamaan.
2) Mati Listrik
C. Pembahasan
58
MTs. Al-Azhar
tertib sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak sekolah, yaitu mendidik
muslim yang menghargai histori Islam supaya siswa tidak ikut serta
59
hari besar Islam contohnya Isra’ Mi’raj, hari raya Idul Adha, dan kegiatan
1 Muharram.
dalam penyebutan ayat atau setiap huruf al-Qur'an secara benar. Kegiatan
tujuan melatih kepercayaan diri dari setiap siswa untuk berani tampil
dengan seluruh jiwa dan raga.56 Perilaku keagamaan tersebut tak luput dari
itu sendiri merupakan ibadah yang dinilai pahalanya oleh Allah dari tiap
Selain itu menurut para guru dan siswa sendiri sekarang sudah
mulai tertib dalam membaca al-qur’an dan juga sholat berjamaah pada
sudah lebih santun dalam berperilaku, baik sesama teman maupun orang
58
Jamal Ma’mur Asmani, “Kiat Melahirkan Madrasah Unggulan” (Yogyakarta: Diva
Press, 2013), hlm 52, dalam Jurnal Abd. Wahed, “Strategi Mewudkan Sekolah dan Madrasah
Unggulan di Era Global”, Jurnal Al-Ibrah, Vol 3 No 1. Juni 2018.
59
Abdul Rahman Saleh, “Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa”. (PT Raja Grafindo
Persada, 2006), hlm 261.
61
yang lebih dewasa. Hal ini menjadi salah satu bukti perubahan perilaku
Jika dilihat dari tujuan kegiatan keagamaan, secara umum siswa sudah
terhadap kegiatan keagamaan. Jika di rumah ada orang tua atau siapapun,
lupa.
berdampingan, di samping ada sisi positif juga ada sisi negatif dan
a. Faktor Pendukung
1) Faktor Internal
62
2) Faktor eksternal
meliputi
dilaksanakan
siswa.
b. Faktor Penghambat
dalam hal ini izin orang tua bagi seorang anak untuk menghadiri
atau bahkan hal lain dari itu mereka tidak diberi izin karena di
mereka.
yang diselenggarakan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
keagamaan yang diadakan di MTs. Al-Azhar ini ada yang bersifat wajib
seperti membaca surah-surah pendek. Ada juga yang tidak wajib diikuti
Qira’at atau Makharijul huruf, sholat dzuhur berjama’ah dan sholat dhuha
kewajiban bagi anggota OSIS untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan
keagamaan.
66
67
siswa dikarenakan faktor cuaca, apabila hujan deras beberapa siswa terlambat
pada sekolah.
B. Saran
keagamaan. Jika di rumah ada orang tua atau siapapun, mereka tetap
melakukan perilaku yang santun meskipun terkadang masih lupa. Bagi para
siswa siswi diharapkan untuk lebih giat dan lebih bersemangat dalam
68
guru hendaknya dapat memberikan dorongan atau motivasi bagi para siswa
sekolah terlebih lagi guru Pendidikan Agama Islam, dan para guru diharapkan
teladan yang baik dan juga tidak bosan-bosannya memberikan nasihat kepada
para siswa agar selalu baik dalam berperilaku baik di lingkungan keluarga,
kuat keyakinan peserta didik terhadap ajaran agamanya dan terbiasa untuk
Buku
Abdul Rahman Saleh. 2006. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Ahmadi, Abu, dan Salimi Noor. 2004. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hawi, Akmal. Kompetensi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2013
Kemenag RI. Al- Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Adhi Aksara Abadi
Indonesia. 2011
69
Machendrawati, Nanih Dan Ahmad Syafei, Agus. Pengembangan Masyarakat
Islam Dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2001
Muhammad, Hasyim, Dialog Antara Tasawuf Dan Psikologi (Telaah Atas
Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009
Syafaat Aat, Sahrani Sohari, dan Muslih. Peran Pendidikan Agama Islam dalam
Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008
Tohir, Moenir Nahrowi, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf, Jakarta: PT. As- Salam
Sejahtera, 2012
Zakiah Daradjat, Psikologi Agama, Psikologi Agama. Jakarta: Bulan Bintang,
2003
Skripsi
70
Sri Ramadaniah, “Upaya Pembinaan Keagamaan di SMA Negeri 6 Samarinda”,
Skripsi IAIN Samarinda 2014
Jurnal
Siti Naila Fauzia, “Perilaku Keagamaan Islam Pada Anak Usia Dini”, dalam
Jurnal Edukasi Islam, Vol 9 Edisi 2, 2015
71
LAMPIRAN
72
LAMPIRAN I
73
D. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs. Al Azhar
Samarinda (Guru Mata Pelajaran Fiqih)
1. Adakah sanksi yang diberikan jika peserta didik ada yang tidak mengikuti
kegiatan ini?
2. Apakah terlihat hasil yang signifikan terhadap peserta didik setelah
diadakan kegiatan tersebut?
3. Apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan?
74
LAMPIRAN II
DI MTS AL AZHAR
75
pelaksanaan kegiatan
keagamaan di
madrasah ini?
3. Metode apa saja 3. Penerapan pelaksanaan
yang di pakai untuk kegiatan keagamaan
menerapkan kegiatan
keagamaan agar
peserta?
4. Apakah terdapat 4. Kendala dalam pelaksanaan
kendala dalam kegiatan keagamaan
pelaksanaan kegiatan
keagamaan?
1. Apakah Pembina 1. Proses pelaksanaan
OSIS selalu turut kegiatan keagamaan
serta dalam
mengaktualisasi
(mengatur jalannya
kegiatan keagamaan)
di madrasah ini? Pembina OSIS
2. Apakah terdapat 2. Penilaian dalam
penilaian khusus dari pelaksanaan kegiatan
Pembina OSIS dalam keagamaan
pelaksanaan kegiatan
keagamaan?
3. Seberapa aktual 3. Proses pelaksanaan
(jadwal pelaksanaan) kegiatan keagamaan
kegiatan keagamaan
di ikuti oleh peserta
didik di madrasah
ini?
1. Apa saja 1. Rincian kegiatan
kegiatan keagamaan
keagamaan di
madrasah ini? 2. Sanksi/Hukuman pada saat
2. Adakah sanksi yang tidak mengikuti kegiataan
diberikan jika peserta keagamaan Guru PAI mata
didik ada yang tidak pelajaran Fiqih
mengikuti kegiatan
ini? 3. Hasil dari pelaksanaan
3. Apakah terlihat hasil kegiatan keagamaan
yang signifikan
terhadap peserta
didik setelah 4. Kendala pada saat
diadakan kegiatan pelaksaan kegiatan
tersebut? keagamaan
4. Apakah terdapat
kendala dalam
pelaksanaan kegiatan
76
keagamaan?
77
1. Apa peran anggota 1. Peran anggota OSIS
OSIS dalam dalam pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan kegiatan keagamaan
keagamaan di
madrasah ini?
2. Apakah anggota OSIS 2. Peran anggota OSIS
ikut mengatur jadwal dalam pelaksanaan Ketua OSIS
kegiatan keagamaan di kegiatan keagamaan
madrasah ini?
3. Seberapa aktual 3. Peran anggota OSIS
(terlaksananya) anggota dalam pelaksanaan
OSIS mengatur kegiatan keagamaan
jalannya pelaksanaan
kegiatan keagamaan
78
LAMPIRAN III
79
2) No. Piagam : 009 Tahun 2004
3) SK Izin Operasional : Nomor 127 Tahun 2021
4) Tgl SK Izin Operasional: 16 Februari 2021
5) Akreditasi : A (93)
6) No. SK Akreditasi : 056/BAN-SM/HK/XII/2018
7) Tanggal Akreditasi : 01 Desember 2018
8) NPWP Madrasah : 72.136.814.0-722.000
9) Kepemilikan : Yayasan
10) Nama Yayasan : YAPIA AL AZHAR SAMARINDA
11) Akta Yayasan : No.85 Tanggal 23 Mei 2015
12) SK. Kemenkumham : No. AHU-0007516.AH.01.04. Tahun 2015
13) NPWP Yayasan : 1.977.088.2-722
80
LAMPIRAN IV
PEGAWAI TATA
PENDIDIKAN GURU KETERANGAN
USAHA
TERTINGGI
L P JLH L P JLH
SD/MI - - - - - - -
SLTP/MTS - - - - - - -
SPG/PGA/MA/SMU 1 1 2 2 1 3 -
D1 - - - - - - -
D2 - - - - - - -
D3 - - - - - - -
S1 10 10 20 2 - 2 -
S2 2 3 5 - - - -
JUMLAH 13 14 27 4 1 5 -
Jumlah Tenaga Pendidik (Guru) Jumlah Tata Usaha & Karyawan (
Tenaga Kependidikan )
: Laki – Laki 13
Laki – Laki 4
Perempuan 14
Perempuan 1
Total 27
Total 5
81
LAMPIRAN V
DOKUMENTASI PENELITIAN
81
3. Kegiatan Tahsin Qira’at atau Makharijul Huruf
82