KAJIAN TEORI
extience, dari bahasa latin existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih
keberadaan aktual. dari kata eks berarti keluar dan sistem yang berarti muncul
keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak
adanya kita. Eksistensi ini perlu diberikan orang lain kepada kita karena
dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa
luas cakupannya. Namun, yang dimaksud oleh peneliti dalam hal ini adalah
eksistensi guru yang diartikan sebagai suatu kedaan atau keberadaanya sangat
1
Muchamad Suradji, Romelah dan Moh. Nur Hakim, “Eksistensi Muhammadiyah di
Tengah Tantangan Zaman,” h. 33.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 379.
3
Muchamad Suradji, Romelah dan Moh. Nur Hakim, “Eksistensi Muhammadiyah di
Tengah Tantangan Zaman,” h, 33.
8
Pengertian guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1), bahwa guru adalah pendidik profesional
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan
menengah.
Pendidikan, pada pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus
sosial, dan kepribadian. Dalam konteks ini maka kompetensi guru dapat
jawab, yang dimiliki guru untuk memangku jabatan guru sebagi profesi.4
satu pilar pendidikan karakter yang paling utama. Pendidikan karakter akan
tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagamaan pada
anak, oleh karena itu materi pendidikan agama Islam di sekolah menjadi salah
karakter sebenarnya telah ada pada zaman rasulullah SAW. Hal ini terbukti
dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama Rasulullah adalah sebagai
4
Rina Febriana, Kompetensi Guru, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2019), h. 8.
9
karakter sama dengan konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas
5
Nimim Ali, “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan
Agama Islam,” Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi 5, no. 1 (2022): 54, https://doi.org/10.32529/al-
ilmi.v5i1.1680., h. 58
6
Mohamad Nasich Jauhari, “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik Yang Religius,” Jurnnal Paradigma, Volume 14, Nomor 1, November
2022, h. 108.
7
Nimim Ali, “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan
Agama Islam,” h. 59.
10
Khusus dalam pendidikan agama Islam, sudah menjadi tuntutan bagi
guru untuk membentuk karakter peserta didik menjadi bernilai dan bermoral.
tangan. Semua pihak harus mendukung baik orang tua, Guru, dan lingkungan.
Semua pihak harus ikut dalam membangun dan membentuk karakter peserta
didik. Tidak dengan waktu yang singkat tapi dengan waktu yang panjang dan
kepada tujuan yang jelas, apa yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan
8
Mohamad Nasich Jauhari, Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter
Peserta Didik Yang Religius, Jurnnal Paradigma, Volume 14, Nomor 1, November 2022, h. 92.
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online/Daring (Dalam
Jaringan), https://www.kbbi.web.id/arah, di Download Pada Tanggaln 06 Juni 2023, Pukul 11:22
Wit.
11
merupakan salah satu dari komponen pendidikan, oleh karena itu harus
mengarahkan usaha yang akan dilalui. Disamping itu, tujuan juga dapat
membatasi obyek yang lain, agar usaha atau kegiatan dapat terfokus pada apa
yang dicita-citakan.10
itu dikenal dengan istilah “fitrah”. Fitrah itu menjadikan diri manusia
memiliki sifat dasar kesucian, yang kemudian harus dinyatakan dalam sikap
yang suci pula kepada sesamanya. Sifat dasar kesucian itu biasanya dikenal
maka iya memiliki dorongan naluri ke arah kebaikan dan kebenaran atau
kesucian. Pusat dorongan hanifiyah itu terdapat dalam dirinya yang paling
mendalam dan paling murni, yang kemudian disebut istilah “hati nurani”
artinya bersifat nur atau cahaya. Oleh sebab itu, jika ada orang yang berbuat
jahat atau menipu orang lain atau sesama saudaranya sendiri maka ia sering
disebut dengan istilah “tidak punya hati nurani”. 11 Hal ini memiliki implikasi
ۚ َف َأِقْم َو ْج َه َك ِل لِّد ي ِن َح ِن ي ًف اۚ ِف ْط َر َت ال َّل ِه ا َّلِت ي َفَط َر ال َّن ا َس َع َل ْي َه اۚ اَل َتْب ِد ي َل ِل َخ ْل ِق ال َّل ِه
10
Imam Syafe’, “Tujuan Pendidikan Islam,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,
Volume 6, November 2015, h. 152.
11
Mohamad Nasich Jauhari, “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik Yang Religius”, h.102.
12
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agam
(Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Qs. Al-Rum : 30).12
baik dan sempurna, dengan cara berjiwa tauhid, bertaqwa kepada Allah Swt,
rajin beribadah dan beramal shaleh, selalu berusaha menjadi ulil albab.13
adalah membangun karakter atau etika peserta didik mulai dari hal yang kecil,
bermasyarakat. Setiap hari tidak terbatas pada kebijakan hukum, tetapi karena
karena budaya atau perilaku sangat erat kaitannya dengan agama, sehingga
diperintahkan oleh Islam dan menghindari apa yang dilarang dalam Islam.
Agar kita dapat memutuskan untuk berbuat baik dan terpuji maka pendidikan
harus dilandasi oleh agama, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kejelasan
12
Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf An-Nur Al-Qur’anul Karim Tafsir
Perkata, Tajwid Warna Tajwid Angka Arab dan Transliterasi, Jakarta Timur: Maktabah Al-Fatih.
13
Siti Shofiyah, “Urgensi Pendidikan Agama Islam di Era Society,” Jurnal Emanasi,
Jurnal Ilmu Keislaman dan Sosial (Vol 5, No. 2, Oktober 2022), h. 15.
13
memampukan manusia untuk mencapai perilaku yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.14
Islam;
kitab- kitabnya;
14
Jaelani, 2022, Dalam Alya Cahyani, Siti Masyithoh, “Kontribusi Pendidikan Agama
Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0,” Al-Rabwah
: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 17, No. 01, Mei 2023, h. 62.
15
Imam Syafe’i, “Tujuan Pendidikan Islam,” h. 157.
14
Jelaslah bahwa dalam proses kependidikan yang dikehendaki oleh
Islam untuk mencapai sasaran dan tujuan akhir, nilai-nilai islami akan
mendasari dan lebih lanjut akan membentuk corak kepribadian anak didik
pada dewasanya. Dengan katak lain, pendidikan agam Islam secara filosofi
Tuhannya.
dengan masyarakatnya.
harmonis pula16.
16
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), h. 121.
15
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
pedoman peserta didik untuk mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat
penyesuaian mental, (3) perbaikan, (4) pencegahan, (5) pengajaran, (6) dan
ketakwaan siswa kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan
menangkal hal-hal negatif yang berasal dari lingkungan atau dari budaya lain
17
Siti Shofiyah, “Urgensi Pendidikan Agama Islam Di Era Society,” h. 15.
16
bermaksud menyalurkan siswa yang memiliki bakat khusus di bidang agama
bisa dimulai dari sejak dini atau sejak lahir. Sebab dalam mempersiapkan
generasi bangsa yang berkepribadian Islami ini telah dimulai dari anak-anak
atau remaja maupun dikalangan mahaiswa adalah dan mereka itu merupakan
calon generasi bangsa dan negara yang diharapkan untuk mampu memimpin
18
Mokh. Iman Firmansyah, “Pendidikan Agama Islam; Pengertian, Tujuan, Dasar, dan
Fungsi,” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim, Vol. 17 No. 2 – 2019, h. 86-87.
17
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan berakhlak mulia dan
dengan baik bilamana diberi kesempatan yang cukup baik dan baik untuk
diri manusia baru aktual dan fungsional bila disediakan kesempatan untuk
18
al-Ghazali mengatakan tentang tugas-tugas guru dalam al-Ihya
ulumuddin ada 7 (tujuh) untuk pendidik yang dikutip oleh Hamida Olfah
membawanya ke neraka.
guru untuk memasuki tingkatan sebelum ia berhak, dan sibuk dengan ilmu
mencegah murid dari akhlak yang buruk dengan jalan sindiran, sedapat
19
Tugas keempat; pendidik yang bertanggung jawab dengan sebagian
ilmu yang tidak terjangkau oleh akalnya hingga dapat mengakibatkan dia
pergi.
didik yang pendek akalnya akan sesuatu yang jelas dan patut baginya, dan ia
tidak menyebutkan kepada mereka bahwa dibalik ini ada sesuatu yang detail
kesenangan mereka dalam ilmu yang jelas itu, mengacaukan hatinya terhadap
ilmu itu, dan mereka akan menduga bahwa sang pendidik kikir kepadanya
akan ilmu.
tugasnya yang dijalankan sebagai guru dapat menjadi pendidik yang mampu
menunjukkan jalan yang lurus dengan niat yang tulus ikhlas dan
21
Hamida Olfah, “Guru Dalam Konsep Imam al-Ghazali,” Adiba: Journal Of Education, Vol. 3
No. 2 April 2023, h. 227-229.
20
4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
ikatan oleh individu kepada individu lainnya. Guru dalam bahasa sangskerta
diartikan sebagai orang yang di hormati, figur teladan yang baik. Guru adalah
orang yang mengajarkan suatu pengetahuan kepada orang lain atau dikenal
dengan istilah anak didik, tugas guru tidak hanya mengajar melainkan juga
mendidik seseorang agar menjadi manusia yang memiliki pribadi yang baik.22
gurulah yang akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas baik secara
Guru merupakan teladan atau panutan bagi siswanya, oleh karena itu
guru harus memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik, sehingga dapat
21
dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk hidupnya, sehingga mendapat
kegiatan proses belajar mengajar menentukan hasil akhir dari peserta didik.
Guru pendidikan agama Islam tidak hanya dituntut dalam hal mengajar atau
sangat mengharuskan guru untuk berkarakter yang lebih baik terlebih dahulu
Lebih lanjut, bahwa diantara peran dan fungsi sebagai guru yang
sebagai berikut;
a. Sebagai pendidik dan pengajar maka setiap guru harus memiliki kestabilan
emosi, selalu ingin memajukan peserta didi, bersikap realistis, jujur, dan
inovasi pendidikan.
23
Minda Siti Solihah et al, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Karakter Religius Siswa Di Smp It Tazkia Insani,” Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan Dan
Pedagogi Islam, Vol. 7, No. 2, Januari 2023 | Pp. 153-162 ., h. 154.
24
Suryati, 2019, Dalam Nur’asiah et al, “Peran Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter
Siswa, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Volume 6, No. 2, Juli 2021, h. 213.
22
b. Sebagai anggota masyarakat maka setiap guru harus pandai bergaul
dengan masyarakat. Untuk itu, guru harus menguasai psikologi sosial atau
harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, serta memiliki strategi dan
manajemen pendidikan.
agama Islam juga berperan sebagai motivator bagi siswanya, agar para siswa
siswanya. Ilmu tentang pendidikan Islam yang berkaitan dengan akhlak atau
dalam Islam disebut di dalam firman Allah Swt. Dalam Qs. At-Taubauh ayat
25
Rina Febriana, Kompetensi Guru…, h. 6-7.
23
َو َم ا َك اَن ا ْل ُم ْؤ ِم ُن وَن ِلَي ْن ِف ُر وا َك ا َّفًة ۚ َفَل ْو اَل َن َف َر ِم ْن ُك ِّل ِف ْر َق ٍة ِم ْن ُه ْم َط ا ِئ َف ٌة
terhadap hasil belajar siswa, guru bertanggung jawab atas keberhasilan siswa
memeriksa ruangan belajar apakah sudah bersih atau belum, jika belum maka
guru mengajak siswa agar membersihkan kelas terlebih dahulu agar suasana
belajar lebih enak jika kelas bersih. Dan mengajarkan siswa agar selalu
yang datang terlambat, agar mereka bisa jera dan tidak mengulangginya lagi.
saat mengerjakan tugas yang diberikan dan mengoreksinya. Jika ada tugas
kerja kelompok guru memberikan kepercayaan kepada siswa agar ada yang
26
Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf An-Nur Al-Qur’anul Karim Tafsir
Perkata, Tajwid Warna Tajwid Angka Arab dan Transliterasi, Jakarta Timur: Maktabah Al-Fatih.
24
menjadi pemimpin di setiap kelompok, mengajarkan mereka bagaimana
bekerja sama dalam sebuah kelompok, agar mereka bisa belajar bagaimana
cara mengurangi ego dalam setiap kelompok. Dan dalam menyelesaikan dan
penting dalam mendidik peserta didik kea rah yang baik agar memilik
metode atau cara untuk melakukan sesuatu atau dengan kata lain dalam
konteks ini adalah sekumpulan metode atau cara untuk melakukan kegiatan
manhaj berarti sistem. Dengan demikian, kata Arab yang paling dekat dengan
27
Mohammad Rifky Riyansyah, “Peran Guru PAI Dalam Pengembangan Karakter
Peserta Didik,” Urnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, Vol. 7. No.1 Mei 2022, h. 33.
25
untuk mencapai tujuan pendidikan agama dengan melalui aktifitas baik di
1. Metode Keteladanan
َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخَر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا
28
Rois Hakimul Aufa et al, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Yang Islami Di Sekolah Dasar,” Adiba: Journal Of
Education, Vol. 3 No. 2 April 2023, h. 190.
29
Audah Mannan, “Pembinaan Moral Dalam Membentuk Karakter Remaja,” Jurnal
Aqidah-Ta, Vol. 3 No. 1, 2017, h. 63-64.
30
Miftahul Jannah, Nida Mauizdati, “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik Sekolah Dasar Setelah Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Ibtida, Volume 03, No. 01 April
2022, h. 92.
31
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Dan Terjemhannya, (Jakarta:
Pustaka Lajnah, 2019), h. 606.
26
Pendekatan pembiasaan adalah memberikan kesempatan untuk
senantiasa melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang kurang
diajarkan dengan kebaikan, maka ia akan tumbuh dalam kebaikan pula. Tapi
pengetahuan, sikap dan motivasi serta prilaku yang sesuai dengan norma yang
ada di masyarakat serta agama. Hal ini sangat jelas dalam ajaran Islam sesuai
Hardi Prasetiawan yang dikutip oleh Baiq Lina Astini Rahayu dalam
kelompok dan klasikal. Kegiatan terprogram ini bisa kita lihat di program
32
Rahmah,”Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa”, Journal On
Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, Pp. 16379-16385., h. 16380.
27
dan membalas salam), dan keteladanan (berpakaian rapi, berbicara yang
didiknya. Nasihat disini dapat berupa sebuah tausiyah atau dalam bentuk
logika, nasehat tentang amar ma’ruf nahi mungkar, amal ibadah, dan lain-
lain.
33
Baiq Lina Astini Rahayu, “Peran Bimbingan Dan Konseling Melalui Metode
Pembiasaan Dalam Membentuk Karakter Pada Anak Usia Dini,” Jurnal Al-Insan, Vol 2 No 2 Mei
2022, h. 75.
34
Miftahul Jannah, Nida Mauizdati, “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik Sekolah Dasar Setelah Masa Pandemi Covid-19,” h. 92
28
ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah sangat dianjurkan dalam upaya
diharapkan memiliki karakter sesuai dengan akhlak terpuji dan sikap teladan
metode ini dapat melahirkan kehangatan perasaan dan vitalitas serta aktivitas
kisah tersebut.
C. Pendidikan Karakter
yang baik, begitu sebaliknya. Jika didefinisikan, karakter berasal dari kata
character bahasa inggris yang dirujuk dari bahasa yunani charassein yang
diartikan sebagai tanda atau ciri khusus. Sebab itu, karakter kemudian
35
Ibid.
29
diartikan dalam banyak kamus sebagai sifat, akhlak, budi pekerti, yang
َاْلُغ َالُم ُيَع ُّق َع ْنُه َيْو ُم الَّساِبِع َو ُيَسَّم ى َو ُيَم اَط َع ْنُه اَاْلَذ ى: َقا َل الَّنِبُّي ص م: َقاَل َاَنْس
َفِاَذ اَبَلَغ الِّس َّت الَّس ِنْيَن ُاَّد َب َفِاَذ اَبَلَغ ِتْس َع ِسِنْيَن ُع ِز َل ِفَر اُش ُه َفِاَذ اَبَلَغ َشاَل َث َع ْش َر َة َس َنًة
َقْد َاَّد ْبُتَك: ُثَّم َاَخ َذ ِبَيِدِه َو َقاَل.ُض ِر َب َع َلى الَّص َالِة َفِاَذ ا َبَلَغ ِس َّت َع ْش َر َة َس َنًة َز َّو َج ُه َاُبْو اُه
َو َع َّلْم ُتَك َو َاْنَكْح ُتَك َاُع ْو ُذ ِباِهَّلل ِم ْن ِفْتَنِتَك ِفى الُّد ْنيَا َو َع َذ اِبَك ِفى اَاْلِخَر ِة
36
Muliadi Mokodompit et al, Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter, (Malang:
PT. Literasi Nusantara Abadi Grup, 20230), h. 6.
37
Alya Cahyani, Siti Masyithoh, “Kontribusi Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar Di Era Revolusi Industri 4.0,” h. 70.
30
Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat
Islam agar dalam memberikan pendidikan kepada anak itu dilakukan secara
bertahap. Pada usia 7 tahun anak sekedar diperintah untuk shalat, kalau tidak
mau, tidak usah dipukul. Akan tetapi pada usia 10 tahun, ketika diperintah
untuk shalat, anak tidak mau shalat, maka orang tua diperbolehkan untuk
masuk kategori perilaku atau karakter atau moral/akhlak yang mulia dan
menunjukkan budi bekerti yang luhur. Akhlak/karakter yang mulia atau baik
atau baik perlu dimiliki setiap manusia, karena akhlak/karakter mulia itu, baik
pendidikan karakter harus diberikan kepada seseorang sejak dini dengan cara
memastikan para pelajar memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam
dan perilaku remaja agar menjadi lebih baik. Sebagian anak tidak bisa
individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di
dalam masyarakat yang majemuk. Seorang siswa harus memiliki sifat jujur,
sopan, tidak melakukan kekerasan, etos kerja yang baik, dan lain-lain.
38
Liliek Chann, “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Hadist Nabi SAW,” Digilib.
UIN. Sby. Ac. Id Dikutip Pada Tanggal 2 (2019), h. 7.
39
Ibid., h. 13.
31
Dengan begitu, maka peran guru, orang tua dan masyarakat harus diperlukan
dan senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada para siswa.
pikiran, sikap, emosi, perilaku yang tentunya sesuai dengan norma yang
berlaku. Pendidikan karakter bisa diajarkan dari mulai ruang lingkup yang
nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling
yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Allah swt, dirinya, suasana
40
Nurul Dwi Tsoraya et al, “Pentingnya Pendidikan Karakter Terhadap Moralitas Pelajar
di Lingkungan Masyarakat Era Digital,” Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 20 No. 20,
2023., h. 10.
32
manusia, lingkungan bangsa dan negara. 41 Lebih lanjut Tomas Lickona
Nilai karakter adalah berperilaku dan berakhlak sesuai dengan apa yang
diajarkan dalam pendidikan. Nilai karakter pada peserta didik tidak cukup
suatu masalah yang dirasakannya berat. Maka, kehadiran orang tua dalam
orang tua juga merupakan hal penting dalam penanaman nilai karakter.42
karakter yang tentunya ini memiliki implikasi penting dalam pendidikan itu
dianataranya;
41
Nur’asiah et al, “Peran Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter Siswa,” h. 214.
42
Dahlia et al, “Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembentukkan Karakter Peserta
Didik,” Nahdlatain: Jurnal Kependidikan Dan Pemikiran Islam, Vol. 1, No. 1 Januari 2022, h.
104-105.
33
Faktor ini mencakup segala aspek yang ada dalam lingkungan sekolah
karakter.
juga seorang guru harus meyakini apa yang dilakukannya itu ialah hal baik
dan mampu juga meyakinkan peserta didik bahwa mereka pun bisa
melakukan apa yang telah guru tersebut lakukan. Selanjutnya agar dapat
menjadi guru yang memiliki karakter terpuji, maka seorang guru harus
b) Faktor Eksternal.
34
membantu menguatkan dan menginternalisasikan substansi pendidikan
karakter kedalam diri peserta didik. Beberapa faktor eksternal yang dapat
karakter individu tidak dapat dibatasi oleh pagar sekolah semata, ada
sosial, ekonomi keluarga, ciri-ciri komunitas lokal dan fitur sosial politik
35
berasal dari lingkungan pergaulan. Faktor cuaca adalah faktor yang muncul
sebagai hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada
44
Retno Wulan Ningrum et al “Faktor – Faktor Pembentuk Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab Dalam Ekstrakurikuler Pramuka,” Jurnal Prakarsa Paedagogia, Vol. 3 No. 1,
Juni 2020, h. 113.
36