Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pemecahan Masalah Konflik dan Kekerasan Melalui Integrasi


dan Reintegrasi Sosial
Dosen Pengampu Dr. Syahrir Ibnu S.Ag, M.Si

Oleh:
Fatma Baba 06322211009
Raoda R. Salihun

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS KHAIRUN

2024

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah Antropologi Konflik dan Perdamaian ini yang berjudul
“Integrasi dan Disintegrasi Sosial” dengan dosen pengampu Bapak Dr. Syahrir
Ibnu S.Ag, M.Si tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti – natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami tentu menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapar banyak kesalahan pada makalah ini kami
memohon maaf yang sebesar – besarnya.

Ternate, 20 April 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
BAB I : PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 RUMUSAN MASALAH 3
1.3 TUJUAN 4
BAB II : ISI 5
2.1 INTEGRASI DAN DISINTEGRASI SOSIAL 5
2.2 PERDAMAIAN DAN INTEGRASI ATAU KOHESI SOSIAL 9
2.3 DAMPAK INTEGRASI DAN DISINTEGRASI SOSIAL 11
2.4 REINTEGRASI DAN KOEKSISTENSI SOSIAL DALAM
KEHIDUPAN DAMAI DI MASYARAKAT 12
BAB III : PENUTUP 13
3.1 KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di dalam masyarakat tedapat berbagai perbedaan yang dapat mengarah
kepada konflik sosial. Untuk menyelaraskan perbedaan tersebut, diperlukan
upaya kosensus menuju ke arah integrasi sosial. Hal ini bertujuan agar setiap
perbedaan dapat hidup secara berdampingan.

Konflik adalah fenomena sosial yang hadir di setiap aspek kehidupan


masyarakat. Kehadirannya dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Demikian pula integrasi sosial akan hadir di masyarakat, kapan saja dan di
mana saja. Oleh karena itu, antara konflik sosial dan integrasi sosial bagaikan
dua belah mata uang yang saling berdampingan. Hal ini berarti dimana ada
konflik, di situ akan terjadi yang disebut reintegrasi.

Pada makalah ini akan membahas tentang integrasi sosial dan reintegrasi
sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kami juga akan membahas tentang
pemulihan, rehabilitasi, reintegrasi, dan transformasi sosial sebagai upaya
pemecahan masalah konflik dan kekerasan sehingga tercipta kehidupan
masyarakat yang damai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan integrasi dan reintegrasi sosial?
2. Bagaimanakah syarat terwujudnya integrasi sosial?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi integasi sosial?
4. Bagaimanakah proses terjadinya integrasi sosial?
5. Apa saja faktor-faktor pendorong inetgrasi sosial?
6. Apa yang dimaksud dengan pemulihan (recovery), rehabilitas, reintegrasi,
dan transformasi sosial?

4
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi atau pengertian dari integrasi dan disintegrasi sosial.
2. Mengetahui syarat terwujudnya integrasi sosial.
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi integrasi sosial.
4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya integrasi sosial.
5. Mengetahui faktor apa saja yang mendorong adanya integrasi sosial
6. Mengetahui definisi atau pengertian dari pemulihan (recovery),
rehabilitas, reintegrasi, dan transformasi sosial.

5
BAB II
ISI

2.1 INTEGRASI DAN DISINTEGRASI SOSIAL


A. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Integasi Sosial
Integrasi sosial adalah suatu proses penyesuaian unsur-unsur
yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi sebuah kesatuan
yang utuh. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi
agama, ras, suku, Bahasa, kebiasaan, nilai, dan norma. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa
integrasi adalah pembauran segala sesuatu yang berbeda hingga
menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembaruan
tersebut memiliki arti masuk ke dalam, dengan demikian, integrasi
dapat merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau meleburnya dua
atau lebih hal yang berbeda menjadi satu.
Menurut Abu Ahmadi, dalam integrasi masyarakat terdapat
kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu,
keluarga, hingga lembaga sehingga menghasilkan suatu konsenus
atau kesepakatan nilai yang dijujung tinggi oleh setiap anggota
masyarakat. Namun, menurut Abdul Syani, Integrasi social tidak
cukup diukur dari perkumpulan secara fisik saja. Pengembangan
sikap dan perasaan manusia menjadi dasar dari sebuah kelompok
dalam masyarakat.
Michael Banton mengatakan bahwa integrasi sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi yang membedakan
antar ras tersebut.

6
2. Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat
terwujudnya integrasi social adalah sebagai berikut :
a. Anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan
di antara mereka.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama
mengenai norma dan nilai-nilai social yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut
kebudayaan.
c. Norma dan nilai social itu berlaku cukup lama, tidak mudah
berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota
masyarakat.

3. Bentuk Integrasi Sosial


a. Integrasi normatif, dapat diartikan sebagai bentuk integrasi
yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
b. Integrasi fungsional, terbentuk karena ada fungsi-fungsi
tertentu dalam masyarakat dengan mengedepankan fungsi dari
masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
c. Integrasi koersif, terbentuk berdasarkan kekuasaan yang
dimiliki seseorang biasanya melibatkan cara-cara kekerasan.

4. Faktor Cepat Atau Lambat Terjadinya Integrasi Sosial


a. Homogenitas kelompok, dalam kelompok yang tingkat
kemajemukannya rendah, integrasi lebih mudah dicapai.
Sebaliknya, jika tingkat kemajemukannya tinggi maka
integrase akan lebih sulit untuk dicapai dan memakan waktu
yang panjang. Ini tercermin dalam kata Homogen yang artinya
satu atau sama.

7
b. Besar kecilnya kelompok, dalam kelompok kecil lebih mudah
untuk melakukan integrasi karena tingkat kemajemukannya
lebih rendah. Hal itu disebabkan dalam kelompok kecil,
hubungan social antar anggota lebih dilakukan secara intensif
sehingga komunikasi dan tukar-menukar budaya lebih mudah
untuk dilakukan.
c. Mobilitas geografis, semakin sering seseorang melakukan
perjalanan, semakin sering juga orang tersebut harus
melakukan penyesuaian diri dengan identitas masyarakat yang
dituju (penduduk asli). Semakin sering orang datang dan pergi,
semakin sulit juga integrasi sosial itu terjadi. Sementara di
tempat yang mobilitas rendah seperti di suku pedalaman,
integrasi sosial dapat terjadi dengan sangat cepat.
d. Efektivitas komunikasi, semakin efektif komunikasi
berlangsung antar masyarakat, maka semakin cepat pula proses
integrasi sosial. Berbeda dengan masyarakat yang tidak bisa
melakukan komunikasi dengan baik, proses integrasi sosialnya
akan berjalan dengan lambat.

5. Proses Integrasi Sosial


a. Proses interaksi, merupakan proses paling awal untuk
membangun suatu kerja sama dengan ditandai kecenderungan
positif yang dapat melahirkan aktivitas bersama.
b. Proses Identifikasi, terjadi setelah masing-masing pihak
menerima dan memahami sifat dan keberadaan pihak lain
seutuhnya.
c. Kerjasama, menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul
bila kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian

8
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut
dengan cara kerjasama.
d. Proses akomodasi, terjadi untuk menyelesaikan pertentangan
yang terjadi tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga pihak
lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
e. Proses asimilasi, terjadi dalam taraf kelanjutan yang ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang
terdapat antara individdu dengan individu atau kelompok
dengan kelompok dan juga meliputi usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses mental dengan
memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
f. Proses integrasi, adalah proses penyesuaian antara unsur
masyarakat yang berbeda hingga membentuk suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat persamaan
dalam hal pola pikir, tujuan, langkah yang diambil, orientasi,
serta keserasian fungsi dalam kehidupan. Ini dapat
mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.

B. DISENTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian
Masyarakat merupakan suatu kesatuan atau suatu sistem yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur. Suatu sistem tidak akan bisa
bekerja dengan maksimal bila salah satu dari unsurnya itu berhenti
bekerja atau rusak. Unsur yang rusak ini dapat mengganggu
keseimbangan dari sebuah sistem dan dinamakan dari disorganisasi
sosial. Jika disorganisasi ini dibiarkan saja maka akan menjadi
sebuah disintegrasi dalam kehidupan sosial. Pada dasarnya
integrasi sosial adalah suatu gejala yang terjadi dikarenakan adanya
perubahan yang dipaksakan atau ada salah satu unsur masyarakat
yang tidak dapat menyesuaikan diri sehingga menimbulkan ketidak

9
seimbangan dan membuat unsur lain melakukan pemberontakan
atau perlawanan.
Albert O. Hirschman mengatakan kebosanan manusia adalah
penyebab dari perubahan. Manusia selalu merasa tidak puas
dengan apa yang dimilikinya. Selalu mencari sesuatu yang baru
yang bisa memuaskan hatinya. Disintegrasi sosial atau perubahan
sosial memiliki makna dan mencakup area yang luas dalam
kehiidupan, seperti ekonomi, politik, budaya, dan sosial. Menurut
Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2. Penyebab Disintegrasi Sosial


1. Perbedaan pandangan mengenai tujuan yang dapat dicapai
bersama.
2. Norma yang ada pada masyarakat mulai tidak berfungsi dengan
semestinya.
3. Terjadi pertentangan antara norma yang berlaku.
4. Adanya ketidak konsekuensian pemberian sanksi terhadap
pelanggar norma.
5. Tindakan warga yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

2.2 PERDAMAIAN DAN INTEGRASI ATAU KOHESI SOSIAL


A. PERDAMAIAN
Konflik dan perdamaian adalah dua hal yang saling berkaitan. Ketika
terjadi suatu konflik maka ada upaya untuk menciptakan perdamaian.
Perdamaian memiliki pengertian suatu kondisi absennya konflik dalam
kehidupan masyarakat yang ditandai dengan adanya harmonis.

10
Untuk meredam sebuah konflik, perdamaian menjadi mungkin untuk
dilakukan. Hal ini dikarenakan dengan adanya perdamaian maka akan
timbul harmonisasi sosialo dalam masyarakat.

B. INTEGRASI ATAU KOHESIA SOSIAL


Selain perdamaian, untuk mencegah konflik diperlukan adanya integrasi
sosial. Istilah integrasi ini berasal dari teori fungsionalisme struktural.
Asumsi dari teori tersebut adalah keseluruhan bagian yang saling
berhubungan dan setiap bagian harus menjalankan fungsinya dengan baik
agar tercipta integrasi sosial, kohesi sosial, atau keseimbangan sosial
(euquilibrium). Tujuan dari integrasi sosial adalah fungsionalisasi dari
bagian-bagian di samping mencegah terjadinya konflik, khususnya di
antara komponen-komponen berbeda yang membentuk kesatuan itu.
Integrasi sosial dapat tercapai jika perbedaan-perbedaaan bisa hidup
berdampingan. Misalnya Indonesia yang terintegrasi akan tercapai jika
unsur-unsur yang berbeda, seperti suku, ras, atau agama, dapat diterima
dan tidak menjadi alasan terjadi keretakan.
Integrasi atau kohesi sosial menurut council of Europe strategy for
social cohesion adalah usaha untuk mengurangi perselisihan. Untuk
mengurangi perselisihan ada empat elemen yang perlu diperhatikan:
a. Terpenuhinya hak asasi manusia
b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
c. Tidak adanya diskrimantif
d. Adanya partisipasi aktif atau keikutsertaan individu
Integrasi sosial akan mudah terjadi pada masyarakat yang memiliki
unsure-unsur yang sama. Unsure-unsur yang sama tersebut antara lain
sebagai beriku.
a. Kesamaan wilayah dan tempat tinggal
Wilayah yang luas dengan beberapa kesamaan seperti adat istiadat,
nilai-nilai budaya, dan kepercayaan asli yang hamper sama

11
memungkinkan suku-suku bangsa yang berbeda bisa membangun
suatu integrasi sosial.
b. Pengalaman yang sama pada masa lampau
Pengalaman pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing ternyata menjadi
pengalaman yang mempersatukan masyarakat Indonesia. Suku-suku
bangsa yang berbeda bersatu padu berjuang melawan penjajah.
c. Kemauan bersama untuk menjadi satu bangsa
Walaupun banyak perbedaan yang dimiliki, tetapi rakyat Indonesia
memiliki satu kemauan yang sama yakni membentuk sebuah Negara
yang merdeka. Mereka mengorbankan kepentinga masing-masing dan
membangun kebersamaan yang bisa diterima oleh semua.
d. Adanya ideology dan norma-norma yuridis yang diterima bersama
Sila-sila pancasila yang bersumber pada nilai-nilai asli Indonesia
menjadi sumber yang mempersatukan Indonesia sebagai bangsa.
Selain itu, ada ideologi pancasila dan norma yuriis formal, yakni
Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

2.3 DAMPAK INTEGRASI DAN DISINTEGRASI SOSIAL


Integrasi sosial merupakan sistem yang mengalami pembauran hingga
menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan disintegrasi sosial diartikan sebagai
keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau
persatuan, perpecahan. Hal ini pun menyebabkan integrasi dan disintegrasi
sosial memiliki dampak positif dan negatif.
A. INTEGRASI
1. Dampak positif :
 Memperkuat rasa kesatuan dan persatuan.
 Menghindari tumbuhnya disintergrasi wilayah.
 Memperluas wilayah yang menimbulkan keuntungan dari sisi
ekonomi.

12
2. Dampak Negatif :
 Sikap chauvinisme mungkin muncul.
 Ada pro kontra diantaranya.
 Rasa tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah.

B. DISINTEGRASI
1.1 Dampak Positif :
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Tercipta lapangan kerja baru.
 Tercipta tenaga kerja profesional.
 Nilai dan norma baru terbentuk.
 Efektivitas dan efisiensi kerja meningkat.
2.1 Dampak Negatif :
 Hilangnya Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban.
 Perpecahan dalam Masyarakat.
 Hilangnya Konsensus dalam Prinsip Kemasyarakatan.

2.4 REINTEGRASI DAN KOEKSISTENSI SOSIAL DALAM


KEHIDUPAN DAMAI DI MASYARAKAT
Dalam pandangan Soerjono Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah
proses pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk
menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
mengalami perubahan. Reintegrasi tidak semudah menyatukan satu jaringan
hubungan. Sebaliknya, untuk mengintegrasikan kembali masyarakat, semua
jaringan hubungan harus dibangun kembali. Reintegrasi sosial adalah
sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan
kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah, proses ini cukup sulit
dan memakan waktu yang lama.

13
Adapun koeksistensi merupakan suatu keadaan ketika dua atau lebih
kelompok hidup bersama dengan menghormati perbedaan tiap kelompok dan
menyelesaikan konflik antarkelompok tanpa kekerasan. Dasar dari
koeksistensi adalah kesadaran bahwa individu dan kelompok berbeda,
mencakup perbedaan kelas, etnis, agama, gender, dan pilihan politik.
Koeksistensi ada dalam situasi ketika individu dan masyarakat secara aktif
menerima dan merangkul keragaman, atau disebut koeksistensi aktif, dan
ketka individu dan masyarakat sekedar mentoleransi kelompok lain, itu
disebut koeksistensi pasif. koeksistensi dapat terjadi pada masyarakat yang
telah mengalami konflik, ingin menyelesaikan konflik, dan menjadi
masyarakat yang bersatu kembali.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam


masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Reintegrasi sosial adalah sebagian
upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi
sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan
memakan waktu yang lama. Disintegrasi atau disorganisasi adalah perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya
norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat

15
DAFTTAR PUSTAKA

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi kelompok peminatan ilmu
pengetahuan sosial. Jakarta: Erlangga.

Adellia, della05. 2016. Sebutkan dampak negatif dari disintegrasi sosial.


https://brainly.co.id/tugas/7016030.

Fahmi, Rida dan RenAlEzhaben. 2014. Apa dampak negatif dan positif dari
integrasi bangsa?. https://brainly.co.id/tugas/104269

Patricia, Venni. 2017. Menjelaskan dampak positif dari disintegrasi.


https://brainly.co.id/tugas/13525033

Setiawati. 2015. Bab 5 Integrasi dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya


Pemecahan Masalah Konflik dan Kekerasan (Sosiologi Sma Kelas Xi).
http://blog.unnes.ac.id/setrong/2015/12/24/bab-5-integrasi-dan-reintegrasi-
sosial-sebagai-upaya-pemecahan-masalah-konflik-dan-kekerasan-
sosiologi-sma-kelas-xi/

16

Anda mungkin juga menyukai