Anda di halaman 1dari 20

BAB V

DISINTEGRASI, INTERGRASI, DAN REINTEGRASI


SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN KONFLIK
DAN KEKERASAN

NAMA : DZAKA ZAKI SYAHANSYAH


KELAS : XI-A6
ABSEN : 13
Disintegrasi

 Pengertian disentergrasi

Pengertian disintegrasi menurut para ahli, salah satunya


diungkapkan oleh Soekanto Soekamto, yang menyatakan
bahwa disintegrasi adalah keadaan yang ada dalam
masyarakat dalam situsi ketiakaturan, hal ini di dasari pada
memudarnya norma dan nilai yang sudah ada.

Dari bahasan mengenai disintegrasi di atas, secara khusus arti


disintegrasi adalah bentuk prilaku setiap individu atau
masyarakat yang hidup dalam keadaan ketidakaturan,
penyebabnya bisa dengan adanya perubahan sosial yang terus
menerus terjadi disetiap sisi kehidupan.
Gejala-gejala timbulnya disintegrasi
dalam suatu masyarakat
1. Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan hidup yang
semula dijadikan landasan    bagi seluruh anggota masyarakat
dalam melaksanakan aktivitas sosial.
2. Tidak berfungsinya sistem nilai dan sistem norma secara baik
sebagai alat pengendalian     sosial dalam kehidupan masyarakat.
3. Terjadi pertentangan sistem nilai dan sistem norma dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Para anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang tidak
dikenakan sanksi secara    konsekuen sesuai dengan norma
hukum yang berlaku.
5. Tindakan para anggota masyarakat tidak lagi sesuai dengan
sistem nilai dan sistem    norma yang telah disepakati
sebelumnya.
6. Terjadinya proses sosial yang bersifat disosiasif yang berupa
persaingan, pertentangan,    permusuhan, dan lain sebagainya
Bentuk Disintregasi
1. Pergolakan Daerah 2. Demonstrasi

Dalam sejarah perjalanan bangsa Demonstrasi menjadi suatu


Indonesia, tercatat beberapa fenomena yang sering kita jumpai
peristiwa pergolakan daerah yang pada era reformasi seperti saat ini.
terjadi. Pergolakan tersebut terjadi Perubahan drastis dalam bidang
karena adanya kesenjangan ketatanegaraan yang terjadi pada
ekonomi, kebijakan politik, era reformasi membawa
ketidakadilan, masalah etnis, perubahan pula dalam perilaku
masalah agama, dan lainlain. masyarakat.
Sebelum reformasi bergulir,
rakyat tidak dapat langsung
menyampaikan segala
aspirasinya. Saat ini demonstrasi
menjadi sebuah hal yang dapat
dijumpai setiap saat, akibat
adanya iklim demokrasi pada era
reformasi.
3. Kriminalitas 4. Kenakalan Remaja

Kriminalitas merupakan tindakan Kenakalan remaja adalah sebuah


sosial yang disosiatif. perbuatan yang dilakukan oleh
Kriminalitas biasanya ditandai seorang remaja dan apabila yang
dengan adanya perilaku yang melakukan orang dewasa maka
menyimpang yang melawan bisa disebut tindakan kejahatan.
norma yang berlaku pada suatu Kenakalan remaja semakin hari
tempat. Tindakan kriminal dapat semakin banyak meresahkan
dilakukan secara direncana masyarakat karena kenakalan
maupun tidak di rencakan. yang terjadi semakin menuju ke
Contoh dari bentuk kriminal arah kriminalitas. Beberapa
yaitu pembunuhan, perampokan, penyebab mengapa sering terjadi
penculikan, penipuan, pencurian, kenakalan remaja yang sering kita
korupsi, penggunaan obat-obat lihat.
terlarang, dsb. Berikut beberapa
penyebab terjadinya kriminalitas
dikalangan hidup kita.
INTERGRASI

 PENGERTIAN INTERGRASI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan
bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Intergrasi juga dapat
diartikan sebagai proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-
unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan
kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem
nilai, dan norma.
Proses Terjadinya Intergrasi
1. Akomodasi 2. Kerja Sama
Suatu proses ke arah Penyatuan dua atau lebih unsur
tercapainya kesepakatan sosial dalam satu kesatuan utuh
sementara yang dapat diterima yang dapat diterima dengan baik.
oleh pihak yang terlibat
konflik.

3. Koordinasi 4. Asimilasi
Proses menyamakan dan Merupakan suatu proses sosial
menyeimbangkan segala yang ditandai dengan adanya
kegiatan dan aktivitas dalam usaha-usaha untuk mengurangi
pekerjaan antara satu individu perbedaan-perbedaan yang ada
dengan individu lainnya untuk di antara individu atau
mencapai tujuan setiap pihak kelompok dalam masyarakat.
sekaligus tujuan bersama.
Faktor yang mempengaruhi
intergrasi
 A. Homogenitas Kelompok  C. Mobilitas Geografis
Dimana pada masyarakat yang Semua bentuk perubahan atau
homogenitasnya tinggi integrasi perpindahan status oleh
sangat mudah tercapai, demikian
individu atau kelompok dari
sebaliknya jika Homogenitas
kelompok rendah maka integrasi
suatu wilayah ke wilayah lain.
sulit tercapai. 

 B. Besar Kecilnya Kelompok  D. Efektifitas Komunikasi


Jumlah anggota kelompok Berperan penting dalam
mempengarui cepat lambatnya mempengarui sepat lambatnya
proses integrasi karena integrasi, karena semakin
membutuhkan penyesuain dalam efektifnya komunikasi maka
kelompok. semakin cepat integrasi anggota
masyarakat tercapai.
Macam-Macam Integrasi

Terlihat ketika terjadi konflik antara


dua kelompok yang sulit mencapai
Integrasi atas Dasar
penyelesaian maka akan dilakukan
Paksaan
cara pemaksaan untuk menghentikan
permusuhan yang terjadi.

Faktor ekonomi memang paling


bayak memberikan pengaruh terhadap
proses intergrasi sosial dalam
Intergrasi atas Dasar
masyarakat. Tidak ada satupun
Saling Ketergantungan
kelompok sosial masyarakat yang
Ekonomi
dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri. Mereka selalu memerlukan
bantuan orang/kelompok lain.
Solidaritas yang mengikat masyarakat
yang sudah kompleks dan telah
Solidaritas Organis mengenal pembagian kerja yang
teratur sehingga disatukan oleh saling
ketergantungan antar anggota.

Solidaritas yang muncul pada


masyarakat yang masih sederhana dan
diikat oleh kesadaran kolektif serta
Solidaritas Mekanis
belum mengenal adanya pembagian
kerja diantara para anggota kelompok
(Masyarakat Pedesaan).
Faktor pembentuk intergrasi

1. Terdapat toleransi terhadap kelompok manusia yang memiliki


kebudayaan yang berbeda.
2. Terdapat kesempatan yang seimbang atau setara dalam hal
ekonomi untuk berbagai golongan dalam masyarakat yang
memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.
3. Adanya sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaan
yang dimilikinya.
4. Adanya sikap terbuka, yaitu dari golongan yang berkuasa di
dalam masyarakat.
5. Adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran (amalgamation).
7. Adanya musuh bersama dari luar
Faktor Penghambat Intergrasi

1) Keragaman dan kemajemukan suku bangsa


2) Wilayah yang luas
3) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan yang merongrong, keutuhan, kesatuan,
dan persatuan bangsa, baik berasal dari dalam maupun
luar
4) Adanya paham ’’etnosentrisme’’ diantara beberapa suku
bangsa
5) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya
pengaruh budaya asing
6) Diskriminisasi
Syarat-Syarat Intergrasi

 Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma


dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan suatu
pedoman
 Seluruh anggota madyarakat merasa bahwa mereka srmua
berhasil untuk saling mengisi kebutuhan yang satu fengan
yang lainnya
 Norma-norma dan nilai'nilai dijadikan aturan yang baku
dalam melangsungkan proses integrasi
 Nilai dan norma tersebut berlaku cukup lama dan dijalankan
secara konsisten
Kohesi Sosial

Terdiri dari kekuatan yang berlaku pada anggota suatu masyarakat


atau kelompok untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan
untuk kelompok dalam kelompok kompak, anggota ingin menjadi
bagian dari kelompok, mereka biasanya suka satu sama lain dan
hidup rukun serta bersatu dan setia di dalam.
Pendekatan Kohesi Sosial
 negative approach (pendekatan negatif)
Pendekatan ini memandang kohesi sosial di masyarakat tidak
terjadi karena adanya hal/faktor negatif yang menyebabkan tidak
terciptanya hubungan masyarakat yang baik. Seperti kemiskinan
dan pengangguran merupakan salah satu faktor penyebabnya.

 positive approach (pendekatan positif).


Pendekatan ini menekankan bahwa masyarakat secara keseluruhan
memiliki kemampuan untuk mendapatkan kualitas hidup yang
bagus bagi dirinya atau dalam arti kata lain untuk membentuk
keadaan dimana kohesi sosial dapat tercipta berdasar kualitas
hidup.
 Acces to right approach
 Pendekatan ini melihat bahwa dengan menganalisa kebutuhan
masyarakat dalam pemenuhan hak-hak mereka maka dapat dilihat
apakah kohesi soasial dapat tercipta. Contohnya dapat dilihat dari
sistem  informasi dan komunikasi sera penanganan keuangan dan
sumber daya manusia. Keempat pendekatan ini merupakan cabang
dari pendekatan positif yang menekankan kepada kualitas hidup
sebagai faktor tercipta kohesi sosial.

 Quality of life approach


Pendekatan ini melihat bahwa kualitas sosial dalam masyarakat dapat
dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas ekonomi dan
hubungan sosial mereka. Kualitas sosial ini memiliki empat
kakarakteristik, yaitu kestabilan ekonomi, keterbukaan hubungan
sosial, perluasan kohesi sosial dan kebebasan individu.
Pemulihan(recovery), Rehabilitasi,
Reintergrasi dan Transformasi Sosial

 Pemulihan(recovery)
Menurut undang-undang republik indonesia nomer 7 tahun 2012
tentang penanganan konflik sosial, terdapat pemulihan pascainya
konflik yang artinya adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang tidak
harmonis.

 Rehabilitasi
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012
tentang penanganan konflik sosial pasal 38 menyatakan bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan rehabilitasi sesuai
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Rehabilitasi ditujukan pada
daerah pascakonflik dan daerah terkena dampak konflik.
 Reintegrasi
Reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma dan
nilai nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan. Reintegrasi bertujuan untuk membangun
kembali integrasi dengan nilai dan norma baru yang lebih relevan dengan
masyarakat sehingga akan tercipta keharmonisan dan keserasian di antara
para kelompok masyarakat yang bersifat multicultural.

 Transformasi Sosial
Transformasi sosial terdiri dari dua kata, yaitu transformasi dan sosial.
Transformasi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berarti
perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya). Adapun sosial
menurut KBBI berarti berkenan dengan masyarakat. Dengan demikian
transformasi sosial dapat berarti perubahan yang berkenaan dengan
masyarkat
Reintegrasi dan koeksistensi sosial
dalam kehidupan damai di masyarkat

Reintegrasi terlaksana apabila norma-norma atau nilai-nilai


baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga
masyarakat. Berhasial atau tidaknya proses pelembagaan
(institutionilization) tersebut dalam masyarakat mengikuti
beberapa formula sebagai berikut.

1. Efektivitas menanam nilai-nilai baru


Semakin besar kemampuan tenaga manusia, alat-alat yang dipakai
oganisasi yang tertibnya dan sistem penanaman sesuai dengan
kebudayaan masyarakat makin besar pula hasil yang dapat dicapai
oleh usaha penanaman lembaga baru tersebut.
2. kekuatan menentang dari masyarakat
Kekuatan menantang masyarakat tersebut mempunyai pengaruh
negatif terhadap kemungkinan berhasilnya proses pelembagaan
(institutionlization).
Berdasarkan hubungan timbal balik di antara kedua faktor yang
berpengaruh positif dan negatif itu, orang daoat menanmbah
kelancaran proses pelembagaan dengan memperbesar efektivitas
menanam dan/atau mengurangi kekuatan menentang dari
masyarakat.

3. Kecepatan penanaman nilai-nilai baru


panjang atau pendeknya jangka waktu menanam itu dilakukan dan
diharapakan memberikan hasil. Semakin tergesa-gesa orang
berusaha menanam dan semakin cepat pula mengharapkan hasilnya,
semakin tipis efek pelembagaan dalam masyarakat. Sebaliknya
makin tenang orang berusaha menanam dan semakin cukup waktu
yang diperhitungkan untuk menimbulkan hasil dari usahanya maka
semakin besar hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai