Anda di halaman 1dari 8

INTEGRASI SOSIAL

1. INTEGRASI SOSIAL

Kata integrasi berasal dari bahasa inggris, yaitu integration yang artinya
keseluruhan,pembauran,atau kesempurnaan,sedangkan kata sosial berarti orang
banyak atau bersamaan. Berdasarkan artinya kita dapat mengambil kesimpulan
sementara bahwa integrasi sosial adalah proses penyatuan dua belah pihak yang
berbeda.

Beberapa ahli sosiologi mengemukakan bahwa integrasi sosial adalah proses


penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu
kesatuan.unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat berupa kedudukan sosial, ras,
agama, bahasa, dan kebiasaan.

Contoh integrasi sosial di lingkungan sekolah; misalnya kepala sekolah, guru,


siswa, serta penjaga sekolah.kepala sekolah yang bertugas yang mempunyai
tanggung jawab sekolah atas seluruh aktivitas sekolah nya. Sifat yang
mencerminkan sebagai kepala sekolah cara berinteraksi dengan guru, murid, dan
penjaga sekolah. Kepala sekolah harus demokratis, terbuka, jujur, kekeluargaan.
Demikian pula guru yang melaksanakan tugasnya masing masing sesuai perintah
kepala sekolah . dan murid yang patuh akan peraturan sekolah dan menghormati
satu sama lain seperti sopan hormat dan sling menyayangi kepada guru, teman,
maupun penjaga sekolah.

Faktor pendorong integrasi sosial

Faktor internal : kesadaran diri sebagai makhluk sosial

: tuntutan kebutuhan

: jiwa dan semangat gotong royong

Faktor eksternal : persamaan kebudayaan

: sikap toleransi
: terbukamya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan
bersama.

2. SYARAT BERHASILNYA INTEGRASI SOSIAL

Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat-syarat terjadinya


integrasi sosial adalah sebagai berikut.

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling


mengasihi kebutuhan-kebutuhan mereka.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman dalam berinteraksi antar satu dan lainnya,termasuk menyepakati
hal hal yang dilarang menurut kebudayaannya.
c. Norma norma dan nilai nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah
berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
3. BENTUK BENTUK INTEGRASI SOSIAL

Integrasi sosial dapat kita bedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.

a. integrasi normatif, yaitu sebuah bentuk integrasi yang terjadi akibat norma
norma yang berlaku di masyarakat. Pada kasus ini, norma merupakan alat
pemersatu masyarakat.
Contoh bentuk integrasi normatif
 masyarakat yang disatukan dalam bhineka tunggal ika
 masyarakat yang disatukann dalam kerja bakti
 masyarakat yang disatukan dalam musyawarah

contoh integrasi normatif atau budaya ini misalnya saja dalam masyarakat di
Indonesia, khususnya di Kalimantan barat yang bisa hidup sederahana antara
masyarakat jawa, Madura, dan dayak. Proses terbentuknya integrasi normatif atau
budaya di Kalimantan barat ini bisa di bilangi dilatar belakangi dengan adanya
konflik sosial, dalam sejarahnya pernah terjadi permasalahan antara suku dayak
dan suku Madura. Karena kesadaran akan dampak negative perpecahan pada
akhirnya masyarakat melakukan integrasi sosial.
b. Integrasi fungsional, yaitu integrasi yang terbentuk karena ada fungsi
fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebagai contoh, perbedaan profesi di
dalam masyarakat dianggap mempunyai fungsi tertentu di dalam
masyarakat, misalnya pengusaha dapat dianggap dapat memasok barang
dan pedagang sebagai sarana distribusi di dalam masyarakat.

Contoh integrasi fungsional ini dapat kita lihat dalam masyarakat Jakarta suku
asli hidup di DKI Jakarta adalah suku betawi dan suku yang ada di jawa barat (
sunda ).

Dalam professional nya integrasi sosial, khususnya fungsional terjadi dalam


wilayah ini. Hal ini lantaran semua pasokan makanan disuplai dari jawa barat,
sedeangkan semua industri yang berkembang di jawa barat akibat adanya
sokongan dari kemajuan di DKI Jakarta.

c. Integrasi koersif, yaitu integrasi berdasarkan kekuasaan yang di miliki oleh


penguasa. Pada tahap ini penguasa menggunakan cara paksaan untuk
mewujudkan integrasi sosial. Misalnya, untuk menyelesaikan konflik,
penguasa mewajibkan kedua belah pihak untuk berdamai. Apabila tidak,
keduanya akan di masukkan kedalam penjara.

Contohnya dalam integrasi sosial koersif ini misalnya saja dalam kajian lembaga
hukum, yang memiliki sifat mengikat dank eras kepala semua pihak berlawanan
secara universal.

4. FAKTOR YANG MEMENGARUHI KECEPATAN


INTEGRASI SOSIAL

Kecepatan terbentuknya integrasi sosial di setiap kelompok berbeda-beda.


Hal itu tergantung pada faktor faktor sebagai berikut.

a. Homogenitas kelompok, suatu kelompok atau masyarakat yang tingkat


kemajemukannya rendah, akan mempermudah terjadinya integrasi sosial.
Homogenitas adalah suatu kelompok yang mempunyai ciri yang sama yang di
dasarkan atas letak geografis, adat istiadat, budaya, kebiasaan, dan kepercayaan
yang sama. Contoh nya yaitu, masyarakat pedesaan pegunungan mayoritas punya
profesi sebagai petani, masyarakat pedesaan pantai berprofesi sebagai nelayan,
atau masyarakat jawa kebanyakan ngomongnya pakai bahasa jawa dan mayoritas
agamanya islam.

b. Besar kecilnya kelompok, hal ini terkait juga dengan tingkat kemajemukan
anggotanya. Semakin kecil kelompok, maka kemajemukan akan rendah
dan begitu juga sebaliknya. Kondisi kelompok yang kecil akan
mempermudah proses integrasi sosial.
c. Mobilitas geografi, perpindahan tempat tinggal (menetap / sementara) dari
suatu tempat ke tempat yang lain di sebut mobilitas fisik (mobilitas
geografi). Semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi dari suatu
tempat, akan semakin sulit pula proses integrasi sosial. Hal tersebut dapat
di atasi jika setiap orang mampu melakukan dengan cepat melakukan
penyesuaian diri terhadap keadaan sosial budaya di lingkungan yang baru.
d. Efektivitas komunikasi, semakin efektif komunikasi berlangsung, semakin
cepat integrasi anggota anggota masyarakat tercapai. Efektifitas
komunikasi berhubungan dengan keakuratan kita dalam mempersepsi
suatu pesan yang muncul. Kata Gudykunst, jika dua orang atau lebih
berkomunikasi antar budaya secara efektif, maka mereka akan berurusan
dengan satu atau lebih pesan yang ditukar (di kirim dan di terima); mereka
harus bisa memberikan makna yang sama atas pesan. Singkat kata,
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dihasilkan oleh
kemampuan partipan komunikasi lantaran dalam menekan sekecil
mungkin kesalahpahaman. Everet rogers dan Lawrence Kincaid juga
mengatakan bahwa komunikasi antar budaya yang efektif terjadi jika
muncul mutual understanding atau komunikasi yang saling memahami.
5. TAHAPAN INTEGRASI SOSIAL

Menurut penganut teori konflik, masyarakat akan teerintegrasi atas paksaan


dan ketergantungan diantara berbagai kelompok.menurut pandangan para
penganut fungsionalisme, struktur sistem sosial senantiasa berintegrasi di atas dua
landasan berikut.

a) Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi diatas tumbuhnya consensus


(kesepakatan) diantara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai
nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar).
b) Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation).
Setiap konflik yang terjadi diantara kesatuan sosial lainnya akan segera di
netralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari
anggotga masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Tercapainya integrasi sosial tentunya akan melewati tahapan tahapan tertentu.


Tahapan tahapan yang ada dalam integrasi sosial adalah sebagai berikut :

1.Akomodasi

Akomodasi yaitu adanya proses untuk menyesuaikan diri dengan berbagai


perbedaan yang terjadi.

Akomodasi ini mempunyai sejumlah tujuan, yaitu :

 Mengurangi pertikaian antar individu maupun antar kelompok.


 Untuk mencegah koflik agar tidak semakin meledak.
 Memungkinkan terjadinya kerja sama antar individu atau kelompok yang
semula berselisih.
 Mengusahakan terjadinya peleburan antar pihak yang berkonflik.

Akomodasi terbentuk menjadi :

1. Akomodasi dalam bentuk mediasi


2. Akomodasi dalam bentuk konversi
3. Akomodasi dalam bentuk ajudikasi
4. Akomodasi dalam bentuk toleransi
5. Keputusan berdasarkan mayoritas

2.Kerja sama

Kerja sama di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antar pribadi atau
antar kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Menurut Charles H. Cooley, kerja sama akan timbul apabila orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
mencapai kepentingan kepentingan bersama.

Contoh kerja sama yaitu :

 Piket membersihkan kelas


 Kerja kelompok
 Kerja bakti

3.Koordinasi

Setelah kerja sama tercapai,selanjutnya mereka akan melakukan


koordinasi dengan cara mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses proses
mental dengan memperhatikan kepentingan bersama. Koordinasi adalah
pengaturan secara mental untuk mencapai integrasi dengan mempersatukan
individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan keselarasan dalam
hubungan di masyarakat. Proses koordinasi mencakup berbagai aspek
kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan
lain sebagainya.

4.Asimilasi

Proses terakhir akan menghasilkan asimilasi, yaitu proses sosial yang di


tandai dengan adanya usaha usaha untuk mengurangi perbedaan perbedaan yang
ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat guna mencapai satu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan tujuan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, faktor faktor yang mendorong terjadinya
asimilasi adalah sebagai berikut.

a. Adanya kesadaran dan seluruh anggota tentang manfaat dari


integrasi sosial.
b. Adanya toleransi terhadap kelompok atau kebudayaan yang lain.
c. Timbulnya sikap saling menghargai antar kebudayaan yang
berbeda.
d. Adanya keterbukaan penguasa terhadap rakyatnya.
e. Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
f. Terjadinya perkawinan campuran.
g. Adanya musuh bersama dari luar.

Pengetahuan tentang faktor pendorong integrasi sangat di perlukan supaya


proses integrasi sosial dapat berjalan dengan baik dan normal. Sementara itu,
beberapa faktor yang dapat menghambat atau memperlambat terjadinya asimilasi
adalah sebagai berikut.

1) Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ras, teknologi,


dan perbedaan ekonomi.
2) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain yang
sedang dihadapi.
3) Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
4) Perasaan primordial sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih
baik dari kebudayaan bangsa atau kelompok lainnya.

Asimilasi dalam masyarakat multikultural akan memudahkan masyarakat


untuk saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu
yang lama. Hal ini akan mendorong setiap kelompok sosial untuk berubah dan
menyesuaikan diri. Jika semua tahapan bisa di lalui, integrasi sosial bisa tercapai.

Selain asimilasi, proses integrasi dapat berupa akulturasi. Menurut


Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial
dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda.
Dengan kata lain, akulturasi merupakan proses perubahan yang di tandai dengan
penyatuan kebudayaan berbeda dengan mempertahankan ciri khasnya.

6. MANFAAT INTEGRASI SOSIAL


1. Menjadikan kehidupan masyarakat lebih tentram.
2. Memberikan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Melahirkan kebudayaan baru yang berbeda dengan kebudayaan
sebelumnya.
4. Mampu memberikan sikap kepedulian antar sesama meskipun berbeda
suku, budaya, Negara, dan sebagainya.

THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai