Anda di halaman 1dari 4

INTEGRASI

DAN
DISINTERG
RASI
Integrasi sosial
CHRYSELLA
1. Integrasi Sosial

XI.IPS
Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami
pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial
dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat
sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.

Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :

 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu
sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu integrasi sosial di perlukan agar
masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi
di atas dua landasan berikut :

 Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara


sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat
fundamental (mendasar)
 Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan
sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda
(cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
2. Bentuk Integrasi
 Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang
disertaya ciri khas kebudayaan asli.
 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-
unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli.

contoh : Sekaten, akulturasi antara budaya Jawa, Islam


dan Hindu

3. Faktor-Faktor Pendorong

A. Faktor Internal :

 Kesadaran diri sebagai makhluk sosial


 Tuntutan kebutuhan
 Jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor Eksternal :

 Tuntutan perkembangan zaman


 Persamaan kebudayaan
 Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
 Persaman visi, misi, dan tujuan
 Sikap toleransi
 Adanya konsensus nilai
 Adanya tantangan dari luar

C. Homogenitas Kelompok

Dalam masyarakat yang kemajemukannya rendah, integrasi sosial akan mudah dicapai

D. Besar Kecilnya Kelompok

Dalam kelompok kecil integrasinya lebih mudah.

E. Mobilitas Geografis

Adaptasi sangat diperlukan mempercepat integrasi.

F. Efektivitas Komunikasi

Komunikasi yang efektif akan mempercepat


integrasi.
G. Integrasi antara dua hati

4. Syarat Keberhasilan Integrasi Sosial


 Untuk meningkatkan integrasi sosial setiap individu harus dapat mengendalikan perbedaan
atau konflik yang terdapat pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
 Tiap warga masyarakat harus saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang
lainnya.
 Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial untuk
menjadi pedoman hidup bermasyarat.

Disintergrasi
1. Disintergrasi

Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya


keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan.

2. Gejala Disintergrasi

Disintegrasi dalam masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa gejala,


yang antara lain:

 Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota


masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh
masing-masing anggota masyarakat.
 Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma
yang telah disepakati bersama.
 Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
 Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di
masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan
maksimal sebagaimana mestinya.
 Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama
terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang
melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
 Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di
masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti
persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun
kelompok, perang urat syaraf, dan seterusnya.
3. Penanggulangan Disintegrasi

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut:

 Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
 Menciptakan kondisi yang mendukung
komitmen, kesadaran dan kehendak untuk
bersatu dan membiasakan diri untuk selalu
membangun konsensus.
 Membangun kelembagaan (Pranata) yang
berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
 Merumuskan kebijakan dan regulasi yang
konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan
dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan
keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
 Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
efektif.

Anda mungkin juga menyukai