Oleh:
Novi Rodhiya (1710114220012)
faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam masyarakat,
antara lain sebagai berikut:
A. Faktor Internal :
B. Faktor External :
Munurut Prof. Dr. Ramlan Surbakti, ada 9 faktor yang dapat mempengaruhi kelompok
masyarakat terintegrasi dalam komunitas bersama. Faktor faktor ini diantaranya :
1. Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan,
kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa dan istiadat.
2. Sakral
Yang dimaksud sakral dalam konsep ini adalah ikatan-ikatan religius yang dipercayai
sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena dipercayai sebagai wahyu ilahiyah.
Keyakinan masyarakat yang bersifat sakral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada hal-
hal yang bersifat supranatural.
3. Tokoh
Integrasi bisa tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seorang atau beberapa
tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinannya yang bersifat karismatik.
Bhineka tunggal ika dilihat sebagai pemersatu suatu bangsa yang majemuk untuk mencapai
integritas suatu bangsa. Dalam konsep ini biasanya bangsa di dalam suatu negara terdiri atas
kelompok-kelompok atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan yang tersegmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dan lainnya tidak saling melengkapi
akan tetapi justru lebih bersifat kompetitif.
5. Perkembangan ekonomi
6. Homogenitas kelompok
Kemajemukan sosial selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial hanya tiap-tiap kehidupan
sosial akan memiliki intensitas (tingkat tinggi dan rendah) yang berbeda-beda. Integrasi antar
kemajemukan sosial ini akan tercapai jika antar elemen pembentuk struktur sosial tersebut
berusaha membentuk integritas sosial dengan menekankan kesadaran untuk mengurangi
intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.
Jika kehidupan sosial relativ kecil, maka akan mudah mencapai integrasi sosial
dibandingkan dengan kelompok yang memiliki intensitas perbedaanya lebih besar.
8. Mobilitas sosiogeografis
Mobilitas sosial artinya perpindahan manusia dari tempat yang satu ke tempat yang
lain dengan berbagai latar belakang tujuan. Pada umumnya mobilitas sosial di indonesia di
dominasi oleh tingginya tingakat urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah pedesaan
ke daerah perkotaan.
Cepat lambatnya integrasi sosial akan sangat dipegaruhi oleh tingkat efektivitas dan efesiensi
komunikasi sosial, sebab komunikasi merupakan salah satu prasyarat terjadinya interaksi,
sedangkan interaksi merupakan prasyarat terjadinya integrasi maupun konflik sosial.
Sebuah proses sosial dalam masyarakat selalu memiliki tahapan-tahapan tertentu yang harus
dilalui. Begitu pula pada integrasi sosial. Tahapan-tahapan yang ada dalam integrasi sosial adalah
tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari
bersama pada pembahasan berikut ini :
1) Tahap Akomodasi
Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih
individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling
mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang
akan timbul atau yang sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).
Akomodasi bertujuan untuk mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau individu,
mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer, memungkinkan terjadinya kerja
sama di antara individu atau kelompok sosial, serta mengupayakan peleburan antara
kelompok sosial yang berbeda (terpisah), misalnya melalui perkawinan campur
(amalgamasi).
Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama dapat
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Kerja sama dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Menurut Charles H. Cooley, kerja sama akan timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
mencapai kepentingan kepentingan bersama.
Kerja sama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam
masyarakat multicultural harus dikoordinasi agar lebih terarah dan bisa mencapai
tujuan demi kebaikan bersama.
Tanpa koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, mengingat
organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari orangorang dengan sifat dan
kepribadian yang berbeda-beda. Dengan demikian kelancaran jalannya organisasi
ditentukan faktor pendekatan antaranggotanya. Proses koordinasi mencakup berbagai
aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan
lain sebagainya.
4) Tahap Asimilasi
Sementara itu, beberapa faktor yang dapat menghambat atau memperlambat terjadinya
asimilasi adalah sebagai berikut.
a) Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ras, teknologi, dan perbedaan
ekonomi.
b) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain yang sedang
dihadapi.
c) Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
d) Perasaan primordial sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari
kebudayaan bangsa atau kelompok lainnya.