Anda di halaman 1dari 7

“SUMPLEMEN MATERI SOSIOLOGI KELAS XI SEMESTER II”

1. Defini Integrasi Sosial


2. Faktor-Faktor Terbentuknya Integrasi Sosial
3. Proses Integrasi Sosial

Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran Sosiologi Antropologi


Kode Mata Kuliah: MPB 4508
Dosen Pengampu: Sigit Ruswinarsih, S. Sos., M. Pd.

Oleh:
Novi Rodhiya (1710114220012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
1. Definisi Integrasi Sosial

Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan:


1. Siswa kelas XI/II mampu mengemukakan definisi integrasi social
yang merupakan salah satu upaya menanggulangi permasalahan di
masyarakat berdasarkan materi yang ada di buku kelas XI

Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam


masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi
ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya. Apakah dua kelompok
masyarakat yang berbeda budaya etnis tidak mungkin dapat di persatukan dan hidup secara
berdampingan? Meski di sebagian komunitas, perseteruan antar etnis riskan terjerumus dalam
konflik yang berdarah, tetapi ternyata beberapa komunitas yang lain perbedaan yang ada tidak
selalu harus berbuntut dengan konflik yang terbuka, keadaan inilah yang membuat adanya
masyarakat yang terintegrasi (Bagong, 2010 : 203)
Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) mendefenisikan integrasi sebagai suatu pola
hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan
makna penting pada perbedaan ras tersebut.

2. Upaya Penyelesaian Konflik Sosial

Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan:


1. Siswa kelas XI/II dapat menggambarkan faktor terbentuknya integrasi
sosial, yaitu integrasi sosial internal dan eksternal

faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam masyarakat,
antara lain sebagai berikut:

A. Faktor Internal :

 Kesadaran diri sebagai makhluk sosial


 Tuntutan kebutuhan
 Jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor External :

1. Tuntutan perkembangan zaman


2. Persamaan kebudayaan
3. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
4. Persaman visi, misi, dan tujuan
5. Sikap toleransi
6. Adanya konsensus nilai
7. Adanya tantangan dari luar

Munurut Prof. Dr. Ramlan Surbakti, ada 9 faktor yang dapat mempengaruhi kelompok
masyarakat terintegrasi dalam komunitas bersama. Faktor faktor ini diantaranya :

1. Primodial

Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan,
kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa dan istiadat.

2. Sakral

Yang dimaksud sakral dalam konsep ini adalah ikatan-ikatan religius yang dipercayai
sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena dipercayai sebagai wahyu ilahiyah.
Keyakinan masyarakat yang bersifat sakral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada hal-
hal yang bersifat supranatural.

3. Tokoh

Integrasi bisa tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seorang atau beberapa
tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinannya yang bersifat karismatik.

4. Bhineka tunggal ika

Bhineka tunggal ika dilihat sebagai pemersatu suatu bangsa yang majemuk untuk mencapai
integritas suatu bangsa. Dalam konsep ini biasanya bangsa di dalam suatu negara terdiri atas
kelompok-kelompok atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan yang tersegmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dan lainnya tidak saling melengkapi
akan tetapi justru lebih bersifat kompetitif.

5. Perkembangan ekonomi

Perkembangan ekonomi melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan yang


mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi, yaitu menghasilkan barang dan
jasa.

6. Homogenitas kelompok
Kemajemukan sosial selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial hanya tiap-tiap kehidupan
sosial akan memiliki intensitas (tingkat tinggi dan rendah) yang berbeda-beda. Integrasi antar
kemajemukan sosial ini akan tercapai jika antar elemen pembentuk struktur sosial tersebut
berusaha membentuk integritas sosial dengan menekankan kesadaran untuk mengurangi
intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.

7. Besar kecilnya kelompok

Jika kehidupan sosial relativ kecil, maka akan mudah mencapai integrasi sosial
dibandingkan dengan kelompok yang memiliki intensitas perbedaanya lebih besar.

8. Mobilitas sosiogeografis

Mobilitas sosial artinya perpindahan manusia dari tempat yang satu ke tempat yang
lain dengan berbagai latar belakang tujuan. Pada umumnya mobilitas sosial di indonesia di
dominasi oleh tingginya tingakat urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah pedesaan
ke daerah perkotaan.

9. Efektifitas dan efesiensi komunikasi

Cepat lambatnya integrasi sosial akan sangat dipegaruhi oleh tingkat efektivitas dan efesiensi
komunikasi sosial, sebab komunikasi merupakan salah satu prasyarat terjadinya interaksi,
sedangkan interaksi merupakan prasyarat terjadinya integrasi maupun konflik sosial.

3. Proses Integrasi Sosial

Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan:


1.Siswa kelas XI/II dapat mengidentifikasi proses integrasi sosial yaitu
akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi.

Sebuah proses sosial dalam masyarakat selalu memiliki tahapan-tahapan tertentu yang harus
dilalui. Begitu pula pada integrasi sosial. Tahapan-tahapan yang ada dalam integrasi sosial adalah
tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari
bersama pada pembahasan berikut ini :

1) Tahap Akomodasi

Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih
individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling
mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang
akan timbul atau yang sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).

Akomodasi bertujuan untuk mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau individu,
mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer, memungkinkan terjadinya kerja
sama di antara individu atau kelompok sosial, serta mengupayakan peleburan antara
kelompok sosial yang berbeda (terpisah), misalnya melalui perkawinan campur
(amalgamasi).

Dengan akomodasi, kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat multikultural


seperti masyarakat kita ini, dapat hidup berdampingan secara damai tanpa menimbulkan
perpecahan. Selain itu juga memungkinkan terjadinya kerjasama di antara
kelompokkelompok sosial yang yang ada dalam masyarakat tersebut. Hal ini karena di
antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat dapat saling
menyesuaikan diri satu sama lain. Dengan demikian akan mendorong lahirnya integrasi
dalam masyarakat tersebut.

2) Tahap Kerja Sama

Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama dapat
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Kerja sama dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Menurut Charles H. Cooley, kerja sama akan timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
mencapai kepentingan kepentingan bersama.

Kerja sama di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat


multikultural mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam integrasi sosial.
Mengapa? Dengan kerja sama berarti kelompokkelompok sosial yang berbeda itu
saling menyesuaikan diri, melengkapi, membutuhkan, serta tidak memaksakan
kehendak masing-masing yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka yang
memicu lahirnya konflik dalam masyarakat.
3) Tahap Koordinasi

Kerja sama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam
masyarakat multicultural harus dikoordinasi agar lebih terarah dan bisa mencapai
tujuan demi kebaikan bersama.

Koordinasi adalah pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan


mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan
keselarasan dalam hubungan di masyarakat. Dalam organisasi kemasyarakatan,
koordinasi merupakan factor yang paling dominan.

Tanpa koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, mengingat
organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari orangorang dengan sifat dan
kepribadian yang berbeda-beda. Dengan demikian kelancaran jalannya organisasi
ditentukan faktor pendekatan antaranggotanya. Proses koordinasi mencakup berbagai
aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan
lain sebagainya.

4) Tahap Asimilasi

Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat multikultural setelah


tahap koordinasi akan tercapai atau tercipta suatu pemahaman bersama, sehingga di
antara kelompok-kelompok tersebut dapat saling menyesuaikan diri. Proses ini disebut
dengan asimilasi. Asimilasi adalah sebuah proses yang ditandai oleh adanya usaha-
usaha untuk mengurangi perbedaanperbedaan yang terdapat di antara orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia guna mencapai satu kesepakatan
berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan terjadi apabila berikut ini.
a) Ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya.
b) Saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama.
c) Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing mengalami
perubahan dan saling menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi ini terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong maupun
menghambat terjadinya asimilasi di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempermudah atau mendorong terjadinya
asimilasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-unsur kebudayaan.
b) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi yang dapat mengurangi adanya
kecemburuan sosial.
c) Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya.
d) Sikap terbuka dari golongan penguasa.
e) Adanya perkawinan campur dari kelompok yang berbeda (amalgamation).
f) Adanya musuh dari luar yang harus dihadapi bersama.

Sementara itu, beberapa faktor yang dapat menghambat atau memperlambat terjadinya
asimilasi adalah sebagai berikut.
a) Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ras, teknologi, dan perbedaan
ekonomi.
b) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain yang sedang
dihadapi.
c) Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
d) Perasaan primordial sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari
kebudayaan bangsa atau kelompok lainnya.

Melalui asimilasi, kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat


multikultural saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu
yang lama, sehingga masing-masing kelompok sosial itu berubah dan saling
menyesuaikan diri. Dengan demikian integrasi dalam masyarakat akan tercipta.

Anda mungkin juga menyukai