Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi
dari suatu kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama
di dalam masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar
individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Demikian pula halnya
dengan consensus, consensus dapat pula terjadi antar individu, individu dengan
kelompok, dan antarkelompok. Menurut R. William Liddle, consensus nasional
yang mengintegrasikan masyarakat yang pluralistic pada hakikatnya adalah
mempunyai dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi
nasional yang tangguh. Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat
tentang batas-batas territorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik di mana
mereka sebagai warganya. Kedua, apabila sebagian besar anggota masyarakatnya
bersepakat mengenai struktur pemerintah dan aturan-aturan dari proses politik
yang berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan.
Nasikun menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya
akan berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas
suatu masyarakat poitik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat
tersebut. Kemudian, suatu consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan
mendasari hubungan-hubungan social di antara anggota suatu masyarakat negara.

1.2.   Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.


2. Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan Reintegrasi
Sosial.
3. Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan


atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-


kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing. Integrasimemiliki 2 pengertian, yaitu :

 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu


sistem sosial tertentu.

 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu
sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang


tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut
mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga
menjadi satu.

Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) mendefinisikan integrasi sebagai suatu


pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi
tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme structural, system social


senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut:

- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di


antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental.

2
-  Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan social (cross-cutting affiliations).

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun


menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan


dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Pada
suratal-An'am ayat 153 Allah lagi-lagi menegaskan tentang pentingnya
integrasidalam kehidupan manusia. "Dan bahwa yang kami perintahkan ini
adalah jalan-Ku yanglurus, maka ikutilah dia: jangan kamu mengikuti jalan-
jalan (yang lain) karena itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya".Yang
dimaksud tali Allah dalam ayat ini adalah jalan yang lurus; perpecahan itu
dengandemikian adalah jalan yang tidak boleh ditempuh. Jalan -jalan yang lain
dimaksud adalahagama-agama dan kepercayaan yang selain Islam. Kecaman
Allah bagi mereka yangmengikuti jalan lain itu dapat disimak dalam surat yang
sama ayat 159 yang artina:

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka


menjadi
berpecah belah (bergolongan), tidak ada sedikit pun tanggung jawab kamu
terhadap
mereka, sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah Allah, kemudian Allah
akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat".

Masalahnya adalah, di sisi yang lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap


manusia diberikan kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk
mencari jalan yangterbaik menuju Allah. Dalam term ini, Islam (Syariah)
sebagai sistem nilai yang idiil hampir menemukan kemapanannya. Tentunya
kesatuan tauhid akan keesaan Allah dankerasulan Muhammad SAW adalah
mutlak. Kemapanan ini akan berbeda ketika sudah memasuki wilayah sosiologis
masyarakat beragama.

3
2.2. Syarat-Syarat Integrasi Sosial

            Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar


anggota masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial
dari suatu wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.

            Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai


struktur kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan
lebih tinggi lagi adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam
masyarakatnya, guna mempertahankan keberadaan masyarakat tersebut. Selain
itu, karakteristik yang di bentuk sekaligus manandai batas dan corak
masyarakatnya.

            Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu


integrasi social adalah:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling


mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti
kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya
dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini
menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu
dengan lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di
jadikan pedoman dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk
menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan
secara konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat
menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi social.

2.3. Bentuk – bentuk Integrasi Sosial


Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:
- Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya
cirrikhas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini
terlihat Dari pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan
budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan

4
social yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang
bertentangan dengan norma yang mengancam disintegrasi masyarakat
akan digantikan dengan tatanan social barau yang dapat menyatukan
beragam latar belakang social.
- Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa
menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri
dalam menyikapi interaksi social, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social
masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru
yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan
keharmonisan untuk mencapai integrasi soaial.

2.4. Faktor Integrasi


Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta
rasa seperjuanagan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan
menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan
melahirkan reaksi dari yang ditekan ( di jajah ). Sehingga muncul kesadaran ingin
memperjuangkan kemerdekaan.
Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan kita yang
terkenal yaitu bhineka tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita
mempunyai ideologi yang sama yaitu pancasila. Dengan kata lain yang dapat
menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia adalah; (1)Pancasila, (2)Bhineka
Tunggal Ika, (3) Rasa cinta tanah air, (4) Perasaan senasib sepenanggungan.
Dengan menyadari keadaan bangsa Indonesia yang majemuk itu, setiap warga
negara harus waspada agar jangan sampai melakukan hal-hal negatif yang dapat
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
integrasi social dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
- Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan
kebutuhan, dan semangat gotong royong.
- Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan,
terbukanya kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama,

5
persamaan visi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya consensus nilai, dan
adanya tantangan Dari luar.

2.5.    Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial


Untuk mencapai integrasi social dalam masyarakat diperlukan setidaknya
dua hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam
masyarakat:
1. Pada setiap diri individu masing- masing harus mengendalikan perbedaan/
konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat meraas saling dapat mengisi kebutuhan antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan
dan saling memahami antara stu sama lain, maka konflik pun dapat
dihindarkan.
Maka dari itu ditawarkan empat system berikut untuk mengurangi konflik yang
terjadi, antara lain:
1. Mengedepankan identitas bersama seperti system budaya yang berasaskan
nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Menerapkan system social yang bersifat kolektiva social dalam
masyarakat dalam segala bidang.
3. Membiasakan system kepribadian yang terintegrasi dengan nilai- nilai
social kemasyarakatan yang terwujud dalam pola- pola penglihatan
(persepsi), perasaan (cathexis), sehingga pola- pola penilaian yang berbeda
dapat disamakan sebagai pola- pola keindonesiaan.
4. Mendasarkan pada nasionalisme yang tidak diklasifikasikan atas
persamaan ras, melainkan identitas kenegaraan.

2. REINTEGRASI SOSIAL
Reintegrasi Sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali
kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial akibat adanya disintegrasi dan
disorganisasi sosial, walaupun bukanlah sebuah proses yang mudah, cukup sulit,
dan memakan waktu yang lama dalam perwujudannya.
A). Faktor Pendorong Reintegrasi Sosial

6
- konflik & kekerasan.
- pembangun hubungan masyarakat yang tercerai berai.
- menciptakan keamanan, tentram, serta harmonis.

B). Proses Pelaksanaan Reintegrasi Konflik


Reintegrasi sosial merupakan tujuan. Hasil akhir dari proses penyelesaian konflik
dan kekerasan tidak hanya berhenti pada tahap perdamaian konflik , tetapi hingga
tahap terjalinnya kembali integrasi yang rusak antarpihak seperti sediakala.
Sebelum dilaksanakan upaya reintegrasi sosial, konflik dan kekerasan yang
kembali muncul perlu direndam terlebih dahulu. Upaya merendam konflik dapat
dilakukan dengan cara menerapkan proses akomodasi konflik seperti bab yang
sebelumnya. Apabila konflik telah redam, dapat dilanjutkan dengan melaksanakan
proses reintegrasi.  Upaya melaksanakan reintegrasi sosial bersifat fleksibel.
Artinya, pelaksanaan upaya tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan
kondisi. Adapun upaya reintegrasi sosial sebagai berikut.
- membangun kepercayaan (trust building) antarpihak yang terlibat konflik.
- penguatan identitas bersama.
- penguatan melalui kegiatan bersama.
- pembuatan kebijakan pemerintah yang proreintegrasi.

C). Pihak yang terlibat dalam proses Reintegrasi Sosial


1. Badan Khusus Reintegrasi
          memiliki fungsi sebagai berikut.
- menjadi pihak yang menyediakan mekanisme penyelesai masalah
- pihak yang memberi informasi terkait reintegrasi kepada pemerintah
- pihak yang menjaga MoU atau nota ke sepahaman antarpihak konflik, serta
pihak yang melakukan koordinasi dalam proses reintegrasi.
2. NGO Luar Negeri
3. Organisasi Internasional

3.KONFLIK DAN KEKERASAN YANG MEMBUTUHKAN PROSES


INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL

7
A). Konflik dan Kekerasan Tingkat Lokal, merupakan konflik dan kekerasan yang
terjadi antar individu atau antar kelompok dalam lingkup atau skala wilayah relatif
sempit. Misal, satu kelompok, satu desa, dan satu kecamatan.

B). Konflik dan Kekerasan Tingat Nasional, merupakan konflik yang terjadi antar
kelompok masyarakat yang berada dalam satu negara.

C). Konflik dan Kekerasan Tingkat Internasional, merupakan konflik dan


kekerasan yang melibatkan dua negara atau lebih. Terdapat 6 faktor yang
melatarbelakangi terjadinya konflik internasional sebagai berikut.
1. Campur tangan negara lain dalam membantu masyarakat yang ingin bebas dari
suatu negara
2. Upaya suatu negara mempertahankan hak previlage atas teritorial negara lain.
3. Campur tangan negara lain dalam penyelesaian konflik suatu negara.
4. Usaha mempersatukan negara yang terpecah belah.
5. Perebutan kepemilikan teritorial suatu wilayah.
6. Keinginan menghancurkan negara lain.

B. UPAYA PEMECAHAN MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN


MELALUI PENELITIAN SOSIAL

1. PERAN PENELITIAN SOSIAL DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DAN


KEKERASAN
Penelitian sosial dapat diartikan sebagai upaya ilmiah yang dilakukan untuk
mengungkap suatu fenomena berlandaskan teori tertentu. Secara teknis peran
penelitian sosial terhadap upaya penyelesaian konflik dan kekerasan sebagai
berikut.
-Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam menyusun program atau langkah
yang mampu menumbuhkan perdamaian berdasarkan karakter masyarakat.
-Hasil penelitian konflik dapat menjadi referensi kepustakaan baru di bidang
keilmuan tentang konflik.

8
2. TAHAP TAHAP PENELITIAN SOSIAL BERORIENTASI PADA
PEMECAHAN KONFLIK DAN KEKERASAN
A). Menentukan Topik dan Objek Penelitian
Terdapat beberapa syarat bagi konflik untuk dapat diteliti dan dikaji. Menurut
Muri Yusuf, syarat konflik agar dapat diteliti sebagai berikut.
- faktual (konflik yang dipilih benar benar terjadi dalam masyarakat)
- aktual (konflik yang dipilih hangat diperbincangkan publik atau konflik)
- bermanfaat (konflik yang dipilih memerlukan pemecahan dan bermanfaat)
- terjangkau (konflik yang diteliti pada batas kemampuan peneliti)
- korelatif (berhubungan dengan pendekatan penelitian)

B). Menentukan Latar Belakang, Penelitian, Rumusan Masalah, dan Tujuan


Penelitian
Sebelum menentukan latar belakang penelitian, peneliti hendaknya mengetahui
topik konflik yang akan diteliti. Peneliti dapat menggunakan beragam media dan
standar baku penyusunan latar belakang ditulis sistematis dan jelas. Dengan
demikian, tujuan dan garis besar penelitian dapat ditangkap oleh pembaca laporan.
Dalam penelitian terdapat dua jenis pertanyaan. Pertama pertanyaan empiris, yaitu
pertanyaan yang dijawab melalu observasi atau pengamatan langsung di lapangan.
Kedua pertanyaan teoretis, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab melalui rekayasa
lingkungan.

D). Mengumpulkan, Mengolah, dan Menganalisis Data


Dapat menggunakan metode observasi(pengamatan), wawancara, survey, dan
dokumentasi konteks penelitian. Pengolahan data secara umum terbagi menjadi
dua jenis. Pertama reduksi data, yaitu membuang sebagian sesuai kebutuhan.
Kedua menguji data. Pada penelitian kuantitatif pengujian data disebut verifikasi
data, sedangkan pada penelitian kualitatif disebut validasi data.

E). Menarik Kesimpulan, Membuat Rekomendasi, dan Membuat Laporan


Penelitian

9
3. ALAT BANTU ANALISIS KONFLIK DALAM MENGOLAH DATA
PENELITIAN
A). Peta Konflik
Tujuan pemetaan konflik sebagai berikut.
1. memahami situasi yang baik.
2. melihat sekutu dalam konflik.
3. mengevaluasi kegiatan
4. melihat jelas hubungan antar pihak konflik.
5. memperjelas kebohongan isu konflik.
6. memeriksa keseimbangan aktivitas.
7. mengidentifikasi intervensi.
Langkah-langkah analisis konflik menggunakan peta konflik sebagai berikut.
1. Tentukan tujuan pemetaan konflik.
2. Dalam pembuatan peta konflik, bayangkan diri anda terlibat dalam konflik
tersebut.
3. Setelah memperoleh data yang diperlukan, gambarkan peta konflik.
4. Peta konflik digambarkan secara dinamis.

E). Penarikan Kesimpulan


Adapun kesimpulan penelitian sosial konflik
- konflik dipicu oleh dua hal, yaitu perusakan gerbang desa oleh warga dan
provokasi dari warga desa rukma. Sementara itu, penyebab konflik adalah mental
warga desa yang mudah terprovokasi
- konflik berakibat pada tergantungnya hubungan sosial antara dua desa,
kerusakan fisik berupa rumah warga dan aula desa, serta adanya korban jiwa dari
dua belah pihak
- konflik dapat diselesaikan melalui sikap warga dari kedua desa yang kooperatif
dan terbuka. Konflik diselesaikan dengan melibatkan pihak keamanan dan upaya
strategis seperti peace keeping, peace making, dan peace building.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.
 Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang
tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau
melebur sehingga menjadi satu.
Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu
integrasi social adalah:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling
mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti
kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya
dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini
menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu
dengan lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di
jadikan pedoman dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk
menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan
secara konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat
menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi social.

11
3.2. Saran

Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok,


maka yang pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial,
karena suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.


Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MAKelas XI.
Bandung:
PT.Gelora Aksara Pratama
Anonimus.2006.Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat.(online).
http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-
masyarakat/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.22 wib.

Anonimus.2009.Disintegrasi Sosial Kampus.(online).


http://matanews.com/2008/10/09/disintegrasi-sosial-kehidupan-kampus/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.50 wib.

Adhi.2009.Mencegah Disintegrasi.(online).
http://mradhi.com/sosial-politik/mencegah-disintegrasi.html
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.06 wib.

Saeful, Hadi.1980.Integrasi Nasional di Indonesia pada Penataran MKDU ISD.


Bandung:
Universitas: Padjajaran Universitas

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikanMakalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Upaya Pemecahan Konflik Integrasi Sosial Reintegrasi Sosial”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat
INTEGRASI SOSIAL. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang integrasi social.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis,

i
14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrasi Sosial ......................................................... 2
2.2 Syarat-Syarat Integrasi Sosial.................................................... 4
2.3 Bentuk – bentuk Integrasi Sosial................................................. 4
2.4 Faktor Integrasi........................................................................... 5
2.5 Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial............................................. 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
15
TUGAS IPS
UPAYA PEMECAHAN KONFLIK
INTEGRASI SOSIAL REINTEGRASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDINI MAULIDYA PUTRI


KELAS : VIII. 5
ABSEN : 06

SMP NEGERI 1 KALIANDA


LAMPUNG SELATAN
TP. 2020/2021

16

Anda mungkin juga menyukai