Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“MEMBUAT KEBIJAKAN MENURUT MODEL RASIONAL”

Dosen Pengampu : Sri Ramadini,M.Pd

Disusun Oleh:
NAMA : FARHAN ISMANATA KUSUMA
NIM : 200101005
JURUSAN : TARBIYAH

YAYASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH TINGGI STAI YASBA KALIANDA


LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi dan Rasul
terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus
menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu illahi.

Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya,
untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.Semoga makalah ini bermanfaat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Kalianda, 29 Mei 2023


Penyusun

Farhan Ismanata Kusuma

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.....................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................1
C.     Maksud Dan Tujuan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kebijakan Rasional ...........................................................................2
B.     langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional...............................................4
C.     Contoh Kebijakan Model Rasional......................................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................8

DAFTAR PUSAKA11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Kata Pengantar
Kebijakan sebagai instrumen pengelolaan pemerintahan merupakan mata rantai utama dalam
operasionalisasi fungsi kepemerintahan (governance). Sebagai mata rantai utama, jika
kebijakan itu keliru atau tidak tepat dalam menangani persoalan di dalam negara,
konsekuensinya adalah kegagalan pemerintah dalam fungsi implementatifnya. Permasalahan
kebijakan yang terjadi umumnya baru dirasakan saat sebuah kebijakan tersebut dilaksanakan,
para pembuat kebijakan (policy maker) atau pelaksana (implementor) baru menjerit dan sadar
akan kesalahannya ketika terjadi kondisi implementasi yang buruk (bad implementation).
Dalam kondisi yang teramat sulit, kebijakan tersebut justru akan menghasilkan penolakan
atau pengabaian oleh elemen-elemen yang secara legal terlibat di dalamnya. Dalam konteks
ini, pemerintah telah bertindak sangat tidak efektif karena telah mengeluarkan demikian
banyak energi untuk suatu kebijakan yang tidak mampu diimplementasikan, apalagi mampu
mengatasi masalah kebijakan secara tuntas.
Ada persoalan proses kebijakan yang paling pokok terjadi, yaitu sesuatu yang disebut sebagai
kesalahan tipe ketiga; yaitu memecahkan masalah yang salah. Rasionalitas yang
dikembangkan terhadap sebuah isu kebijakan dilakukan dengan pilihan yang tidak disadari,
tidak kritis serta justru sering mengacaukan secara serius konseptualisasi masalah substantif
dan solusinya yang potensial (Hoss, Tribe dalam Hutagalung, 2008).

B.     Perumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan kebijakan rational
2.      Apa pengertian dari kebijakan iincremental
3.      langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional

C.     Maksud Dan Tujuan


maksud dan tujuan dalam pembuatan ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi mampu
mengetahui dan memahami dari model-model kebijakan rational comfrehensip, incrementak
dan mixed scanning.
Selain itu juga mahasiswa dan mahasiswi mampu menerapkannya kedalam sebuah
pengambilan keputusa dalam sebuah  negara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Rasional


Menurut Hoogerwerf seperti yang dikutip dalam Islamy(1988, hal. 4.2) model analisis
kebijakan rasional-komprehensif (sinoptis) adalah salah satu analisis dari sudut hasil atau
dampak yang memiliki maksud bahwa proses perumusan kebijakan publik itu akan
membuahkan hasil atau dampak yang baik kalau didasarkan atas proses pemikiran yang
rasional yang didukung oleh data atau informasi yang lengkap (komprehensif).
Penganalisisan dilakukan dengan teliti, cermat dan detail dengan memanfaatkan sejumlah
besar data/ informasi yang harus dikumpulkan hingga membuahkan hasil dalam bentuk
keputusan/ kebijakan yang memberi dampak positif.

Dapat diartikan bahwa model rasional-komprehensif (sinoptis) berpandangan bahwa baik


buruknya hasil yang akan dicapai dari perumusan kebijakan publik harus mendasarkan pada
pemikiran yang rasional atau sesuai dengan kondisi yang dihadapi dan kemampuan yang
dimiliki, analisis yang dilakukan harus memiliki data atau informasi yang lengkap, sehingga
dalam analisisnya tidak memiliki cacat atau mencapai kesempurnaan tanpa kesalahan.
Harapan untuk mendapatkan sebuah perumusan kebijakan yang baik dengan menggunakan
pemikiran yang rasional yang sangat baik dan bagus, namun tentunya tidak semua
permasalhan dan kenyataan dilapangan bisa diterima secara rasional dan bahkan ada data
yang didapat oleh perumus kebijakan sangat berbeda dari kenyataan.

Menurut pendapat penulis model rasional-komprehensif (sinoptis) adalah model analisis yang
memperjuangkan kesempurnaan dalam perumusan kebijakan dengan menggunakan data yang
lengkap dan diharapkan valid, agar dalam perumusannya memberikan hasil kebijakan publik
yang baik.
Artinya lengkap dan masuk akal disebut pula metode yang sampai ke akar-akarnya. Model
kebijakan ini segala sesuatu selalu didasarkan pada pertimbangan rasional.
              Menurut Limdblom (Hoogerwert,1983), cirri model kebijakan ini banyak
diungkapkan secara teori tetapi dalam prakteknya kurang digunakan. Simpulan Limdblom
sebagai berikut :
1. Penjelasan dan nilai-nilai atau tujuan-tujuan dibedakan dari dan umumnya merupakan
persyaratan bagi analisa empiris dari alternative-alternatif kebijakan.

2
2. Analisa harus lengkap (komprehensif) setiap faktor penting dan relevan.
3. Teori dijadikan landasan penting.
               Dor (1968) menegaskan bahwa untuk membuat kebijakan yang rasional  harus
memenuhi 5 persyaratan  yaitu :
1. Mengetahui semua nilai-nilai utama yang ada pada masyarakat
2. Mengetahui semua alternative-alternatif kebijakan yang tersedia
3. Mengetahui semua konsekuensi-konsekuensi dari setiap alternative
4. Menghitung rasio antara tujuan dan nilai-nilai sosial yang dikorbankan bagi setiap
altenatif kebijakan
5. Memilih alternative kebijakan yang paling efisien.
              Model kebijakan ini diterapkan dalam rangka pengambilan keputusan, Islamy (1991)
menegaskan pengambilan keputusan yang benar-benar rasional harus mengikuti urutan :
1. Pembuat kebijakan dihadapkan dengan suatu masalah tertentu yang dapat diisolasikan
dari masalah-masalah lain yang dinilai mempunyai arti yang besar dibandingkan
masalah-masalah lain.
2. Berdasarkan atas masalah-masalah yang sudah ada kemudian dipilih dan disusun
tujuan-tujuan dan nilai-nilai sesuai urutan pentingnya
3. Menetukan atau menyusun daftar semua cara-cara atau pendekatan-pendekatan yang
mungkin dapat dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan.
4. Meneliti dan menilai konsekuensi-konsekuensi masing-masing alternatif kebijakan
5. Masing-masing alternatif itu dibandingkan satu sama lain konsekuensi-
konsekuensinya
6. Pembuat kebijakan memilih alternatif yang terbaik, yang nilai konsekuensinya paling
cocok (rasional) dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

3
B. langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat kebijakan model Rasional


Komprehensif (Suwitri,2009:38) :

INPUT
Semua data dan sumber yang dinilai yang diperlukan dalam proses perumusan
kebijakan

Penilai dan penyusunan tujuan Menyiapkan berbagai


operasional alternative kebijakan

Menyusun inventarisasi nilai

Menyiapkan serangkaian kemungkinan


terhadap biaya dan keuntungan

Membandingkan akibat/konsekuensi setiap alternative dengan


kriteria efisiensi dan memilih alternative kebijakan yang
mempunyai alternative

Menghitung akibat/konsekuensi

OUTPUT
Kebijakan Rasional Komprehensif

Unsur-unsur dalam model Rasional komprehensif (wahab,2002:19: winarno,2002:75),


yaitu :
1) Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan
dari masalah- masalah lain, atau, setidaknya, nilai sebagai masalah-masalah yang
dapat diperbandingkan satu sama lain.
2) Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau saran yang memedoni keputusan amat jelas dan
dapat diterapkan rankingnya sesuai dengan urutan kepentingannya

4
3) Teliti secara seksama berbagai alternative untuk memecahkan masalah tersebut.
4) Teliti akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap
alternative yang dipilih.
5) Setiap alternative dan masing-masing akibat yang menyertainya dapat
diperbandingkan dengan alternative lain yang ada.

C. Contoh Kebijakan Model Rasional


1. Mengidentifikasi Masalah
 Penentuan tujuan : suatu pendidikan nasional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan meningkatkan kualitas guru.
 Isolasi dan identifikasi : Menetapkan suatu masalah focus pada kualitas
guru yang kurang professional.
 Penentuan bobot : masalah kualitas guru yang kurang profesinal dan
kurang memadai akan sangat mempengaruhi mutu pendidikan, karena
akan mengurangi kualitas produk atau hasil lulusan.
 Penentuan pendekatan : Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
perencanaan yang lebih bersifat sistematis, dimana suatu kualitas guru
harus direncanakan dari awal, mulai dari analisis kebutuhan.
 Penentuan variabel yang relevan : Kualitas guru akan berhubungan
dengan ,Peningkatan prestasi siswa dan produktifitas guru dalam
mengajar.
 Penentuan masalah pertama : Kurang memadainya kualitas guru.

2. Membuat alternative solusi


 Melakukan sertifikasi
guru Melakukan training
 Mengadakan seminar
 Mengadakan penelitian atau study
banding Dilakukannya supervisi
 Peningkatan kesejahteraan guru / tunjangan
 Mendatangkan tenaga pendidik dari luar
negeri
 Mendatangkan konsultan pendidikan

5
 Memberikan penghargaan nonfinansial
(Esteem) Memberikan fasilitas mengajar
3. Mengembangkan alternative solusi
 Melakukan sertifikasi guru
+ Mendapatkan tunjangan profesi dan profesionalisme kerja
- Membutuhkan waktu dan biaya yang lebih

 Melakukan training
+ Menambah semanagat bekerja dalam mengajar

- Membutuhkan waktu yang cukup lama

 Mengadakan seminar
+ Mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pendidikan

- Membutuhkan biaya

 Mengadakan penelitian atau study banding


+ Menambah pengalaman dan sebagai acuan dalam pengembanagan pengajaran

- Membutuhkan waktu dan biaya yang lebih

 Dilakukannya supervisi
+ Lebih meningkatkan kinerja mengajar

- sering guru merasa takut bila disupervisi

 Peningkatan kesejahteraan guru / tunjangan


+ Kebutuhan bisa lebih tercukupi dalam kebutuhan primer, sekunder, dan tersier

- Kurangnya ketersediaan dana dari pemerintah, terutama APBN 20 %

 Mendatangkan tenaga pendidik dari luar negeri


+ Menambah wawasan dalam perbandingan kultur pengajaran

- Biaya yang mahal

 Mendatangkan konsultan pendidikan


+ Meningkatkan Motivasi dan semangat untuk lebih giat mengajar

- Membutuhkan biaya yang besar.

 Memberikan penghargaan nonfinansial (Esteem)


+ Sebagai tanda bukti balas jasa

6
- Kurang mendapat respon yang positif dari guru

 Memberikan fasilitas mengajar


+ Mendukung pengajaran dalam mengajar dikelas

- Kurangnya ketersediaan dana dari pemerintah

4. Pilihan solusi yang terbaik


Mengadakan dan dilaksanakannya sertifikasi guru yang bsesuai dengan peraturan
pemerintah.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
kebijakan rasional-komprehensif (sinoptis) adalah salah satu analisis dari sudut hasil atau
dampak yang memiliki maksud bahwa proses perumusan kebijakan publik itu akan
membuahkan hasil atau dampak yang baik kalau didasarkan atas proses pemikiran yang
rasional yang didukung oleh data atau informasi yang lengkap (komprehensif).
Inkremental sendiri berarti kebijakan yang mengalami perubahan sedikit-sedikit. Model ini
memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan-kegiatan pemerintah dimasa
lalu dengan hanya menambah atau merubahnya (modifikasi) sedikit-sedikit.
              Etzioni (1967) mengartikan model penyelidikan atau pemeriksaan campuran, Wahab
(1997) menyebutnya sebaia teori pengamatan terpadu. Model ini merupakan gabungan model
rasional komprehensif atau incremental.
     Inkramental dapat berjalan baik asal memenuhi persyaratan :
1.      Hasil-hasil kebijakan secara umum harus memadai
2.      harus ada kesinambungan yang besar mengenai jenis masalah
3.      Harus ada kesinambungan yang besar mengenai sarana-sarana yang tersedia

8
DAFTAR PUSTAKA

http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/kebijakan-publik/model-analisis kebijakan-dari-
sudut-hasil-dampak-dan-proses-perumusan-kebijakan-publik/
 Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1997.
Robert R Meyer & Ernest Greenwood Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial CV. Rajawali,
Jakarta, 1984.

Anda mungkin juga menyukai