Disusun Oleh:
NAMA : FARHAN ISMANATA KUSUMA
NIM : 200101005
JURUSAN : TARBIYAH
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi dan Rasul
terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus
menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu illahi.
Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya,
untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.Semoga makalah ini bermanfaat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Maksud Dan Tujuan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Rasional ...........................................................................2
B. langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional...............................................4
C. Contoh Kebijakan Model Rasional......................................................................5
DAFTAR PUSAKA11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
Kebijakan sebagai instrumen pengelolaan pemerintahan merupakan mata rantai utama dalam
operasionalisasi fungsi kepemerintahan (governance). Sebagai mata rantai utama, jika
kebijakan itu keliru atau tidak tepat dalam menangani persoalan di dalam negara,
konsekuensinya adalah kegagalan pemerintah dalam fungsi implementatifnya. Permasalahan
kebijakan yang terjadi umumnya baru dirasakan saat sebuah kebijakan tersebut dilaksanakan,
para pembuat kebijakan (policy maker) atau pelaksana (implementor) baru menjerit dan sadar
akan kesalahannya ketika terjadi kondisi implementasi yang buruk (bad implementation).
Dalam kondisi yang teramat sulit, kebijakan tersebut justru akan menghasilkan penolakan
atau pengabaian oleh elemen-elemen yang secara legal terlibat di dalamnya. Dalam konteks
ini, pemerintah telah bertindak sangat tidak efektif karena telah mengeluarkan demikian
banyak energi untuk suatu kebijakan yang tidak mampu diimplementasikan, apalagi mampu
mengatasi masalah kebijakan secara tuntas.
Ada persoalan proses kebijakan yang paling pokok terjadi, yaitu sesuatu yang disebut sebagai
kesalahan tipe ketiga; yaitu memecahkan masalah yang salah. Rasionalitas yang
dikembangkan terhadap sebuah isu kebijakan dilakukan dengan pilihan yang tidak disadari,
tidak kritis serta justru sering mengacaukan secara serius konseptualisasi masalah substantif
dan solusinya yang potensial (Hoss, Tribe dalam Hutagalung, 2008).
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kebijakan rational
2. Apa pengertian dari kebijakan iincremental
3. langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pendapat penulis model rasional-komprehensif (sinoptis) adalah model analisis yang
memperjuangkan kesempurnaan dalam perumusan kebijakan dengan menggunakan data yang
lengkap dan diharapkan valid, agar dalam perumusannya memberikan hasil kebijakan publik
yang baik.
Artinya lengkap dan masuk akal disebut pula metode yang sampai ke akar-akarnya. Model
kebijakan ini segala sesuatu selalu didasarkan pada pertimbangan rasional.
Menurut Limdblom (Hoogerwert,1983), cirri model kebijakan ini banyak
diungkapkan secara teori tetapi dalam prakteknya kurang digunakan. Simpulan Limdblom
sebagai berikut :
1. Penjelasan dan nilai-nilai atau tujuan-tujuan dibedakan dari dan umumnya merupakan
persyaratan bagi analisa empiris dari alternative-alternatif kebijakan.
2
2. Analisa harus lengkap (komprehensif) setiap faktor penting dan relevan.
3. Teori dijadikan landasan penting.
Dor (1968) menegaskan bahwa untuk membuat kebijakan yang rasional harus
memenuhi 5 persyaratan yaitu :
1. Mengetahui semua nilai-nilai utama yang ada pada masyarakat
2. Mengetahui semua alternative-alternatif kebijakan yang tersedia
3. Mengetahui semua konsekuensi-konsekuensi dari setiap alternative
4. Menghitung rasio antara tujuan dan nilai-nilai sosial yang dikorbankan bagi setiap
altenatif kebijakan
5. Memilih alternative kebijakan yang paling efisien.
Model kebijakan ini diterapkan dalam rangka pengambilan keputusan, Islamy (1991)
menegaskan pengambilan keputusan yang benar-benar rasional harus mengikuti urutan :
1. Pembuat kebijakan dihadapkan dengan suatu masalah tertentu yang dapat diisolasikan
dari masalah-masalah lain yang dinilai mempunyai arti yang besar dibandingkan
masalah-masalah lain.
2. Berdasarkan atas masalah-masalah yang sudah ada kemudian dipilih dan disusun
tujuan-tujuan dan nilai-nilai sesuai urutan pentingnya
3. Menetukan atau menyusun daftar semua cara-cara atau pendekatan-pendekatan yang
mungkin dapat dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan.
4. Meneliti dan menilai konsekuensi-konsekuensi masing-masing alternatif kebijakan
5. Masing-masing alternatif itu dibandingkan satu sama lain konsekuensi-
konsekuensinya
6. Pembuat kebijakan memilih alternatif yang terbaik, yang nilai konsekuensinya paling
cocok (rasional) dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
3
B. langkah – langkah Membuat Kebijakan Rasional
INPUT
Semua data dan sumber yang dinilai yang diperlukan dalam proses perumusan
kebijakan
Menghitung akibat/konsekuensi
OUTPUT
Kebijakan Rasional Komprehensif
4
3) Teliti secara seksama berbagai alternative untuk memecahkan masalah tersebut.
4) Teliti akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap
alternative yang dipilih.
5) Setiap alternative dan masing-masing akibat yang menyertainya dapat
diperbandingkan dengan alternative lain yang ada.
5
Memberikan penghargaan nonfinansial
(Esteem) Memberikan fasilitas mengajar
3. Mengembangkan alternative solusi
Melakukan sertifikasi guru
+ Mendapatkan tunjangan profesi dan profesionalisme kerja
- Membutuhkan waktu dan biaya yang lebih
Melakukan training
+ Menambah semanagat bekerja dalam mengajar
Mengadakan seminar
+ Mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pendidikan
- Membutuhkan biaya
Dilakukannya supervisi
+ Lebih meningkatkan kinerja mengajar
6
- Kurang mendapat respon yang positif dari guru
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kebijakan rasional-komprehensif (sinoptis) adalah salah satu analisis dari sudut hasil atau
dampak yang memiliki maksud bahwa proses perumusan kebijakan publik itu akan
membuahkan hasil atau dampak yang baik kalau didasarkan atas proses pemikiran yang
rasional yang didukung oleh data atau informasi yang lengkap (komprehensif).
Inkremental sendiri berarti kebijakan yang mengalami perubahan sedikit-sedikit. Model ini
memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan-kegiatan pemerintah dimasa
lalu dengan hanya menambah atau merubahnya (modifikasi) sedikit-sedikit.
Etzioni (1967) mengartikan model penyelidikan atau pemeriksaan campuran, Wahab
(1997) menyebutnya sebaia teori pengamatan terpadu. Model ini merupakan gabungan model
rasional komprehensif atau incremental.
Inkramental dapat berjalan baik asal memenuhi persyaratan :
1. Hasil-hasil kebijakan secara umum harus memadai
2. harus ada kesinambungan yang besar mengenai jenis masalah
3. Harus ada kesinambungan yang besar mengenai sarana-sarana yang tersedia
8
DAFTAR PUSTAKA
http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/kebijakan-publik/model-analisis kebijakan-dari-
sudut-hasil-dampak-dan-proses-perumusan-kebijakan-publik/
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1997.
Robert R Meyer & Ernest Greenwood Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial CV. Rajawali,
Jakarta, 1984.