Anda di halaman 1dari 14

Tugas 1 Makassar, 21 oktober 2022

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KELOMPOK 4

Dosen Pengampu:

St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2021/2022
IDENTITAS KELOMPOK 4

KELAS NAMA STAMBUK

C1 MUH. IFLUL FADHUL 13020200116

C1 VICKRI ZAKIAL KANDAHAR 13020200108

C1 HILMIATSAL 13020200038

C1 AZKA FITO ARTAMA PAPUTUNGAN 13020200043


RESUME

Model Pengambilan Keputusan Menurut Dua Pandangan

PENDAHULUAN

Persoalan pengambilan keputusan pada dunia nyata sangat sulit untuk


memperoleh keputusan yang baik, apabila diselesaikan hanya dengan
menggunakan pendekatan analisis kriteria tunggal. Untuk lebih realistis perlu
dipertimbangkan seluruh aspek (kriteria majemuk) yang berkaitan dengan
keputusan. Atau dengan kata lain, persoalan pada dunia nyata akan lebih baik
apabila diselesaikan melalui pendekatan PKKM (PENGAMILAN KEPUTUSAN
KRITERIA MAJEMUK).

Perhatian utama dari PKKM adalah kerangka metodologi dalam melakukan


analisa dan pemodelan pada preferensi pengambil keputusan. Oleh karena itu,
pengembangan dari model keputusan kriteria majemuk dilakukan dengan
pendekatan interaktif dan proses iteratif, hingga preferensi pengambil keputusan
dapat direpresentasikan dalam model (Zopounidis dan Doumpos, 2000).

Interaktif dan proses iteratif merupakan dua karakteristik kunci dari SPK
(SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN). Konsekuensinya, SPK bersama PKKM
menyediakan dukungan esensial dalam hal pembuatan struktur keputusan dan
analisis perferensi dari pengambil keputusan.

PEMBAHASAN

Penggunaan model PKKM untuk suatu keputusan tertentu tergantung pada saat
pemilihan kriteria yang digunakan sebagai satuan analisis (Al-Shemmeri et. al.,
1997). Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk
menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi jika hal ini memungkinkan. Karena
akan selalu ada beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan yang juga tidak
dapat diabaikan, maka hal ini mengakibatkan semakin sulitnya membuat
perbandingan.

Kenyataan bahwa kriteria yang tidak bisa dikuantifikasikan itu sukar untuk
diperkirakan dan diperbandingkan hendaknya tidak menyebabkan pengambil
keputusan untuk tidak menggunakan kriteria tersebut, karena kriteria ini dapat saja
relevan dengan masalah utama di dalam setiap analisis. Beberapa kriteria yang
kemungkinan sangat penting, tetapi sulit dikuantifikasi, adalah seperti faktor-
faktor sosial (seperti gangguan lingkungan), estetika, keadilan, faktor-faktor
politis, serta kelayakan pelaksanaan. Akan tetapi jika suatu kriteria dapat
dikuantifikasi tanpa merubah pengertiannya, maka hal ini harus dilakukan

HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT KRITERIA

Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap persoalan
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

 Lengkap, sehingga dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan


tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat
menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.
 Operasional, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional
ini mencakup beberapa pengertian, antara lain adalah bahwa set kriteria ini
harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga ia dapat benar-
benar menghayati implikasinya terhadap alternatif yang ada. Operasional
ini juga mencakup sifat dapat diukur. Pada dasarnya sifat dapat diukur ini
adalah untuk:

1. memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian


kriteria yang mungkin diperoleh (untuk keputusan dalam
ketidakpastian).
2. mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian
kriteria.

 Tidak berlebihan, sehingga menghindarkan perhitungan berulang. Dalam


menentukan set kriteria, jangan sampai terdapat kriteria yang pada
dasarnya mengandung pengertian yang sama.
 Minimum, agar lebih mengkomperhensikan persoalan. Dalam menentukan
set kriteria perlu sedapat mungkin mengusahakan agar jumlah kriterianya
sesedikit mungkin

PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Sistem Kegiatan yang dilakukan dalam proses perancangan sistem


diawali dengan merumuskan spesifikasi SPKKM, kemudian dilanjutkan dengan
perancangan konfigurasi SPKKM.
 Analisis Sistem
Analisis sistem pada penelitian ini merupakan studi perancangan
pendahuluan, yang dilakukan guna merumuskan kerangka dan ruang
lingkup SPKKM, persyaratan unjuk kerja SPKKM, memilih konsep-
konsep, analisa dan aplikasi model pembuatan keputusan yang relevan
dengan tujuan SPKKM yang akan dibangun, dan identifikasi spesifikasi
SPKKM.
 Inti model yang dikembangkan pada penelitian ini adalah merinci suatu
keadaan yang kompleks atau tak berkerangka ke dalam komponen-
komponennya, kemudian mengatur bagian-bagian dari komponen-
komponen tersebut dalam bentuk hirarki (dekomposisi), memberikan
bobot verbal antar elemen dan menghitung bobot numerik (penilaian
perbandingan), dan analisis interdependensi pada variabel yang dianggap
penting (analisis interdependensi), dan selanjutnya melakukan sintesa dari
pendapat tadi untuk menentukan variabel alternatif yang memiliki prioritas
tertinggi (sintesa prioritas).

KESIMPULAN

Model merupakan perangkat pengambilan keputusan yang menyediakan


dukungan esensial dalam membantu pengambil keputusan dalam pembuatan
struktur keputusan, analisis perferensi dari pengambil keputusan, dan penetapan
alternatif. Perancangan SPKKM dalam penelitian ini ditujukan guna membantu
pengambil keputusan dalam mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan idividu maupun kelompok, untuk memilih berbagai alternatif keputusan
yang merupakan hasil pengolahan terhadap informasi-informasi yang
diperoleh/tersedia dengan menggunakan model PKKM.

REFERENSI :

info:d9CbWhCaoIEJ:scholar.google.com/
RESUME

Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pandangan Rasionalitas

Pendahuluan

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu


bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang
diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Kompleksitas kehidupan
membuat manusia kesulitan untuk memahami semua aspek kehidupan dan segala
kaitannya secara utuh dan komprehensif

Dengan segala kemajuan yang telah diperoleh dalam berbagai disiplin


ilmu tentang manusia, seperti sosiologi, antropologi, kedokteran, dan psikologi,
masih saja belum diperoleh pemahaman final tentang proses berfikir yang terjadi
pada otak manusia. Kenyataan ini antara lain berakibat pada belum mungkin
dipahaminya kegiatan mental yang membantu manusia tiba pada suatu keputusan
apabila ia menghadapi suatu situasi problematis.

Demikian halnya dalam hal pengambilan keputusan. Untuk dapat


memahami persoalan yang hendak diambil dalam konteks pengambilan keputusan
dengan lebih baik, diperlukan model. Meskipun model belum tentu dapat
digunakan untuk meramalkan konsekuensi dari keputusan, namun model dapat
membantu untuk memperkirakan atau membayangkan kmungkinan-kemungkinan
yang disertai asumsi-asumsi sehingga dapat dilihat dengan lebih jelas situasi dan
kondisi serta arah kemungkinan yang akan terjadi
Pembahasan

Model Rasional

Model rasional atau yang disebut juga metode rasional memusatkan


perhatiannya pada pengembangan suatu pola pengambilan keputusan yang ideal
secara universal, yaitu setiap keputusan harus dibuat setepat – tepatnya. Model ini
menitiberatkan perhatiannya pada hubungna antara keputusan dengan tujuan dan
sasaran dari pengambil keputusan . Artinya keputusan itu dibuat utuk memenuhi
maksud dari pengambil keputusan .

Model rasional juga didasarkan atas teori ekonomi atau konsep manusia
ekonomi , yang memandang bahwa semua individu tau tentang berbagai macam
alternative yang tersedia pada suatu situasi tertentu dan juga tentang konsekuensi
yang ada seiap alternative tersebut .

Pengambilan keputusan secara rasional, merupakan sebuah keputusan yang


diambil dengan menggunakan pendekatan rasional atau melakukan rasionalisasi
dengan menggunakan logika atau pemikiran yang terpola. Pengambilan keputusan
secara rasional adalah memperhatikan konsistensi dan memaksimalkan hasil yang
seringkali terjadi dalam batasan-batasan yang spesifik dengan melakukan analisa
situasi dan analisa keputusan.

Proses pengambilan keputusan secara rasional memiliki berbagai tahapan-


tahapan. Yang pertama adalah mendefinisikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi untuk kemudian mengidentifikasinya dengan melakukan klasifikasi atau
penetapan kriteria-kriteria atau batasan-batasan yang dihadapi. Kriteria-kriteria
tersebut kemudian diberikan pembobotan, atau penetapan prioritas. Dari sini,
kemudian kita bisa melakukan pengembangan alternatif solusi atau keputusan apa
yang akan diambil. Masing-masing alternatif tersebut tentu perlu dievaluasi secara
seksama untuk kemudian dapat dipilih alternatif terbaik yang dapat memberikan
hasil yang paling maksimal dan optimal.
Sehubungan dengan itu maka setiap orang akan berprilaku secara rasional
yaitu bahwa mereka akan membuat pilihan-pilihan sedemikian rupa sehingga
mencpai nilai yang tinggi

Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input
sebagai bahan dasar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan
organisasi, kendala-kendala intern,kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif
pemecahan masalah. Dalam mengambil sebuah keputusan dibutuhkan model
untuk membantu proses pengambilan keputusan . Model adalah percontohan yang
mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu).
Ada berbagai macam model berdasarkan klasifikasinya . Model pengambilan
keputusan sangat membantu dalam menetapkan dan mencapai tujuan yang ada .

Referensi :

https://www.academia.edu/36399085/Model_model_pengambilan_keputusan
RESUME

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Pembelian Barang


Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Perintis
Sarana Pancing Indonesia

Pendahuluan

Dalam suatu perusahaan, setiap pimpinan perusahaan selalu berusaha agar


perusahaannya terus berkembang, berjalan lancar dan menghasilkan profit atau
keuntungan yang maksimal dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan yang
wajar atas kegiatan-kegiatan yang dijalankannya, sebab profit atau keuntungan
yang dihasilkan perusahaan-perusahaan merupakan tolak ukur atau barometer
mengenai kemajuan perusahaan dan juga merupakan keberhasilan seorang
pimpinan perusahaan.

Pengambilan keputusan dalam penentuan supplier menggunakan metode AHP,


dikarenakan memiliki performa yang baik untuk menganalisis kebijakan yang
melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, sistem pendukung
keputusan dengan mencampur beberapa metode perhitungan diharapkan
menghasilkan hasil yang baik dan cocok untuk penentuan supplier dengan sistem
outrangking sehingga supplier yang layak bisa diurutkan berdasarkan nilai paling
baik.

Penulis kemudian mengusulkan metode AHP sebagai acuan pendukung keputusan


yang dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik.

Pembahasan

Menurut Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo (2010: 3) Sistem pendukung


keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang
spesifik.
Ada beberapa jenis keputusan berdasarkan sifat dan dan jenisnya yaitu:

1. Keputusan Terstruktur,

2. Keputusan Semi Terstruktur, dan

3. Keputusan Tidak Terstruktur.

Keputusan tak terstruktur (Unstructured Decision) adalah keputusan yang


penanganannya rumit, karena pengambil keputusannya harus memberikan
penilaian, evaluasi dan pengertian untuk memecahkan masalahnya serta menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Setiap keputusan ini
adalah baru, penting, tidak terjadi berulang – ulang. Keputusan ini umumnya
terjadi pada manajemen tingkat atas. Contoh: Pengembangan teknologibaru,
keputusan untuk bergabung denganperusahaan lain, perekrutan eksekutif.

Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada dasarnya, proses pengambilan


keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah
hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hirarki
memungkinkan dipecahnya masalah komplek atau tidak terstruktur dalam sub-sub
masalah, lalu menyusunnya menjadi sebuah bentuk hirarki. (Kusrini, 2007 :133).

Metode AHP memiliki beberapa keuntungan, salah satu keuntungan dari metode
AHP sebagai alat bantu penambilan keputusan yaitu sebagai kesatuan (Unity).
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model
yang fleksibel dan mudah dipahami.
Kesimpulan

Situasi yang tidak terstruktur mengakibatkan terjadinya proses pengambilan


keputusan yang tidak terstruktur. Masalah yang tidak terstruktur lebih umum di
jumpai pada tingkat tinggi. Dalam kasus penentuan supplier pembelian barang
Pada PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia, pengambilan keputusannya harus
memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya),
di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat.

Sehingga terjadi proses pengambilan keputusan secara tidak terstruktur dimana


setiap keputusan ini adalah baru, penting dan tidak rutin, dan tidak ada pengertian
yang dipahami benar atau prosedur yang disetujui bersama dalam
pengambilannya. Proses pengambilan keputusan yang tidak terstruktur pada kasus
ini menghasilkan suatu alternatif berupa metode AHP (Analytical Hierarchy
Process karena AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

Referensi:

https://e-jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/JIPN/article/view/297
RESUME

Kritik Terhadap Pandangan Model Rasional dalam Pengambilan Keputusan

PENDAHULUAN
Pengajaran adalah pekerjaan yang disadari dan diatur untuk
memahami interaksi belajar sehingga siswa secara efektif mengembangkan
kapasitas mereka yang sebenarnya. Pengajaran pada dasarnya adalah bagian
dari penciptaan SDM yang harus terus digerakkan. Peraturan RI nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Persekolahan Umum Bagian 1 Pasal 1, secara
khusus Pengajaran adalah suatu kerja yang tersusun untuk membuat suatu siklus
belajar yang berfungsi dan suasana belajar untuk mengembangkan potensi
seseorang yang mempunyai kekuatan, pengekangan, budi pekerti, ilmu
pengetahuan yang ketat. pribadi, dan kemampuan yang diperlukan tanpa
bantuan orang lain, masyarakat, negara dan negara. sehingga dibutuhkan
orang-orang yang memiliki kemauan untuk berperan dalam menjadi kapabilitas
SDM itu sendiri.Diklat profesi adalah sarana yang merencanakan mahasiswa
khususnya untuk bekerja di bidang tertentu (Peraturan No. 20 Tahun 2003 Pasal
15). Seperti
Undang - Undang Sistem Persekolahan Umum Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
mengenai. Sistem Persekolahan Umum ditegaskan akanpelatihan, “Pengajaran
yaitu pekerjaan yang mendasar sertatersusun akan mewujudkan situasibelajar dan
tahap pembelajaran siswa dilakukan secara efektif mengembangkan potensinya
jadi mereka miliki keinginan, kebijaksanaan, karakter, pengetahuan, akhlak,
serta kemampuan yang diperlukan, masyarakat, bangsa dan negara. kewajiban
dinamis kepada orang

PEMBAHASAN
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan
oleh Peneliti diatas, berikut ini hasil pembahasan yang telah diperoleh dari
hasil penelitian adalah : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan informan, Tujuan mahasiswa tersebut dalam memilih program studi
Pendidikan Ekonomi adalah satu - satunya jurusan yang ada dibengkulu yang
memiliki prospek kerja yang luas dari menjadi seorang guru professional,
berwirausaha, dan bisa menjadi pegawai Bank. Sebagai mahasiswa harus benar -
benar tau apa tujuan mereka mau jadi apa dikariernya suatu saat nanti. Sehingga
dapat menciptakan manusia yang berguna bagi lingkungan sekitarnya. seperti
yang dijelaskan oleh (Setyowati et al., 2019), “mengatakan pengambilan
keputusan memilih jurusan adalah menentukan karir dimasa depan, adalah tugas
yang harus dipenuhi oleh remaja yang menjadi suatu kewajiban harus di
penuhi.” Dan tujuan adalah langkah kesuk sesan dan kunci menuju kedalam
sebuah kesuksesan . Seperti dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Meryna
Cardina 2005 yang“ Hasil penelitian yang menunjukan terdapat delapan faktor
yang mempengaruhi pemilihan Pro di Pendidikan Ekonomi Administrasi
Perkantoran yaitu (1) minat dan bakat (2) peluang kerja, (3) motivasi
belajar, (4) proses perkuliahan. Jadi kesimpulan hasil penelitian keputusan untuk
memilih Prodi Pendidikan EkonomiAdministrasi Perkantoran adalah faktor
bakat dan minat dengan kontribusi sebesar 26,324%.

KESIMPULAN
Pengambilan keputusan memilih masuk Program Studi Pendidikan
Ekonomi ditinjau dari indikator pengambilan keputusan memilih Progam studi.

Tujuan mahasiswa angkatan 2020 masuk kedalam Program studi


pendidikan ekonomi adalah tidak hanya ingin menjadi guru yang
professional tapi juga bisa bekerja menjadi wirausaha,pembisnis dan pegawai
bank.

Mengumpulkan informasi mahasiswa pendidikan ekonomi


mendapatkan informasi dari berbagai aspek misalnya dari lingkungan sekitar,
dan dari brosur atau iklan UMB.

Minat mahasiswa memilih masuk ke program Studi Pendidikan


Ekonomi sesuai dengan keinginan mereka sendiri dan mendapatkan
dukungan dari orang tua, kakak, dll. Pilihan yang paling baik mahasiswa
menyatakan bahwa program studi Pendidikan

Ekonomi adalah pilihan Alternatif jurusan yang tepat untuk melanjutkan


perguruan tinggi karena memiliki prospek kerja yang luas.
Dan Statisfaction adalah kepuasan mahasiswa menilai bahwa
Universitas Muhammadiyah Bengkulu memiliki sarana, prasarana, Dosen dan
menunjang mahasiswa Mendapatkan nilai yang Memuaskan.

REFERENSI :
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/mude/article/view/2493

Anda mungkin juga menyukai