Anda di halaman 1dari 13

Pemahaman model untuk

merumuskan kebijakan
publik yang ideal.

KULIAH S2 KE 5, KEBIJAKAN PUBLIK, SELASA 4 APRIL


2023 DOSEN : DR. HIDAYAT MUCHTAR
”Bahwa suatu masalah akan
menjadi masalah publik bila
ada orang atau kelompok
yang menggerakkan kearah
tindakan guna mengatasi
Analisis Kebijakan Publik masalah tersebut”, artinya
oleh Willian Dunn dapat dikatakan bahwa
suatu masalah publik akan
menjadi masalah publik, jika
masalah tersebut
diartikulasikan.
Pengertian model pengambilan keputusan.

Model adalah percontohan yang


mengandung unsur yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (
jika perlu ). Pengambilan keputusan
itu sendiri merupakan suatu proses
beruntun yang memerlukan
penggunaan model secara tepat.
Model-model yang digunakan dalam pembuatan keputusan.

1. Model rasional

2. Komprehensif

Model-model 3. Inkramental
yg digunakan
dalam
pembuatan
keputusan 4. Kepuasan

5. Kualitatif optimal

6. Sistem atau mixed scanning


Nilai-nilai Yang berpengaruh Dalam Pembuatan Keputusan.

1. Model Rasional :
Menggambarkan keadaan yang senyatanya
terhadap yang terjadi dalam pembuatan kebijakan.
Dalam hal ini, para pembuat kebijakan dilihat
perannya dalam perencanaan dan pengkoordinasian
untuk menemukan pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk:

1. Menghitung kesempatan dan meraih atau


menggunakan dukungan internal dan eksternal.
2. Memuaskan permintaan lingkungan.
3. Memuaskan keinginan atau kepentingan para
pembuat kebijakan.
2. Komprehensif :
Merupakan model yang terkenal dan juga paling luas
dterima dikalangan para pengkaji kebijakan publik. Pada
dasarnya model ini terdiri dari beberapa elemen yaitu :

1.Pembuat keputusan dihadapkan kepada masalah


tertentu.
2.Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran-sasaran yang
mengarahkan pembuat keputusan dijelaskan dan disusun
menurut arti pentingnya.
3.Berbagai alternatif untuk mengatasi masalah perlu
diselidiki.
4.Konsekwensi-konsekwensi (biaya dan keuntungan) yang
timbul dari setiap pemilihan alternatif diteliti.
5.Antara alternatif dengan konsekwensi yang
menyertainya dapat dibandingkan dengan alternatif
lainnya.

Keseluruhan proses tersebut akan menghasilkan suatu keputusan rasional yaitu


keputusan yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (intended goal).
3. Kepuasan :
Model ini menggunakan pendekatan
pembentukan kebijakan dari
dimensi prilaku. Memberi tekanan
pada aspek-aspek sosio-psikologis
dalam pembuatan keputusan
organisasi.
4. Incramental :
Model penambahan, yang berawal dari
kritik terhadap model rasional
komprehensif akhirnya melahirkan
model penambahan atau
inkrementalisme. Dalam aplikasinya,
bahwa ia berusaha menutupi
kekurangan yang ada dalam model
tersebut dengan jalan menghindari
banyak masalah yang ditemui dalam
model rasional komprehensif.

Model ini bersifat deskriptif, artinya bahwa model ini menggambarkan


secara aktual cara-cara yang dipakai para pejabat dalam membuat
keputusan.
5. Kualitatif optimal
Model Optimasi, yaitu suatu model
pengambilan keputusan yang menguraikan
individu-individu seharusnya berperilaku agar
memaksimumkan semua hasil. Model
inimenggambarkan bagaimana setiap individu
berperilaku sehingga memberikan hasil
yangoptimal (Yusfi, 2011)

Pengambil keputusan diasumsikan dapat


menentukan semua kriteria yang relevan dan
mendata semua alternatif yang ada. Model
optimasi menggambarkan secaramenyeluruh
dari pengambil keputusan tentang
kemampuannya dalam menetapkan kriteria
dan alternatif.
Langkah-Langkah Dalam Model Optimal Setiap keputusan yang diambil itu merupakan
perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan
keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan.

Menurut Maulana (2010) Proses pengambilan keputusan meliputi :


1. Lakukan kebutuhan akan suatu keputusan .
Dalam langkah ini diperlukan pengakuan tentang kebutuhan keputusan
yang dibuat. Masalah yang merupakan perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya diperlukan adanya pengakuan.
2. Menentukan kriteria yang diputuskan.
Dalam langkah ini kriteria yang penting dan relefan dalam menentukan
keputusan harus diidentifikasikan.
3. Menentukan kriteria yang berbobot.
Kriteria yang telah disusun tidak semuanya mempunyai arti penting yang
sama dan harus ditetapkan bobotnya sehingga pengambil keputusan dapat
menggunakan preferensi
6. Mixed Scanning :
Model pengamatan campuran, yakni suatu
model terhadap pembuatan keputusan
yang memperhitungkan keputusan-
keputusan pokok dan inkramental,
menetapkan proses-proses pembuatan
kebijakan pokok dan urutan tinggi yang
menentukan petunjuk-petunjuk dasar,
proses mempersiapkan keputusan pokok
dan menjalankan setelah keputusan itu
tercapai.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, anatara
lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari


unsureunsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan/diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan
signifikan diantara unsure-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-Hubungan
antar variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai