Keputusan
Kelompok 3
Anggota :
1. Raihan Abdul Aziz (1902010193)
2. Gita Nirmala (2002010184)
3. Dina Refy Oktiyani (2002010351)
Teori Pengambilan Keputusan
Menurut Baron dan Byner
Mengemukakan bahwa ‘teori mengambil keputusan’, adalah salah satu kegiatan yang terlaksana oleh
pemimpin dan para anggota mengambil keputusan yang terbaik.
Dengan melalui proses kombinasi, serta mengintegrasi informasi yang ada, kemudian memilih satu di
antaranya agar menjadi satu keputusan dalam mewujudkan tujuan, serta menghasilkan apa yang
menjadi harapan.
Adapun teori pengambilan keputusan merupakan ilmu yang menelaah mengenai keputusan dan
berkaitan dengan perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan.
Berikut beberapa teori yang sering digunakan
dalam pengambilan kebijakan
1. Teori Rasional Komperehensif
Teori ini menjadi cara yang paling sering digunakan oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan.
Pada prinsipnya, teori ini menghindari banyak masalah yang telah dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan.
Pengamatan terpadu (mixed scaning) yang didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk mengambil
keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.
Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan untuk keputusan-
keputusan fundamental setelah keputusan-keputusan tersebut tercapai.
Model pengamatan terpadu yang dirumuskan Etzioni memberikan kemungkinan bagi para pembuat
keputusan.
Aliran Pengambilan Keputusan
Teori ini lebih menitikberatkan kepada seorang manager dapat mengambil keputusan managemen yang baik,
untuk kemajuan daripada perusahaan atau organisasinya.
Sebelum itu, pemimpin harus mengerti terlebih dahulu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengambil keputusan, salah satunya adalah fungsi dari keputusan managemen tersebut, antara lain:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penggerakkan, dan yang terakhir
• Pengawasan.
Dan dari keputusan tersebut, kemudian manager melakukan beberapa hal, yang sering kita kenal dengan
pengendalian kepada bawahannya, ataupun partner kerjanya. Beberapa pengendalian tersebut antara lain:
• Mengkoordinasi
• Berkomunikasi
• Mengevaluasi
• Mengambil keputusan, serta
• Mempengaruhi orang lain.
2. Teori Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik
Yang selanjutnya adalah keputusan kebijakan publik. Yang mana teori ini mengacu kepada mengambil keputusan
dengan tujuan mementingkan kepentingan publik.
3. Teori Pengambilan Keputusan Konsumen
Yang selanjutnya adalah teori keputusan konsumen. Teori ini sering terpakai dalam lingkup bisnis, yang mana sebuah
perusahaan menawarkan jasa atau produk kepada konsumen mereka.
Dan secara alam bawah sadar, konsumen akan mengevaluasi beberapa produk atau jasa yang mereka tawarkan, untuk
bisa memutuskan apa yang terbaik bagi mereka.
4. Teori X dan Y dalam Pengambilan Keputusan
Yang selanjutnya adalah teori pengambilan keputusan x dan y. Teori ini lebih mengacu kepada behavioral theory,
dengan menitikberatkan pada perilaku karyawannya ketika mendapat mandat.
5. Teori Utilitas dalam Pengambilan Keputusan
Selanjutnya adalah teori utilitas (utility theory). Mudahnya, teori ini menitikberatkan kepada seorang konsumen,
apakah mereka puas dengan apa yang mereka beli atau tidak.
6. Teori Permainan dalam Pengambilan Keputusan
Adapun jenis teori lain seperi game theory, dalam mengambil sebuah keputusan. Teori ini menitikberatkan kepada
pengambilan sebuah putusan dengan melihat beberapa persaingan yang ada.
Kemudian para pemimpin dan manager akan memilih beberapa keputusan yang ada, dengan berkiblat pada situasi yang
tengah menjadi perdebatan.
Biasanya teori ini sering digunakan ketika seorang manager dan para pemimpin, mencoba berusaha memenangkan
harga pasar yang ada, ataupun sejenisnya.
7. Teori Prospek dalam Pengambilan Keputusan
Teori yang dipopulerkan oleh seorang ahli bernama Tversky serta Kahneman, mereka memberikan
statement atau pengertian mengenai teori prospek tersebut.
Mereka beranggapan bahwa sebuah keputusan adalah suatu hal yang dipengaruhi oleh frame daripada
orang yang akan memutuskan sebuah keputusan untuk dirinya.
Frame dalam hal ini, adalah sebuah fenomena yang ditunjukkan oleh para pembuat keputusan, yang
merespon sebuha permasalahan yang sama dengan cara yang berbeda.
Asumsi Pengambilan Keputusan
Asumsi disusun untuk penyederhaan kerumitan dalam teori dan model yang digunakan. Jika pemimpin ingin
merepresentasikan hal yang eksplisit dalam definisi permasalahan, maka syarat asumsi harus terpenuhi sebagai “tolak
ukur” dalam mewujudkan pemaksimalan kepuasan dan harapan, sekaligus untuk meminimasi resiko. Dalam
mengambil sebuah keputusan, ditemukan sejumlah asumsi yang patut dipenuhi agar implementasi keputusan
memberikan dampak yang diinginkan:
1. Pembuat keputusan mendapat informasi lengkap tentang semua opsi yang memungkinkan untuk
keputusan mereka dan semua kemungkinan hasil dari opsi keputusan mereka.
2. Pembuat keputusan dapat mengevaluasi perbedaan di antara kedua alternatif, tidak peduli seberapa
halus perbedaan di antara opsi tsb.
3. Pembuat keputusan sepenuhnya rasional. Asumsi rasionalitas berarti bahwa individu membuat
pilihan mereka untuk memaksimalkan sesuatu yang bernilai, apa pun sesuatu itu.
(Sternberg, 2009)
Pendekatan Pengambilan Keputusan
1. Pendekatan normative menitik beratkan pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan
sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional. Pendekatan ini mengacu pada prinsip keputusan yang
seharusnya dibuat menurut pikiran logis.
2. Pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang telah dilakukan orang yang membuat keputusan tanpa
melihat apakah keputusan yang dihasilkan itu rasional atau tidak. Pendekatan ini mengacu pada kenyataan-
kenyataan keputusan yang telah dibuat oleh kebanyakan orang.
TERIMA
KASIH
Any Question