Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision


Making)
Pengambilan Keputusan atau Decision making yaitu proses pemikiran
dalam pemilihan beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling
sesuai dengan nilai-nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil
atau solusi mengenai prediksi masa depan.

Dasar Pengambilan Keputusan


Menurut Terry (Syamsi, 2000: 16), keputusan yang diambil oleh seseorang
umumnya didasarkan pada hal-hal berikut:

1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
5. Rasional

Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan


1. Keputusan Terperogram (Program Decision)
Keputusan yang Diprogram atau Program Keputusan adalah keputusan
yang dibuat pada kondisi atau hal-hal yang rutin dan sering terjadi
menggunakan prosedur operasi standar atau biasanya dikenal sebagai
SOP (Prosedur Operasi Standar).
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta
biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
2. Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus
dan tidak bersifat rutin.

2.Teori Decision Making Dalam Psikologi

Menurut Snyder pengertian teori decision making yang berasumsi bahwa


melalui teori decision making akan mengetahui perilaku Negara dalam hubungan
internasional. Snyder juga menjelaskan yang mana teori decision maker dalam
proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal
Teori Decision Making Dalam Psikologi, menjadi salah satu hal yang penting
dalam kehidupan manusia. Sebab dalam kehidupan ini manusia akan selalu
dihadapkan kepada pilihan untuk selalu dapat membuat sebuah keputusan yang
tepat.

Decision making sendiri merupakan sebuah proses pengambilan keputusan dengan


melibatkan berbagai pertimbangan dan pertentangan yang terjadi sehingga terlihat
dilematis dalam diri individu untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan
adalah sebuah proses untuk membuat pilihan dari sejumlahalternatif untuk
mencapai hasil yang diinginkan (Eisenfuhr, 2011)

3. TIPE Decision Making


1. Keputusan Terstruktur (structured decision)
adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga
dapat diprogram.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama pada manajemen tingkat bawah.
2.Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision)
adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
tersruktur.Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci.
3.Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision)
adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur
tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman manajer
merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan
keputusan tidak terstruktur.

4. FASE ATAU TAHAPAN DECISION MAKING


Fase atau tahapan mengambil Keputusan

Menurut Kotler (2000:223), tahapan proses pengambilan keputusan adalah sebagai


berikut:

1. Identifikasi masalah. Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasi


masalah yang ada di dalam suatu keadaan.
2. Pengumpulan dan penganalisis data. Pengambil keputusan diharapkan
dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan. Setelah masalah dirinci
dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik. Pemilihan satu alternatif yang
dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas
dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu
alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif
yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan. Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang
pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau
negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga
mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan. Setelah keputusan
dijalankan seharusnya seseorang dapat mengukur dampak dari keputusan
yang telah dibuat

5. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN


A. Pengertian Model Pengambilan Keputusan Model adalah
percontohan yang mengandung unsur yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan
keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan
yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Ada pun Pentingnya model dalam suatu pengambilan


keputusan, antara lain sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal
dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang
akan dipecahkan diselesaikan itu Untuk memperjelas (secara
eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur
itu. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat
hubunganhubungan antar variable.
1. Rational Actor Model
Model aktor rasional melakukan pilihan terhadap kebijakan
luar negeri sebagai produk ideal.
2. The Bounded Rationallity Model
Model ini dapat memberikan solusi dimana kekurangan dari
maksimalisasi benefit bisa menjadi hambatan. Seperti
misalnya, dalam prosesnya mencari pilihan alternatif terbaik,
pembuat keputusan tidak mungkin akan mempertimbangkan
semua alternatif.
3. The Bureaucratic Politics model
Model dari politik birokrasi di dalamnya pembuat keputusan
adalah lembaga pemerintah, yang terdiri dari satu set biro
dengan sumber dan tanggung jawab yang berbeda, serta
berbeda dalam tingkat pengaruhnya.

6. THE PRINCIPEL OF ETHIC (PRINSIP PRINSIP


ETIKA)
Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani : “etos” yang
berarti adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut
kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Jadi etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yg menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yg
menentukan tingkah laku yg benar, yaitu Baik, buruk ,
Kewajiban, dan tanggungjawab.

Pandangan tentang etika menurut ahli

 Ahli filosofi : etika sebagai suatu studi formal tentang


moral
 Ahli sosiologi : memandang etika sebagai adat
 istiadat,kebiasaan dan budaya dlm berperilaku

Prinsip Etika Kesehatan:


Adapun prinsip utama dalam etika. Prinsip-prinsip
tersebut diantaranya :
1. Prinsip nonmaleficence (tidak merugikan) berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
pasien.
2. Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
3. . Confidentiality berarti kerahasiaan. Aturan dalam prinsip
kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga
privasi pasien.
4. Justice berarti keadilan. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk
perlakuan yang sama dan adil terhadap orang lainyang
menjungjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.
Hubungan Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan
Hubungan etika kesehatan dan hukum kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Etika dan hukum saling melengkapi.
2. Hukum membutuhkan etika/moral sebagai kekuatan jiwanya.
3. Hukum sebagian besar intinya merupakan kristalisasi dari
nilai moral.
4. Pelaksanaan hukum harus disertai dengan pelaksanaan norma
etika/moral. DLL

C. Perbedaan Etika dan Hukum


Perbedaan antara etika kesehatan dan hukum kesehatan adalah :
1. Etika kesehatan hanya berlaku di lingkungan masing-masing
profesi kesehatan, sedangkan hukum kesehatan berlaku untuk
umum.
2. Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan anggota
masing-masing profesi, sedangkan hukum kesehatan disusun
oleh pemerintah baiklegislatif maipun eksekutif.

Anda mungkin juga menyukai