KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
(NIM:13404322073)
BAB I PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN.
A. TEORI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
F. OTONOMI PASIEN
SARAN
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemampuan pengambilan keputusan yang tepat dan akurat sangat
diperlukan bagi tenaga paramedis untuk dapat menyelamatkan
pasien yang dihadapi. Pola pola perilaku pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh tenaga paramedis ini melibatkan aspek-aspek
fisik maupun psikis yang sangat besar, mengandung resiko yang
cukup tinggi antara keselamatan dan kematian dari pasien yang
sedang dihadapi. Kualitas pelayanan kehamilan dan persalinan ibu
hamil yang masih rendah terutama dalam hal keterlambatan
tindakan selama proses pelayanan, seperti terlambat memberi
rujukan,terlambat dalam membuat diagnosa serta terlambat dalam
mengambil keputusan tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia
tenaga medis pelayanan kesehatan. Di sisi lain, tidak hanya
penanganan kehamilan dan persalinan yang membutuhkan
kecepatan pengambilan keputusan saat gawat darurat. Namun,
juga unit-unit lain dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang membutuhkan tenaga paramedis. Dalam hal ini perawat yang
juga bekerja di unit-unit kegawatdaruratan. Perawat juga harus siap
melakukan pengambilan keputusan saat menangani pasien dalam
berbagai kondisi yang dihadapi.
B. Rumusan masalah
1.Teori apa saja yang menjadi dasarpengambilan keputusan ?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui teori dasar pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
1.Teleologi
Teleologi ( berasal dari bahasa yunani, dari kata telos berarti akhir ).
Istila teleologi atau utilitarianisme sering digunakan saling
bergantian. Teleologi
merupakan suatu dokrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan
akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi.
Pendekatan ini sering di sebut dengan ungkapan
the end justifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil akhir yang terjadi, pencapaian hasil dengan
kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi
manusia (kell, 1987). Teori teleologi atau utilitarianisme dapat
di bedakan menjadi rule utilitarianisme dan act utilitarianisme.
rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu
tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut
memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada manusia. act
utilitarianisme bersifat lebih terbatas, tidak melibatkan aturan
umum, tetapi berupaya menjelaskan pada suatu situasi tertentu
dengan pertimbangan terhadap tindakan apa yang dapat
memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidakbaikan
sekecil-kecilnya pada individu.
2.Deontologi (formalisme)
1.Kemurahan Hati
Ini dari kemurahan hati (beneficence) adalah tanggung jawab
untukmelakukan kebaikan yang menguntungkan klien dan
menghindari perbuatanyang merugikan atau membahayakan klien.
2.Keadilan
Prinsip dari keadilan (justice) menurut beauchamp dan
clidress adalahmereka yang sederajat harus di perlakukan sederajat
begitupun sebaliknya, sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
kebebasan untuk menentukan tindakan atau keputusan
berdasarkan rencana yang mereka pilih (veatch dan fry 1987).
4.Kejujuran
Prinsip kejujuran atau veracity menurut veatch dan fry (1987)
menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Jujur
merupakan dasarterbinanya hubungan saling percaya antar perawat
dan klien.
5.Ketaatan
Prinsip ketaatan (fidelity) menurut veatch dan fry menyatakan
sebagai tanggungjawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
1.Faktor Internal
Faktor internal dari diri sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan
emosional dan fisik, personal karakteristik, kultural, sosial, latar
belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat,pengetahuan dan
sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.
2.Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai
yang berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan
adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat
dilaksanakan. Nilai ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar
belakang, filosofi, sosial dan kultural. Selain faktor di atas ada juga
faktor yang lain yaitu dalam membuat keputusan etis, seseorang
harus berpikir secara rasional, bukan emosional. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembuatan keputusan Faktor-faktor ini antara lain :
faktoragama,sosial,ilmu pengetahuan/teknologi, legislasi/keputusan
juridis, dana/keuangan,pekerjaan/posisi pasien maupun
perawat, kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.
5)Model lima kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
g.Memberi keputusan
7) Model tujuhCurtin
a.Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang
menyebabkan masalah
f.Memecahkan dilema
g.Melaksanakan keputusan
F.Otonomi Pasien
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan ataupilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk
respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
Otonomi pasien adalah hak penuh pada pasien unuk setuju
atau menolak. Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip
moral ini sebagai dasar perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien
adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi
dirinya. Perawat harus melibatkan pasien dalam membuat
keputusan tentang asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien. Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan
keperawatan ini contohnya adalah seorang perawat apabila akan
menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip
otonomi ini dilanggar ketika seorang perawat tidak
menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan dilakukannya,
tidak menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau
injeksi bisa dilakukan di pantat kanan
atau kiri dan sebagainya.
Perawat dalam hal ini telah bertindak sewenang-wenang
pada orang yang lemah. Pasien harus berkonsultasi dan
berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi perawatan
mereka. Jika tidak kompeten, apakah keluarga terdekat atau
wali memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan. Pasien juga memiliki hak untuk privasi,
kompeten, dan diberitahukan mengenai prosedur khusus dan
berbagai aspek terapi. RUU Hak Pasien diterbitkan oleh
American Hospital Association menguraikan apa yang pasien dapat
harapkan, dan termasuk hak untuk perawatan ,
pemberitahuan, penolakan perawatan, privasi,kerahasiaan, dan
komponen lain perawatan. Perasaan dan keinginan pasien harus
dipertimbangkan dan diikuti. Misalnya, jika pasien ingin memiliki
kehendak hidup atau dianggap DNR (jika ia putus asa sakit),
keinginan ini harus dihormati.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pengambilan Keputusan adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi dan memilih suatu tindakan dari beberapa
alternatif pilihan yang tersedia, terutama yang dilakukan oleh tenaga
paramedis, saat gawat darurat. Ahli filsafat moral telah
mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah
satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan pelayanan
praktik keperawatan profesional. Dalam membuat keputusan
etis ada beberapa unsur yang mempengaruhi yaitu nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawat,
dan prinsip etis dan model karangka keputusan etis dan dalam
pengambilan keputusan memiliki model-model. Dimana
model ini menjadi metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah etika keperawatan yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan klien. Otonomi pasien adalah hak penuh
pada pasien unuk setuju atau menolak.
B.Saran
Dalam membua suatu keputusan banyak hal yang hrus di
perhatikan seperti dibawah ini
1.Ketika ingin membuat suatu keputusan yaitu dengan proses
memilih salah
satu tindakan dari alternatif,
2.Ketika ingin membuat suatu keputusan harus menetapkan
masalah.
3.Ketika ingin membuat suatu keputusan harus menganalisis
masalah.
4.Ketika ingin membuat suatu keputusan harus mengambil
keputusan yang
tepat
5.Ketika ingin membuat suatu keputusan harus mengambil
keputusan menjaditindakan yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
Amir amri. 1997. Hukum Kesehatan. Jakarta: Bunga Rampai
Suhaeni, Mimin Emi. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik.
Jakarta: EGC