KEPUTUSAN
ETIK
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK
1. NI WAYAN SUCI HARDAYANI WEDANTI (P07120220001)
2. NI MADE ISTRI DHAMAYANI (P07120220002)
3. NI MADE YOGI MARTINI PUSPITA YANTI (P07120220003)
4. NI LUH CIPTA EMILIA LESTARI (P07120220004)
5. NI KADEK SUDIA NANTARI (P07120220005)
6. NI KOMANG AYU INDRIYANI (P07120220006)
7. KADEK RYAS PRASETYANI VERONIKA (P07120220007)
8. NI NYOMAN WITARI (P07120220008)
9. NI PUTU PUTRI DAMAYANTI (P07120220043)
PENGERTIAN ETIKA
4) Horold dan Cyril O'Donnell (2005) juga berpendapat bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan
5) Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi pengambilan keputusan sebagai suatu
proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat
dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang
lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan
6) Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat
dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah
01
Keputusan terprogram
02
Keputusan tidak terprogram
LANGKAH – LANGKAH PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YANG ETIS
1.Menentukan fakta-fakta
2.Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan
situasi-situasi dari sudut pandang mereka
3.Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut
dengan “imajinasi moral”
4.Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi
para pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan
alternatif-alternatif berdasarkan :
a) Konsekuensi-konsekuensi
b) Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip
c) Dampak bagi integritas dan karakter pribadi
5.Membuat sebuah keputusan
6.Memantau hasil
LANJUTAN
KEPUTUSAN ETIS
Teori dasar atau prinsip-prinsip etika merupakan
penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
profesional. Teori etik digunakan dalam pembuatan
keputusan bila terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan
aturan-aturan. Para ahli falsafah moral telah
mengembangkan beberapa teori etik yang secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan
deontologi.
1.Teleologi
Teleologi merupakan suatu dokrin yang menjelaskan
fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau
konsekuensi yang dapat terjadi. Teori ini menekankan
pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.
LANJUTAN
2. Deontologi
Dalam konteks di sini perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab
moralyang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau
salah. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan pertimbangan
Secara lebih luas teori deontologi dikembangkan menjadi 5 prinsip, yaitu :
5)Ketaatan (fidelity)
Prinsip ketaatan didefinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada
suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam hubungan perawat-pasien meliputi
tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi (menepati janji),
dan memberikan perhatian atau kepedulian. Cara untuk menerapkan prinsip
konfidensi antara lain dengan memasukkan ketaatan dalam tanggung jawab
Kriteria yang digunakan untuk
menentukan apakah terhadap situasi
Komponen yang masuk dalam proses moral ( Fry, 1989):
pengambilan keputusan yaitu :
1)Terdapat kebutuhan untuk memilih
01 Fakta situasi antara tindakan alternatif yang
menimbulkan konflik dengan
02 Teori dan Prinsip Etik kebutuhan manusia atau kesejahteraan
orang lain
03 Kode Etik Keperawatan 2)Pilihan apa yang akan dibuat dipadu
oleh prinsip atau teori moral
04 Hak Klient universal, yang dapat digunakan untuk
memberikan beberapa pembenaran
05 Nilai Personal tindakan
3)Pilihan dipadu oleh suatu proses
06 Factor yang berperan atau penimbangan alasan
mengganggu seseorang untuk 4)Pilihan dipengaruhi oleh perasaan
membuat suatu keputusan personal dan oleh konteks tertentu
dari situasi
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMBUATAN
KEPUTUSAN ETIS
1) Faktor Agama dan Adat-Istiadat
Merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis
sehingga perawat disarankan memahami nilai-nilai yang
diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya
Sebagai negara berketuhanan, maka segala kebijakan/aturan
yang dibuat diupayakan tidak bertentangan dengan aspek
agama yang ada di Indonesia
Dengan kejelasan tentang program kesehatan nasional
dengan ketentuan agama, maka perawat tidak ragu-ragu
lagi dalam mempromosikan program tersebut dan dapat
memberikan informasi yang tidak bertentangan dengan
agama yang dianuut oleh pasien
Selain faktor agama, faktor adat-istiadat juga berpengaruh
pada seseorang dalam membuat keputusan etis
LANJUTAN
2) Faktor Sosial
• Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan etis, antara lain perilaku sosial dan
budaya
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
• Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang
usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru,
bahan-bahan atau obat yang baru
• Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan etika
4) Faktor Legislasi dan Keputusan Juridis
• Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak
sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik
• Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang
menjadi topik yang banyak dibicarakan
• Hukum kesehatan disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan untuk mengantisipasi
perkembangan permasalahan hukum kesehatan
• UU perlu disusun untuk mengatur berbagai permasalahan yang menyangkut hak asasi manusia.
LANJUTAN
6) Faktor Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan, perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannnya.Tidak
semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan keputusan
atau aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat
sorotan sebagai perawat pembangkang.
LANJUTAN
8)Hak-Hak Pasien
Pada awalnya isu tentang hak-hak pasien muncul berdasarkan berbagai peristiwa yang merugikan
pasien dan melanggar martabat pasien sebagai manusia. Untuk melindungi hak-hak pasien beberapa
negara menyusun UU perlindungan hak pasien.
THANK
YOU