Anda di halaman 1dari 9

KEPUTUSAN ETIK

Disusun oleh :
 
Kelompok 2
Ketua : Yuni Maulisa
Sekretaris : Ulfah Tahira
Anggota : Rahma Khaliza Dosen Pembimbing:
Siti Balqis Anasril,S.Kep,M.Kes
1. Teori dasar pembuatan keputusan etik
Teori Dasar Pengambilan Keputusan teori dasar/prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat ke
putusan etis praktik profesional (Fry,1991).teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi
konflik antara prinsip dan aturan.
Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik:

1. Teleologi
Teleologi (berasal dari bahasa Yunani,dari kata telos,berarti akhir). Istilah teleologi dan utilitarianisme
sering digunakan saling bergantian.

2. Deontologi (formalisme)
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani,deon,berarti tugas) berprinsip pada aksi atau tindakan.Suatu
pendekatan deontologis mengangkat isu – isu yang berkaitan dengan tugas,hak,serta pertimbangan
keadilan dengan menggunakan standar moral,prinsip,dan aturan – aturan sebagai panduan untuk
membuat keputusan etis yang terbaik.
2. Kerangka pembuatan keputusan etik
Beberapa kerangka pembuatan keputusan etis keperawatan di kembangkan
dengan mengacu pada kerangka pembuatan keputusan etika medis
(Murphy,1976,Borody, 1981).Beberapa kerangka disusun berdasarkan posisi falsafah
praktik keperawatan (Benyamin dan Curtis,1986; Aroskar,1980),sementara model-
model lain dikembangkan berdasarkan proses pemecahan masalah seperti diajarkan
dipendidikan keperawatan
Metode Jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah etika keperawatan
yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan klien.Kerangka Jameton,seperti yang ditulis oleh Fry (1991) adalah
Model l yang terdiri atas enam tahap, ModelIl yang terdiri atas tujuh tahap.
a. Model l
1) Mengidentifikasi masalah.
2) Perawat harus mengumpulkan data tambahan
3) Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau
alternatif secaraterbuka kepada pembuat keputusan
4) Perawat harus memikirkan masalah etis secara
berkesinambungan.
5) Pembuat keputusan harus membuat keputusan
6) Tahap terakhir adalah melakukan tindakan dan
mengkaji keputusan dan hasil.
b. Model II
1) Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi,apa intinya,apa sumbernya,mengenali
hakikat masalah.
2) Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan
3) Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan orang yang
terlibat
4) Berdasarkan analisis yang telah dibuat
5) Mengonsep argumentasi
6) Langkah selanjutnya mengambil tindakan
7) Langkah terakhir adalah mengevaluasi
c. Model III (Model Keputusn Bioetis)
1) Tinjau ulang situasi yang dihadapi untuk menentukan masalah kesehatna,
keputusan yang dibutuhkan, komponen etis individu keunikan.
2) Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
3) Identifikasi aspek etis dari masalah yang dihadapi.
4) Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesional.
5) Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yang berlainan.
6) Identifikasi konflik nilai bila ada.
7) Gali siapa yang harus membuat keputusan
8) Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkan.
9) Tentukan tindakan dan laksanakan.
10) Evaluasi hasil dari keputusan atau tindakan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan etik

a. Faktor agama dan adat istiadat


b. Faktor sosial.
c. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Faktor legislasi dan keputusan juridis
e. Faktor dana atau keuangan.
f. Faktor pekerjaan.
4. Keputusan etis dalam praktik keperawatan
Pengambilan keputusan klinis keperawatan harus ada interaksi antara perawat-
klien.Pengambilan keputusan klinis keperawatan dapat dilakukan dalam setiap proses
keperawatan.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan,yaitu :

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadisecarakebetulan


2. Masalah harus diketahui dengan jelas
3. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang telah terkumpul
secara sistematis
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dianalisa secara
matang.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai