Anda di halaman 1dari 13

Nursing advocacy Dan

pengambilan keputusan legal


etik
DINA ALFIANA IKHWANI.,M.Kep
 Pengambilan keputusan legal etik adalah
cara mengambil keputusan dari suatu
permasalahan yang disesuaikan dengan
keabsahan suatu tata cara pengambilan
keputusan baik secara umum ataupun secara
khusus.

Definisi
a. Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik
b. Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
c. Mengacu kepeda kode etik keperawatan
d. Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien
e. Mengacu pada nilai yang dianut
f. Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kultur, harapan,
komitmen, penggunaan waktu, kurangnya pengalaman,
ketidaktahuan atau kecemasan terhadap hukum, dan adanya
loyalitas terhadap publik.

Model Pengambilan Keputusan Etik


Menurut Kozier, dkk (2008)
a. Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang mempunyai
maksud yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
b. Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu
didengar pendapatnya.
c. Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data
tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis,
pertimbangan sosial, dan dukungan lingkungan.
d. Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting
e. Mengusulkan tindakan alternatif
f. Melakukan tindakan terpilih

Menurut Potter dan Perry (2010)


 a. Mengidentifikasi masalah
 b. Mengumpulkan data masalah
 c. Mengidentifikasi semua pilihan/
alternative
 d. Memikirkan masalah etis secara
berkesinambungan
 e. Membuat keputusan
 f. Melakukan tindakan dan mengkaji
keputusan dan hasil evaluasi tindakan

Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan


a. Tingkat Pendidikan
Rhodes (1985) berependapat bahwa semakin tinggi latar
belakang pendidikan perawat akan membantu perawat untuk
membuat suatu keputusan etis. Salah satu tujuan dan program
pendidikan tinggi bagi perawat adalah meningkatkan keahlian
kognitif dan kemampuan membuat keputusan. (Pardue,1987)
b. Pengalaman
Perawat yang sedang menjalani studi tingkat sarjana
menunjukkan bahwa pengalaman yang lalu dalam menangani
masalah-masalah etika atau dilema etik dalam asuhan keperawatan
dapat membantu proses pembuatan keputusan yang beretika. Oleh
karena itu, penggalian pengalaman lalu yang lain dari pengalaman
keperawatan secara umum memungkinkan pendekatan yang lebih
relevan.

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam


Pengambilan Keputusan Etis
c.Faktor Agama Dan Adat Istiadat

 Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan faktor


utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat
disarankan memahami nilai yang diyakini maupun kaidah
agama yang dianutnya. Untuk memahami ini dibutuhkan
proses. Semakin tua seseorang akan semakin banyak
pengalaman dan belajar, mereka akan lebih mengennal
siapa dirinya dan nilai yang dimilikinya.
d. Komisi Etik

 Komisi Etik Keperawatan memberi forum bagi perawat untuk berbagi perhatian
dan mencari solusi pada saat mereka mengalami dilema etik yang tidak
dijelaskan oleh dewan etik kelembagaan. Komisi etik tidak hanya memberi
pendidikan dan menawarkan nasehat melainkan pula mendukung rekan-rekan
perawat dalam mengatasi dilema etik yang ditemukkan dalam praktik sehari-hari.
Dengan adanya komisi etik, perawat mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk semakin terlibat secara formal dalam pengambilan keputusan yang etis
dalam organisasi perawat kesehatan.

Komisi etik
a. Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

 Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas


hidup serta mampu memperpanjang usia manusia dengan
ditemukkannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru,
dan bahan/obat baru. Misalnya klien dengan gangguan ginjal yang
dapat diperpanjang usiannya berkat adanya mesin hemodialisis.

 Wanita yang mengalami kesulitan hamil dapat dibantu dengan


inseminasi. Kemajuan ini menimbulkan pertanyaan yang berhubungan
dengan etika.

Technology
 Perubahan sosial dan legislasi secara
konstan saling berkaitan. Setiap
perubahan sosial atau legislasi
menyebabkan timbulnya suatu tindakan
yang merupakan reaksi perubahan
tersebut.
 Legislasi merupakan jaminan tindakan
menuntut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat
menimbulkan suatu konflik.

f. Faktor Legislasi Dan


Keputusan Yuridis
 Teori Dasar Pembuatan Keputusan Etis
a. Teleologi (berasal dari bahasa Yunani telos,
berarti akhir)
Merupakan suatu doktrin yang menjelaskan
fonomena berdasarkan akibat yang dihasilkan
atau konsekuensi yang dapat terjadi. Teori ini
menekankan pada pencapaian hasil akhir yang
terjadi pencapaian hasil dengan kebaikan
maksimal dan ketidak baiakan sekecil
mungkin bagi manusia.

Teleologi
b. Deontologi (berasal dari bahasa Yunani
deon, berarti tugas),
Prinsip teori ini pada suatu aksi atau tindakan
dan menekan pada nilai moralnya serta
tindakan secara moral benar atau salah
Perinsip moral atau yang terkait dengan
tugasnya harus bersifat univesal dan tidak
kondisional. Terori ini dikembangkan menjadi 5
prinsip: Kemurahan hati, Keadilan, Otonomi,
Kejujuran dan Ketaatan.

Deontologi
 Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai