PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan
tidak boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara menghadapi masalah etik moral dan dilema dalam praktik
kebidanan
3. Apa saja masalah - masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik
kebidanan
1
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui tentang cara menghadapi masalah etik moral dan dilema
3. Untuk mengetahui tentang masalah - masalah etik moral yang mungkin terjadi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengambilan Keputusan
1. Definisi
praktik suatu profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan
memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan
keputusan :
kasus.
1) Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan
memenuhi kebutuhan.
3
b. Perawatan berfokus pada ibu(women centered care) dan asuhan total(
total care).
1) Tingkatan 1
2) Tingkatan 2
3) Tingkatan 3
individu.
4
c. Non Maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan
4) Tingkatan 4
pelayanan kebidanan
a. Teori Utilitarisme
ketidaksenangan.
b. Teori Deontology
c. Teori Hedonisme
d. Teori Eudemonisme
manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi
kita.
1) Strategi
5
2) Cara kerja
sekarang.
1) Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh sepeti rasa sakit,
melaksanakanya.
Ciri-cirinya:
6
1) Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
B. Cara Menghadapi Masalah Etik Moral Dan Dilema Dalam Praktik Kebidanan
menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikataka profesional bila dapat menerapkan
etika dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi
1. Informed Choice
tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik kebidanan
internasionl (1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan
jawabnya terhadap hasil dari pilihannya. Definisi informasi dalam konteks ini
meliputi, informasi yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang
1) Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
7
2) Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa
pilihannya” sendiri.
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias
dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain,
sebaiknya tatap muka. Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk
yang diambil. Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga
kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah
petunjuk teknis baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok tenaga
pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence
based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin. Tidak perlu takut
memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan
2) Tempat melahirkan
8
3) Masuk ke kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
8) Pemakaian analgesia
9) Episiotomi
C. Masalah - Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktik Kebidanan
9
e. Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam
praktik kebidanan
1) Informed Concent
2) Negosiasi
3) Persuasi
4) Komite etik
2. Menurut Culver and Gert ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu
1) Sukarela (Voluntariness)
10
Sukarela mengandung makna pilihan yang dibuat atas dasar sukarela
2) Informasi (Information)
Jika pasien tidak tahu sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan dalam
diskusi tentang risiko, efek samping akan membuat klien sulit mengambil
keputusan.
3) Kompetensi (Competence)
4) Keputusan (decision)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
C. Th. Ending purwoastuti, Elisabet Siwi Walyan, 2015. Etikolegal Dalam Praktek
13