Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

DISUSUN OLEH

Setri Viona Alhida P00340219037

DOSEN PENGAJAR

Yenni Puspita, SKM,MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN CURUP

T.A 2020/2021
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN

1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik
suatu profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan tindakan
selanjutnya.
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang
ada.

Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:

1) Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh


2) Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus
3) Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4) Wewenwng lebih bersifat rutinitas
5) Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten

Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena


dipengaruhi oleh 2 hal
 Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan
bidan bisa memenuhi kebutuhan.
 Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan.
 Perawatan berfokus pada ibu(women centered care) dan asuhan total( total
care)

Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh
3 keterlambatan yaitu :
 Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
untuk memulai pertolongan
 Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
 Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
B. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1) Teori Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
2) Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila
berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3) Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan
menghindari ketidaksenangan.
4) Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia
mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita

Bentuk pengambilan keputusan


 Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan
masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
 Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
 Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart
praktik kebidanan.

Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :


 Mengenal dan mengidentifikasi masalah
 Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan
sekarang.
 Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
 Mempertimbangkan pilihan yang ada.
 Mengevaluasi pilihan tersebut.
 Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


a. Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh sepeti rasa sakit, tidak
nyaman dan kenikmatan.
b. emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap.
c. Rasional, didasarkan pada pengetahuan
d. Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan dalam
melaksanakanya.
e. Interpersonal, didasarkan pada pengrauh jarigan sosial yang ada
f. Struktural, didasarkan pada lingkup sosial,ekonomi dan politik.
Dasar Pengambilan keputusan :
a. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
b. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera
dilakukan.

Pengambilan keputusan yang etis Ciri 2nya:


1. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2. Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial

Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :


1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang
lain.
2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
4. Pilih solusi yang lebih baik.
5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

C. Menghadapi Masalah Etik Moral Dan Dilema Dalam Praktek Kebidanan


Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikataka profesional bila dapat menerapkanetika
dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan
klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan
dalam strategi praktik kebidanan

1. Informed Choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentan
alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik kebidanan internasionl
(1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan
penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya terhadap hasil
dari pilihannya. Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang
sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :
a. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan
b. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “ pilihannya”
sendiri.
2. Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas dan Menghindari Konflik
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias dan
dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain,
sebaiknya tatap muka.Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk
membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang
diambil. Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan
sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan
informsi yang lengkap tentang dampak dari keputusan merekaUntuk pemegang
kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan sumber daya,
memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah,
propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus
asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah
mungkin.Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu
kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang
obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada
perubahan

Beberapa Jenis Pelayanan Yang Dapat Dipilih Klien


• Bentuk pemeriksaan ANC dan skrening laboratorium ANC
• Tempat melahirkan
• Masuk ke kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
• Di dampingi waktu melahirkan
• Metode monitor djj
• Augmentasi, stimulasi, induksi
• Mobilisasi atau posisi saat persalinan
• Pemakaian analgesia
• Episiotomi
• Pemecahan ketuban
• Penolong persalinan
• Keterlibatan suami pada waktu melahirkan
• Teknik pemberian minuman pada bayi
• Metode kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai