Anda di halaman 1dari 21

DILEMA ETIK KEPERAWATAN

PENOLAKAN IMUNISASI, ANTARA HAK ORANG TUA


DAN TANGGUNG JAWAB PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
Latar Belakang

• Keperwatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu,
kelompok dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit untuk menjalankan
hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan perawat dan pasien
adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian
• Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan
didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternatif jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersbut bersifat
memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatan dilema etik. Dalam dunia
keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehigga
seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara
penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.
Tujuan
Memberi pemahaman tentang pengambilan keputusan
menyelesaikan dilema etik dalam keparawatan
Tinjauan teori
• Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan
suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip.
Pada dilema etik ini,sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah
serta dapat menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.
• Dalam dilemma etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang
rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan dilemma etik banyak
diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson,
1985)
Dilema Etik yang terjadi dalam Keperawatan

• Agama/ kepercayaan.
• Hubungan perawat dengan klien
• Hubungan perawat dengan dokter
Langkah-langkah penyelesaian masalah/dilema etik

1. Pengkajian
• Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung dalam dilema?”.
Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini
adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan.
• Mengidentifikasi masalah kesehatan
• Mengidentifikasi masalah etik
• Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
• Mengidentifikasi peran perawat
• Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
• Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
• Memberi keputusan
• Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk
perawatan klien
• Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut
untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
2. Perencanaan
• Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson
(1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam
perencanaan, yaitu :
• Tentukan tujuan dari treatment.
• Identifikasi pembuat keputusan
• Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan
3. Implementasi
• Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan
beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang
dapat diterima dan saling menguntungkan.
• Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi.
• Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak
memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional seperti
rasa bersalah, sedih/berduka, marah, dan emosi kuat.
• Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para
pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang
terbaik bagi klien”.
4. Evaluasi
• Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien,
kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk
mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah.
Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus
dipelihara.
Contoh Kasus Dilema Etik

• Suatu hari ada seorang anak sekolah dibawa oleh Pak guru dan keluarganya ke Rumah
Sakit di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat karena pingsan abis di vaksin covid-19
Selain itu anak tersebut mempunyai riwayat penyakit asma Semula anak A mengatakan
tidak mau di vaksin harus meminta ijin sama orang tuanya dulu. Tetapi anak tersebut
tidak di kasih kesempatan untuk minta ijin sama orang tua karena di paksa oleh polisi
dan tentara.
• Sore harinya pukul 16.00 WIT orang tua dari anak tersebut mencari petugas yang
melakukan vaksin covid-19 kepada anaknya. Kemudian perawat tersebut menjelaskan
kepada keluarga tentang kronologis kejadian. Kelurga tidak terima karena anknya di
vaksin tanpa persetujuan orang tuanya.
• Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus menjalani program
vaksinasi covid-19. karena itu merupakan hak keluarga pasien untuk mendapatkan
informasi.
Permasalahan Dilema Etik
1. Mengapa pasien anak A tersebut dipaksa untuk mendapatkan
vaksin covid-19 ?
2. Masalah apa yang membuat keluaraga pasien A tersebut tidak
menerima di vaksin?
3. Apakah keputusan tersebut benar atau tepat?
4. Apakah keluarga akan terkena resiko?
5. Bila ya, apakah hal ini termasuk dilema etik?
Pembahasan Dilema Etik
• Pasien anak A tersebut ingin orang tuanya mengetahui tentang dirinya
mau di vaksin karena anak tersebut takut.
• Masalah yang membuat pasien anak A mengambil keputusan tersebut
karena banyak sekali informasi orang yang meninggal karena habis
vaksin covid-19, dan anak tersebut mempunyai riwayat penyakit
asma.
• Keputusan yang diambil pasien anak A tersebut benar karena dia mau
minta persetujuan orang tuanya. Keputusannya dapat berdampak
buruk bagi kesehatannya sendiri.
Pengakajian
• Target pengkajian adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil
keputusan, dengan bantuan pertanyaan :
• Apa yang menjadi fakta medik ?
• Apa yang menjadi fakta psikososial ?
• Apa yang menjadi keinginan klien?
• Apa nilai yang menjadi konflik?
Perencanaan
• Tentukan tujuan dari treatment
• Identifikasi pembuat keputusan
• Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihan
Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan
beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat
diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang
diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar
komunikasi tak memburuk, karena dilemma etis seringkali menimbulkan efek
emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang lain.
Sering kali klien/keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam
situasi lain permintaan klien dapat dihormati.
Evaluasi
• Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilemma etis seperti yang ditentukan
sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment  medik,
dan fakta social dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat
treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan
masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek
keperawatan dapat bersifat personal atau pun profesional.
• Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan
pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir merupakan
keputusan yang terbaik untuk pasien anak A dan keluarganya.
Prinsip etik yang mendukung kasus
1. Otonomi
• Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan memutuskan. Pasien anak A dianggap belum
mampu membuat keputusan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk
respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Praktek profesioanal
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak - hak pasien
dalam membuat keputusan tentang pemberian vaksin.
2. Veracity (kejujuran)
• Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien anak A
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama
mendapatkan vaksin.
• Kejujuran seorang perawat dalam melakukan suatu tindakan pada pasien
sangatlah penting agar tidak terjadi kesalah pahaman antar perawat dan
pasien anak A. Perawat harus menyampaikan hal yang sebenarnya mengenai
kondisi pasien anak A kepada keluarganya jika pasien anak A menyetujuinya.
Kesimpulan
• Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan komunitas
yang melibatkan interaksi antara perawat dan keluarga. Permasalahan
bisa menyangkut penentuan antara meningkatkan kesehatan klien
dengan hak klien atas “privacy” Dalam membuat keputusan terhadap
masalah dilemma etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan
yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang
dengan nilai-nilai yang di yakini klien.
• Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang
dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.
Saran
• Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan. Perlunya peraturan atau perundang-undangan
yang mengatur dan sebagai bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan
penerima praktek keperawatan Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu
didukung dengan adanya perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat
dilaksanakan secara baik dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
 
• Guwandi,J. (2002). Hospital Law (Emerging doctrines & Jurisprudence). Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
• Guwandi,J. (1992). Trilogi Rahasia Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing Concepts Process and Practice. (7th ed).
New Jerney: Pearson Education Line.
• Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and
Application. 5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
• Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and Management. 3 rd Ed.
Philadelphia : FA. Davis Company.
• Widiastuti, Rahayu.dkk.2012.KamusKeperawatan. Jakarta: Prestasi Pustaka
• http://hadita19.wordpress.com/2011/10/12/delima-etik/

Anda mungkin juga menyukai