PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Advokasi
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi
dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien.
Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dengan
kebutuhan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan
peran nonaksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan
kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang
lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan
diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (kohnke, 1989; lih. Megan, 1991).
2.
Akuntabilitas
Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan
perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai
dan tujuan sendiri. Hubungan professional dipertahankan dengan cara menyusun
tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta
mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, lih. Creasia,
1991). Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota
profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan
keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan
berbagai pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap
perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.
Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai
argumen:
a)
Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus
b)
c)
d)
Perawat harus loyal terhadap profesi dengan berperilaku secara tepat saat
B.
bertugas.
Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan
nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat
frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang
mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan
karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang
dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi
nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus
sebagai berikut:
Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam
negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat
kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang
menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat
sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan
pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa,
karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam
bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya,
Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah
ini ? Pasien diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut.
memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan
sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: Bila
anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda
menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda.
C.
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis
mencapai puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan
keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini,
perawat seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan
prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk
menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994)
menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain;
(1) Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap
kapasitas otonomi setiap orang.
(2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan.
(3) Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
berdasarkan
prinsip
dalam
bioetik,
hasilnya
terkadang
lebih
membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang
penting dalam etika.
Pendekatan Berdasarkan Asuhan
Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam
bioetik mengarahkan banyak perawat untuk memandang care atau asuhan sebagai
fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus
kepada pasien, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat.
Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi
waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan suatu
(3) Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
mengarah pada tanggung-jawab profesional;
(4) Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti:
kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.
(Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien
dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu
peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hakhak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam
menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu
pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang memiliki komitmen tinggi
dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat
hal-hal sbb:
(1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen
utamanya terhadap pasien;
(2) Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya;
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilainilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,
penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
B.
Saran
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-
Nya dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu
agar kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak
berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo,
Robert,
Yogyakarta:1995
www.google.com
Pengantar
Etika
Keperawatan,
Penerbit
Kanisius,