Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DILEMA ETIK

Dosen Pengampu:

Adv.Ns.Titik Sugianti, S.Kep.,S.H.,M.H

Disusun Oleh:

Dinda Kharisma

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LENGGOGENI

SEHATI INDONESIA

KARAWANG

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan
penting pada pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin
perawat. Peran perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah
dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang
dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan
jika semua solusi tampak salah.
Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit
dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau
lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus
membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki
kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua
kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya
dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal
sering ditemui dilema etik, misalnya kematian batang otak, penyakit terminal
misalnya gagal ginjal. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai dilema etik
pada kasus pasien dengan gagal ginjal terimnal yang menuntut haknya untuk
dilakukan transplantasi ginjal.

B. Tujuan
1. Mengetahui Definisi dilema etik
2. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
3. Langkah-langkah penyelesaian masalah dilema etik
4. Memberikan contoh kasus tentang dilema etik

1
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi dilema etik?
2. Apa saaja prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik?
3. Contoh kasus tentang dilema etik.
4. Pemecahan kasus.

D. Manfaat
Memberikan pedoman bahwa seorang perawat yang berkualitas adalah
perawat yang profesional, dapat melakukan pemecahan masalah dengan
pendekatan komunikasi yang efisien dan efektif.

2
BAB II
TINAJAUAN KASUS

A. Definisi Dilema Etik


Dilema etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.

B. Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik


Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam
pendekatan penyelesaian masalah dilema etik adalah:
a. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai.
Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang,
juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.
Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan
kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
c. Keadilan (justice)

3
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
d. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya cedera secara
fisik dan psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien.
e. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien
sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada
pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan
dirinya salama menjalani perawatan. Walaupun demikian terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti
jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien untuk pemulihan, atau
adanya hubungan paternalistik bahwa "doctor knows best" sebab
individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

4
Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi
tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diizinkan oleh klien dengan bukti persetujuannya.
Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dicegah.
h. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti
bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan
untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti
yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi
yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

C. Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:


a. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah "adakah saya
terlibat langsung dalam dilema?". Perawat perlu mendengar kedua sisi
dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah
terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan yaitu:
1) Apa yang menjadi fakta medik?
2) Apa yang menjadi fakta psikososial?

5
3) Apa yang menjadi keiinginan klien?
4) Apa nilai yang menjadi konflik?
b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang
yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses.
Thomson and thomson 1985 mendaftarkan 3 hal yang sangat spesifik
namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:
1) Tentukan tujuan dari treatment.
2) Identifikasi pembuat keputusan
3) Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi/pilihan.
c. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi
pengambil keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari
kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan.
Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi.
Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi
tak memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek
emosional seperti rasa bersalah, sedih/berduka, marah, dan emosi kuat
yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat "saya
disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien".
Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu
ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif
tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan,
pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan
tak tercapai karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik
sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat menangkap
perhatian utama klien. Seringkali klien/keluarga mengajuka
permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan
klien dapat dihormati.

6
d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti
yang ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien,
kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk
mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah.
Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus
dipelihara.
Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan
dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit
dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua
atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit
karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki
kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis
juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut
saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini
membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari
seorang perawat.
Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian
transplantasi ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat
berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat
keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumbersumber organ tubuh
yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan
pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai perawat
yangberperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat
meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan
keputusan yang terbaik.

D. Contoh Kasus

7
Ny.A seorang ibu rumah tangga, umur 37 tahun, mempunyai
mempunyai 3 orang anak ber umur 7, 9 dan 12 tahun, Ny.A berpendidikan
SMA dan suami Ny.A bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Saat ini Ny.A dirawat di ruang kandungan RS. Bunda Medika, sejak 2
hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.A positif menderita kanker
rahim grade III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk
dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan
lain yang dapat dilakukan. Semua pemeeriksaan telah dilakukan untuk
persiapan operasi Ny.A.
Klien tampak hanya diam dan tampak cemas dan bingung dengan
rencana operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalkan
ruangan dokter memberitahu perawat kalau Ny.A atau keluarganya
bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan
apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat
ruangan yang merawatnya, yaitu:
“Apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti?”. Karena
kami masih ingin punya anak. “Apakah masih ada pengobatan yang lain
selain operasi?” dan “Apakah operasi bisa diundur dulu suster?”
Dari beberapa peratanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab
secara singkat.
“Ibu kan sudah diberitahu dokter bahawa ibu herus operasi”
“Penyakit ibu hanya bisa dengan operasi , tidak ada jalan lain”
“Yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…”
“Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan langsung dengan
dokternya…ya.”
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan
menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak
lagi.
= melanggar otonomi/dilema etik.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dilema etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.
2. Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik:
a. Otonomi
b. Benefisiensi
c. Keadilan (justice)
d. Nonmalefisien
e. Veracity (kejujuran)
f. Fidelity
g. Kerahasiaan (confidentiality)
h. Akuntabilitas (accountability)
3. Langkah-langkah penyelesaian masalah/dilema etik
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Evaluasi

B. Saran
Keputusan yang diambil harus sudah sesuai dengan hak-hak pasien, atas
pertimbangan keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Perlu diketahui, dalam
pengambilan keputusan juga diperlukan adanya peran aktif dari klien dan
keluarga, hal ini menjadi salah satu yang berguna untuk meningkatkan
kemandirian klien. Selain itu penting juga bagi perawat untuk meninkatkan

9
kapasitas dirinya supaya bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
asuhan keperawatan yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Perdana Yoga Agung.2017.DILEMA ETIK KEPERAWATAN.Indramayu


https://dokumen.tips/documents/makalah-dilema-etik.html
https://id.scribd.com/document/374592215/Contoh-contoh-Kasus-Dalam-
Prinsip-Etika-Keperawatan
https://kompasiana.com/fitrinazmussyarqia/dilema-etik-keperawatan

10

Anda mungkin juga menyukai