Anda di halaman 1dari 6

ETIKA KEPERAWATAN

DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh :

EKA PUTRI RAMBU LUDJA

NIM : PO5203203191123

TINGKAT IB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2019/2020


A. Pengertian dilema etik
Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang
dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.

B. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik


1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu
contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan
klien bahwa keadaanya baik padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik


dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh
perawat menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati
untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika


perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan
ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien
semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian
transfuse darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena
prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus


dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar
klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka
berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak
mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan
menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan


kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus
memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya
kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga


privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya
bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan
klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Akuntabilitas (Accountability

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan


seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali.

C. Metode Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Pertimbangan etis yang meliputi tantangan dalam masalah


dan dilema etis dapat diarahkan dengan metode yang serupa dengan
proses keperawatan. Setiap situasi atau dilema etis berbeda, namun
dalam situasi apapun perawat dapat menggunakan panduan berikut
ini untuk memproses dan pengambilan keputusan etis yang
diutarakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )


1) Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat
memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
a) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya
b) Apa tindakan yang diusulkan
c) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
d) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
2) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3) Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
4) Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
5) Mengidentifikasi kewajiban perawat
6) Membuat keputusan

b. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)


yaitu :
1) Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan
yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
2) Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
3) Mengidentifikasi Issue etik
4) Menentukan posisi moral pribadi dan professional
5) Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang
terkait.
6) Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Etika
-Keperawatan-dan-Keperawatan-Profesional-Komprehensif.pdf.diakses
tanggal 11 April 2020

https://www.academia.edu/35388974/MAKALAH_DILEMA_ETIK_KEPE
RAWATAN. diakses tanggal 11 April 2020

http://repositori.kemdikbud.go.id/12988/1/5.%20MODUL
%205%20Keperawatan.pdf. diakses tanggal 11 April 2020

Anda mungkin juga menyukai