1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan,
pedoman tersebut adalah kode etik dan hukum kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apa tujuan dari etika keperawatan?
3. Apa fungsi dari etika keperawatan?
4. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum
tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari etika keperawatan.
2. Untuk memahami tujuan dari etika keperawatan.
3. Untuk memahami fungsi dari etika keperawatan.
4. Untuk memahami pengertian kode etik keperawatan.
5. Mampu memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip etik.
6. Mampu memahami hukum kesehatan yang telah ditetapkan.
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Etik
Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika
keperawatan sebagai berikut :
4
(5) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna tenaga
keperawatan tentang pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktik keperawatan.
(6) Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu
pengetahuannya dan prinsip etik keperawatan dalam praktik serta
dalam situasi nyata.
5
sistem norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis
yang berlaku bagi semua anggota organisasi profesi keperawatan.
Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi
perawat. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat
dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai standar profesi
keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
5. Pinsip-Prinsip Etik
(1) Otonomi (autonomy)
(3) Keadilan (justice)
6
(4) Tidak merugikan (non-maleficience)
(5) Kejujuran (veracity)
(7) Kerahasiaan (confidentiality)
(8) Akuntabilitas (accountability)
7
B. Hukum Kesehatan
8
profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya, yakni :
Hukum Kedokteran, Hukum Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan,
Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat,
Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.
9
memuat asas praktik keperawatan yaitu perikemanusiaan, nilai
ilmiah, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, pelindungan
dan kesehatan dan keselamatan klien. Pasal 3 memuat
pengaturan keperawatan yang bertujuan meningkatkan mutu
perawat, meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat
dan klien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b. BAB II
Jenis Perawat memuat pasal 4 bahwa jenis perawat terdiri atas
perawat profesi dan perawat vokasi. Perawat profesi adalah ners,
ners spesialis dan untuk ketentuan lebih lanjut mengenai jenis
perawat, Undang-Undang ini mengamanatkan untuk diatur
dengan Peraturan Menteri.
c. BAB III
Pendidikan Tinggi Keperawatan pada pasal 5 membagi
pendidikan tinggi keperawatan terdiri atas pendidikan vokasi,
pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Pendidikan
vokasi dalam pasal 6 disebutkan merupakan program diploma
keperawatan dan paling rendah diploma tiga keperawatan. Pasal
7 mengenai pendidikan akademik yang terdiri dari pendidikan
sarjana keperawatan, program magister keperawatan dan
program doktor keperawatan. Sedangkan program profesi
dimuat pada pasal 8 yang terdiri program profesi keperawatan
dan program spesialis keperawatan. Pasal 9 sampai pasal 16
mengatur tentang pendidikan tinggi keperawatan.
d. BAB IV
Registrasi, Izin Praktik, dan Registrasi Ulang memuat pada
bagian pertama pasal 17 umum, bagian kedua registrasi pasal 18
tentang kewajiaban memiliki STR, persyaratan, masa berlaku
dan ketentuan tentang hal tersebut diamanatkan untuk diatur
dalam peraturan konsil keperawatan. Bagian ketiga izin praktik
dimuat pada pasal 19 tentang kewajiban perawat yang
10
menkjalankan praktik keperawatan wajib memiliki izin dalam
bentuk SIPP, tata cara mendapatkan dan masa berlaku. pasal 20
memuat tempat berlakunya SIPP hanya 1 tempat dan diberikan
paling untuk 2 tempat. Pasal 21 memuat kewajiban memasang
papan nama praktik keperawatan dan ketentuan tentang hal
tersebut akan diatur dalam peraturan menteri ( pasal 23 ). pasal
24 – 27 memuat tentang ketentuan perawat warga negara asing
yang akan menjalankan praktik keperawatan di Indonesia.
e. BAB V
Praktik keperawatan memuat bagian kesatu umum pada pasal 28
ayat 1 menyebutkan praktik keperawatan dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat lainnya yang terdiri
atas praktik keperawatan mandiri dan praktik keperawatan di
fasilitas pelayanan kesehatan ( ayat 2 ) yang harus didasarkan
pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar
prosedur operasional ( ayat 3) serta prinsip kebutuhan pelayanan
kesehatan dann atau keperawatan masyarakat dalam suatu
wilayah ( ayat 4 ) yang ketentuan lebih lanjutnya akan diatur
dengan peraturan menteri (ayat 5). Bagian kedua memuat tugas
dan wewenang pada pasal 29 bahwa perawat bertugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien,
pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan,
pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau
pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu.
f. BAB VI
Hak dan Kewajiban. Bagian Kesatu memuat Hak dan Kewajiban
perawat yang dimuat pada pasal 36 tentang hak perawat dan
pasal 37 tentang kewajiban perawat. Bagian kedua memuat hak
dan kewajiban klien pada pasal 38 tentang hak klien, pasal 39
tentang dasar pengungkapan rahasia klien dan pasal 40 tentang
kewajiban klien.
g. BAB VII
11
Organisasi Profesi Perawat. Pasal 41 memuat tentang tujuan
organisasi profesi perawat sedangkan fungsinya dimuat pada
pasal 42. Lokasi organisasi perawat di Ibukota RI dan
perwakilannya di daerah disajikan pada pasal 43.
h. BAB VIII
Kolegium Keperawatan. Kolegium keperawatan merupakan
badan otonom di dalam organisasi profesi perawat dan
bertanggung jawab kepada organisasi profesi perawat tercantum
pada pasal 44, sedangkan fungsi kolegium yaitu
mengembangkan cabang disiplin ilmu keperawatan dan standar
pendidikan tinggi bagi perawat profesi disajikan pada pasal 45
dan ketentuan lebih lanjut tentang kolegium keperawatan
menurut pasal 46 diatur oleh oragnisasi profesi perawat.
i. BAB IX
Konsil Keperawatan. Pasal 47 merupakan dasar pembentukan
konsil keperawatan yang berkedudukan di ibukota RI (pasal 48)
dan mempunyai fungsi pengaturan, penetapan, dan pembinaan
perawat serta memiliki berbagai macam tugas ( pasal 49 ).
Untuk wewenang konsil keperawatan tercantum pada pasal 50
dan pendanaan konsil keperawatan yang dibebankan kepada
APBN dan sumber lain yang tidak mengikat tercantum pada
pasal 51. Pasal 52 mencantumkan tentang keanggotaan konsil
keperawatan yang terdiri atas unsur pemerintah, organisasi
profesi keperawatan, kolegium keperawatan, asosiasi institusi
pendidikan keperawatan, asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan
dan tokoh masyarakat. Jumlah anggotanya 9 (sembilan) orang
dan ketentuan lebih lanjut tentang susunan organisasi,
pengangkatan, pemberhentian dan keanggotaan diatur Peraturan
Presiden.
j. BAB X
12
Pengembangan, Pembinaan, dan Pengawasan. Pasal 53
mengatur tentang pengembangan praktik keperawatan yang
dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal
atau pendidikan berkelanjutan yang bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan perawat.
Pasal 54 mencantumkan tentang pembinaan pendidikan
keperawatan oleh kementerian urusan pemerintahan di bidang
pendidikan dan koordinasi dengan menteri kesehatan. Pasal 55
menyebutkan Pemerintah, Pemda, Konsil keperawatan dan
organisasi profesi membina dan mengawasi praktik keperawatan
sesuai fungsi dan tugas masing-masing. Pasal 56 memuat
maksud pembinaan dan pengawasan serta pasal 57 mengatur
tentang ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan
pengawasan diatur dalam Peraturan Menteri.
k. BAB XI
Sanksi Adminitrasi. Pasal 58 mengatur tentang ketentuan bagi
pelanggar pasal 18 ayat(1), pasal 21 ayat(1), dan pasal 27 ayat
(1) dikenai sanksi administratif yang dapat berupa teguran lisan,
peringatan tertulis, denda adminitrasi dan/atau pencabutan izin
dan ketentuan lebih lanjytnya akan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
l. BAB XII
Ketentuan Peralihan. Pasal 59 menyebutkan STR dan SIPP yang
telah dimiliki oleh perawat sebelum UU Keperawatan
diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu
STR dan SIPP berakhir, dan untuk permohonan memperoleh
STR yang masih dalam proses diselesaikan dengan prosedur
yang berlaku sebelum UU Keperawatan diundangkan ( pasal
60). Pasal 61 mengatur untuk lulusan SPK yang telah
melakukan praktik keperawatan sebelum UU Keperawatan
diundangkan masih diberi kewenangan selama jangka waktu
6(enam) tahun setelah diundangkannya UU Keperawatan.
13
m. BAB XIII
Ketentuan Penutup. Pasal 62 mencantumkan Institusi
Pendidikan Keperawatan yang telah ada sebelum UU
Keperawatan diundangkan harus menyesuaikan persyaratan
dalam pasal 9 paling lama 3 (tiga) sejak diundangkan. Konsil
keperawatan dibentuk paling lama 2 (dua) tahun (pasal 63).
Pasal 64 mengatur tentang semua Peraturan Perundang-
undangan yang mengatur mengenai Keperawatan dinyatakan
masih berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
berdasarkan UU ini. Pasal 65 menyebutkan peraturan
pelaksanaan dari UU ini harus ditetapkan paling lama 2(dua)
tahun terhitung sejak diundangkannya dan pasal 66 menyatakan
bahwa Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
14
c. Hukum Administrasi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan,
maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
(1) Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki
standar dan kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma
yang telah ditetapkan, dapat dinilai dengan baik atau buruk perilaku
seseorang.
(2) Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis
antara perawat dan pasien, menyelesaikan segala persoalan yang
dialami oleh klien atau pasien ketika menerima pelayanan dari seorang
perawat, melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak
adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.
(3) Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu
melaksanakan peran dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai
dengan kebijakan pemerintah kepada masyarakat dalam pelayanan
kesehatan.
(4) Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya sesuai standar profesi keperawatan
yang akan melindungi perawat dan pasien.
(5) Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak
merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.
(6) Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak
dan kewajiban individu, kelompok atau masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan di pihak lain yang mengikat masing-masing pihak dalam
sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau peraturan-
16
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang
berlaku secara lokal, regional, nasional dan internasional.
B. Saran
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka
penulis ingin memberikan saran, Dengan adanya makalah ini hendaknya
pembaca khususnya mahasiswa keperawatan lebih memahami tentang
konsep etik dan hukum kesehatan. Serta mahasiswa dan perawat dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam praktik
keperawatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://nandaayuwulandari.wordpress.com/2016/03/22/2/
https://catatankuliahnya.wordpress.com/category/semester-3/etika-dan-
hukum-kesehatan/
http://drampera.blogspot.co.id/2011/06/hukum-kesehatan.html
18
RESUME
19
(7) hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
1.Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan
yaitu:
UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU
No 36/2009 tentang Kesehatan
PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat
UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran
UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit
Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi
UU No. 38/2014 tentang Keperawatan
2.Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan
pelayanan Kesehatan antara lain:
o Hukum Pidana
Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
Misalnya Pasal 359 KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung
jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien
mengalami cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat
kelalaian atau kesalahan yang dilakukannya.
o Hukum Perdata.
Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan
kesehatan. Misalnya Pasal 1365 KUHPerd. mengatur tentang
kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh pasien
akibat adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien
o Hukum Administrasi
Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun oleh sarana kesehatan
yang melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan kerugian pada
20
pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara
pelayanan kesehatan tersebut
3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional
Konvensi
Yurisprudensi
Hukum Kebiasaan
4.Hukum Otonomi
Perda tentang kesehatan
Kode etik profesi
21
SOAL
1.Sebutkan pengertian etika keperawatan dan tujuan kita mempelajarinya?
22