Anda di halaman 1dari 8

PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG BAHAYA MEROKOK

Eka Putri Rambu Ludja

Nim : PO 5303203191123

Tingkat II B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus di dalam kertas rokok yang
digunakan dengan cara dibakar pada ujung nya. Rokok sendiri meliputi kretek dan rokok
putih yang berasal dari tanaman Nicotianatabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya
atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan.Rokok sendiri
memiliki berbagai kandungan kimia (Horax, 2017)
Rokok merupakan jenis barang yang mengandung zat adiktif. Zat adiktif adalah zat
atau obat yang memberikan ketagihan atau kecanduan bagi yang memakainya dan dapat
menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik maupun psikologis
seseorang yang mengakibatkan badan dan jiwa selalu memerlukan obat tersebut untuk
dapat berfungsi normal. Jadi orang yang mengalami kecanduan rokok, sulit untuk
menghentikan kebiasaan tersebut (Baridwan, 2017).
Sekitar 1 milyar laki-laki di dunia adalah perokok, 35% diantaranya dari negara maju
dan 50% lainnya dari negara berkembang. Rata-rata 435.000 penduduk di Amerika
Serikat meninggal akibat penyakitpenyakit terkait kebiasaan merokok tiap tahunnya,
menyebabkan 1 dari 5 kematian (Rahmadi, 2013).
Indonesia sebagai negara terbesar ketiga didunia dengan persentase perokok berat
terbanyak setelah Cina dan India. Bahkan Indonesia mendapat penghargaan Asthray
Award atau negara keranjang nikotin (Fatonah, 2016). World Health Organization
(WHO) mencatat saat ini 36% penduduk Indonesia merokok, atau lebih dari 60 juta
orang. WHO juga memperkirakan jumlah perokok di Indonesia tahun 2025 akan
meningkat menjadi 90 juta orang, atau 45% dari jumlah populasi (Larasati, 2016).
Menurut data WHO, lebih dari satu milyar orang di dunia menggunakan dan
menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya. Diperkirakan sebagian
besar kematian terjadi pada masyarakat yang tinggal di negara dengan berpenghasilan
rendah dan menengah termasuk Indonesia (Fatonah, 2016). Berdasarkan jenis perokok
dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah
seseorang yang rutin menghisap rokok setiap harinya, sementara perokok pasif
sebenarnya bukanlah seorang perokok melainkan orang yang berada didekat perokok,
sehingga secara tidak langsung asap yang dikeluarkan oleh perokok terhirup juga olehnya
(Syamsuddin, 2014).
Seperti yang telah ita ketahui bahwa asap rokok memiliki Sifat yang berbahaya bagi
orang yang meng-hisapnya, karena asap rokok mengandung nikotin dan tar yang dapat
menyebabkan kecanduan dan dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Dari
penelitian telah diketahui bahwa orang yang berperan sebagai perokok pasif (orang bukan
perokok yang menghirup asap rokok) memiliki resiko yang lebih besar mengalami
gangguan kesehatan akibat rokok daripada orang yang berperan sebagai perokok aktif
(orang yang merokok), dan jika hal tersebut dikaitkan dengan kondisi perokok yang tidak
memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai perokok pasif, maka hal tersebut tentu
akan sangat mem-bahayakan masyarakat yangberada pada lingkungan sekitar perokok
aktif, terutama apabila terdapat anak-anak yang kemungkinan akan mengalami gangguan
pertumbuhan maupun gangguan kesehatan akibat menghirup asap rokok (Fathurrahman,
2016). Merokok merupakan faktor resiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal
maupun sistemik salah satunya adalah penyakit ISPA. Tar, nikotin, dan karbonmonoksida
merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok (Kusuma,
2017).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya
merokok”
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahan anak usia sekolah tentang bahaya merokok
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat memberikan masukan bagi institusi Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai data
awal melakukan penelitian selanjutnya dan Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menambah
pengetahuan tentang merokok dan memperluas wawasan mengenai
perilaku merokok pada anak usia sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang(over
behavior). (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 139-140).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran).(Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1999). Beradasarkan pendapat ahli dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
yang berkenaan dengan hal (mata pelajaran) yang terjadi setelah orang melakukan suatu
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140-142)pengetahuan dibagi menjadi 6


(enam) tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh beban
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk
menjelaskan secara kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi-
kan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetepi masih di dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang
ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.

2.2 Pengertian Rokok

Merokok adalah membakar tembakau lalu dihisap asapnya baik langsung


menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok merupakan suatu yang
tidak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat
umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan.
Alasan utama seseorang merokok adalah cara untuk bisa diterima secara sosial,
sebagai bukti kejantanan seorang laki-laki, melihat orang tuanya merokok,
menghilangkan rasa jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan rasa stress
(Aditama, 2006:27)

Menurut Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan


Bahan yang Mengandung Zat Aditif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan,
rokok salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap
dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan ari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan
spesies lainnya yang asapny mengandung nikotin atau tar, dengan atau tanpa
bahan tambahan.

2.3 Kandungan Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia, diantaranya nikotin,


tar, karbon monoksida, dan hydrogen sianida. Nikotin dijumpai secara alami di
dalam batang dan daun tembakau yang mengandung nikotin paling tinggi
sebanyak 5% dari berat tembakau. Nikotin merupakan racun saraf manjur yang
digunakan sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak sebagai
perangsang yang merupakan salah satu sebab utama mengapa rokok digemari
(Sukendro, 2007:23).
Selain nikotin, di dalam rokok juga terdapat tar yang merupakan kumpulan
dari ribuan bahan kimia dan zat tersebut bersifat karsinogenik. Pada saat rokok
dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat, zat itu kemudian
membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernafasan,
dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 30-40 mg per batang rokok,
sementara kadar tar dalam batang rokok berkisar 24-45 mg (Rif’an, 2010:21).

Ada juga jenis asap jahat yang dikeluarkan oleh rokok, yaitu karbon
monokisda (CO). CO memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan
hemoglobin dalam sel-sel darah merah, padahal yang seharusnya sel-sel
hemoglobin berikatan dengan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan,
karena gas CO berikatan lebih kuat dengan sel-sel hemoglobin dari pada oksigen,
maka gas CO ini berubah menjadi karbonmonoksida hemoglobin (COHb).
Konsentrasi gas CO yang tinggi di dalam asap rokok menyebabkan peningkatan
kadar COHb dalam darah orang yang merokok. Keadaan ini sangat
membahayakan kesehatan orang yang merokok (Rif’an, 2010:22-23).

2.4 Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok

1. Pengaruh orang tua,


Anak-anak memperhatikan orang tua yang dijadikan figur sehingga mudah untuk
meniru perilaku orang tuanya. Anak yang berasal dari keluarga konservatif yang
menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang
lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan dibandingkan dengan
keluarga yang permisif dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tuanya
sendiri merokok, maka anak-anaknya akan memiliki kemungkinan besar untuk
mencontoh dan menjadi perokok.
2. Pengaruh teman sebaya
Lingkungan pergaulan anak menentukan perilaku anak, maka teman sebaya
dapat mempengaruhi perilaku anak. Fakta tersebut menunjukkan dua
kemungkinan yang terjadi, pertama anak terpengaruh oleh teman-temannya atau
bahkan teman-temannya tersebut dipengaruhi oleh diri anak tersebut yang
akhirnya mereka menjadi perokok.
3. Faktor kepribadian
Seseorang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu dan ingin
membebaskan diri dari kebosanan. Salah satu sifat kepribadian yang bersifat
prediktif pada konsumen rokok ialah komformitas sosial. Orang yang memiliki
skor tinggi pada berbagai tes komformitas sosial lebih mudah menjadi perokok
dibandingkan mereka yang memiliki skor yang rendah.
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perkokok adalah lambing kejantanan yang membuat anak seringkali
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada pada iklan tersebut.

2.5 Dampak rokok bagi kesehatan

Rokok dapat menimbulkan penyakit diantaranya ketergantungan yang sulit


di akhiri oleh seorang perokok, zat-zat yang dihasilkan oleh asap rokok juga dapat
menyebabkan adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, kanker paru-paru,
emfisema yang merupakan penyakit yang secara bertahap akan
membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya, penyakit osteoporosis karena zat
nikotin yang terkandung di dalam rokok akan mempercepat penyerapan tulang,
perokok cenderung memiliki IQ yang rendah, rokok juga dapat merontokkan
rambut, perokok mempunyai risiko 40% lebih tinggi terkena katarak maupun
kebutaan, asap rokok membakar protein dan merusak vitamin A yang dapat
menjadikan kulit keriput, rokok menyebabkan plaque (plak) pada pembuluh darah
sehingga mengganggu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke telinga dalam
(Tandra, 2003:5)

Zat-zat aktif kimia beracun dalam asap rokok menimbulkan plak yang aktif
berkontribusi merusak gigi, merokok menurunkan pertahan tubuh terhadap bakteri
penyebab tukak lambung sekaligus merusak kemampuan lambung menetralisir
asam sehabis makan, kanker rahim dan keguguran, berbagai racun rokok dapat
merusak DNA dan mengubah bentuk sperma yang kemudian menyebabkan
mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis yang dapat
menyebabkan impotensi, merokok juga dapat menyebabkan penyakit burger yaitu
suatu peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan
secara keseluruhan mengurangi aliran darah (Rif’an, 2010:28)
REFERENSI
http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/9769 Diakses tanggal 02 April
2021
http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/357 Diakses tanggal 02 April
2021

https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/20200924_003518.pdf Diakses tanggal 15 April


2021

http://eprints.uny.ac.id/32213/1/Ali%20ma%E2%80%99ruf_12604227062.pdf
Diakses tanggal 15 April 2021

Anda mungkin juga menyukai