Anda di halaman 1dari 7

RESUME PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DAMPAK KORUPSI YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT DAN


SOLUSINYA

Disusun oleh :

Eka Putri Rambu Ludja

Nim : PO5303203191123

Tingkat IIB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. Korupsi Dalam Berbagai Perspektif

Dalam perspektif agama korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang


sangat tercela. Dalam perspektif sosial korupsi dipandang suatu perbuatan yang
dapat meningkatkan angka kemiskinan, perusakan moral bangsa, hilangnya rasa
percaya terhadap pemerintah, akan timbul kesenjangan dalam pelayanan umum
dan menurunnya kepercayaan pemerintah dalam pandangan masyarakat. Dalam
sistem ini, menerima sesuatu dari rakyat, walaupun untuk rakyat itu sendiri harus
berkorban dan menderita, tanpa diketahui oleh rakyat itu sendiri mereka telah
diperlakukan tidak adil oleh oknum-oknum korupsi yang tidak bertanggung
jawab, merupakan perbuatan tercela dan penerimaan itu jelas dapat dimasukkan
sebagai perbuatan korupsi.
Dalam perspektif budaya korupsi dipandang suatu perbuatan yang akan
membentuk pandangan buruk terhadap reputasi negara, dan secara perlahan akan
memutus budaya luhur bangsa. Masalah hukum dapat ditangani dengan hukum,
sedangkan masalah budaya tentu saja ditangani dengan tindakan – tindakan
dibidang kebudayaan juga. Inilah hal yang tidak mudah. Berbeda kalau
masyarakat secara keseluruhan sudah menganut ukuran yang sama dalam hal rasa
keadilan, maka usaha pengenalan dan pengendalian korupsi akan jauh lebih
mudah.
Dalam perspektif teknologi korupsi dipandang sebagai sesuatu yang dapat
menghambat perkembangan teknologi yang ada, penyalahgunaan tindakan yang
merugikan negara, dan terorisme yang terus merajalela.
Dalam perspektif hukum korupsi menimbulkan pandangan ketidak
konsistenan terhadap hukum yang berlaku, timbul pandangan bahwa hukum bisa
diperjual belikan, kepercayaan masyarakat terhadap hukum menurun, timbul
gambaran orang-orang yang berkuasa dan kaya sebagai pemilik hukum, timbul
pemikiran bahwa hukum terlalu bobrok, dan timbul rasa ketidakadilan didalam
diri masyarakat.
Dalam perspektif politik korupsi dapat mempersulit demokrasi dan tata
cara pemerintahan yang baik dengan cara menghancurkan proses formal, sistem
politik akan terganggu cenderung tidak dipercaya oleh masyarakat, akan timbul
aklamasi-aklamasi untuk menguatkan kekuatan politik (menjaga keberlangsungan
korupsi) dan akan timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga-lembaga
politik.
Dalam perspektif ekonomi korupsi berdampak pada pembangunan
infrastruktur yang tidak merata, tidak sesuai dengan yang dianggarkan
sebelumnya. Pemerataan pendapatan yang buruk, membuat pengusaha asing takut
untuk berinvestasi di Indonesia, pendapatan negara mengalami penurunan dan
membuat beban lebih berat pada masyarakat.

B. Faktor Penyebab Korupsi

a. Faktor internal penyebab seorang melakukan korupsi

1. Sifat tamak/rakus, tidak puas dengan apa yang telah dicapai, selalu
merasa kekurangan sehingga menyebabkan tindakan korupsi.

2. Moral yang kurang kuat, seorang yang moralnya tidak kuat akan
mudah tergoyah untuk melakukan korupsi

3. Gaya hidup konsumtif, perilaku konsumtif yang tidak dibarengi


dengan pendapatan yang cukup

b. Faktor eksternal penyebab seorang melakukan korupsi

1. Faktor ekonomi, kurangnya gaji pegawai

2. Faktor politik

3. Faktor organisasi, kurangnya sikap keteladanan pemimpin kepada


bawahannya

4. Faktor hukum, lemahnya hukum dan buruknya perundang-


undangan
C. Dampak Korupsi dalam bidang Kesehatan, ekonomi, pemerintahan
1. Dampak Korupsi dalam sosial
Dalam konteks sosial, dampak korupsi menimbulkan problem yang
besar. Deviasi pembangunan fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan
pendidikan dan kesehatan menyebabkan masyarakat rentan terhadap berbagai
penyakit dan menurunkan tingkat kompetensinya.
Masyarakat juga menjadi kian permisif pada tindak korupsi. Korupsi
dianggap sebagai suatu kelaziman dan bahkan menjadi pelumas bagi proses
ekonomi dan politik. 
Sikap dan perilaku kolusif dan koruptif itu pada akhirnya akan
meniadakan etos kompetisi secara sehat. Memperkuat anggapan bahwa siapa
yang berkuasa dan mempunyai uang bisa mengatur segalanya, kesenjangan
antarkelompok sosial kian melebar sehingga menciptakan kerawanan sosial.
2. Dampak Korupsi Dari Aspek Politik

a. Kinerja Sistem Terganggu


Dampak sosial sering implisit, ketimbang dampak organisasional, yang
nyata dan eksplisit. Kasus tipikor anggota DPR adalah kisah yang nyata. Di
satu sisi, anggota DPR memangku jabatan untuk sebuah menjadi bagian
lembaga yang mengatasnamakan rakyat, yang artinya dituntut tanggung jawab
dan komitmen yang utuh dan serius. Di sisi lain, anggota DPR yang
tersandung dugaan korupsi berpotensi menyita perhatian dan menguras energi,
baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota dewan legislatif.
Dalam konteks politik, terjadi distorsi kepentingan pada lembaga
politik tempat proses legislasi berlangsung. Karena wakil rakyat yang dipilih
melalui proses pemilu yang tidak sepenuhnya jujur, adil dan sikap koruptif
menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. Karena itu, elite dan lembaga
politik punya kecenderungan mengabaikan aspirasi rakyat dan konstituennya.
b. Citra dan Kredibilitas Sistem/Lembaga di Mata Publik Merosot
Untuk lembaga bergengsi seperti DPR yang, tuduhan korupsi pada
salah satu anggotanya tentu berdampak pada bagaimana masyarakat politik
memandang DPR sebagai sebuah lembaga publik yang mengatasnamakan
rakyat. Maka, kalau mau bersikap sebagai negarawan sejati, selayaknyalah
pemimpin yang memangku jabatan publik mundur dari jabatannya ketika
tersandung dugaan pidana. Ini juga bagian dari etika jabatan.
c. Lembaga/sistem diperalat untuk kepentingan diri
Kita tentu tahu bahwa tuduhan yang paling sering dilontarkan oleh
kalangan antineoliberalis adalah bahwa lembaga multinasional seperti PBB,
IMF, dan Bank Dunia adalah perpanjangan kepentingan kaum kapitalis global
dan para hegemon global yang ingin mencaplok politik dunia di satu tangan
raksasa. Tuduhan seperti ini sangat mungkin terjadi pada pejabat publik yang
memperalat lembaga untuk kepentingan diri. Dalam kasus seperti ini, hanya
masyarakat sipil yang berdaya dan supremasi hukum yang kuat yang bisa
menyelamatkan kepentingan umum.
3. Dampak Korupsi Dari Aspek Ekonomi

Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan meningkatkan


pembelanjaan pemerintah untuk sektor publik. Korupsi juga memberikan
kontribusi pada nilai defisit fiskal yang besar, meningkatkan income
inequality, dikarenakan korupsi membedakan kesempatan individu dalam
posisi tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas pemerintah pada
biaya yang sesungguhnya ditanggung oleh masyarakat.

Korupsi mengurangi kemampuan pemerintah untuk melakukan


perbaikan dalam bentuk peraturan dan kontrol akibat kegagalan pasar (market
failure). Ketika kebijakan dilakukan dalam pengaruh korupsi yang kuat maka
pengenaan peraturan dan kebijakan, misalnya, pada perbankan, pendidikan,
distribusi makanan dan sebagainya, malah akan mendorong terjadinya
inefisiensi.

Korupsi mendistorsi insentif seseorang, dan seharusnya melakukan


kegiatan yang produktif menjadi keinginan untuk merealisasikan peluang
korupsi dan pada akhimya menyumbangkan negatif value added.
4. Dampak korupsi dalam bidang kesehatan

Dampak korupsi pada sektor kesehatan dapat mengakibatkan


menurunnya derajat kesehatan masyarakat yang berimbas pada IPM (Indeks
Pembangunan Manusia). Indikator IPM seperti angka kematian bayi dan
angka harapan hidup sangat terkait dengan pendanaan sektor kesehatan.
Apabila terjadi korupsi pada sektor kesehatan, maka akan berimbas penurunan
angka harapan hidup dan menaikkan angka kematian bayi. Dampak korupsi
lebih jauh adalah naik dan tingginya harga obat-obatan dan rendahnya kualitas
alat kesehatan pada rumah sakit dan puskesmas serta sarana kesehatan
masyarakat lainnya. Terjadinya kasus-kasus korupsi pada sektor kesehatan
yang melibatkan pejabat pada kementerian kesehatan dan dinas kesehatan
lokal menunjukkan rendahnya transparansi dan akuntabilitas serta kepatuhan
pada hukum. Besarnya diskresi atau kewenangan pejabat dan rendahnya etika
pejabat sektor kesehatan menyebabkan menguatnya dan meningkatnya
kesempatan melakukan praktek korupsi disektor kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28659374/KORUPSI_pengertian_ciri_ciri_dan_je
nis_jenis_korupsi_serta_korupsi_dalam_berbagai_perspektif_KORUPSI
Diakses tanggal 19, September 2020

https://id.scribd.com/document/367834709/Korupsi-Dalam-Berbagai-
Perspektif Diakses tanggal 19, September 2020

https://www.kppu.go.id/docs/Artikel/Seminar%20PBJ.pdf Diakses tanggal 19,


September 2020

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/10/01buk
uajar_pbak.pdf Diakses tanggal 19, September 2020

Anda mungkin juga menyukai