Kasus Pelanggaran
Kode Etik
Kelompok 1, 2, 3
Kelas A21.2
Anggota Kelompok 1
dalam
Penyelesaian
Dilema Etik
Kerahasiaan
Keperawatan Prinsip kerahasiaan diperlukan untuk menjaga privasi dari
seluruh informasi klien. Segala informasi yang termuat dalam
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam proses
pengobatan klien. Setiap orang tidak dapat memperoleh
informasi klien, kecuali apabila diizinkan oleh klien dengan
bukti persetujuannya. Perawat harus mencegah adanya
diskusi tentang klien di luar area pelayanan
Pemecahan Dilema Etik Keperawatan
Menurut Kozier and Erb (1989), kerangka pemecahan dilema etik yaitu:
Analisis Kasus 1
Pada kasus tersebut, seorang perawat tidak memberikan pelayanan yang baik terhadap kedua pasien
dengan melakukan diskriminatif sehingga semakin sulit untuk mendapatkan tindakan medis. Tindakan
ini melanggar salah satu kode etik keperawatan yaitu kode etik perawat dan klien karena sebagai
seorang perawat sebaiknya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang adil terhadap semua lapisan
masyarakat dengan baik, tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, kedudukan sosial, dan lain
sebagainya. Sehingga semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik oleh tenaga kesehatan.
Kasus 2
Seorang bayi berumur satu bulan berinisial DAN meninggal dunia setelah diduga ada perawat yang
salah menyuntikkan obat kepadanya. Pasien DAN masuk ke RS untuk menjalani operasi hernia dan
harus rawat inap sebelum melakukan operasi. Malam sebelum operasi, ada seorang perawat yang
meminta izin untuk menyuntikan obat ke DAN. Setelah disuntikkan, ibu DAN terkejut melihat nama
yang tertera dalam kemasan obat tersebut. Obat yang disuntikan ke DAN merupakan obat bernama
pasien lain. Perawat membenarkan jika obat salah saat ditanya ibu DAN. Namun tanpa memberikan
penjelasan lebih lanjut, ia pergi setelah menyuntik DAN. Sang ibu segera melaporkan kejadian ini ke
dokter. Sesampainya di kamar DAN, ibu melihat anak lelakinya itu dalam kondisi tubuh membiru. Tidak
lama berselang, DAN dinyatakan meninggal dunia. Keluarga DAN akan melaporkan kasus ini ke pihak
berwajib dan tim rumah sakit juga segera melakukani investigasi
Analisis Kasus 2
Pada kasus tersebut, seorang perawat melakukan pelanggaran SOP yaitu salah memberikan obat
kepada pasien. Perawat tersebut pun tidak langsung menyadari kesalahannya sehingga yang
mengungkap kesalahan obat untuk pertama kali adalah sang ibu pasien. Hal tersebut menyebabkan
pasien meninggal dunia. Tindakan perawat ini melanggar kode etik perawat dan praktik karena diduga
melakukan malpraktik. Perawat tersebut tidak teliti dalam bekerja sehingga mutu pelayanan yang
diberikan kurang maksimal dan berakibat merugikan pasien. Seharusnya seorang perawat melakukan
praktik keperawatan dengan teliti dan sesuai dengan ketentuan dan ilmu yang didapat.
Kasus 3
Hasil survei terhadap prevalensi merokok oleh tenaga kesehatan yang dilakukan (LM3) di
Jakarta dengan hasil, dokter Puskesmas (16,4%), dokter swasta (11%) dan perawat
Puskesmas (13,5%). Berdasarkan hasil penelitian lain oleh Impriyadi (2012) diperoleh data
bahwa 53 orang dari 87 orang perawat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru adalah perokok
aktif dengan rata-rata latar belakang pendidikan adalah Diploma III Keperawatan dimana
seharusnya mereka menunjukkan perilaku hidup sehat (tidak merokok) akan tetapi
ditemukan kenyataan sebaliknya. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 5
orang perawat perokok didapatkan bahwa mereka tidak bisa menghentikan kebiasaan
merokok dikarenakan telah kecanduan rokok. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
oleh Sarna et.al (2009), menunjukkan bahwa perawat mempunyai kebiasaan merokok
terbesar yaitu sekitar 31,28%. Angka ini adalah yang terbesar dibandingkan dengan profesi
kesehatan lain seperti dokter umum 2,3%, dokter gigi 3,01%, terapis pernafasan 19,28%,
dan apoteker 3,25 %. Patelarou et. Al (2011) juga melaporkan hasil survey terhadap
mahasiswa keperawatan di negara Yunani yaitu 33% adalah perokok aktif, sampai saat ini
74% dilaporkan pernah melakukan percobaan merokok.
Analisis Kasus 3
Profesionalitas, khusus nya pada profesi keperawatan. Mengacu kepada sikap para anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya dan penerapan kehidupan sehari-harinya sebagai role model masyarakat
dalam meningkatkan hidup sehat. Faktanya, walaupun sudah memiliki ilmu, keahlian, dan bekerja
dalam lingkup kesehatan tidak menjamin seorang perawat akan berhenti dari kebiasaan merokok.
Padahal di dalam kode etik perawat dengan masyarakat tercantum jelas bahwa perawat bertanggung
jawab dalam memprakarsai dan mendukung kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat. peran perawat yang utama dengan masyarakat adalah bertanggung jawab memberikan
asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang
sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan. Baik itu dirumah, sekolah, panti dan
sebagainya sesuai kebutuhan. Perawat juga berperan sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan yang
merupakan bagian dari promosi kesehatan. Oleh sebab itu kemampuan dalam promosi kesehatan
dengan baik dan benar harus dimiliki oleh setiap perawat (Depkes,2006). Sehingga, perawat harus
memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
Kasus 4
Dalam video CCTV yang dibagikan, adegan perkelahian terekam dalam ruang operasi. Sementara di
dekatnya, operasi tetap berlangsung. Rekaman tersebut diduga diambil di sebuah fasilitas medis di
Kabupaten Lankao, Provinsi Henan. Perkelahian itu bermula saat dua petugas medis yang saling
melontarkan argumen berakhir dengan pertengkaran. Perawat wanita tampak menepuk kepala rekan
kerjanya yang laki-laki. Tak terima, perawat satunya membalas dengan pukulan beruntun di kepala dan
membuat rekannya terjatuh di lantai. Petugas medis lainnya kemudian mencoba melerai pertarungan
antara dua perawat itu. Sementara seorang ahli bedah tampak tidak terganggu dan meneruskan
pekerjaannya di meja operasi sendirian. Melansir dari Shanghaiist, pihak berwenang saat ini sedang
menyelidiki insiden tersebut. Menurut perwira polisi setempat, setelah pertarungan itu selesai, pasien
segera dipindahkan dari ruang operasi.
Analisis Kasus 4
Pada kasus diatas, terdapat dua orang perawat yang melanggar kode etik antara perawat dan teman
sejawat. Mereka tidak dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis untuk memberikan layanan
kesehatan yang menyeluruh. Seorang perawat hendaknya memiliki hubungan yang harmonis dan baik
dengan sesama rekan kerja dan tim medis lainnya. Hal ini dimaksudkan agar seorang perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dapat memberikan layanan kesehatan yang maksimal. Perawat dituntut untuk
dapat bekerja secara individu dan tim, oleh karena itu perawat memiliki kewajiban untuk memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik.
Kasus 5
Rizki yang baru berusia 14 tahun menjadi korban kecelakaan tunggal di jalan raya. Menurut keterangan
warga, saat terjatuh dari motor, kondisi tubuhnya mengalami luka yang cukup parah. Warga yang
menyaksikan kecelakaan tersebut melarikan korban ke Puskesmas Panjang yang dinilai terdekat. Saat
sampai puskesmas, korban hanya diberikan infus dan obat luka. Setelah itu Rizki dibiarkan hingga
keluarga datang pada pukul 17.00. Lisnawati mendapat informasi selama anaknya di ruang gawat
darurat puskesmas, perawat justru asyik bermain HP. Saat keluarga datang, korban sudah meninggal.
Pelayanan Puskesmas Panjang sudah sering dikeluhkan masyarakat setempat. Perawat yang bertugas
sering mengacuhkan pasien yang datang berobat. Penanganan pasien yang sakit hanya diberikan
pengobatan seadanya padahal banyak pasien yang mengidap penyakit parah. Pihak Puskesmas
Panjang Belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada lagi petugas yang berjaga di tempat itu.
Analisis Kasus 5
Pada kasus diatas, perawat melakukan pelanggaran kode etik keperawatan yaitu kode etik keperawatan
dengan profesi. Pada kasus tersebut perawat tidak memberikan asuhan keperawatan sesuai standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan. Pasien hanya diberikan penanganan infus dan obat luka
kemudian diabaikan padahal pasien tersebut baru saja mengalami kecelakan tunggal dengan luka yang
cukup parah. Kasus perawat yang mengacuhkan pasien yang datang berobat sudah sering dikeluhkan
oleh masyarakat sekitar. Seharusnya seorang perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar yang ada serta membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Thank You