Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK ETIKA KEPERAWATAN

METODE PENDEKATAN PERMASALAHAN ETIK

DISUSUN OLEH :

1) HANAN ERMAWATI (P133742031805)


2) ATRIE RAMADHANI SUFAH (P133742031823)
3) ADHELINA AYU NURAINI (P133742031826)
4) KHOLIFAH DEWI SETIAWATI (P133742031829)
5) SALMA NURUL IZZA (P133742031838)
6) IFA TRI ASIH (P133742031845)
7) MESSY PUSPASARI KOLI (P133742031850)
8) ADE ROKHMATUL WAHYU I. (P133742031852)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2018/2019
METODE PENDEKATAN PERMASALAHAN ETIK

Pengertian Etika dan Moral


Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah
tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu
Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model
perilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau
dorongan yang mempengaruhi perilaku (Mimin 2002).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yg
melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.
Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yg merupakan standar
perilaku dan nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota
masyarakat tempat ia tinggal.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata-kata maupun
bentuk  perbuatan yang nyata.

Kode Etik Keperawatan


Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek
keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman
sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik
keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan
fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode
etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 )

Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih
dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan
mendekati aturan, hukum dan undang-undang yang membedakan benar atau salah
secara moralitas nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik keperawatan
Indonesia (2000), diantaranya:
1. Menghargai hak klien sebagai individu yg bermartabat dan unik 
2. Menghormati nilai-nilai yang diyakini klien
3. Bertanggung jawab terhadap klien
4. Confidentiality

Prinsip Etika
1. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya. Contoh : Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang
berhak mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi. Contoh : Setiap perawat harus dapat merawat dan
memperlakukan klien dengan baik dan benar.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : Tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang
VIP harus sama dan sesuai SAK.
4. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien. Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran,
maka harus dipasang side driil.
5. Kebenaran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai
dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
6. Kesetiaan (fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya kepada pasien. Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk
memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.

Metode Pendekatan Permasalahan Etik


Metoda pendekatan pembahasan masalah etika dari Ladd J (1978), dikutip
oleh Freld (1990) menyatakan ada empat metoda utama membahas masalah etika
yaitu :
1) Otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas.
Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural,
kelompok manusia, atau suatu institusi seperti majelis ulama, dewan
gereja atau pemerintah.
2) Consensum hominum
Menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau
sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.
Segala sesuatu yang diyakini bijak dansecara etika dapat diterima,
dimasukkan dalam keyakinan.
3) Pendekatan intuisi atau self evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal
sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini terbatas hanya pada orang-orang yang
mempunyai intuisi tajam.
4) Metode argumentasi
Menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk
memahami fenomena etika.

Masalah Dasar Etika Keperawatan


Masalah Etika Keperawatan Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah
etika keperawatan pada dasarnya terdiri atas lima jenis. Kelima masalah tersebut
akan diuraikan dalam rangka perawat mempertimbangkan prinsip etika yang
bertentangan. Lima masalah dasar etika keperawatan yaitu :
a. Kuantitas versus kualitas hidup
Contoh : Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang telah koma delapan hari. Keadaan seperti ini,
perawat menghadapi masalah posisinya dalam menentukan keputusan secara
moral.
b. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
Contoh : Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk  pengaman waktu berjalan, ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi
ini perawat menghadapi masalah upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan klien.
c. Berkata jujur versus berkata bohong
Contoh : Seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada dalam pilihan apakah akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka
rahasia yg dimilikinya bila melaporkan pada orang lain.
d. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama,
politik, ekonomi, dan ideologi.
 Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai contoh seorang klien
memilih ke dukun daripada ke dokter. 
 Kampanye anti rokok demi keselamatan bertentangan dengan
kebijakan ekonomi.
 Alokasi dana untuk kepentingan militer lebih besar daripada
untuk kepentingan kesehatan.
e. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Hampir semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional yang masih
dianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya. Secara ilmiah tindakan
tersebut sulit dibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat.

Lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam penanganan masalah etika


sebagai berikut :
1) Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota keluarga, teman-
temannya dan petugas kesehatan
2) Agama dan kepercayaan klien
3) Pengaruh terhadap anggota keluarga klien
4) Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki
5) Prognosis dengan atau tanpa Penjelasan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/56459723/Masalah-Etika-Moral-Dalam-Pelayanan-
Keperawatan-Pengertian-Etika-Moral diakses pada tanggal 3 Oktober 2018 pukul
11:00 WIB

https://alkusjaya.wordpress.com/2014/03/13/etika-dalam-keperawatan/ diakses
pada tanggal 4 Oktober 2018 pukul 10:30 WIB

Anda mungkin juga menyukai