Anda di halaman 1dari 12

METODE PENDEKATAN PERMASALAHAN ETIK

 Etika adalah ilmu ttg kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg menentukan tingkah laku yang benar.

Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab
moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik.
 Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata- kata maupun
bentuk perbuatan yang nyata.

 Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal.
 Dari Ladd J (1978), dikutip oleh Freld(1990) menyatakan ada empat metoda utama
membahas masalah etika: 
1. Otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas.
Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok
manusia, atau suatu institusi seperti majelis ulama, dewan gereja atau pemerintah.
Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya. Biasanya
orang yang dianggap ahli (mumpuni) lebih dipercaya pendapat-pendapatnya
dibandingkan dengan yang lainnya. Kita lebih percaya kepada seorang kiyai untuk
bicara mengenai masalah hukum-hukum agama dibandingkan dengan seorang
profesor bidang ilmu hukum positif, Contohnya seperti kiayi yang mempunyai
penganut, jadi apapun keputusan kiayi tersebut akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penganut yang mempercayainya. Kita juga lebih percaya kepada dokter ahli penyakit
dalam untuk memeriksa kesehatan kita secara lebih teliti dibandingkan dengan dokter
umum, misalnya, meskipun yang terakhir ini pun sebenarnya masih bisa.
Metode otoritas dalam konteks ini adalah kebiasaan sebagian orang (termasuk kita di
jaman sekarang) yang menganggap bahwa mereka yang memiliki otoritas di
bidangnya sering dimintai pendapat-pendapatnya atau pandangan-pandangannya
tentang suatu hal. 
2. Consensum hominum
Menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau
sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.Segala sesuatu
yang diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
Contohnya  aborsi, seks bebas, sanksi.
3. Pendekatan intuisi atau self evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang
mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi.Metode ini terbatas hanya pada orang-
orang yang mempunyai intuisi tajam.
4. Metode argumentasi
Menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat.Metode ini digunakan untuk memahami fenomena
etika.
 Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika keperawatan pada dasarnya terdiri
atas lima jenis. Kelima masalah tersebut akan diuraikan dl rangka perawat
“mempertimbangkan prinsip etika yang bertentangan”. Lima masalah dasar etika
keperawatan. 
1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang yang diapsang pada
anaknya yang telah koma delapan hari. Keadaan seperti ini, perawat menghadapi masalah
posisinya dalam menentukankeputusan secara moral. 
3. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya.
Contoh adalah seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman waktu berjalan, ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini
perawat menghadapi masalah upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan klien 
4. Berkata jujur versus berkata bohong
Contoh: seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada dalam pilihan apakah akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka rahasia
yang dimilikinya bila melaporkan pada orang lain 
5. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama,
politik, ekonomi, dan ideology
a. Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai contoh seorang klien memilih
ke dukun daripada ke dokter.
b. Kampanye anti rokok demi keselamatan bertentangan dengan kebijakan
ekonomi c. Alokasi dana untuk kepentingan militer lebih besar daripada untuk
kepentingan kesehatan 
6. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Hampir semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional
yang masih dianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya. Secara ilmiah
tindakan tersebut sulit dibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat
mempercayainya.
AKUNTABILITAS
 Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris
accountability yang berarti pertanggunganjawaban atau keadaan
untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta
pertanggunganjawab.
 Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli
a. Kozier, erb 1991
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan.
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut .
b. Fry 1990
Menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponenutama, yakni tanggung
jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik
keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau abash.
c. Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991
Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangka sistem hierarki, dimulai dari
tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social.
 Pada tingkat individu atau tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan
keputusan tigkat perawat, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat intuisi,
akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatan atau
audit keperawatan. Pada tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar
praktik keperawatan. Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan dalam undang-undang yng
mengatur praktik keperawatan.


 Hal ini bisa dijelaskan dengan menjelaskan tiga pertanyaan berikut:
1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan?
Sebagai tenaga perawat kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung gugat terhadap
direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan
sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim
biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
Injeksi ditentukan berdasarkan petunjuk dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan
ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap
klien, dokter, RS dan profesinya.
2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya
mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa
diobservasi atau diukur kinerjanya.
3.  Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun
standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa
yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau
outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.
Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali
dan sebagiannya.

 Tanggung gugat pada setiap tahap proses keperawatan


1) Tahap pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mempunyai tujuan
mengumpulkan data.Perawat bertanggunggugat untuk pengumpulan data/informasi,
mendorong partisipasi pasien dan penentuan keabsahan data yang dikumpulkan.
Pada saat mengkaji perawat bertanggung gugat untuk kesenjangan - kesenjangan
dalam data atau data yang bertentangan, data yang tepat atau data yang meragukan.
2) Tahap tidak/kurang diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan profesional perawat menganalisa data
dan merumuskan respon pasien terhadap masalah kesehatan baik aktual atau
potensial.
Perawat bertanggunggugat untuk keputusan yang dibuat tentang masalah-masalah
kesehatan pasien seperti peryataan diagnostik. Masalah kesehatan yang timbul pada
apsien apakah diakui oleh pasien atau hanya perawat. Apakah perawat
mempertimbangkan nilai-nilai, keyakinan dan kebiasan/kebudayan pasien pada
waktu menentukan masalah-masalah kesehatan. Pada waktu membuat keputusan
para perawat bertanggung gugat untuk mempertimbangkan latar belakang sosial
budaya pasien.
3) Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, terdiri dari prioritas masalah, tujuan serta rencana kegiatan
keperawatan. Tanggung gugat yang tercakup pada tahap perencanaan meliputi :
penentuan prioritas, penetapan tujuan dan perencanaan kegiatan-kegiatan
keperawatan. Langkah ini semua disatukan kedalam rencana keperawatan tertulis
yang tersedia bagi semua perawat yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien.
Pada tahap ini perawat juga bertanggunggugat untuk menjamin bahwa prioritas
pasien juga dipertibangkan dalam menetapkan prioritas asuhan.
4) Tahap implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan
dalam bentuk tindakan-tindakan keperawatan. Perawat bertanggung gugat untuk
semua tindakan yang dilakukannya dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan secara langsung atau dengan
bekerjasama dengan orang lain atau dapat pula didelegasikan kepada orang lain.
Meskipun perawat mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang lain, perawat
tersebut harus masih tetap bertanggung gugat untuk tindakan yang didelegasikan
dan tindakan pendelegasiannya itu sendiri. Perawat harus dapat memberi jawaban
nalar tentang mengapa kegiatan tersebut didelegasikan, mengapa orang itu yang
dipilih untuk melakkan kegiatan tersebut dan bagaimana tindakan yang
didelegasikan itu dilaksanakan. Kegiatan keperawatan harus dicata setelah
dilaksanakan, oleh sebab itu dibuat catatan tertulis.
5) Tahap evaluasi.
Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap hasil tindakan keperawatan yang
telah diberikan, termasuk juga menilai semua tahap proses keperawatan. Perawat
bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan keperawatan.
 Jenis atau macam-macam tanggung gugat (Akuntabilitas) perawat
a.  Contractual Liability. 
Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar janji, yaitu tidak bertanggunggugat
atas dilaksanakannya sesuatu kewajiban (prestasi) atau tidak dipenuhinya sesuatu hak
pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontraktual. Dalam kaitannya dengan
hubungan terapetik, kewajiban atau prestasi yang harus dilaksanakan oleh health care
provider adalah berupa upaya (effort), bukan hasil (result). Karena itu dokter atau tenaga
kesehatan lain  hanyupaya medik yang tidak memenuhi standar, atau dengan kata lain,
upaya medik yang dapat dikatagorikan sebagai civil malpractice
b.  Liability in Tort

Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak didasarkan atas adanya
contractual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum . Pengertian melawan
hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang berlawanan dengan hukum, kewajiban
hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi juga yang berlawanan
dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan dalam
pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (Hogeraad, 31 Januari 1919).

c.   Strict Liability 

Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan (liability whitout
fault) mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun tidak melakukan
kesalahan apa-apa; baik yang bersifat intensional, recklessness ataupun negligence.

Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku bagi product sold atau article of commerce,
dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka akibat produk
yang dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan akan kemungkinan
terjadinya risiko tersebut
d. Vicarious Liability

Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya
(subordinate).Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka RS (sebagai employer)
dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang bekerja
dalam kedudukan sebagai sub-ordinate (employee).

 Akuntabilitas bertujuan untuk :


1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-
prakstisi yang sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan
pribadi sebagai bagian dari profeional perawatan kesehatan
4. Memberi dasar untuk membuat keputusan etis
 Akuntabilitas professional bertujuan untuk :
1. Perawat harus mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan
organisasi tempat mereka bekerja.
2. Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk pasien dan
keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya.
3. Mengevaluasi praktek professional dan para stafnya.
4. Menerapkan dan mempertahankan standart yang telah ditetapkan dan yang
dikembangkan oleh organisasi.
5. Membina ketrampilan staf masing-masing
6. Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan secara jelas.
 Akuntabilitas pada tingkat individu atau tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses
pembuatan keputusan tingkat perawat, kompetensi komitmen dan integritas. Sedangkan pada
tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar praktik keperawatan.
Akuntabilitas profesional adalah pertanggungjawaban hasil pekerjaan, dimana
“tindakan” yang dilakukan merupakan satu aturan professional. Oleh karena itu pertanggung
jawaban atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung pada praktisi itu sendiri. Pada tingkat
pelaksanaan sebagai perawat harus memiliki kewenangan dan otonomi (kemandirian) dalam
pengambilan keputusan terhadap pelaksana tugas-tugasnya termasuk menyeleksi staf, terutama
mengarah pada kemampuan kinerja mereka masing-masing. Selanjutnya, setiap perawat sebagai
anggota tim bertanggung jawab terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya.
 Pengertian Pengambilan Keputusan (Judgment)
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat.

Berdasarkan kebutuhan, jenis keputusan yang dipakai adalah:

1. Keputusan strategis, keputusan yang dibuat oleh eksekutif tertinggi.


2. Keputusan administratif, yaitu keputusan yang dibuat manajer tingkat menengah
dalam menyelesaikan masalah yang tidak biasa dan mengembangkan teknik
inovatif untuk perbaikan jalannya kelembagaan.
3. Keputusan operasional, yaitu keputusan rutin yang mengatur peristiwa harian
yang dibuat sesuai dengan aturan kelembagaan, dan peraturan-peraturan lainnya.

Berdasarkan situasi, yang mendorong dihasilkannya suatu keputusan , keputusan manajemen


dibagi menjadi dua macam:

1. Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang diperlukan dalam situasi menghadapi masalah.
Masalah yang biasa dan yang terstruktur memunculkan kebijakan dan keseimbangan dan
peraturan untuk membimbing pemecahan peristiwa yang sama. Misalnya keputusan tentang
cuti hamil.

2. Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak terstruktur dan bersifat
baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu. Misalnya keputusan yang berkaitan
dengan pasien.

Berdasarkan proses pembuatan keputusan, keputusan manajemen juga dapat dibedakan menjadi
dua model:

1. Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses sistematis dalam pemilihan
satu alternative dan beberapa alternatif; perlu waktu yang cukup untuk mengenal dan
menyukai pilihan yang ada.
2. Keputusan model deskriptif (pendekatan, lebih pragmatis) berdasarkan pada pengamatan
dalam membuat keputusan yang memuaskan ataupun yang terbaik.

AKUNTABILITAS, TREND DAN ISSUE

 Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.
 Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience, mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair, tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity, berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral
serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian,
kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya
sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
 Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau
buktinya,yang menyangkut ekonomi,moneter,social,politik,hukum,pembangunan
nasional,bencana alam,kematian ataupun tentang krisis.

ABORTUS

A. Definisi Aborsi

Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah “abortus” adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan
atau berat bayi kurang dari 500 g(ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan). Angka kejadian
aborsi meningkat denganbertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi sebelumnya.

Proses abortus dapat berlangsung secara :

Ø  Spontan / alamiah (terjadi secara alami, tanpa tindakan apapun)

Ø  Buatan / sengaja (aborsi yang dilakukan secara sengaja),

Ø  Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi medik karena terdapatnya
suatupermasalahan atau komplikasi).

1.   Penyebab Aborsi

Penyebab abortus spontan bervariasi meliputi infeksi, faktor hormonal, kelainan bentuk rahim,faktor
imunologi (kekebalan tubuh), dan penyakit dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas
faktor janin dan faktor ibu :

a.   Faktor Janin

Pada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin disebabkan karena
terdapatnyakelainan pada perkembangan janin [seperti kelainan kromosom (genetik)], gangguan pada
ari-ari maupun kecelakaan pada janin. Frekuensi terjadinya kelainan kromosom (genetik) pada
triwulanpertama berkisar sebesar 60%.

b.   Faktor Ibu

Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor ibu yang dapat menyebabkan abortus spontan
adalahfaktor genetik orangtua yang berperan sebagai carrier (pembawa) di dalam kelainan
genetik;infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus, cytomegalovirus, sifilis,
gonorrhea;kelainan hormonal seperti hipertiroid, kencing manis yang tidak terkontrol; kelainan
jantung;kelainan bawaan dari rahim, seperti rahimbikornu(rahim yang bertanduk), rahim yang
bersepta(memiliki selaput pembatas di dalamnya) maupun parut rahim akibat riwayat kuret atau
operasirahim sebelumnya.Miomapada rahim juga berkaitan dengan angka kejadian aborsi spontan.
Selain itu, ada beberapa diantara orang tua yang tidak menginginkan kehadiran janin tersebut dengan
alasan yang bervariasi.

B. Faktor Risiko Aborsi

Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya abortus adalah :

Ø  Usia ibu yang lanjut

Ø  Riwayat kehamilan sebelumnya yang kurang baik

Ø  Riwayat infertilitas (tidak memiliki anak)

Ø  Adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan

Ø   Infeksi (cacar, toxoplasma, dll)

Ø  Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi)

Ø  Trauma pada perut atau panggul pada 3 bulan pertama kehamilan8. Kelainan kromosom(genetik)
Pergaulan seks bebas

C. Tanda dan Gejala Aborsi secara Alamiah

Ø  Nyeri perut bagian bawah

Ø  Keram pada rahim

Ø  Nyeri pada punggung

Ø  Perdarahan dari kemaluan

Ø  Pembukaan leher rahim

Ø  Pengeluaran janin dari dalam rahim


HAK DAN KEWAJIBAN

 Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai
dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.
a. Hak Asasi Pribadi merupakan hak asasi yang melekat pada setiap manusia, hak yang
berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia.

Contoh Hak Asasi Pribadi

 Hak untuk memeluk agama.


 Hak untuk berpendapat di muka umum
 Hak untuk hidup
 Hak untuk berorganisasi
 Hak untuk memilih
 Hak untuk dipilih
 Hak untuk bergerak
 Hak untuk mempertahankan hidup
 Hak untuk berkomunikasi
 Hak untuk diam
 Hak untuk berbicara
 Hak untuk berkeluarga
 Hak untuk bersekolah
 Hak untuk belajar
 Hak untuk beristirahat
b. Hak hokum
c. Hak perawat
 Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai