Etika adalah ilmu ttg kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg menentukan tingkah laku yang benar.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab
moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata- kata maupun
bentuk perbuatan yang nyata.
Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal.
Dari Ladd J (1978), dikutip oleh Freld(1990) menyatakan ada empat metoda utama
membahas masalah etika:
1. Otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas.
Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok
manusia, atau suatu institusi seperti majelis ulama, dewan gereja atau pemerintah.
Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya. Biasanya
orang yang dianggap ahli (mumpuni) lebih dipercaya pendapat-pendapatnya
dibandingkan dengan yang lainnya. Kita lebih percaya kepada seorang kiyai untuk
bicara mengenai masalah hukum-hukum agama dibandingkan dengan seorang
profesor bidang ilmu hukum positif, Contohnya seperti kiayi yang mempunyai
penganut, jadi apapun keputusan kiayi tersebut akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penganut yang mempercayainya. Kita juga lebih percaya kepada dokter ahli penyakit
dalam untuk memeriksa kesehatan kita secara lebih teliti dibandingkan dengan dokter
umum, misalnya, meskipun yang terakhir ini pun sebenarnya masih bisa.
Metode otoritas dalam konteks ini adalah kebiasaan sebagian orang (termasuk kita di
jaman sekarang) yang menganggap bahwa mereka yang memiliki otoritas di
bidangnya sering dimintai pendapat-pendapatnya atau pandangan-pandangannya
tentang suatu hal.
2. Consensum hominum
Menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau
sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.Segala sesuatu
yang diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
Contohnya aborsi, seks bebas, sanksi.
3. Pendekatan intuisi atau self evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang
mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi.Metode ini terbatas hanya pada orang-
orang yang mempunyai intuisi tajam.
4. Metode argumentasi
Menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat.Metode ini digunakan untuk memahami fenomena
etika.
Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika keperawatan pada dasarnya terdiri
atas lima jenis. Kelima masalah tersebut akan diuraikan dl rangka perawat
“mempertimbangkan prinsip etika yang bertentangan”. Lima masalah dasar etika
keperawatan.
1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang yang diapsang pada
anaknya yang telah koma delapan hari. Keadaan seperti ini, perawat menghadapi masalah
posisinya dalam menentukankeputusan secara moral.
3. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya.
Contoh adalah seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman waktu berjalan, ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini
perawat menghadapi masalah upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan klien
4. Berkata jujur versus berkata bohong
Contoh: seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada dalam pilihan apakah akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka rahasia
yang dimilikinya bila melaporkan pada orang lain
5. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama,
politik, ekonomi, dan ideology
a. Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai contoh seorang klien memilih
ke dukun daripada ke dokter.
b. Kampanye anti rokok demi keselamatan bertentangan dengan kebijakan
ekonomi c. Alokasi dana untuk kepentingan militer lebih besar daripada untuk
kepentingan kesehatan
6. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Hampir semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional
yang masih dianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya. Secara ilmiah
tindakan tersebut sulit dibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat
mempercayainya.
AKUNTABILITAS
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris
accountability yang berarti pertanggunganjawaban atau keadaan
untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta
pertanggunganjawab.
Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli
a. Kozier, erb 1991
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan.
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut .
b. Fry 1990
Menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponenutama, yakni tanggung
jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik
keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau abash.
c. Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991
Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangka sistem hierarki, dimulai dari
tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social.
Pada tingkat individu atau tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan
keputusan tigkat perawat, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat intuisi,
akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatan atau
audit keperawatan. Pada tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar
praktik keperawatan. Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan dalam undang-undang yng
mengatur praktik keperawatan.
Hal ini bisa dijelaskan dengan menjelaskan tiga pertanyaan berikut:
1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan?
Sebagai tenaga perawat kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung gugat terhadap
direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan
sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim
biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
Injeksi ditentukan berdasarkan petunjuk dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan
ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap
klien, dokter, RS dan profesinya.
2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya
mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa
diobservasi atau diukur kinerjanya.
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun
standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa
yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau
outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.
Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali
dan sebagiannya.
Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak didasarkan atas adanya
contractual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum . Pengertian melawan
hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang berlawanan dengan hukum, kewajiban
hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi juga yang berlawanan
dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan dalam
pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (Hogeraad, 31 Januari 1919).
c. Strict Liability
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan (liability whitout
fault) mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun tidak melakukan
kesalahan apa-apa; baik yang bersifat intensional, recklessness ataupun negligence.
Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku bagi product sold atau article of commerce,
dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka akibat produk
yang dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan akan kemungkinan
terjadinya risiko tersebut
d. Vicarious Liability
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya
(subordinate).Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka RS (sebagai employer)
dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang bekerja
dalam kedudukan sebagai sub-ordinate (employee).
1. Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang diperlukan dalam situasi menghadapi masalah.
Masalah yang biasa dan yang terstruktur memunculkan kebijakan dan keseimbangan dan
peraturan untuk membimbing pemecahan peristiwa yang sama. Misalnya keputusan tentang
cuti hamil.
2. Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak terstruktur dan bersifat
baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu. Misalnya keputusan yang berkaitan
dengan pasien.
Berdasarkan proses pembuatan keputusan, keputusan manajemen juga dapat dibedakan menjadi
dua model:
1. Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses sistematis dalam pemilihan
satu alternative dan beberapa alternatif; perlu waktu yang cukup untuk mengenal dan
menyukai pilihan yang ada.
2. Keputusan model deskriptif (pendekatan, lebih pragmatis) berdasarkan pada pengamatan
dalam membuat keputusan yang memuaskan ataupun yang terbaik.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.
Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience, mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair, tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity, berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral
serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian,
kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya
sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau
buktinya,yang menyangkut ekonomi,moneter,social,politik,hukum,pembangunan
nasional,bencana alam,kematian ataupun tentang krisis.
ABORTUS
A. Definisi Aborsi
Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah “abortus” adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan
atau berat bayi kurang dari 500 g(ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan). Angka kejadian
aborsi meningkat denganbertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi sebelumnya.
Ø Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi medik karena terdapatnya
suatupermasalahan atau komplikasi).
Penyebab abortus spontan bervariasi meliputi infeksi, faktor hormonal, kelainan bentuk rahim,faktor
imunologi (kekebalan tubuh), dan penyakit dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas
faktor janin dan faktor ibu :
Pada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin disebabkan karena
terdapatnyakelainan pada perkembangan janin [seperti kelainan kromosom (genetik)], gangguan pada
ari-ari maupun kecelakaan pada janin. Frekuensi terjadinya kelainan kromosom (genetik) pada
triwulanpertama berkisar sebesar 60%.
Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor ibu yang dapat menyebabkan abortus spontan
adalahfaktor genetik orangtua yang berperan sebagai carrier (pembawa) di dalam kelainan
genetik;infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus, cytomegalovirus, sifilis,
gonorrhea;kelainan hormonal seperti hipertiroid, kencing manis yang tidak terkontrol; kelainan
jantung;kelainan bawaan dari rahim, seperti rahimbikornu(rahim yang bertanduk), rahim yang
bersepta(memiliki selaput pembatas di dalamnya) maupun parut rahim akibat riwayat kuret atau
operasirahim sebelumnya.Miomapada rahim juga berkaitan dengan angka kejadian aborsi spontan.
Selain itu, ada beberapa diantara orang tua yang tidak menginginkan kehadiran janin tersebut dengan
alasan yang bervariasi.
Ø Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi)
Ø Trauma pada perut atau panggul pada 3 bulan pertama kehamilan8. Kelainan kromosom(genetik)
Pergaulan seks bebas
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai
dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.
a. Hak Asasi Pribadi merupakan hak asasi yang melekat pada setiap manusia, hak yang
berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia.