Anda di halaman 1dari 17

RESUME KEPERAWATAN KRITIS CHRONIC KIDNEY DISEASE

DENGAN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA


RS QIM BATANG

Tanggal pengkajian : 3 Februari 2020


Ruang pengkajian : Hemodialisa
Jam : 07.30 WIB
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
Usia : 36 Tahun
Status pernikahan : Menikah
No. RM :-
Diagnosa medis : CKD Stadium v
Tanggal masuk RS : 3 Februari 2020
Alamat : Karangasem, Batang
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3. Pengkajian Primer
a. Airway
Terdapat sekret di jalan napas, bunyi napas ronkhi.
b. Breathing
Pasien terlihat sedikit sesak napas, frekuensi napas ireguler, RR: 25 x/
menit, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan, pola napas cepat dan

16
dalam, terdapat reflek batuk, pasien terlihat batuk, terdapat suara napas
tambahan yaitu ronkhi.
c. Circulation
Frekuensi nadi 86 x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, akral hangat,
warna kulit pucat, capillary refill ± 1 detik, tidak edema pada ektremitas
tangan, kaki dan wajah, tidak ada nyeri dada.
d. Disability
Kesadaran pasien composmentis, GCS 15 E : 4 M : 6 V: 5
e. Exposure
Terdapat luka bekas AV-shunt, luka sudah kering, tidak ada perdarahan.
4. Pengkajian Sekunder
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh batuk, pasien mengatakan berat badan naik 1 kg dalam
tiga hari.
b. Alergi terhadap obat, makanan tertentu
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan ataupun
obat-obat tertentu.
c. Pengobatan terakhir
Pasien mengatakan 7 bulan yang pernah dirawat di RS Qim Batang
dengan keluhan demam, muntah. Kemudian pasien divonis oleh dokter
menderita penyakit gagal ginjal kronik. Pasien dilakukan operasi
pemasangan catheter double lument (CDL), kemudian pasien menjalani
terapi hemodialisa di RS Qim Batang, sampai saat ini pasien masih
menjalani pengobatan terapi hemodialisa ke 69 kali.
d. Riwayat pembedahan
Pasien mengatakan pernah dilakukan operasi hernia tiga bulan yang lalu.
e. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah dilakukan operasi hernia. Pasien
mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus dan jantung maupun penyakit menular
seperti TBC.

17
f. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh batuk sejak sebulan kemarin. Pasien mengatakan berat
badan naik 1 kg dalam tiga hari, BB pre HD : 52 kg, BB post HD
kemarin : 51 kg. pasien mengatakan mengalami penyakit gagal ginjal
kronik sejak 7 bulan yang lalu. Pasien mengatakan mengalami penyakit
seperti sekarang ini karena pasien sering mengonsumsi minuman instan
berasa setaip hari, susu kental manis dan jarang minum air putih. Pada
saat pengakajian kondisi pasien baik, pasien terlihat pucat dan sering
batuk. Terdapat luka bekas tusukan pada tangan kiri karena dipasang AV
shunt. Pasien sudah cuci darah sebanyak 69 kali, seminggu dua kali
setiap hari senin dan kamis.
5. Pengkajian Persistem
a. Rasa nyaman
Pasien mengatakan tidak ada rasa nyeri.
b. Sistem pencernaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya makan 3 kali sehari dengan
menu nasi, sayur, lauk ikan dan tempe. Pasien mengatakan biasanya
mengonsumsi minuman instan berasa 2-3 gelas sehari (1 gelas 400 ml),
minum air putih 2-3 gelas belimbing (1 gelas 200 ml).
Selama sakit : pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi
dan lauk ikan. Pasien mengatakan selama sakit sudah tidak mengonsumsi
minuman instan berasa. Pasien disarankan untu membatasi cairan, akan
tetapi pasien minum air putih 3-4 gelas belimbing sehari (1 gelas 200
ml), pasien mengatakan memiliki kebiasan minum teh hangat 1 gelas
besar setiap pagi dan sore (1 gelas 400 ml). Selama sakit pasien
dianjurkan diit rendah protein dan rendah garam.
c. Sistem eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK ± 4-5 kali dalam sehari (±1500
ml), warna urin kuning. BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan bau khas (± 200 ml).

18
Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit BAK sedikit dan jarang
±1-2 kali sehari (± 40 ml), warna kuning pucat. BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan bau khas (± 100 ml).
d. Sistem persyarafan
Pasien tidak ada gangguan di syaraf kranial, pasien bisa merasakan nyeri,
fungsi motorik berfungsi dengan baik, pasien dapat menggerakkan
tangan dan kaki sesuai perintah.
e. Sistem muskuloskeletal
Pasien dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, rentang
gerak normal, tidak ada deformitas atau kelainan muskuloskeletal.
Kekuatan otot pasien

5 5

5 5

(kanan) (kiri)
Keterangan :
0 : Tidak mampu bergerak
1 : Belum ada atropi
2 : Menggerakkan dengan lemah, sesuai perintah
3 : Menggerakkan tahanan minimal
4 : Bergerak dan melawan hambatan ringan
5 : Bebas bergerak
6. Pengkajian Biologis
a. Keadaan umum pasien baik
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 25 x/ menit

19
c. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna hitam, distribusi rambut
merata, rambut lurus, kulit kepala bersih, wajah terlihat pucat.
2) Mata
Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera
unikterik, pupil isokor, reaksi pupil menyempit terhadap cahaya, lensa
mata normal.
3) Telinga
Bentuk telinga normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada lesi, terdapat serumen pada telinga.
4) Hidung
Tidak ada septum nasi, tidak ada polip, tidak ada sumbatan jalan nafas
dihidung.
5) Mulut
Bibir tidak sumbing, mukosa mulut kering, bibir pecah-pecah, tidak
ada pembesaran tonsil, susunan gigi lengkap, tidak ada perdarahan
gusi, bau mulut khas ureum.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, terdapat penumpukan sekret di trakea.
7) Dada
a) Paru-paru
Inspeksi : Dada kanan-kiri simetris, terdapat penggunaan
otot bantu napas, irama napas ireguler, RR :
25x/menit.
Palpasi : taktil fremitus antara kanan dan kiri sama, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : tidak ada cairan di paru, suara paru sonor.
Auskultasi : terdapat suara napas tambahan ronkhi.

20
b) Jantung
Inspeksi : Dada kanan-kiri simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : ictus cordis teraba pada intercostal ke V, tidak ada
pembesaran jantung.
Perkusi : pekak
Auskultasi : terdengar lup dup
c) Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen pasien asites, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 19 x/menit
d) Ekstremitas
Rentang gerak normal, pasien dapat menggerakkan tangan dan
kaki, tidak ada deformitas, tidak ada kontraktur, tidak ada edema
pada ekstremitas tangan dan kaki, tidak ada nyeri, terdapat AV
shunt di tangan kiri.
Kekuatan otot pasien

5 5

5 5
(kanan) (kiri)
Keterangan :
0 : Tidak mampu bergerak
1 : Belum ada atropi
2 : Menggerakkan dengan lemah, sesuai perintah
3 : Menggerakkan tahanan minimal
4 : Bergerak dan melawan hambatan ringan
5 : Bebas bergerak

21
e) Kulit / Integumen
Turgor kulit sedang, mukosa kulit kering, mengkilap dan bersisik,
kulit berwarna hitam
7. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 30 Januari 2020
Tanggal hasil selesai : 30 januari 2020
Ruang : Rawat jalan
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
KIMIA KLINIK
Ureum 109 mg/dl 10 – 50 GLDH
Kreatinin 11.4 mg/dl 0.6 – 1.3 Jaffe

8. Terapi
a. Hemodialisa 1 minggu 2x yaitu setiap hari senin dan kamis
b. Heparin 1 ml

B. ANALISA DATA

22
No Data Fokus Problem Etiologi
1. DS: Bersihan jalan Produksi sekret
Pasien mengeluh batuk sejak napas tidak efektif berlebih
sebulan yang lalu
DO:
- Pasien terlihat pucat dan
sering batuk
- Pasien terlihat sedikit sesak
napas
- Pola napas cepat dan dalam
- Irama napas ireguler
- RR: 25 x/ menit
- Terdapat suara napas
tambahan ronkhi
- Terdapat penumpukan
sekret pada jalan napas
(trakhea)

2. DS: Kelebihan volume Penurunan


Pasien mengatakan berat cairan haluaran urin dan
badan naik 1 kg dalam 3 hari fungsi ginjal

DO:
- BB pre HD: 52 kg
- BB post HD kemarin: 51
kg
- BAK ± 40 ml
- BAB ± 100 ml
- Minum air putih ± 800 ml
- Minum teh hangat ± 400 ml
- IWL : 32,5 ml

23
- Input : ± 1460 ml
- Output : ± 172,5 ml
- Balance cairan : + 1287,5
ml
- TD: 140/90 mmHg
- Nadi: 86 x/menit
- Suhu: 36 oC
- RR: 25 x/menit
- Pasien terlihat pucat
- Bentuk abdomen pasien
asites

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret
berlebih
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin dan
fungsi ginjal

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
Senin, 3 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
Februari keperawatan selama 2. Asukultasi suara napas,
2020 hemodialisa diharapkan jalan catat adanya suara
napas efektif dengan kriteria tambahan
hasil: 3. Atur posisi senyaman
a. Mendemonstrasikan batuk mungkin (semi fowler)
efektif dan suara napas 4. Ajarkan pasien untuk
yang bersih, tidak ada batuk efektif
sianosis dan dyspneu 5. Kolaborasi dalam
b. Menunjukan jalan napas pemberian terapi oksigen.

24
yang paten (pasien tidak
merasa tercekik, irama
napas regular, frekuensi
pernapasan dalam rentang
normal: RR 16-20 x/menit,
tidak ada suara napas
tambahan)
Senin, 3 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status cairan: timbang
Februari keperawatan selama BB sebelum dan sesudah
2020 Hemodialisa diharapkan pasien Hemodialisa,
dapat mempertahankan berat keseimbangan masukan,
tubuh ideal tanpa kehilanagan turgor kulit
cairan dengan kriteria hasil: 2. Kaji lokasi dan luas
a. Terbebas dari edema udema
b. Bunyi napas bersih, tidak 3. Monitor tanda-tanda vital
ada dyspneu 4. Berikan edukasi
c. Memelihara tekanan vena pembatasan cairan
sentral, tekanan kapiler paru 5. Kolaborasi dengan dokter
d. Tanda-tanda vital dalam dalam pemberian terapi
batas normal hemodialisa
e. Menjelaskan indikator
kelebihan volume cairan

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No Tindakan Keperawatan Respon Paraf
Dx

25
Senin / 3 1 - Memonitor tanda-tanda S : pasien mengatakan
Februari vital bersedia dilakukan
2020 - Mengobeservasi adanya pemeriksaan TTV
08.30 WIB suara napas tambahan O : TD : 140/90 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 20x/menit
Terdapat suara nafas
tambahan ronkhi

07. 40 WIB 2 - Mengkaji status cairan S : pasien mengatakan BB


(monitor intake output naik 1 kg dalam 3 hari, pasien
cairan) mengatakan makan 3 kali
- Menimbang BB pasien sehari, minum air putih ± 3-4
gelas belimbing , minum teh
hangat 1 gelas belimbing
besar, BAK 2 kali sejak pagi.
BAB 1 kali
O : - BB pre HD : 52 kg
- BB post HD kemarin :
51 kg
Intake :
- Minum air putih ± 3-4
gelas belimbing
( ± 800 )
- Minum teh hangat 1
gelas besar
(± 400 ml)
Output :
- BAK 2 kali ( ± 40 ml)
- BAB 1 kali (± 100 ml)

26
- IWL : 32,5 ml
- Input : ± 1460 ml
- Output : ± 172.5 ml
- Balance cairan :
+ 1287,5 ml
- Tidak ada edema
- Bentuk abdomen
pasien asites

07.50 WIB 2 - Mengkaji luas dan lokasi S : pasien mengatakan tidak


edema ada pembengkakan pada
tangan, kaki, atau wajah
O : tidak ada edema ditangan,
kaki / wajah

1 - Mengatur posisi pasien S : Pasien mengatakan


senyaman mungkin bersedia, pasien mengatakan
posisinya sudah nyaman
O : pasien terlihat terbaring
diatas tempat tidur dengan
posisi setengah duduk

07.55 WIB 1 - Mengajarkan pasien S : Pasien mengatakan


batuk efektif bersedia diajarkan batuk
efektif
O : pasien tampak
memperhatikan dan
mempraktekkan batuk efektif

2 - Memberikan edukasi S : pasien mengatakan akan


pembatasan cairan membatasi minumnya

27
O : tidak ada edema

08.00 WIB 2 Melakukan hemodialisa S : pasien mengatakan siap


dan memberikan terapi dilakukan hemodialisa
antikoagulan O:
a. Pre Hemodialisa
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36 oC
RR = 20 x/menit
SPO2 : 100%
UFG : 0.5 L
UFR : 0,11 L/jam
QB : 200 ml / menit
QD : 500 ml / menit
Time : 4 jam
Heparin : Dosis awal : 2000
IU
Continue : 3000 ml
Jumlah : 5000 ml
b. Intra Hemodialisa
Jam : 08.00 – 12.30 WIB
KUF : 5,6
Tekanan vena : 60
UFG : 0,5 L
UFR : 0,11 L/jam
UFV :
Pukul 08.00 WIB : 0
Pukul 09.00 WIB: 0,11

28
Pukul 10.00 WIB : 0,22
Pukul 11.00 WIB : 0,33
Pukul 12.00 WIB : 0,44
Pukul 12.30 WIB : 0,5
TD :
Pukul 08.00 : 140/90 mmHg
Pukul 09.00 : 140/90 mmHg
Pukul 10.00 : 140/90 mmHg
Pukul 11.00 : 140/90 mmHg
Pukul 12.00 : 160/100 mmHg
Pukul 12.30 : 160/100 mmHg
c. Post hemodialisa
Pukul 12.30 WIB
Keadaan umum : baik
Kesadaran composmentis
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 24 x/menit
Tidak ada perdarahan

13.00 WIB 1 Mengobservasi adanya S : pasien mengatakan masih


suara nafas tambahan batuk
O:
- pasien terlihat sering
batuk
- Terdengar suara tambahan
ronkhi
- Irama nafas ireguler
- RR : 24 x/menit
- Terdapat penumpukan

29
sekret di trakea

13.10 WIB 2 Menimbang berat badan S : Pasien mengatakan


post hemodialisa bersedia ditimbang BB
O : BB 51 kg

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal No Evaluasi Paraf
Dx
Senin, 3 S : Pasien mengatakan masih batuk
februari 1 O:
2020 - Pasien masih terlihat sering batuk
- Irama napas ireguler
13.20 WIB - RR : 24 x/menit
- Terdengar suara tambahan ronkhi
- Terdapat penumpukan sekret di jalan napas
- Pasien sudah biasa mendemonstrasikan teknik
batuk efektif
A : Masalah bersihan jalan napas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital
- Auskultasi suara napas, catat adanya suara
tambahan
- Atur posisi senyaman mungkin

Senin, 3 2 S: Pasien mengatakan berat badan setelah


februari hemodialisa 51 kg
2020 O:
- BB Pre HD : 52 kg
13.20 WIB - BB post HD hari ini : 51 kg

30
- TD : 160/100 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36 oC
- RR: 24 x/menit
A : Masalah kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Kaji status cairan: timbang BB sebelum
dan sesudah Hemodialisa, keseimbangan
masukan, turgor kulit
- Kaji lokasi dan luas udema
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan edukasi pembatasan cairan
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi hemodialisa

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia dan Lorraine M Wilson. 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi 4: Jakarta: EGC

31
Smeltzer, S. C,. Bare. 2009. Text Book of Medical Surgical Nursing End 12.
Philadelpia: Lippincott Willian & Wilkins
http://id.scribd.com/Lp-CKD
http://www.academia .edu/LAPORAN_PENDAHULUAN_CKD

32

Anda mungkin juga menyukai