Anda di halaman 1dari 24

ETIKA KEPERAWATAN

SUHERWIN, S.Kep, M.Kes


ETIKA KEPERAWATAN Suatu ungkapan tentang
bagaimana perawat wajib bertingkah laku Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang
menentukan dan menuntun perawat dlm
praktek sehari-hari (Fry, 1994); * Jujur terhadap
pasien * Menghargai pasien * Beradvokasi atas
nama pasien
Salah satu aturan yang mengatur hubungan
antara perawat-pasienadalah etika.

Etika berasal dari kata yunani, yaitu ethos yang


berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Etika berhubungan dengan pertimbangan


pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatankarena tidak adaundang-undang atau
peraturan mengenai hal yang harus dilakukan.
• Etika merupakan suatu disiplin yang diawali
dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia
dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
menderteminasi perilaku yang baik terhadap
suatu situasi yang dihadapi.Etika berbagai profesi
ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dankepercayaan dari profesi.
Etika profesi keperawatan adalahfilsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan.

Etika profesi keperawatan adalah milik dan


dilaksanakan oleh semua perawat.
Semua perawat harus untuk menaati kode etik
yang telah disepakati. Dalam melaksanakan
praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya
pelayanankeperawatan klien.Keputusan yang
diambil berdasarkan pertimbangan dan
kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran
etika, hal yang baik bagi pelayanan keperawatan
klien diukur dari sudut keyakinannya
sendiri,norma masyarakat, dan standar
professional.
TUJUAN ETIKA KEPERAWATAN
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur
perilaku moral dalam keperawatan. Dalam
penyusunannya didasarkan pada kode etik sebagai standar
yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat.

Menurut American Comission Bureau on Teaching, tujuan


dari etika keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik
keperawatan.
2. Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral
yang terjadi dalam praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik yang dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan
PENDEKATAN DALAM ETIKA KEPERAWATANE
Empat metode pendekatandalam etika keperawatan adalah: otoritas,consensus hominum,
pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode argumentasi.
1. Metode otoritas:
menyatakan bahwa dasar setiap tindakan ataukeputusan berdasarkan pada otoritas/
kewenangan sendiri. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural,
kelompok manusia, atau institusi seperti majelis ulama, dewan gereja, ataupemerintah.
Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganutyang percaya.
2. Metode consensus hominum:
menggunakan pendekatan berdasarkan pada persetujuan masyarakat luas atau pada
sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.
3. Metode pendekatan intuisi atau self-evidence:
dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai
konsep teknik intuisi. Metode initerbatas hanya pada orang-orang yang mempunyai intuisi
tajam.
4. Metode argumentasi:
menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban yang
mempunyai alasan tepat. Metode analitik ini digunakan untuk memahami fenomena
etika.
TIPE-TIPE ETIKA KEPERAWATAN
Tipe-tipe etika etika keperawatan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik:merupakan studi filosofi yang mempelajari
tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah
biologi dan pengobatan.
Lebih lanjut,bioetik difokuskan pada pertanyaan etikyang
muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan,bioteknologi,pengobatan,politik,hukum, dan
theologi.

Bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut


perawatan kesehatan, kesehatan modern,aplikasi teori
etik,dan prinsip etik terhadap masalah-masalah
pelayanan kesehatan.
2. Clinical Ethics/ Etik Klinik:
bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan
padaklien.
Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau
penolakan dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespons permintaan medis yang kurang
bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethics/ Etik Keperawatan: bagian dari
bioetik yang merupakan studi formal tentang
isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta
dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
TEORI DALAM ETIKA KEPERAWATAN
1. TELEOLOGI
Merupakan suatu doktrin yang menjelaskan
fenomenaberdasarkan akibat yang dihasilkan
atau konsekuensi yang dapat terjadi.Makna
dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir
yangterjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian
hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan
ketidak baikan sekecil mungkin bagi manusia.
2. DEONTOLOGI
Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut
Kant,benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau
konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.

Dalam konteksini, perhatian difokuskan pada tindakan


melakukan tanggungjawab moral yang dapat memberikan
penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau
salah.
Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang
yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya
terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan.
Contoh lain: seorang perawat menolak membantu pelaksanaan
abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan
membunuh.
NILAI, NORMA DAN ETIKA
Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia (lahir dan batin) dengan
karakteristik:
1. Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami,
dipikirkan, dimengertidan dihayati oleh manusia.
2. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-
cita,keinginan dan segalasesuatu pertimbangan
batiniah manusia.
3. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh
subyek danbersifat obyektif bila melekat pada
sesuatu yang terlepas daripenilaian manusia.
Norma merupakan wujud konkrit dari nilai yang
menuntun sikap dantingkah laku manusia. Nilai
dan norma senantiasa berkaitan denganmoral
dan etika.

Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas


tentang prinsip-prinsip moralitas. Pada
hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya
nila macam apa yang ada serta bagaimana
hubungan nilai tersebut dengan manusia.
KONSEP MORAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
1. ADVOKASI
Dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif
kepada individu untuk secara bebas
menentukan nasibnya sendiri. Pada dasarnya
peran perawat sebagai advokat pasien adalah
memberi informasi dan memberi bantuan
kepada pasienatas keputusan apapun kepada
pasien.
Dalam memberi bantuan terdapat 2 peran yaitu
aksi dan nonaksi,dalam peran aksi tugas perawat
memberikan keyainan kepada pasien bahwa
mereka mempunyai hak dan tanggungjawab
dalam menentukan pilihan atau keputusan
sendiri dan tidak terpengaruholeh oranglain.
Dalam peran nonaksi perawat menahan diri
untuktidak mempengaruhi keputusan pasien.
2. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas mengandung dua komponen
yaitu tanggung jawabdan tanggung gugat.
Tindakan yang dilakukan perawat dilihat
daripraktik keperawatan, kode etik dan
undang-undang dapat di benarkan.
Akuntabilitas dipandang dalam suatu hirarki
dimulai dari tingkat individu, tingkat
institusi/profesional, dan tingkat sosial.
Pada tingkat individu akuntabilitas individu di
refleksikan dalam proses pembuatan keputusan etika
keperawatan, kompetensi, komitmen dan integritas.

Pada tingkat institusi akuntabilitasdirefleksikan


dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan atau audit keperawatan.
Pada tingkat profesional akuntabilitas direfleksikan
dalam standar praktik keperawatan. Pada tingkat
sosial akuntabilitas direfleksikan dalam undang-
undang yang mengatur pratik keperawatan.
3.LOYALITAS
Merupakan suatu konsep meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara
profesional berhubungan dengan perawat. Loyalitas
merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia
yang memperhatikan dan memperkuat anggota
masyarakat keperawatan dalam mencapai tujuan.

Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan bila


anggota profesi/ teman sejawat bila menganaggap
loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan
keperawatan.
Prinsip prinsip eika yang harus dipahami oleh seorang perawat dalam
memberikan asuhan kperawatan sebagai berikut :
1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip utama oleh seorang perawat dalam memberikan asuhan dan
tindakan keperawatan  haruslah   didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu mengambil  keputusan
sendiri yang terbaik untuk kepentingan dirinya sendiri, dalam hal ini
perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan keperawatan tanpa
persetujuan pasien.

Misalnya  pasien dalam melakukan pemasangan infus meskipun telah


ada intruksi dari dokter secara tertulis untuk melakukan pemasagnan
infus seorang perawat yang akan melakukan wajib terlebih dahulu
untuk meminta persetujuan pada pasien, setelah pasien setuju maka
perawat baru boleh melakukan pemasangan infus, itu yang dimaksud
dengan autonomi pasien. Begutu juga pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi oleh dokter pasien wajib diberikan informed consent
oleh dokter sehingga pasien paham tujuan dan tindakan dan resiko
yang akibat operasi tersebut.
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menuntut perawat
untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Setiap langkah
perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh perawat
pada pasien harus untuk kepentingan terbaik pada pasien.
Semata mata mata hanya untuk kebaikan pasien.   
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek
professional ketika perawat bekerja untuk asuhan
keperawatan dan tindakan keperawatan  yang benar,
sesuai  standar  keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Perawat tidak boleh
membedakan bedakan pasien berdasarkan status sosial,
pangkat, jabatan, atau tidak boleh SARA
4. Non-maleficence,
asuhan  keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak membahayakan
keselamatan pasien dan tidak menimbulkan cedera pada pasien   (tidak
merugikan pasien ) prinsipnya pelayanan tidak menimbulkan bahaya/cedera
fisik dan psikologis pada klien. Bahkan perawat wajib mencegah timbulnya
cedera pada pasien, misalnya pasie yang gelisah diberi tempat tidurnya
pengaman agar pasien tidak terjatuh. Agar tidak salah obat pada pasien,
setiap pemberian obat wajib dilakukan identufikasi pasien   

5. Veracity (Kejujuran),
Nilai nilai kejujuran  ini bukan tidak saja   dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan  kesehatan, perawat yang memberikan informasi kepada pasien
sesuai dengan ketentuan yang berlaku harus memberikan informasi yang
lengkap, akurat  dan objektif pada pasien dan keluarga. Untuk meningkatkan
saling percaya antara perawat dan pasien maka sikap jujur perawat dapat
mempermudah pelayanan asuhan keperawat oleh perawat kepada pasien
6. Fidelity (Menepati janji),
apabila  perawat telah membuat kesepakatan terkait hubungan
pelayanan keperawatan dengan pasien maka perawat wajib
menepati janjinya, misalnya perawat akan melakukan edukasi pada
pasien tentang cara mengambil nafas dalam yang benar Jam.10,00
Wib, maka perawat wajib menepatinya agar pasien  menghargai
perawat.

7. Confidentiality
(Kerahasiaan), hak privacy pasien  merupakan hak yang tidak boleh
dilanggar oleh perawat, maka segala informasi tentang pasien harus
dijaga kerahasiaannya oleh perawat, perawat tidak boleh
 menginformasikan penyakit pasien pada siapun kecuali atas izin
keluarga. Pembahasan tentang terkait pasien hanya boleh
dialakukan dalam  pelayanan, itupun  harus untuk kepentingan
pasien. Rekam medik pasien tidak boleh dibaca oleh orang lain,
kecuali tenaga kesehatan terkait dalam memberikan asuhan
pelayanan kesehatana pasien.
8. Accountability (Akuntabilitasi),
nilai nilai akuntabilitas adalah standar  asuhan
keperawatn dan tindakan keperawatan yang yang
dilakukan oleh perawat dijamin kepastiannya, atau
sudah ada SOP, suadah ada Standarnya.   

Tindakan seorang professional dapat dinilai dalam


situasi yang tidak jelas atau tanda terkecuali. “Perawat
bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien,
sesama teman sejawat, , dan masyarakat. Jika perawat
salah dalam melakukan tindakan keperawatan pada
pasien  perawat dapat saja dituntut oleh pasien atau
keluarga pasien”.  

Anda mungkin juga menyukai