Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.
endekatan Bioetika
Etika Keperawatan mengacu pada bioetika yang terdiri dari 3 pendekatan, yaitu :
1) Pendekatan Teleologik
Pendekatan Teleologik adalah suatu dokrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang
melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis. Secara singkat,
pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal – hal yang berkaitan dengan the end justifies the ineans (pada
akhirnya, yang membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis).
2) Pendekatan Deontologik
Contoh kasus :
Bioetika tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat memberikan
pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya demi keselamatan pasien.
Contoh kasus :
Contoh kasus :
Prinsip Etik otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak – hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
Berbuat Baik ( Beneficience )
Prinsip Keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjun prinsip – prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Tidak Merugikan ( Non Maleficience )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis selama
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.
Kejujuran ( Veracity )
Prinsip Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk menyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik
bahwa “doctors know best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki
hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Akuntabilitas ( Accountability )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang pun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
Teknologi Reproduksi Buatan
Teknologi reproduksi buatan merupakan bagian dari
pengobatan infertilitas. Infertilitas dikatakan sebagai kelainan
atau kondisi sakit dalam masalah reproduksi. Manusia pada
Bayi tabung dasarnya mempunyai hak untuk bebas dari sakit. Apabila
infertilitas merupakan manifestasi dari sakit maka semua
manusia mempunyai hak untuk bebas dari kondisi infertil atau
dengan kata lain berhak untuk bereproduksi.
Teknologi reproduksi buatan digunakan untuk mengatasi
infertilitas ini, dimana apabila reproduksi secara alami tidak
memungkinkan dilakukan maka teknik reproduksi buatan dapat
diterapkan. Teknologi ini memberi kesempatan kepada
pasangan suami istri yang memiliki masalah dengan proses
reproduksi untuk memiliki keturunan yang tetap berasal dari
benih mereka.
Teknologi reproduksi buatan mencakup setiap fertilisasi yang
melibatkan manipulasi gamet (sperma, ovum) atau embrio
diluar tubuh serta pemindahan gamet atau embrio ke dalam
tubuh manusia. Teknik bayi tabung (InVitro Fertilization) dan
teknik ibu pengganti (Surrogate Mother) termasuk dalam
teknologi reproduksi buatan ini.
Pada perkembangannya teknologi reproduksi buatan semakin
berkembang menjadi beberapa teknik sebagai berikut:
1. In Vitro Fertilization & Embryo Transfer (IVF & ET)
Prosedur pembuahan ovum dan sperma di laboratorium yang kemudian
dilanjutkan dengan pemindahan embrio ke dalam uterus
2. Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)
Prosedur memindahkan ovum yang telah diaspirasi dari ovarium
bersama dengan sejumlah sperma langsung kedalam saluran tuba fallopi.
3. Zygote Intrafallopian Transfer (ZIPT)
Prosedur pemindahan zygote sebagai hasil dari IVF kedalam saluran
tuba fallopi
4. Cryopreservation
Teknik simpan beku ovum, sperma, atau embrio, serta pencairannya
kembali untuk digunakan pada waktunya
5. Intra Cytoplasmic Sperm Injection
Penyuntikan 1 sperma yang berasal dari eyakulat kedalam ooplasma. Apabila
sperma berasal dari epididimis di sebut MESA (microsurgucal epidymal sperm
aspiration) atau di sebut TESE (testicular sperm extraction), apabila sperma
tersebut berasal dari testis
6. Pre-Implantation Genetic Diagnosis (PGD)
Upaya diagnostik dini penyakit genetik tertentu sebelum dilakukan transfer
embrio kedalam uterus.
7. Sex Selection.
Upaya dan prosedur pemilihan jenis kelamin tertentu dalam rangkaian teknologi
reproduksi buatan. Ada beberapa prosedur antara lain:
· Pemisahan spermatozoa X dan Y sebelum prosedur inseminasi buatan atau
IVF
· Pemilihan jenis kelamin pada saat Pre-implantation Genetic Diagnosis
(PGD)
· Diagnostik Genetika Prenatal diikuti dengan “selective abortion” pada jenis
kelamin tertentu
Penelitian-penelitian didalam penelitian reproduksi buatan, yang bertujuan
untuk meningkatkan keberhasilan teknik itu sendiri, atau meneliti kelaina-
kelainan genetik, dan khromoson, atau meneliti faktor-faktor penyebab
keguguran, serta pengembangan kontrasepsi dimasa depan, menghasilkan
peristilah baru pula, yaitu:
1. Sel tunas (stem cells), penelitian ini bertujuan untuk melakukan
duplikasi (cloning) dari sel-sel embrio (blastocyst), atau sel-sel germinal
(fetus muda), dan dapat juga berasal dari sel-sel orang dewasa muda.
2. Human Cloning, usaha untuk menduplikasi manusia. Proses yang
dilakukan sejauh ini memindahkan inti sel somatik donor (yang
mengandung DNA dan komponen genetik lengkap) ke sel ovum yang
diambil seluruh inti selnya.
3. Assisted Hatching, suatu usaha untuk meningkatkan proses implantasi
embrio di endometrium, dengan membuka zona pelucida dengan
micromanipulator
4. Follicular Maturation, suatu proses pematangan oosit in vitro, atau
disebut juga pertumbuhan oosit in vitro
Dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan
dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas
medis, yaitu :
1. Wanita diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk
merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan
setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah
sel-sel telurnya matang.
2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui
pemeriksaan darah dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum
(pungsi) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur
tersebut dibuahi dengan sel sperma suami yang telah diproses
sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam
tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram.
Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan
harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini
kemudian diimplantasikan ke dalam rahim wanita. Pada
periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan
tidak terjadi menstruasi dilakukan pemeriksaan air kemih untuk
kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
Berdasarkan asal sumber sperma pada proses bayi tabung maka
secara teknis teknik bayi tabung terdiri dari empat jenis, yaitu:
a) Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami istri
yang dimasukkan kedalam rahim istrinya sendiri.
b) Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami istri
yang dimasukkan ke dalam rahim selain istrinya. Atau disebut
juga sewa rahim (Surrogate Mother).
c) Teknik bayi tabung dengan sperma dan ovum yang
diambil dari bukan suami/istri.
d) Teknik bayi tabung dengan sperma yang dibekukan dari
suaminya yang sudah meninggal.
a) Bayi tabung yang dilakukan dengan sel sperma dan ovum
suami istri sendiri serta tidak ditrannsfer kedalam rahim wanita lain
walau istrinnya sendiri selain pemilik ovum (bagi suami istri yang
berpoligami) baik dengan tehnik FIV maupun GIFT, hukumnya
adalah mubah, asalkan kondisi suami istri itu benar-benar
membutuhkan bayi tabung (inseminasi buatan) untuk memperoleh
Bayi Tabung Dalam anak, lantaran dengan cara pembuahan alami, suami istri itu sulit
Sudut Pandang Hukum memperoleh anak. Padahal anak merupakan suatu kebutuhan dan
dambaan setiap keluarga. Disamping itu, salah satu tujuan dari
2.4.1 Pandangan
perkawinan adalah untuk memperoleh anak dan keturunan yang sah
Hukum Islam serta bersih nasabnya. Jadi, bayi tabung merupakan suatu hajat
(kebutuhan yang sangat penting) bagi suami istri yang gagal
memperoleh anak secara alami. Dalam hal ini kaidah fiqih
menentukan bahwa “Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency) padahal
keadaan darurat/terpaksa membolehkan melakukan hal-hal yang
terlarang.”
b) Bayi tabung yang dilakukan dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor, haram hukumnya karena
hukumnya sama dengan zina, sehingga anak yang dilahirkan
melalui proses bayi tabung tersebut tidak sah dan nasabnya
hanya dihubungkan dengan ibu (yang melahirkan)-Nya.
Termasuk juga haram system bayi tabung yang menggunakan
sperma mantan suami yang telah meninggal dunia, sebab antara
keduanya tidak terikat perkawinan lagi sejak suami meninggal
dunia.
c) Haram hukumnya bayi tabung yang diperoleh dari sperma
dan ovum dari suami istri yang terikat perkawinan yang sah
tetapi embrio yang terjadi dalam proses bayi tabung ditransfer
kedalam rahim wanita lain atau bukan ibu genetic (bukan istri
atau istri lain bagi suami yang berpoligami), haram hukumnya.
Jelasnya, bahwa bayi tabung yang menggunakan rahim rental,
adalah haram hukumnya. Ini berarti bahwa kondisi darurat
tidak mentolerir perbuatan zina atau bernuansa zina. Zina tetap
haram walaupun darurat sekalipun.
Alasan-alasan haramnya bayi tabung dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor atau ditransfer kedalam
rahim wanita lain, berdasarkan agama Islam….adalah, antara
lain:
Firman Allah dalam QS.Al-Isra:70 mengatakan bahwa; yang
artinya ”sesungguhnya kami telah memuliakan
manusia”. Dalam hal ini bayi tabung dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor itu pada hakekatnya
merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang
diinseminasi, padahal tuhan sendiri berkenan memuliakan
manusia.
Aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi spontan adalah aborsi yang
terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar
( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan
aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya -
upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.
Penugasan :
Inseminasi
Infertilitas Sekian