Anda di halaman 1dari 36

Masalah Bioetik Keperawatan

 Masalah bioetik keperawatan a. Bayi tabung b. Aborsi c.


Inseminasi d. Transplantasi e. Euthanasia f. Infertilitas
 Pendalaman keterampilan menerapkan etika berkomunikasi
dengan Keluarga pasien, dengan konsumen dan masyarakat
umum
 Aplikasi etika dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan
Bioetika adalah studi tentang
isu- isu etika, sosial, legal,
dan isu lain yang timbul
dalam pelayanan kesehatan.
Manusia merupakan produk budaya dimana dia
Isu Bioetik di hidup.
Indonesia Dengan demikian bioetik erat terkait dengan
budaya tertentu.
1.         Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang


kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan.Pada lingkup
yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang
Tipe – Tipe lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral
yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap pengobatan dan biologi. Isu
dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetika, etika
lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan. Dapat
disimpulkan bahwa bioetika lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan, kesehatan modern,
aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah
pelayanan kesehatan.
2.         Clinical Ethics/Etika Klinik

Etik Klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih


memperhatiakan pada masalah etik selama pemberian pelayanan
pada klien.

Contoh : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana


seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang
bermanfaat.

3.         Nursing Ethics/Etika Keperawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.
endekatan Bioetika

       Etika Keperawatan mengacu pada bioetika yang terdiri dari 3 pendekatan, yaitu :

1)        Pendekatan Teleologik

Pendekatan Teleologik adalah suatu dokrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang
melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis. Secara singkat,
pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal – hal yang berkaitan dengan the end justifies the ineans (pada
akhirnya, yang membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis).
2)        Pendekatan Deontologik

Istilah Deontologik berasal dari kata yunani “deon” yang berarti


kewajiban. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus
ditolak sebagai buruk, deontologi menjawab “karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua
dilarang”. Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip.
Prinsip- prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent,
alokasi sumber-sumber, dan euthanasia. Yang menjadi dasar baik
buruknya perbuatan adalah kewajiaban. Pendekatan deontologik
sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga
salah satu teori etika yang terpenting.
3)        Pendekatan Intiutionism

Pendekatan ini menyatakan pandangana atau sifat manusia dalam


mengetahui hal yang benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari
pemikiran rasional atau irasionalnya suatu keadaan.
a.    Pendekatan Teleologik

Contoh kasus :

Pendekatan 1.      Seorang perawat yang harus menghadapi kasus kebidanan karena

Bioetika tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat memberikan
pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya demi keselamatan pasien.

2.      Seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang


sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari aspek
hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga pendekatan teleologi
lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan
bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
Pendekatan Deontologik

Contoh kasus :

1.      Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang sulit dimana


seorang pasien di diagnosa kanker darah putih (leukemia) stadium
akhir dan harus segera diberitahukan kepada pasien dan
keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien. Dan dengan
berat hati perawat mengatakan hal itu agar pasien dan keluarganya
bisa mengambil tindakan selanjutnya.

2.      Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai


dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika
tidak melaksanakan tugas.

3.      Kewajiban seseorang yang memiliki dan mempercayai


agamanya, maka orang tersebut harus beribadah, menjalankan
perintah dan menjauhi larangannya.
Pendekatan Intiutionism

Contoh kasus :

1.      Seorang perawat sudah tentu


mengetahui bahwa menyakiti pasien
merupakan tindakan yang tidak benar. Hal
tersebut tidak perlu diajarkan lagi kepada
perawat karena sudah mengacu pada etika
dari seorang perawat yang diyakini dapat
membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk untuk dilakukan.
Otonomy ( Autonomy )

Prinsip Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir

Prinsip – logis dan mampu membuat keputusan sendiri.  Orang dewasa dianggap


kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip

Prinsip Etik otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak – hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
Berbuat Baik ( Beneficience )

Beneficience berarti, hanya melakukan


sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.
Keadilan ( Justice )

Prinsip Keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjun prinsip – prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Tidak Merugikan ( Non Maleficience )

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis selama
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.
Kejujuran ( Veracity )

Prinsip Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk menyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik
bahwa “doctors know best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki
hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Akuntabilitas ( Accountability )

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang


profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Menepati Janji ( Fidelity )

Prinsip Fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya


terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari
perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.  
Kerahasiaan ( Confidentiality )

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang pun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
 Teknologi Reproduksi Buatan
 Teknologi reproduksi buatan merupakan bagian dari
pengobatan infertilitas. Infertilitas dikatakan sebagai kelainan
atau kondisi sakit dalam masalah reproduksi. Manusia pada

Bayi tabung dasarnya mempunyai hak untuk bebas dari sakit. Apabila
infertilitas merupakan manifestasi dari sakit maka semua
manusia mempunyai hak untuk bebas dari kondisi infertil atau
dengan kata lain berhak untuk bereproduksi.
 Teknologi reproduksi buatan digunakan untuk mengatasi
infertilitas ini, dimana apabila reproduksi secara alami tidak
memungkinkan dilakukan maka teknik reproduksi buatan dapat
diterapkan. Teknologi ini memberi kesempatan kepada
pasangan suami istri yang memiliki masalah dengan proses
reproduksi untuk memiliki keturunan yang tetap berasal dari
benih mereka.
 Teknologi reproduksi buatan mencakup setiap fertilisasi yang
melibatkan manipulasi gamet (sperma, ovum) atau embrio
diluar tubuh serta pemindahan gamet atau embrio ke dalam
tubuh manusia. Teknik bayi tabung (InVitro Fertilization) dan
teknik ibu pengganti (Surrogate Mother) termasuk dalam
teknologi reproduksi buatan ini.
 Pada perkembangannya teknologi reproduksi buatan semakin
berkembang menjadi beberapa teknik sebagai berikut:
 1.      In Vitro Fertilization & Embryo  Transfer (IVF & ET)
 Prosedur pembuahan ovum dan sperma di laboratorium yang kemudian
dilanjutkan dengan pemindahan embrio ke dalam uterus
 2.      Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)
 Prosedur memindahkan ovum yang telah diaspirasi dari ovarium
bersama dengan sejumlah sperma langsung kedalam saluran tuba fallopi.
 3.      Zygote Intrafallopian Transfer (ZIPT)
 Prosedur pemindahan zygote sebagai hasil dari IVF kedalam saluran
tuba fallopi
 4.      Cryopreservation
 Teknik simpan beku ovum, sperma, atau embrio, serta pencairannya
kembali untuk digunakan pada waktunya
 5.      Intra Cytoplasmic Sperm Injection
 Penyuntikan 1 sperma yang berasal dari eyakulat kedalam ooplasma. Apabila
sperma berasal dari epididimis di sebut MESA (microsurgucal epidymal sperm
aspiration) atau di sebut TESE (testicular sperm extraction), apabila sperma
tersebut berasal dari testis
 6.      Pre-Implantation Genetic Diagnosis (PGD)
 Upaya diagnostik dini penyakit genetik tertentu sebelum dilakukan transfer
embrio kedalam uterus.
 7.      Sex Selection.
 Upaya dan prosedur pemilihan jenis kelamin tertentu dalam rangkaian teknologi
reproduksi buatan. Ada beberapa prosedur antara lain:
 ·         Pemisahan spermatozoa X dan Y sebelum prosedur inseminasi buatan atau
IVF
 ·         Pemilihan jenis kelamin pada saat Pre-implantation Genetic Diagnosis
(PGD)
 ·         Diagnostik Genetika Prenatal diikuti dengan “selective abortion” pada jenis
kelamin tertentu 
 Penelitian-penelitian didalam penelitian reproduksi buatan, yang bertujuan
untuk meningkatkan keberhasilan teknik itu sendiri, atau meneliti kelaina-
kelainan genetik, dan khromoson, atau meneliti faktor-faktor penyebab
keguguran, serta pengembangan kontrasepsi dimasa depan, menghasilkan
peristilah baru pula, yaitu:
 1.      Sel tunas (stem cells), penelitian ini bertujuan untuk melakukan
duplikasi (cloning) dari sel-sel embrio (blastocyst), atau sel-sel germinal
(fetus muda), dan dapat juga berasal dari sel-sel orang dewasa muda.
 2.      Human Cloning, usaha untuk menduplikasi manusia. Proses yang
dilakukan sejauh ini memindahkan inti sel somatik donor (yang
mengandung DNA dan komponen genetik lengkap) ke sel ovum yang
diambil seluruh inti selnya.
 3.      Assisted Hatching, suatu usaha untuk meningkatkan proses implantasi
embrio di endometrium, dengan membuka zona pelucida dengan
micromanipulator
 4.      Follicular Maturation, suatu proses pematangan oosit in vitro, atau
disebut juga pertumbuhan oosit in vitro
 Dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan
dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas
medis, yaitu :
 1.      Wanita diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk
merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan
setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah
sel-sel telurnya matang.
 2.      Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui
pemeriksaan darah dan pemeriksaan ultrasonografi.
 3.      Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum
(pungsi) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
 4.      Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur
tersebut dibuahi dengan sel sperma suami yang telah diproses
sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
 5.      Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam
tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram.
Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan
harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
 6.      Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini
kemudian diimplantasikan ke dalam rahim wanita. Pada
periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
 7.      Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan
tidak terjadi menstruasi dilakukan pemeriksaan air kemih untuk
kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
 Berdasarkan asal sumber sperma pada proses bayi tabung maka
secara teknis teknik bayi tabung terdiri dari empat jenis, yaitu:
 a)      Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami istri
yang dimasukkan kedalam rahim istrinya sendiri.
 b)      Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami istri
yang dimasukkan ke dalam rahim selain istrinya. Atau disebut
juga sewa rahim (Surrogate Mother).
 c)      Teknik bayi tabung dengan sperma dan ovum yang
diambil dari bukan suami/istri.
 d)     Teknik bayi tabung dengan sperma yang dibekukan dari
suaminya yang sudah meninggal.
 a)      Bayi tabung yang dilakukan dengan sel sperma dan ovum
suami istri sendiri serta tidak ditrannsfer kedalam rahim wanita lain
walau istrinnya sendiri selain pemilik ovum (bagi suami istri yang
berpoligami) baik dengan tehnik FIV maupun GIFT, hukumnya
adalah mubah, asalkan kondisi suami istri itu benar-benar
membutuhkan bayi tabung (inseminasi buatan) untuk memperoleh
Bayi Tabung Dalam anak, lantaran dengan cara pembuahan alami, suami istri itu sulit
Sudut Pandang Hukum memperoleh anak. Padahal anak merupakan suatu kebutuhan dan
dambaan setiap keluarga. Disamping itu, salah satu tujuan dari
2.4.1 Pandangan
perkawinan adalah untuk memperoleh anak dan keturunan yang sah
Hukum Islam serta bersih nasabnya. Jadi, bayi tabung merupakan suatu hajat
(kebutuhan yang sangat penting) bagi suami istri yang gagal
memperoleh anak secara alami. Dalam hal ini kaidah fiqih
menentukan bahwa “Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency) padahal
keadaan darurat/terpaksa membolehkan melakukan hal-hal yang
terlarang.”
 b)      Bayi tabung yang dilakukan dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor, haram hukumnya karena
hukumnya sama dengan zina, sehingga anak yang dilahirkan
melalui proses bayi tabung tersebut tidak sah dan nasabnya
hanya dihubungkan dengan ibu (yang melahirkan)-Nya.
Termasuk juga haram system bayi tabung yang menggunakan
sperma mantan suami yang telah meninggal dunia, sebab antara
keduanya tidak terikat perkawinan lagi sejak suami meninggal
dunia.
 c)      Haram hukumnya bayi tabung yang diperoleh dari sperma
dan ovum dari suami istri yang terikat perkawinan yang sah
tetapi embrio yang terjadi dalam proses bayi tabung ditransfer
kedalam rahim wanita lain atau bukan ibu genetic (bukan istri
atau istri lain bagi suami yang berpoligami), haram hukumnya.
Jelasnya, bahwa bayi tabung yang menggunakan rahim rental,
adalah haram hukumnya. Ini berarti bahwa kondisi darurat
tidak mentolerir perbuatan zina atau bernuansa zina. Zina tetap
haram walaupun darurat sekalipun.
 Alasan-alasan haramnya bayi tabung dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor atau ditransfer kedalam
rahim wanita lain, berdasarkan agama Islam….adalah, antara
lain:
 Firman Allah dalam QS.Al-Isra:70 mengatakan bahwa; yang
artinya ”sesungguhnya kami telah memuliakan
manusia”. Dalam hal ini bayi tabung dengan menggunakan
sperma dan atau ovum dari donor itu pada hakekatnya
merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang
diinseminasi, padahal tuhan sendiri berkenan memuliakan
manusia.

 Tugas baca untuk agama lain.


 Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu )
sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar
kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau
diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi

Aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi spontan adalah aborsi yang
terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar
( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan
aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya -
upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.
Penugasan :
 Inseminasi
Infertilitas  Sekian

Anda mungkin juga menyukai