DI SUSUN OLEH :
1. Anggi suci lestari
2. Fitri zulya azhari
3. Melania tria mitas
4. Rizma rahmil
5. Wiwi riawazsha pugora
6. Ruth aprianti
PENGERTIAN BIOETIKA
Terbentuk dari dua kata yunani (“bios”, hidup dan “ethos”, adat
istiadat atau moral), yang secara harfiah berarti etika hidup.
Pengertian Bioetika menurut para Ahli
Bertens, 2009 Bioetika diartikan sebagai studi interdisipliner
tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di
bidang biologi dan ilmu kedokteran baik pada skala mikro maupun
makro, dan dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya
kini dan masa mendatang.
Sartono, 2014 Bioetika merupakan studi filosofi yang memepelajari
tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik
yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum dan teologi.
PRINSIP BIOETIKA
1. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati
martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan
sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan
nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak
untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy
mempunyai ciri-ciri:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
Berterus terang menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan Informed Consent
2. Beneficience
Petugas kesehatan harus berbuat baik, menghormati martabat,
Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang
terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan
kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.
Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan suatu keburukannya
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik
seperti yang orang lain inginkan
Memberi suatu resep
3. Justice
Suatu prinsip dimana petugas kesehatan
memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk
kebahagiaan dan kenyamanan pasien. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat
mengubah sikap petugas kesehatan terhadap
pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
4. Non-malficience
Suatu prinsip yang mana seorang petugas kesehatan
tidak melakukan perbuatan yang memperburuk
pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Non-malficence
mempunyai ciri-ciri:
Menolong pasien emergensi
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Melindungi pasien dari serangan
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Tujuan Bioetika
1. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi
modern.
1. Konsekuensialisme
2. Deontologi
Teori Konsekuensialisme
Pada konsekuensialisme, baik buruknya suatu
perbuatan tidak ditetapkan atas dasar prinsip-prinsip,
tetapi dengan menyelidiki konsekuensi perbuatan.
Oleh karena memiliki nama “konsekuen-sialisme”.
Metode ini mencoba untuk meramalkan apa yang
akan terjadi, jika kita berkelakuan dengan berbagai
cara yang berbeda, dan membandingkan hasilnya
satu dengan yang lain.
Teori Deontologi
deontologis adalah metode pengambilan
keputusan yang mulai dengan bertanya “Apa yang
harus saya lakukan?” atau “Apa yang menjadi
kewajiban saya?”
Menurut pandangan ini, jalan etik tepat yang
harus ditempuh seseorang adalah mengikuti
prinsip-prinsip.
Dalam hal ini mereka tidak peduli akan
konsekuensikonsekuensinya. Begitu mengenal
aturan dan mengetahui kewajiban, sudah menjadi
jelas apa yang etik dan apa yang tidak etik.
Problem terbesar adalah deontologi tidak peka
terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan.