Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II ISI & PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. METABOLISME TUMBUHAN ................................................................... 2

A.1 KATABOLISME ..................................................................................... 4

A.2 ANABOLISME ...................................................................................... 17

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 29

A. Kesimpulan .................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Reaksi respirasi aerob .......................................................................... 5


Gambar 2 : Proses Glikolisis ................................................................................... 8
Gambar 3 : Dekarboksilasi oksidatif ....................................................................... 9
Gambar 4 : Siklus Krebs ....................................................................................... 10
Gambar 5 : Sistem transfer elektron...................................................................... 12
Gambar 6 : Reaksi yang terjadi dalam respirasi sel dan jumlah ATP yang
didapatkan ............................................................................................................. 14
Gambar 7 : Ringkasan jumlah ATP ...................................................................... 14
Gambar 8 : Fermentasi alkohol ............................................................................. 16
Gambar 9 : Fermentasi asam laktat ....................................................................... 17
Gambar 10 : Bagian – bagian dalam kloroplas ..................................................... 19
Gambar 11 : Skema kloroplas dalam proses fotosintesis ...................................... 21
Gambar 12 : Fotofosforilasi siklik ........................................................................ 21
Gambar 13 : Aliran elektron pada fotosistem I ..................................................... 22
Gambar 14 : Fotofosforilasi non siklik ................................................................. 24
Gambar 15 : Perbedaan fotofosforilasi siklik dan non siklik ................................ 25
Gambar 16 : Reaksi gelap (siklus Calvin) ............................................................ 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia, terjadi secara bertahap
di dalam sel atau organisme yang memungkinkan adanya kehidupan. Dalam
prosesnya terjadi pengubahan senyawa organik baik dipecah untuk dikeluarkan
energinya maupun diubah untuk disimpan atau untuk membangun struktur sel.
Pada organisme tertentu (tumbuhan hijau) dapat membangun zat organik dari zat
anorganik dan airyang ada di lingkungan dengan bantuan cahaya.
Salah satu ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuannya dalam menggunakan karbon dari udara untuk diubah menjadi
senyawa organik (karbohidrat) serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Proses
pengubahan karbon menjadi senyawa organik memerlukan energi cahaya, maka
anabolisme karbohidrat pada tumbuhan hijau disebut juga dengan fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses pengubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil
menjadi senyawa organik (karbohidrat) dengan bantuan energi cahaya.
Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk
amilum. Pembentukan amilum memerlukan cahaya, tanpa cahaya yang cukup
produksi amilum tidak maksimal. Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplast
berlangsung melalui 2 tahap reaksi yaitu: (1) reaksi terang (reaksi yang
memerlukan cahaya), mengubah energi cahaya menjadi energi kimia; dan (2)
reaksi gelap (reaksi yang tidak memerlukan cahaya), mensintesis gula dari CO 2
menggunakan energi yang dihasilkan dari reaksi terang (Rudyatmi et al, 2016)

B. Tujuan
1. Mengetahui metabolisme karbohidrat pada tumbuhan ?
2. Mengetahui cara kerja metabolisme karbohidrat pada tumbuhan?

1
BAB II
ISI & PEMBAHASAN

A. METABOLISME TUMBUHAN
Metabolisme dalam bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan
adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam organism termasuk yang terjadi di
tingkat seluler. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi tersebut adalah dasar
dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi,
mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya. Secara keseluruhan,
metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi
dari sel. Tugas metabolisme inilah yang menjadikan metabolisme suatu reaksi
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi untuk
melindungi tumbuhan tersebut dari serangan bakteri, jamur, serangga dan jenis
pathogen lainnya serta tumbuhan mampu menghasilkan vitamin untuk
kepentingan tumbuhan itu sendiri serta hormone-hormon yang merupakan sarana
bagi tumbuhan untuk berkemunikasi antara organnya atau jaringannya dalam
mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri
dari anabolisme (pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul
yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam
lemak. Proses ini membutuhkan energi). Sedang katabolisme merupakan senyawa
dengan molekul yang besar membentuk senyawasenyawa dengan molekul yang
lebih kecil dan menghasilkan energy.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan-lintasan metabolik
yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut
dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat
pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim yang mampu
mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.
Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai katalisator (
senyawa yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ).

2
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat – zat yang
bereaksi, dan dengan demikian dapat mempercepat proses reaksi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada
dua proses yaitu proses pembentukan dan penguraian.Proses pembentukan dalam
metabolisme di sebut juga proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian
disebut juga dengan proses katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai
arah lintasan dari proses metabolisme.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut
sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter
dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia
yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari
pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi sehingga
reaksinya dapat berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam
bentuk energi panas.proses ini memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam
proses anabolisme proses yang terjadi lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan
efisien panas sehingga nergy yang di perlukan lebih besar. Reaksi seperti ini
disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm.
Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih
sedikit. Karena, pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan
energi, jadi nergy yang diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana terjadi
pelepasan energi disebut juga reaksi eskergonik atau reaksi eksoterm.

3
Secara umum, metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi
penyusunan) dan katabolisme (reaksi pemecahan).
1. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber.
a. Respirasi Aerob
Berlangsung dalam 3 tahapan yaitu : glikolisis, siklus kreb dan
fosforilasi transport electron. Memerlukan Oksigen dan menghasilkan 36 ATP.

C6H12O6 + 6O6 → 6H2O+ 6CO2+36 ATP

b. Respirasi Anaerob
Tidak memerlukan oksigen dan disebut juga dengan Fermentasi. Ada
2 jenis Fermentasi yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi laktat.

C6H12O6 → 6CO2+ etanol +2 ATP

2. Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa penyusunan senyawa kompleks dari
senyawa sederhana nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis. Contoh: Fotosintesis

A.1 KATABOLISME
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber.Proses
pembongkaran ini dibedakan menjadi dua macam.yaitu sebagai berikut :

4
1. Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup
oksigen (aerob) disebut proses respirasi ( respirasi aerob)
2. Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa
memerlukan oksigen (anaerob) disebut proses fermentasi (respirasi anaerob)

A.1.1 Respirasi Aerob


Respirasi aerob adalah proses respirasi yang menggunakan oksigen. Secara
sederhana, proses respirasi aerob pada glukosa dituliskan sebagai berikut.

Gambar 1 : Reaksi respirasi aerob

Apakah respirasi aerob terjadi sesederhana reaksi ini? Proses respirasi


aerob melewati tiga tahap,yaitu:
a. Glikolisis,
b. Siklus Krebs, dan
c. Rantai transfer elektron.

A.1.1.1 Glikolisis
Pembakaran glukosa memerlukan oksigen. Tetapi beberapa sel harus
hidup dimana tidak ada atau tidak selalu ada oksigen. Sebagai contoh sel – sel ragi
di dalam botol anggur yang tertutup rapat dan tidak ada oksigen. Maka ada alasan
untuk percaya bahwa sel – sel pertama di bumi kita ini hidup dalam suatu atmosfir
yang tidak mengandung oksigen. Sekarang semua sel mempunyai peralatan
enzimatik untuk mengkatabolis glokosa tanpa bantuan oksigen. Perombakan
anaerobik ( tanpa udara, dank arena itu tanpa oksigen ) glukosa ini disebut
glikolisis. ( Kimball, W, John. 1983 ).
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa
menjadi 2 molekul

5
asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP. Pada proses glikolisis, setiap
1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP
juga dihasilkan 2 molekul NADH2 dan 2 ATP jika tumbuhan dalam keadaan
normal (melalui jalur ATP fosfofruktokinase) atau 3 ATP jika tumbuhan dalam
keadaan stress atau sedang aktif tumbuh (melalui jalur pirofosfat
fosfofruktokinase). Molekul glukosa yang mengandung 6 atom C dipecah menjadi
2 molekul asam piruvat yang mengandung 3 atom C. Enzim-enzim yang berperan
dalam glikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase,
Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat dehidrogenase, fosfogliseril kinase,
fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.
Sifat-sifat glikolisis ialah: dapat berlangsung secara aerob maupun
anaerob, Pada peristiwa glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada
glikolisis anaerob dihasilkan laktat melalui piruvat. melibatkan enzim ATP dan
ADP, peranan ATP dan ADP adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari
molekul yang satu ke molekul yang lain terjadi dalam sitoplasma,
Proses glikolisis dapat dibagi menjadi dua tahapan besar yaitu :
1) perubahan glukosa menjadi menjadi fruktosa 1,6-difosfat (gula yang
mengandung 6C dan 2 fosfat). 2)pemecahan fruktosa 1,6-difosfat menjadi gula
dengan 3 atom C yaitu asam piruvat. Perhatikan gambar 2
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh
enzim hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat).
ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi
ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis
oleh enzim fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari
ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-
fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim aldolase.

6
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah
menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut
bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
dihdroksi aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-
bifosfogliserat oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini
akan terbentuk NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase. Para reaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim
enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh
enzim piruvat kinase.
Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah
digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi
pertama dan ketiga.

7
Gambar 2 : Proses Glikolisis

8
A.1.1.2 REAKSI TRANSISI (DEKARBOKSILASI OKSIDATIF)
Dekarboksilasi oksidatif akan mengubah asam piruvat menjadi asetil
ko-A. Tahap ini terjadi dalam beberapa reaksi yang dikatalisis oleh kompleks
enzim yang disebut piruvat dehidrogenase. Enzimini terdapat pada mitokondria
pada sel eukariotik, sedangkan pada prokariotik terdapat pada sitoplasma.
Perhatikan gambar 3

Gambar 3 : Dekarboksilasi oksidatif

Tahap-tahap dalam dekarboksilasi oksidatif adalah sebagai berikut:


1. Gugus karboksilat (-COO) akan lepas dari asam piruvat menjadi CO2.
2. Sisa dua atom karbon dari piruvat dalam bentuk CH3COO- akan
mentranfer kelebihan elektronnya pada molekul NAD+ sehingga terbentuk
NADH, dan molekul dua atom karbon tersebut berubah menjadi asetat.
3. Pada akhirnya koenzim-A (ko-A) akan diikatkan pada asetat sehingga
membentuk asetil koenzim-A (asetil ko-A).

Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah molekul asetil ko-A, NADH,


dan CO2. Satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua molekul asam piruvat
dalam glikolisis, artinya proses dekarboksilasi oksidatif untuk untuk satu molekul
glukosa akan menghasilkan 2 molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2.

9
A.1.1.3 SIKLUS KREBS
Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk menghasilkan ATP, NADH,
FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi dalam siklus krebs yang terus
berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu siklus. Siklus kreb berada dalam
mitokondria. Perhatikan gambar 4

Gambar 4 : Siklus Krebs


Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.
1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat,
reaksi ini dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan
NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah
menjadi ATP.

10
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat
dehidrogenase. Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat
dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1
ATP, 3 NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah
menjadi dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs
akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.

A.1.1.4 SISTEM TRANSFER ELEKTRON


Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang
nantinya akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer
elektron, oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan
membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel. Disebut dengan transfer elektron
karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari satu protein ke protein yang
lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan FADH2 yang telah
terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju
tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan energi yang akan
digunakan untuk membentuk ATP.
Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek
protein II, ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek
protein IV. Elektron akan ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk
membentuk ATP. Sedangkan molekul O2 akan berperan sebagai penerima elekron
terakhir yang nantinya akan berubah menjadi H2O. ATP akan dihasilkan oleh
enzim ATP sintase melalui proses yang disebut kemiosmosis. Perhatikan gambar
5 berikut.

11
\

Gambar 5 : Sistem transfer elektron


Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.
1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I.
Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks
mitokondria menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron
akan berubah menjadi NAD+.
2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian
berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi
memicu dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton
tersebut akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut
ATP sintase.

12
8. Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut
membentuk ATP secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke
dalam matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP.
9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan
dengan kemiosmosis.

FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I,


namun pada komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek
protein II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama
dengan transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari
FADH2 , hanya terjadi 2 kali pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran.
Oleh sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.
Jadi kesimpulannya adalah:
- Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3
molekul ATP.
- Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 2 molekul ATP.
Akseptor terakhir dari rantai reaksi merupakan oksigen. Elektron berenergi
tinggi dari NADH dan FADH2 memasuki sistem reaksi. Dalam perjalanannya,
energi elektron tersebut mengalami penurunan energi yang digunakan untuk
proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga satu molekul NADH setara dengan
3 ATP dan satu molekul FADH2 setara dengan 2 ATP.
Berapakan total ATP yang dihasilkan satu molekul glukosa melalui
respirasi aerob? Perhatikan gambar 6 berikut.

13
Gambar 6 : Reaksi yang terjadi dalam respirasi sel dan jumlah ATP yang
didapatkan

Gambar 7 : Ringkasan jumlah ATP

14
A.1.2 Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen.
Salah satu contoh proses ini adalah proses fermentasi. Respirasi anaerob dapat
terjadi pada manusia dan hewan jika tubuh memerlukan energi secara cepat. Pada
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, respirasi anaerob dilakukan karena
keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan dan belum memiliki sistem
metabolisme yang kompleks.
Mengapa respirasi anaerob dapat terjadi dan berapa banyak energi yang
dihasilkannya? Masih ingatkah Anda tahap glikolisis pada respirasi aerob? Pada
tahap tersebut, glukosa dapat dipecah untuk menghasilkan total 2 ATP dan tidak
memerlukan oksigen. Meskipun energi yang dihasilkannya jauh lebih kecil
daripada respirasi aerob, jumlah ini cukup bagi mikroorganisme dan energi awal
bagi hewan.
Selain menghasilkan ATP, glikolisis juga menghasilkan NADH dan
NAD+. Tanpa suplai NAD+ yang memadai, proses glikolisis pada respirasi
anaerob dapat terhenti. Oleh karena itu, organisme yang melakukan respirasi
anaerob harus mampu mengoksidasi NADH menjadi NAD+ kembali.
Berdasarkan hal tersebut terdapat dua cara respirasi anaerob yang
dilakukan organisme.
a. Fermentasi alkohol
Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace)
melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui
fermentasi menjadi alkohol (etanol). Perhatikan gambar 8
Proses fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk juga 2
ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah menjadi asetildehid dengan
membebaskan CO2 . Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah
menjadi NAD+ untuk selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali.
Fermentasi alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan
manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan bahan makanan. Khamir banyak
digunakan dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol.

15
Gambar 8 : Fermentasi alkohol
b. Fermentasi Asam Laktat
Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dimulai
dengan tahap glikolisis. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan
beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat. Pada otot, proses ini
dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi,
penumpukan asam laktat berlebih dapat menyebabkan otot lelah. Asam laktat
berlebih dibawa darah menuju hati untuk diubah kembali menjadi asam piruvat.
Industri susu menggunakan fermentasi asam laktat oleh bakteri untuk membuat
keju dan yoghurt. Perhatikan gambar 9

16
Gambar 9 : Fermentasi asam laktat

Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis,


membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH diubah kembali menjadi NAD+ saat
pembentukan asam laktat dari asam piruvat. Fermentasi asam laktat tidak
menghasilkan CO2 , seperti halnya fermentasi alkohol.

A.2 ANABOLISME
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul
kompleks.Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam
reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut,
selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang
diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor
seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi
senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP.
Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti
protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

17
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil
tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam
nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat
menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular.
Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme
akan tumbuh. Contoh anabolisme pada tumbuhan adalah fotosintesis.

A.2.1 Fotosintesis
Metabolisme karbohidrat pada tumbuhan terbentuk melalui proses
anabolisme. Anabolisme adalah peristiwa penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa lebih kompleks yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup.
Penyusunan senyawa kimia umumnya memerlukan energi, misalnya energi
cahaya dalam proses fotosintesis. Energi cahaya digunakan baik oleh sel
prokariotik maupun eukariotik utuk menghasilkan energi metabolic yang
digunakan dalam biosintesis. Proses fotosintesis hanya terjadi di dalam sel-sel
yang mengandung klorofil yang terdapat dalam organel tertentu yaitu kromatofor
atau kloroplas. Fotosintesis dapat didefinisikan sebagai suatu proses karboksilasi
reduksi dari substrat organic. Proses fotosintesis berlangsung dalam dua fase
yaitu:
1. Absorbsi energi sinar oleh klorofil dan pigmen lain yang merupakan
fase terang dan biasa disebut sebagai reaksi terang.
2. Metabolism karbon untuk membentuk glukosa, sukrosa dan pati yang
merupakan fase sintesis dan biasa disebut sebagai reaksi gelap sebab tidak
memerlukan cahaya.
Kedua fase reaksi dapat digabungkan dalam satu reaksi tunggal oksidasi-
reduksi sebagai berikut:
CO2 + 2H2A---cahaya--- > (CH2O) + 2A + H2O
Keterangan:
H2O = elektron donor
A = bentuk H2A teroksidasi
(CH2O)= molekul organic dalam bentuk karbohidrat

18
H2A sebagai donor elekton tergantung dari jenis organisme
fotosintetiknya. Bakteri fotositesis menggunakan molekul anorganik seperti
Hidrogen Sulfia ( H2S), gas hydrogen ( H2), atau ammonia ( NH3), dan senyaa
organic seperti laktat, isopropanol. Pada tumbuhan tinggi dan algae sebagai H2A
adalah air yang dioksidasi menjadi O2 ( sebagai produk A dala reaksi diatas)
(Moh. Amin, dkk. 2014).

A.2.1.1 Tempat Berlangsungnya Fotosintesis


Tempat berlangsungnya absorbsi cahay dan fiksasi CO2 pada sel
fotosintetik eukariotik adalah dalam kloroplas. Daun tumbuhan mempunyai 20
sampai 50 kloroplas setiap selnya. Kloroplas biasanya berbentuk globular atau
cakram dengan panjang antara 5 sampai 10 µm, 50 kali lebih besar daripada
mitokondria. Kloroplas juga mempunyai membrane rangkap, membrane luar yang
kontinyu brsifat permeabeel terhadap molekul-molekul kecil dan ion, sedangkan
membrane dalam juga kontinyu tersusun dalam bentuk berpasang-pasang lipatan
yang disebut lamella yang membugkus isi kloroplas dan disebut stroma. Pada
bagian tertentu lamella melebar membentuk kantong membrane yang disebut
tilakoid. Perhatikan gambar 10 bagian bagian kloroplas di bawah. Tilakoid
tersusun membentuk grana. Bagian lamella antara dua grana disebut lamella
antargrana. Membrane tilakoid dan membrane lamella antargrana mengandung
pigmen-pigmen yang menyerp cahaya termasuk klorofil, karier untuk transport
elektron serta berbagai enzim dan komponen yang diperlukan untuk sintesis ATP
dan NADPH yang berlangsung pada tahap reaksi terang. Stroma mengandung
enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi fiksasi CO2 yang selanjutnya akan
membentuk karbohidrat yang berlangsung selama reaksi gelap (Moh. Amin, dkk.
2014)

Gambar 10 : Bagian – bagian dalam kloroplas

19
A.2.1.2 Reaksi Terang
Reaksi terang dalam proses fotosintesis terjadi pada bagian membran
tilakoid. Reaksi terang terjadi di grana. Membran tilakoid mengandung kompleks
protein integral membran yang berfungsi dalam mengkatalisis reaksi terang.
terdapat 4 jenis kompleks protein yang terdapat pada membran tilakoid yaitu
fotosistem II, Kompleks Sitokrom b6f, Fotosistem I dan ATP sintetase. 4 macam
protein tersebut bekerja sama untuk menghasilkan ATP dan NADPH yang
dibutuhkan oleh tumbuhan.
Dua fotosistem yaitu fotosistem I dan II berperan menyerap energi
matahari atau foton melalui pigmen klorofil. Reaksi terang dimulai pada saat
fotosistem II bereaksi.Ketika pigmen klorofil dalam pusat reaksi fotosistem II
menyerap foton, elektron pada molekul ini memiliki energi tinggi sehingga
menyebabkan ketidakstabilan dan kemudian menyebabkan terjadinya reaksi
redoks berantai dimana elektron berpindah dari molekul satu yang lebih tinggi
tingkat energinya ke molekul yang lebih rendah tingkat energinya. Proses ini
disebut sebagai rangkaian transport elektron. Elektron tersebut “mengalir” dari
fotosistem II ke sitokrom b6f hingga ke fotosistem I.
Pada fotosistem I, elektron tersebut mendapatkan energi lagi dari foton
(energi cahaya). Penerima elektron terakhir adalah NADP. Pada reaksi
fotosintesis oksigenik, penerima elektron pertama adalah air (fotolisis)
menghasilkan oksigen sebagai produk buangan. Sedangkan pada proses
fotosintesis anoksigenik, bermacam jenis penerima elektron digunakan. Dalam
reaksi terang fotosintesis, sitokrom dan ATP sintetase bekerja sama untuk
menghasilkan ATP. Proses ini dalam reaksi terang fotosintesis disebut
fotofosforilasi yang terjadi dalam dua cara yaitu siklik dan nonsiklik.
Pada fotofosforilasi non siklik, protein sitokrom b6f menggunakan energi
dari elektron fotosistem II untuk memompa proton dalam stroma hingga ke
lumen. Gradien proton yang terbentang sepanjang membran tilakoid menciptakan
gaya proton-motive yang akan digunakan oleh ATP sintetase untuk membuat
ATP. Sedangkan pada fotofosforilasi siklik, protein sitokrom b6f menggunakan
energi dari eletron pada fotosistem I dan II untuk menciptakan ATP lebih banyak
dan menghentikan produksi NADPH. Fotofosforilasi siklik sangat penting dalam

20
menciptakan ATP dan mempertahankan NADPH dalam proporsi yang pas agar
reaksi terang dan proses fotosintesis tetap berjalan ( Lehinger, 1990). Perhatikan
gambar 11

Gambar 11 : Skema kloroplas dalam proses fotosintesis

A.2.1.2.1 Fotofosforilasi Siklik


Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu
fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron
dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I. Prosesnya yaitu:

Gambar 12 : Fotofosforilasi siklik

21
Gambar 13 : Aliran elektron pada fotosistem I

- Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat


elektron-elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar),
dan keluar menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor
elektron.
- Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700
mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
- Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu
terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron.
- Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang
memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama
kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.
- Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I
- Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat
kembali melaksanakan fungsinya.

22
- Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada
semua organisme fotoautotrof.
Selama proses perpindahan dari akseptor satu ke akseptor lainnya, terapat
energi yang terlepas dari elektron. Energi tersebut digunakan dalam fotofosforilasi
siklik dengan produk akhir berupa ATP, serta tidak dihasilkan NADPH serta O2
(Lehninger, 1990).

A.2.1.2.2 Fotofosforilasi Non Siklik

23
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan
dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam
fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi
elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.

Gambar 14 : Fotofosforilasi non siklik

- Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.


- Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion
H+ akan digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
- Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680
menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer.
- Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi
dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi.
- Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang
membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f,
plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.
- Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".
- Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut
mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian
menghasilkan ATP.

24
- Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan
tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.
- Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan
akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah
ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.
- Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase,
disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:

NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH

- NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi


Calvin-Benson, atau reaksi gelap ( Lehninger, 1990).
Perbedaan antara fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi non-siklik dapat
dilihat pada gambar dibawah

Gambar 15 : Perbedaan fotofosforilasi siklik dan non siklik

25
A.2.1.3 Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan karbohidrat dengan
menggunakan energy dari ATP. Pada dasarnya reaksi ini membentuk heksosa dari
CO2 dengan jalan reduksi dengan menggunakan NADPH sebagai reduktor dan
ATP sebagai sumber energi. Pembentukan heksosa ini menggunakan ribulosa-1,5-
difosfat (RuDP) dan berlangsung secara berulangulang atau siklus. Siklus ini
dinamakan siklus Calvin. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas yaitu
stroma. Secara sederhana siklus ini dapat dituliskan sebagai berikut :

6 RuDP + 6 CO2 + 18 ATP + 12 NADPH + 12 H+ >


6 RuDP + Heksosa + 18Pi + 18 ADP + 12 NADP+

Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis (CO2) nantinya akan
dibentuk menjadi molekul gula setelah 3 tahapan, antara lain:
1. Fiksasi Karbon
Pada tahap ini ribulosa 1,5 bifosfat (RuBP) mengikat CO2 membentuk
senyawa intermediate yang tidak stabil, sehingga terbentuk 3-fosfogliserat.
Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau rubisko.
Sebagian besar tumbuhan dapat melakukan fiksasi karbon dan menghsailkan
senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fosfogliserat. Oleh karena itu,
tumbuhan yang dapat memfiksasi CO2 ini disebut tumbuhan C3. Contohnya
adalah tanaman padi, gandum, kedelai
Pada beberapa tumbuhan, fiksasi karbon mendahului siklus Calvin dengan
cara membentuk senyawa berkarbon 4 sebagai produk pertamanya. Tumbuhan
seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu, jegung, dan anggota
rumput-rumputan
Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas
membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada
saat stomata terbuka, tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organic.
Cara fiksasi karbon ini pertama kali ditemukan pada tumbuhan family
Crassulaceae (tumbuhan penyimpan air) dan disebut metabolisme asam krasulase
(Crassulacean Acid Metabolism) sehingga tumbuhannya disebut tumbuhan CAM.

26
Asam organik (senyawa intermediate) yang dibuat pada malam hari
disimpan dalam vakuola sel mesofil sampai pagi hari. Pada siang hari (stomata
tertutup) reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin.
Pada saat itu, asam organic melepaskan CO2 dan memasuki gula (RuBP) dalam
kloroplas. Dengan demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan
menggunakan siklus Calvin setelah fiksasi CO2, untuk membentuk molekul gula
dari karbondioksida.
2. Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga
terbentuk 1,3-bifosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3-bifosfogliserat
dan terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P
dehidrogenase. Satu molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa
dan senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P
yang lain akan masuk ke tahapan regenerasi
3. Pembentukan Kembali (regenerasi) RuBP
Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2
dibentuk kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali
dan siklus Calvin dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak
akan terbentuk hanya dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena
itu, kedua proses tersebut merupakan gabungan proses untuk terjadinya
fotosintesis (Poedjiadi, 2006). Perhatikan gambar 16

27
Gambar 16 : Reaksi gelap (siklus Calvin)

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumbuhan mengalami katabolisme dan anabolisme. Katabolisme yaitu
reaksi pemecahan, contohnya respirasi, sedangkan anabolisme merupakan reaksi
penyusunan, contohnya fotosintesis. Katabolisme melibatkan glikolisis,siklus
krebs, dan sistem transfer elekton. Produk akhir ATP yang dihasilkan dari proses
katabolisme adalah 36 ATP. Anabolisme pada tumbuhan yaitu proses fotosintesis
dimana terdiri dari reaksi gelap dan reaksi terang. Reaksi terang menghasilkan
ATP dan NADPH2 yang digunakan untuk sintesis karbohidrat di reaksi gelap.

29
DAFTAR PUSTAKA

David, S. 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga


Lehninger, A. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Moh. Amin, dkk. 2014. Bahan Ajar ( Hand Out) Biokimia. Malang: Universitas
Negeri Malang
Poedjiadi, A., Supriyanti, T. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)

30

Anda mungkin juga menyukai