Anda di halaman 1dari 4

MENGHITUNG DAN MENGKONVERSI KEBUTUHAN PUPUK

By Agung (Posted on July 23, 2017)

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemupukan mempengaruhi


hasil pertanian. Dalam teorinya, pupuk masuk dalam faktor produksi
beserta tenaga kerja, modal, dan input lainnya dalam usahatani. Petani
pun harus mengetahui bagaimana langkah menghitung kebutuhan
pupuk.

Pemupukan harus didasari oleh tepat waktu dan tepat dosis.


Pemupukan tepat waktu memberikan keterangan tentang kapan unsur
pupuk diberikan sedangkan tepat dosis menerangkan tentang berapa
jumlah pupuk yang harus diberikan sesuai dengan umur tanaman.

Sebagai contoh tepat waktu adalah bahwa pupuk unsur N, biasa


diberikan pada saat tanaman memasuki fase vegetatif, sedangkan
pupuk yang mengandung unsur P dan K biasanya diberikan saat
tanaman memasuki fase generatif. Jika kita memberikan unsur N pada
fase generatif dimana saat itu tanaman sedang memulai tahap
pembungaan, justru kita akan menjumpai tanaman tersebut terlalu
rimbun dan terlambat untuk berbunga.

Berbagai kendala yang terkadang kita hadapi saat membaca informasi


kebutuhan pupuk. Jika kita menjumpai informasi tentang kebutuhan
pupuk urea 200 kg per hektar, maka tidak menjadi masalah jika kita juga
menjumpai urea di sekitar lingkungan kita. Namun, menjadi kendala
apabila yang tersedia di toko pertanian sekitar kita adalah pupuk
majemuk N : P : K dengan perbandingan 15 : 15 : 15. Tentu kita akan
berhitung sejenak untuk mengkonversi berapa berat pupuk majemuk
tersebut yang kandungan unsur N-nya setara dengan urea 200 Kg.

Ciri Khas Pupuk Kimia Makro

Unsur N, P, dan K merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman


dalam jumlah yang tidak sedikit dibandingkan unsur-unsur lainnya.
Keberadaan unsur tersebut dapat dikatakan sebuah keharusan apabila
ingin memiliki tanaman sehat dan menghasilkan. Kebutuhan unsur
tersebut dapat dipenuhi dengan mengandalkan pupuk – pupuk kimia
seperti urea, SP-36 dan KCl.

Ciri khas pupuk kimia tersebut adalah kandungan unsur didalam pupuk.
Sebagai contoh: Urea hanya mengandung unsur N sebesar 45%, SP-36
mengandung unsur P2O5 sebanyak 36%. Sedangkan KCl mengandung
unsur K2O sebesar 60%.

Hal ini yang menjadi alasan kuat mengapa penggunaan pupuk kimia
secara terus menerus dapat merusak tanah. Karena pada pupuk kimia
tersebut hanya digunakan sebagian oleh tanaman atau menguap ke
udara, sedangkan unsur pembawa atau pengikat dari unsur utama
tersebut tetap tinggal didalam tanah dan sulit terurai. Urea, hanya 45%
dari pupuk tersebut yang digunakan oleh tanaman, begitu juga SP-36
dan KCl. Penggunaan yang berulang-ulang akan menjadi tanah keras
dan tandus.

Menghitung Kebutuhan Pupuk

Berdasarkan informasi kandungan unsur dalam pupuk kimia tersebut,


kita bisa mengetahui dan mengkonversi kebutuhan pupuk baik yang
akan digunakan untuk pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk. Sebagai
tambahan informasi, ada pupuk majemuk yang terdiri dari NPK dengan
kandungan 16:16:16, ada juga pupuk majemuk dipasaran dengan
kandungan NPK sebesar 15:15:15. Pada contoh yang akan saya
berikan kita menggunakan NPK 15 :15:15. Apapun merk dagangnya,
tentu ada keterangan dalam kemasan perbandingan unsur N P dan K

Berapa jumlah pupuk NPK (15:15:15) yang kandungannya setara


dengan unsur N dalam urea 200Kg.

Jumlah unsur N dalam urea sebesar = 45/100 x 200 = 90 Kg.

Karena kandungan N dalam pupuk majemuk sebesar 15%, maka jumlah


pupuk majemuk yang memiliki kandungan N sebesar 90 Kg adalah:

100/15 x 90 = 600 kg

Sehingga diperoleh hasil bahwa pupuk majemuk NPK (15:15:15)


memiliki kandungan unsur N yang sama dengan urea yang beratnya 200
Kg.

Jika anda menjumpai rekomendasi jumlah pupuk dengan keterangan


hanya unsur N (bukan urea) maka anda tidak perlu lagi menghitung
jumlah N dalam Urea seperti contoh diatas, langsung konversikan dari
unsur N yang diperoleh kedalam pupuk majemuk.
Misal:
Kebutuhan N = 150 kg/ha, maka konversi ke pupuk NPK (15:15:15)
adalah

100/15 x 150 = 1000 kg/ha

Satu hal penting yang harus anda ingat adalah apabila menjumpai paket
rekomendasi pemupukan dengan beberapa unsur sekaligus, maka
gunakanlah angka terkecil sebagai perhitungan untuk mengkonversi
kedalam kebutuhan pupuk majemuk. Hal ini untuk menghindari
kelebihan dosis pupuk yang dapat merusak tanaman
Misal:

Paket rekomendasi unsur N sebanyak 150 kg/ha, unsur P sebanyak 100


kg/ha dan unsur K sebanyak 80 kg dalam satu kali pemupukan. Maka
kita menggunakan nilai kebutuhan K sebesar 80 kg untuk mengkonversi
ke pupuk majemuk.

100/15 x 80 = 533 kg/ha

Sedangkan untuk kekurangan unsur N dan P sebaiknya dipenuhi


dengan pupuk tunggal, misalnya kita penuhi dengan urea dan SP-36.
Sehingga urea dan SP-36 yang kita butuhkan adalah :
Urea

Dalam pupuk NPK yang digunkan diatas sudah mengandung unsur N


sebesar

100/15 x 533 kg = 80 kg

Sehingga kekurangannya adalah : 150 – 80 = 70 Kg

Kebutuhan urea = 100/45 x 70 = 155 kg


SP-36

Dalam pupuk NPK yang digunkan diatas sudah mengandung unsur P


sebesar

100/15 x 533 kg = 80 kg

Sehingga kekurangannya adalah : 100 – 80 = 20 Kg

Kebutuhan SP-36 = 100/36 x 20 = 55 kg


Sehingga pupuk yang kita butuhkan adalah pupuk majemuk NPK 533
kg, urea 155 kg, dan SP-36 55 Kg.

Perhitungan ini bisa anda praktekkan dengan jenis pupuk lainnya sesuai
informasi kandungan unsurnya.

Anda mungkin juga menyukai