Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

NUTRISI DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh :
Muhammad Khoirul Huda
1641010011

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala Berkat, Rahmat, Taufik, serta
Hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan
praktikum dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan suatu apapun.

Kedua kalinya sholawat serta salam kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW. Semoga kita semuanya mendapatkan shafaatnya di yaumul
qiamah.

Laporan praktikum penulis tulis untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“ Nutrisi dan Pemupukan ”. Yang dimana penulis berharap dengan adanya laporan praktikum
untuk dapat menambah nilai akademika serta menjadikan sumber informasi bagi semua
manusia untuk mencari bahan referensi yang terkait dan yang terakhir penulis sebagai
mahasiswa untuk mengembangkan materi yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah pertanian berkelanjutan.

Ketiga kalinya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua yang selalu
mendukung untuk membuat laporan praktikum ini sampai selesai. Dan tidak lupa penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Ir. Sri Rahayu, M.P selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan ataupun saran untuk menyelesaikan tugas
laporan praktikum menjadi lebih baik.

Demikian laporan praktikum penulis buat. Apabila dalam penulisan kata ada yang
salah penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran kami harapkan agar tugas
laporan praktikum menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi seluruh pembaca. Sekian dan
terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Madiun, 10 Juli 2019

Penyusun
ACARA 1

PENGENALAN JENIS PUPUK

A. Tujuan praktikum

Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia beberapa macam - macam pupuk.
Sifat fisik meliputi : warna, tekstur, struktur, konsistensi, kelarutan, kadar lengas, sifat
higroskopis, dan density.

B. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 20 Juni -1 Juli di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.
C. Landasan Teori
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral). Pupuk juga merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat
fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang
diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke
dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material
suplemen. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,
agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu
banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat
tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk
alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ). Pupuk alam yang
tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan
sejenis apatit (Ca3(PO4)2). Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari
pelapukan sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran
hewan. Pupuk Organik umumnya lebih unggul dibandingkan pupuk anorganik
(Marsono, 2001). Pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan.
Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman
yang telah mengalami penguraian (dekomposisi) (Novizan, 2002).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau
biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan dalam
pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang diinginkan.
Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara nitrogen terbuat dari
urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis adalah
kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis semakin
cepat pupuk mencair (Musnamar, 2003). Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat
dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk
yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan
sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
D. Alat dan Bahan
1. Macam-macam jenis pupuk anorganik.
2. Cawan porselen
3. Air
E. Cara Kerja
1. Masukkan masing-masing pupuk pada cawan porselen.
2. Amati semua sifat fisik pada masing-masing pupuk,
3. Diamkan pupuk selama 24 jam, kemudian amati perubahan yang terjadi.
F. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Pupuk Tunggal
Macam pupuk
Urea ZA NPK KCL TSP

1. Sifat fisik

a. Warna Putih Putih Biru Merah bata Abu-abu

b. Tekstur Sedang Sedang Kasar Sedang Kasar

c. Konsistensi Lekat Tidak Lekat Lekat Tidak lekat


lekat

d. Higroskopis Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah


2. Sifat kimiawi

a. Rumus kimia CO(NH2 (NH4)2S NH6H2P06K KCL P205


)2 O4 CL

b. Kadar unsur Kandung Kandung Mengandun Kandungan Kandungan P


hara dan an N 45- an N g 18% N, K dan Cl 36%
bentuknya 46% 21% dan 22% P dan 60%
S24% 17% K.

c. Zat pembawa NH2 SO4 - - -

G. Pembahasan
Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan menjadi
pupk tunggal dan pupuk majemuk
1. Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara
sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.
Macam-macam pupuk nitrogen sebagai berikut:
 Pupuk urea(CO(NH2)2) yang mengandung 47% nitrogen (paling tinggi
dibandingkan dengan pupuk nitrogen jeni lain).
 pupuk ZA (Zwavel Ammonium) atau ammonium sulfat ((NH4)2SO4)
yang mengandung 21% nitrogen.
 Pupuk ammonium klorida (salmiak) atau NH4Cl, mengandung 20%
nitrogen.
 Pupuk ASN (ammonium Sulfat Nitrat) atau [(NH4)3(SO4)(NO3)],
mengandung 23-26% nitrogen.
 Pupuk ASN (ammonium Sulfat Nitrat) atau [(NH4)3(SO4)(NO3)],
mengandung 23-26% nitrogen.
2. Macam-macam pupuk fosfor sebagai berikut :
 pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) yang sangat mudah larut dalam air.
 Pupuk FMP (Fused Magnesium Phosphate) atau Mg3(PO4)2 yang baik
digunakan pada tanah yang banyak mengandung besi dan aluminium.
 Pupuk aluminium fosfat (AlPO4).
 Pupuk besi (III) fosfat (FePO4).
3. Macam-macam pupuk kalium sebagai berikut:
 pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl). Ada 2 macam pupuk
KCl yang beredar di pasaran, yaitu KCl 80 (mengandung 50% K2O) dan
KCl 90 (mengandung 53% K2O).
 Pupuk ZK (Zwavel Kalium) atau kalium sulfat (K2SO4) yang baik
digunakan pada tanaman yang tidak tahan te rhadap konsentrasi ion
klorida tinggi. Ada 2 macam pupuk ZK yang beredar di pasaran, yaitu ZK
90 (mengandung 50% K2O) dan ZK 96 (mengandung 53% K2O).
4. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara
yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu
NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk
NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium
dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).
Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan
komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk
itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O).
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman
yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan
K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N,
P, dan K yang beragam.
H. Kesimpulan
Tanaman berbeda kebutuhan unsur haranya, baik jenis unsur hara maupun
jumlahnya. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi jumlah unsur hara yang
diperlukan tanaman. Unsur hara yang bisa berkurang dengan cepat mempengaruhi
penggunaan pupuk buatan pada tanaman. Pupuk buatan mampu memperbaiki
pertumbuhan tanaman dan dapat memberikan hasil yang sangat memadai.
I. Lampiran Gambar
 Gambar pengamatan pupuk higroskopisitas setelah dbiarkan 24 jam

ZA UREA

KCL NPK

TSP
ACARA II

MEMBUAT PUPUK CAMPUR

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui bagaimana cara membuat pupuk campur dengan grade yang
ditentukan.
2. Membuktikan bahan pembuatan pupuk campur.
3. Menghitung berapa besarnya filter yang dibutuhkan.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 20 Juni di Laboratorium Fakultas Pertanian
Universitas Merdeka Madiun.
C. Landasan Teori
Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur dapat terdiri dari
beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan.
 Dalam pupuk campuran terdapat istilah :
1. Fertilizer grade, merupakan perbandingan jumlah kandungan yang terdapat
dalam pupuk tersebut dalam bentuk persen. Contoh: pupuk campur NPK
mengandung 15:15:15 (N sebesar 15%, P2O5 sebesar 15%, K2O sebesar 15%).
2. Fertilizer rasio, merupakan perbandingan unsur yang terkandung di dalam
pupuk campur dalam bentuk porsi. Contoh: pupuk campur mengandung unsur
NPK 2:1:2 (mengandung unsur N sebanyak 2 bagian, unsur P sebanyak 1
bagian, unsur K sebanyak 2 bagian).
3. Conditioner, bahan yang diberikan pada pupuk campur untuk menurunkan zat
negatifnya atau pengaruh negatifnya.
4. Filler, bahan yang diberikan pada pupuk agar memenuhi berat tertentu (sesuai
yang dibutuhkan). Filler harus tidak mengandung unsur hara. Contoh : buatlah
pupuk campur yang mengandung perbandingan 8:8:8 jika terdapat pupuk ZA
(20,6%N), urea (46%N), Es (16%P2O5), KCl (60%K2O) dengan jumlah 1 ton.
8:8:8 = 100 Kg mengandung 8 Kg N, 8 Kg P2O5, 8 Kg K2O
 Keuntungan Pupuk Campur :
1. Mempermudah/menghemat tenaga dan waktu.
2. Memungkinkan membuat kondisi fisik yang lebih baik.
3. Lebih mudah diberikan (jumlah lebih banyak, dapat dibuat dengan granuler
yang tadinya hanya berupa butiran halus).
4. Efek kemasaman dapat dikontrol
 Kekurangan dari pupuk campuran:
1. Waktu dalam memberikan berbeda tergantung pada kondisi tanah dan
tanaman dan kebutuhan unsur yang berbeda.
2. Bahan-bahan pupuk tidak semuanya mudah untuk didapatkan.
3. Total konsentrasi dapat menjadi lebih rendah (menurun).
4. Biaya untuk membuat pupuk campur lebih tinggi.
5. Petani sering mencampur pupuk tidak hati-hati tanpa mengetahui jumlah yang
dibutuhkan (bisa saja terlalu sedikit untuk beberapa nutrisi dan berlebih untuk
yang lain).
D. Alat dan Bahan
1. Macam-macam jenis pupuk anorganik
2. Cawan porselen
3. Sendok
E. Cara Kerja
 Diketahui pupuk :
1. KCL mengandung K2O 60%
2. ZA mengandung N 21%
3. SP36 mengandung P2O5 36%
4. Urea mengandung N 46%
5. ZK mengandung K2O 50%
a. Buatlah pupuk campur seberat 100 gram dengan grade/perbandingan 5-15-20
dengan bahan KCL, ZA, dan SP36, beberapa filter yang dibutuhkan.
b. Perbandingan 8-10-15 dengan bahan ZK, Urea, SP36, berapa filter yang
dibutuhkan.
c. Perbandingan 12-15-8 dengan bahan ZK,SP36, Urea berapa filter yang
dibutuhkan.
d. Perbandingan 5-10-15 dengan bahan ZA, ZK, SP36 berapa filter yang dibutuhkan.
e. Perbandingan 5-15-10 dengan bahan KCL, ZA, SP36 berapa filter yang
dibutuhkan.
f. Perbandingan 12-15-10 dengan bahan Urea, ZK, SP36 berapa filter yang
dibutuhkan.
g. Perbandingan 10-5-15 dengan bahan SP36, Urea, KCL berapa filter yang
dibutuhkan.
Setelah berat masing-masing pupuk ditimbang sesuai dengan perhitungannya,
kemudian dimasukkan kantong plastik dicampur dengan filternya kemudian diamati :

1. Warna campuran.
2. Tekstur/struktur.
3. Konsistensi.
F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Perbandingan 5-10-15 dengan bahan ZA, ZK, SP36

Warna campuran : Putih keabu-abuan


Tekstur/struktur : Sedang/Granuler
Konsistensi : Tidak lekat

Perbandingan 5-15-10 dengan bahan KCL, ZA, SP36


Warna campuran : Pink
Tekstur/struktur : Sedang/kristal
Konsistensi : Tidak lekat
Perbandingan 15-10-5 dengan bahan TSP, ZA, KCL
Warna campuran : Putih keabu-abuan
Tekstur/struktur : Kasar/granuler
Konsistensi : Tidak lekat

Perbandingan 10-5-15 dengan bahan TSP, Urea, KCL


Warna campuran : Pink abu-abu
Tekstur/struktur : Sedang/kristal granuler
Konsistensi : Sedang

Perbandingan 10-10-10 dengan bahan TSP, Urea, KCL


Warna campuran : Pink muda
Tekstur/struktur : Sedang/kristal
Konsistensi : Lekat

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu pencampuran pupuk yang
baik dilakukan berdasarkan hasil analisis sesuai dengan kebutuhan kandungan unsur
hara N, P, dan K yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada saat mencampurkan pupuk
tidak sembarangan mencampur harus disesuaikan dengan kandungan hara yang
terdapat dalam masing-masing pupuk.
Tidak semua jenis pupuk dapat di campur, karena ada pula beberapa pupuk yang
apabila pada saat di campur dapat mengakibatkan kerugian, diantaranya sebagai
berikut :
1. Pupuk Campuran memiliki higroskopisitas tinggi yang dapat menyebabkan
terjadinya penggumpalan sehingga sukar saat digunakan atau ditabur.
2. Campuran dapat kehilangan kendungan haranya (N menguap sebagai NH3).
3. Terbentuknya senyawa baru, sehingga hara tidak dapat tersedia bagi tanaman.
G. Kesimpulan
Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur dapat terdiri dari
beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan. Pada proses pencampuran pupuk ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat pupuk (kadar unsur hara, kelarutan,
higroskopis dan pH pupuk). Pupuk anorganik yang satu dengan yang lain ada yang
dapat dicampur, ada yang dapat dicampur tetapi harus segera dipergunakan dan tidak
dapat dicampur.
ACARA III

UJI PUPUK NITROGEN

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar N pada tanah biasa, bokashi dan tanah campuran.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2019, di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.
C. Landasan Teori
Sumber unsur nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat di atmosfir, yaitu lebih
kurang 79,2 persen dalam bentuk N2 bebas, namun demikian unsure N ini baru dapat
digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan kebentuk yang terikat yang
kemudian dalam bentuk pupuk. Sumber utama dari Nitrogen berasal dari N2 atmosfir
yang terikat. Untuk pembuatan pupuk adalah nitrogen dalam bentuk
amoniak(Hasibuan,2006).
D. Alat dan Bahan
1. Satu gelas aqua tanah biasa, bokashi, dan tanah campuran.
2. Perangkat Uji Pupuk (fertilizier test kit).
E. Cara Kerja
1. Siapkan alat-alat untuk uji N.
2. Ambil sedikit sampel tanah biasa, bokashi, dan tanah campuran kedalam
tabung reaksi. Lalu masukkan larutan Universal Extract Solin sebanyak 5 ml
ke dalam tabung reaksi yang telah terisi tanah dengan menggunakan pipet.
3. Tutup tabung reaksi dan kocok sampai tanah dan larutan Universal Extract
Solin tercampur.
4. Diamkan beberapa saat sampai tanah mengendap.
5. Siapkan corong dan kasa untuk menyaring larutan yang tanahnya telah
mengendap.
6. Berikan bubuk Nitrate Riagent #2 setengah sendok dan aduk sampai rata
menggunkan ujung sendok.
7. Tunggu sampai bubuk Nitrate Riagent #2 mengendap, lalu ambil larutan yang
tidak tercampur dengan bubuk Nitrate Riagent #2 menggunakan pipet lalu
pindahkan kewadah yang berbeda.
8. Teteskan larutan Nitrate Riagent #2 sebanyak 3 tetes, dan aduk sampai
warnanya berubah menjadi berwarna pink.
9. Lalu samakan warna larutan dengan range warna Nitrogen dan catat hasilnya.
F. Hasil Pengamatan
Jenis Tanah Range
Tanah Biasa 10
Bokashi 40
Tanah Campuran 10

G. Pembahasan
Dari hasil percobaan uji N, pada tanah biasa dan tanah campuran memiliki kadar
N sebesar 10 yang berarti bahwa kandungan N nya sangat rendah. Karena pada tanah
biasa dan tanah campuran kurang diberikan pupuk yang menyebabkan kandungan N
nya rendah. Sedangkan pada bokashi kandungan N nya tinggi yaitu sebesar 40.
H. Kesimpulan
Pada berbagai macam tanah yang ada pada saat praktikum kadar nitrogen yang
tinggi adalah bokhasi dan yang paling rendah adalah terdapat pada dua macam tanah
yaitu tanah biasa dan tanah campuran.
I. Lampiran gambar
Tanah
Campuran

Tanah Biasa Bokhasi


ACARA IV

PENGUJIAN KADAR PHOSPOR PADA TANAH

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar phosphor pada berbagai macam sampel tanah.
B. Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2019, di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.
C. Landasan Teori
Fosfor merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman. Fosfor dapat ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral tanaman dan
merupakan unsur pokok dari protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai
ortoposfat. Sumber fosfor alami dalam air berasal dari pelepasan mineral dan biji-
bijian (Bausch, 1974). Fosfor berupa berbagai senyawa logam transisi atau atau
senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambahkan tembaga atau
perak, dan zink silikat (ZnSiO4) yang dicampur dengan mangan. Fosfor (P)
merupakan unsur hara makro yang dibuthkan dalam jumlah banyak. Fosfor dianggap
sebagai kunci kehidupan walaupun jumlahnya lebih kecil dari kalium dan nitrogen.
Unsue ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam
biji dan titik tumbuh tanaman. Fosfor juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
akar terutama pada awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji
dan buah (Indranada, 1994).
D. Alat dan Bahan
1. Sampel tanah biasa, bokashi, dan tanah campuran (bokhasi dan biasa).
2. Seperangkat alat uji soil phosphorous.
E. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Berikan kode pada 3 tabung 0755 dengan A = Tanah biasa, B = Bokhasi dan C
= Tanah Campur.
3. Masukkan ketiga sampel tanah terebut kedalam tabung 0755.
4. Berikan universal ekstract dengan pipet sampai mencapai ketinggian 4 ml
pada masing-masing tabung.
5. Kemudian kocok sampai 15 menit.
6. Setelah itu, diamkan sampai tanah kembali mengendap selama kurang lebih 30
menit.
7. Selanjutnya saring larutan yang dihasilkan tanah dengan filter paper dan
dimasukkan kedalam tabung baru.
8. Lalu teteskan larutan hasil saringan tersebut dengan 2 tetesan phospora reagent
cair dan ditambah pill phospora reagent dan kocok.
9. Amati perubahan yang terjadi dan cocokan pada indikator soil phosphora.
F. Hasil Pengamatan
No Sampel Tanah Range
1 A 10
2 B 25
3 C 10

G. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat praktikum pada sampel
tanah A mengandung range 10, Phosphora tanah B mengandung range, dan tanah C
mengandung range 10 kadar Phosphora. Pada ketiga sampel tersebut kandungan P
yang tertinggi pada sampel tanah B yaitu Bokhasi. Sedangkan yang kandungan P
yang rendah yaitu tanah A dan C yaitu tanah biasa dan campuran.
H. Kesimpulan
Pada tanah Bokhasi menghasilkan kadar phosphor yang tinggi. Hal ini
dikarenakan unsur yang terbentuk pada tanah ini sangatlah beragam dan memiliki
kandungan P yang lebih tinggi daripada tanah lainnya.
I. Lampiran Gambar
ACARA V

UJI KALIUM PADA TANAH

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui jumlah kadar kalium pada tanah, bokashi dan campuran.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2019, di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.
C. Landasan Teori
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman.
Kalium terlibat dalam semua fraksi biokimia yang berlangsung dengan tanaman dan
merupakan batasan yang paling banyak diperlukan tanaman. Kalium bukan penyusun
bagian integral komponen tanaman, melainkan fungsinya sebagai katalis berbagai
fungsi biologis esensial (Schroeder, 1974).
Kalium juga merupakan unsur makro ketiga yang diperlukan serelia dalam
pengisian bulir. Tanaman umbi-umbian lebih banyak membutuhkan unsur kalium
karena salah satu fungsi unsur kalium adalah pembentukan karbohidrat. Unsur kation
(K, Ca, Mg dan unsur mikro) di dalam tanah diikat pada permukaan koloid tanah, atau
mineral liat. Di dalam tanah semuanya berreaksi sesuai dengan keadaan senyawa-
senyawa yang ada didalam tanah tersebut sehingga larutan –larutan katioa akan
mudah dipertukarkan dan dapat membawa molekul positif bagi tanaman budidaya.
Kation-kation itu mudah digantikan dengan kation lain, maka kation tersebut disebut
dengan kation yang dapat ditukar. Pertukaran kation merupakan reaksi umum terjadi
dan merupakan salah satu reaksi terpenting dalam tanah.
D. Alat dan Bahan
1. Satu set soil potassium.
2. Setengah gelas, bokashi dan campuran.
E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ambil sedikit sampel tanah biasa, bokashi, dan tanah campuran kedalam
tabung 0775. Lalu masukkan larutan Universal Extract Solin sebanyak 5 ml ke
dalam tabung yang telah terisi semua sampel dengan menggunakan pipet.
3. Tutup tabung reaksi dan kocok sampai tanah dan larutan Universal Extract
Solin tercampur. Tunggu sampai mengendap.
4. Siapkan corong dan kasa untuk menyaring larutan yang tanahnya telah
mengendap.
5. Setelah itu pada setiap sampel berikan 1ml Potassium Reagent C dan 1 tablet
Potassium Reagent B Tablets. Aduk kembali sampai warna larutan berubah
menjadi oranye.
6. Lalu samakan warna larutan dengan range warna Kalium dan catat hasilnya.
F. Hasil Pengamatan
Jenis Tanah Range
Tanah Biasa 10
Bokashi 40
Tanah Campuran 20

G. Pembahasan
Dari hasil percobaan uji K, pada tanah biasa memiliki K sebesar 10 dan tanah
campuran memiliki kadar K sebesar 20 yang berarti bahwa kandungan Kalium nya
rendah. Karena pada tanah biasa dan tanah campuran kurang diberikan pupuk yang
menyebabkan kandungan K nya rendah. Sedangkan pada bokashi kandungan K nya
tinggi yaitu sebesar 40.
H. Kesimpulan
Pada hasil uji K dihasilkan range tertinggi adalah pada tanah Bokhasi. Tanah ini
mengandung banyak unsur K dikarenakan strukturnya terbentuk dari bahan organik
yang mengandung unsur K.
I. Lampiran Gambar
ACARA VI

PENGUJIAN PH BERBAGAI MACAM TANAH

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar ph masing masing sample tanah yang tersedia.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2019, di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun.

C. Landasan Teori
Reaksi tanah adalah sifat kimia tanah yang paling penting untuk diamati karena
berpengaruh terhadap serangkaian proses-proses kimiawi dalam tanah, antara lain
proses pembentukkan mineral lempung, reaksi kimia dan biokimiawi tanah, serta
penentuan status hara dalam tanah. Reaksi tanah menunjukan perimbangan
konsentrasi asam-basa dalam tanah dan keasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH.
Penentuan pH tanah merupakan salah satu uji penting yang dapat digunakan untuk
mendiagnosa masalah pertumbuhan seperangkat faktor utama kimia tertentu untuk
menentukan pH terukur pada tanah.
Reaksi pH tanah berdasarkan atas dua unsur kimia di mana kemasaman tanah
merupakan asam-asam organik dan anorganik serta ion-ion H+ dan Al dapat ditukar.
Misal koloid dan sumber alkalinitas atau garam-garam alkalis. Pertumbuhan tanaman
sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, contohnya pH tanah serendah 5,5 atau kurang,
maka penyakit tanaman mungkin disebabkan oleh defisiensi besi sehingga warna
daun pucat karena senyawa besi mudah larut dalam asam (Foth, 1982).
D. Alat dan Bahan
1. Gelas ukur
2. Tabung Reaksi
3. Tutup Tabung Reaksi
4. Pipet Tetes
5. 3 buah wadah bekas air mineral gelas
6. 1 Botol Tricon Floc Solution
7. 1 Botol Tricon Foil Ph Indicator
8. Kertas penyaring
9. Sendok
10. PH meter
E. Cara Kerja
1. Persiapan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Masukan setiap sample tanah ke wadah gelas yang diberi tanda :
 A = Tanah Murni
 B = Bokashi
 C = Campuran Tanah dan Bokashi
3. Masukan Setiap Sample (A,B,C) ke dalam Tabung reaksi masing masing 3 gr
4. Sesudah dimasukan ke tabung reaksi masing-masing dari sample (A,B,C)
tersebut diberi larutan Tricon Floc Solution secukupnya lalu tutup tabung
reaksi tsb.
5. Kocok atau goyang goyangkan tabung reaksi kuranglebih 10 menit.
6. Lalu diamkan sampai campuran tanah di tabung reaksi mengendap dan air
tampah jernih.
7. Buka tutup tabung lalu tuangkan ke tabung reaksi lain yang bersih (steril) dan
diberi saringan berbahan kertas agar kotoran maupun tanah tidak masuk ke
dalam tabung reaksi yang baru.
8. Lalu beri larutan Tricon Soil Ph Indikator sebanyak 2 tetes pada setiap tabung
reaksi yang berisi sample (A,B,C) lalu tunggu.
9. Setelah itu setiap sample akan menghasilkan warna cairan yang berbeda.
10. Lakukan pengukuran Ph pada setiap masing masing sample tersebut Sample
(A,B,C).
11. Pastikan kesamaan warna antara sample dengan Ph meter yang tersedia.
F. Hasil Pengamatan
Sample tanah Jenis Tanah Ph Tanah Warna
A Tanah 6,0 kuning

B Bokhasi 6,5 Hijau muda


C Campuran Tanah 5,0 Orange kecoklatan
dan bokashi

G. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di uji pH tanah di berbagai tanah
menghasilkan tanah biasa ber pH 6 yang artinya tanah tersebut bersifat asam dengan
indicator pH berwarna kuning. Pada tanah bokhasi ber pH 6,5 yang bersifat netral
keasam-asaman pada indicator pH berwarna hijau muda. Sedangkan pada tanah
campuran mengahasilkan ber pH 5 yang artinya tanah tersebut bersifat asam dengan
warna indicator pH orange kecoklatan.
H. Kesimpulan
Tanah yang mengandung bahan organic memiliki pH netral. Seperti bokhasi yang
strukturnya dibentuk dari bahan organic. Bahan organic sendiri mampu untuk
menetralkan tanah.
I. Lampiran gambar
DAFTAR PUSTAKA

http://fakhrifr19.blogspot.com/2014/12/pengenalan-pupuk.html

http://arietos.blogspot.com/2011/01/pupuk-campuran.html

http://saiful-abbas.blogspot.com/2012/02/laporan-pupuk-dan-pemupukan.html

http://petanimudaberdasi.blogspot.com/2016/09/laporan-fosfor-tersedia-dasar-
dasar.html

http://petanimudaberdasi.blogspot.com/2016/09/laporan-kdd-dasar-dasar-ilmu-
tanah.html

http://petanimudaberdasi.blogspot.com/2016/09/laporan-ph-tanah-dasar-dasar-ilmu-
tanah.html

Anda mungkin juga menyukai