Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN


ACARA 1
PENGENALAN PUPUK ANORGANIK

Oleh :
Arrizki Maulana Majid
NIM A1D018147

PJ Asisten:
Setyawan Abi Nugroho
NIM A1D017098

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus meningkat

sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah petani,

kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai

usaha peningkatan hasil pertanian. Pupuk merupakan salah satu dari factor

peningkatan proses produksi selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemumupukan

memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.

Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan

berimbang. Penurunan efesiensi pemupukan terjadi karena berbagai faktor tanah

dan lingkungan yang harus dicermati. Metode pemberian pupuk harus diperhatikan,

karena pupuk anorganik mengandung bahan kimia yang bersifat panas jika terkena

batang atau daun dari tanaman. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk

satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat

dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah

yang berbeda.

Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi

dalam pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk

tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode

pemupukan. Tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur hara yang

diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur

hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap pembentukan bahan
kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya

unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum pengenalan pupuk anorganik ini yaitu :

1. Mahasiswa mampu mengenal berbagai macam pupuk anorganik dan

mampu membedakannya.

2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat pupuk anorganik meliputi warna,

bentuk, pH, higroskopis, dan kelarutan masing-masing pupuk.

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh setelah praktikum ini yaitu mahasiswa menjadi

mengenal berbagai jenis pupuk anorganik serta sifat-sifatnya yang biasa digunakam

untuk memupuk tanaman.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah sesuatu yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

nonorganik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung bahan

baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara

suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.

Meskipun demikian, ke dalam pupuk khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan

sejumlah material suplemen (Achmad, 1992).

Pupuk merupakan substansi yang ditambahkan kedalam tanah untuk

menyediakan asupan bagi tanaman dengan satu elemen yang diperlukan atau lebih.

(Sitepoe, 2008). Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada

tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh

tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. (Sudarmoto,

AS, 1997).

B. Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau

biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan dalam

pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang diinginkan.

Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara nitrogen terbuat

dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis adalah
kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis semakin

cepat pupuk mencair (Musnamar, 2003).

C. Klasifikasi Pupuk

Pupuk dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, antara lain:

1. Pupuk alam dan buatan

Pupuk alam antara lain: pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos.

Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan

kimia (anorganik) dengan kadar hara yang tinggi, sedangkan pupuk alam

adalah pupuk yang terbuat secara alami melalui proses degradasi dan

dekomposisi.

2. Pupuk menurut unsur yang terkandung

Menurut unsur yang terkandung, pupuk dapat dibedakan sebagai pupuk

nitrogen. Contohnya, pupuk urea, ZA, NPK, dan lain-lain.

3. Pupuk organik dan anorganik

Pupuk organik yaitu terdiri atas senyawa-senyawa organik (C, H, O),

sedangkan pupuk anorganik tersusun atas senyawa-senyawa anorganik

 Berdasarkan pada proses terjadinya:

1. Pupuk buatan

Adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia

(anorganik) dengan kadar hara yang tinggi.

2. Pupuk alam

Adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam terhadap

bahanbahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.


 Berdasarkan pada kandungan kimia

1. Pupuk Organik

Yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H, dan

O.

2. Pupuk Anorganik

Yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.

 Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat

Yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai yang

mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair

Yakni pupuk yang berupa cairan yang cara pengunaannya dilarutkan

terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke daun.

Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harga pupuk

ini relatif mahal. Pupuk amoniak merupakan pupuk yang memiliki kadar N

sangat tinggi, yakni sekitar 83%. Penggunaan pupuk ini lewat tanah dengan

cara diinjeksikan dari tangki bertekanan.

 Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun

Yakni pupuk yang cara pemupukan dilarutka terlebih dahulu dalam air,

kemudian disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah


Yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar agar diserap oleh

akar tanaman.

 Berdasarkan reaksi fisiologisnya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah

menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basa

Yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah

cenderung naik, misalnya pupuk cili salpeter, calnitro, dan kalsium sianida.

 Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman

Misalnya pupuk urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya

dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara

tanaman.

Misalnya, NPK, amophoska, nitrophoska, dan rustika.

 Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro

Yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya, NPK,

nitrophoska, gandasil.

2. Pupuk mikro

Yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya mikrovet,

mikroplet, dan metalik.


3. Campuran makro dan mikro

Misalnya pupuk gandasil, bayfolan, dan rustika. Dalam penggunaannya,

kedua jenis pupuk ini sering dicampur dan ditambahkan zat pengatur

tumbuh (hormon tumbuh)

(Afandie dan Nasih, 2002).

D. Manfaat Pupuk Bagi Tanaman

Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan unsur hara yang berbeda-beda.

Sedangkan kandungan unsur hara dalam tanah berbeda-beda dan jumlahnya yang

berbeda-beda juga. Agar tanah menjadi ideal perlu ditambahkan pupuk yang tepat

untuk pertumbuhan. Pupuk majemuk yang tersedia jumlah unsur hara tidak selalu

sama dengan jumlah pupuk yang dibutuhkan (Buckman dan Brady, 1982).

Fungsi utama pupuk adalah menyediakan atau menambah unsur hara yang

dibutuhkan tanaman (Ayub S Pranata, 2004) sehingga paling tidak ada 14 unsur

hara esensial yang diperoleh tanaman dari tanah (Goeswono Soepardi,1983).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Pengenalan Pupuk Anorganik dilaksanakan di Laboratorium

Kesuburan dan Kimia Tanah. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 27

September 2019 pukul 13.00 sampai selesai.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini terdiri atas berbagai macam

pupuk anorganik meliputi Urea,Urea Non-bersubsidi, ZA, SP-36, KCL, Mutiara,

NPK, PHONSKA, Gandasil-D, dan Gandasil-B.

Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini yaitu ada tabung reaksi, gelas

piala, cawan petridish, kertas buram, aquades, sendok, kertas label, pH-paper

universal, stopwatch, dan timbangan analitik.

C. Prosedur Kerja

1. Kelarutan pupuk

a. Pupuk diambil masing-masing setengah sampai satu sendok.

b. Pupuk yang sudah diambil kemudian dilarutkan ke dalam gelas piala

yang sudah berisi 50 mL air.

c. Setelah itu didiamkan selama 30 menit tanpa diaduk dan dikocok.

d. Kecepatan melarutnya diamati dan dicatat.

2. pH
a. contoh pupuk padat diambil, dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

setinggi 1 cm.

b. Aquades ditambahkan sehingga timgginya menjadi 2 – 3 cm.

c. Tabung reaksi ditutup dengan plastic dan dikocok hingga semua

pupuk larut.

d. Tabung reaksi didiamkan selama 1 jam dan pH larutan diukur

menggunakan pH paper Universal.

3. Higroskopisitas

a. Contoh pupuk padat diambil dan diletakkan di atas sehelai kertas

buram yang dialasi dengan cawan petridish.

b. Cawan petridish diletakkan di tempat terbuka (temperature kamar)

selama 3 hari.

c. Perubahan yang terjadi setiap harinya dicatat dan diamati.

d. Higroskopisitas pupuk ditentukan dengan melihat tingkat kebasahan

kertas buram.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1. Pengamatan Sifat-sifat pupuk.

No. Nama Warna Komposisi pH Kelarutan Higroskopisitas Foto

Pupuk

1 ZA Putih Belerang 24% 5

Nitrogen 21%

(Kiswondo,2001)

2 Urea Merah 45 – 46% nitrogen 6

jambu

3 SP-36 Abu-abu P2O5 = 36% 3

S = 5%

(Lingga dan

Narsono,2018).

4 KCL Merah K2O 60%, Cl 46% 6

bata (Novizan, 2004).

5 Mutiara Hijau N = 16%, P2O5 = 6

kebiruan 16%, K2O = 16%

(Krismawati,2005)

6 Gandasil- Merah N = 6%, P = 20%, 6

B muda K = 30%, Mg =

3%, Cu, Mn, B,

Co, Zn (Munir et

al., 2010)

7 Gandasil- Hijau N = 15%, P = 6

D 12%, K = 14%,

Mg = 1%, Cu,
Mn, B, Co, Zn

(Hastuti, 2016)

8 NPK Coklat N =15%, P2O5 = 4

muda 15%, K2O = 15%

(Krismawati,

2005)

9 Phonska Putih N =15%, P2O5 = 4

15%, K2O = 15%,

S = 10%

(Trisusisyo dkk,

2015)

10 Urea non N = 46%, Biuret = 6

subsidi 1%, Moisture =

0,5% (Setyawati

dkk, 2015)

11 NPK cair N =15%, P2O5 = 8 Cepat

15%, K2O = 5%,

MgO = 4%

(Sumiati dan

Gunawan, 2006)

12 Pupuk cair Hijau N = 75%, P2O5 = 8 Sangat cepat

supergo keruh 2%, K2O = 3%,

Fe, Mn, Zn, Co,

Cu

B. Pembahasan

Praktikum pengenalan pupuk anorganik sangat bermanfaat bagi praktikan/

mahasiswa, karena dengan mengenal berbagai macam pupuk, kita dapat

mengetahui sifat sifat yang ada pada pupuk itu. Sifat sifat yang dapat membedakan

pupuk yang satu dengan pupuk lainnya antara lain tingkat kelarutan pupuk, pH

pupuk, dan higroskopisitas pupuk. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Musnamar,
2003, bahwa Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika,

kimia, atau biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan

bahan dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang

diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara nitrogen

terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis

adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis

semakin cepat pupuk mencair.

Pupuk sangat penting bagi tanaman, karena tanaman membutuhkan unsur

hara yang banyak, sedangkan di dalam tanah unsur hara yang tersedia tidak selalu

mencukupi apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini sesuaki dengan yang

dikatakan oleh Achmad, 1992. Pupuk adalah sesuatu yang ditambahkan pada media

tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman

sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan

organik ataupun nonorganik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk

mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran

proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk khususnya pupuk buatan

dapat ditambahkan sejumlah material suplemen (Achmad, 1992).

Pupuk sangat bermanfaat bagi tanaman, seperti yang telah kita ketahui bahwa

pupuk menambah unsur hara bagi tanah untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Hal ini seperti yang diterangkan oleh literatur, bahwa Tanaman dalam

pertumbuhannya memerlukan unsur hara yang berbeda-beda. Sedangkan

kandungan unsur hara dalam tanah berbeda-beda dan jumlahnya yang berbeda-beda
juga. Agar tanah menjadi ideal perlu ditambahkan pupuk yang tepat untuk

pertumbuhan. Pupuk majemuk yang tersedia jumlah unsur hara tidak selalu sama

dengan jumlah pupuk yang dibutuhkan (Buckman dan Brady, 1982).

Fungsi utama pupuk adalah menyediakan atau menambah unsur hara yang

dibutuhkan tanaman (Ayub S Pranata, 2004) sehingga paling tidak ada 14 unsur

hara esensial yang diperoleh tanaman dari tanah (Goeswono Soepardi,1983).

Pupuk sangat bermacam macam jenisnya, pupuk dapat diklasifikasikan

berdasarkan asalnya, senyawanya, fasa-nya, cara penggunaanya, reaksi

fisiologisnya, jumlah hara yang dikandung, dan berdasarkan macam hara tanaman.

Menurut Rosmarkam dan Yuwono, 2002. Pupuk dapat dibedakan berdasarkan

bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam

hara yang dikandungnya.

Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan :

Pupuk Alam, yaitu pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan

alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano,

pupuk hijau dan pupuk batuan P.

Pupuk Buatan, yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea,

rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber

daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

Berdasarkan senyawanya dibedakan :

Pupuk Organik, yaitu pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan

pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam
yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari

batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

Pupuk Anorganik, atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.

Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan Fasa-nya dibedakan :

Pupuk Padat, yaitu pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan yang

beragam mulai yang mudah larut dalam air sampai yang sukar larut.

Pupuk Cair, yaitu pupuk yang berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan

dulu dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung

banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak

cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%,

penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan :

Pupuk daun, yaitu pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan

disemprotkan pada permukaan daun.

Pupuk akar, yaitu, pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar

diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan Reaksi Fisiologisnya dibedakan :

Pupuk masam, yaitu pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya

bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi

lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.


Pupuk Basis, yaitu pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis alkalisatau basis,

ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung

naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan :

Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja.

Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja

(meskipun juga mengandung Ca).

Pupuk Majemuk, ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara

tanaman. Contoh: NPK, amophoska, dan nitrophoska.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :

Pupuk makro, yaitu pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,

dan nitrophoska.

Pupuk mikro, ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya:

mikrovet, mikroplek, metalik.

Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika.

Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat

pengatur tumbuh (hormon tumbuh).


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara 1 ini antara lain :

1. Pupuk urea berwarna merah jambu dan mengandung 46 % Nitrogen, pH 6,

dan larut cepat serta cukup bersifat higroskopis.

2. Pupuk ZA merupakan pupuk berwarna putih yang mengandung N 20-21

%, S 23.8 % dan asam bebas sebesar 0.4 %, pupuk ini agak cepat larut,

memiliki pH 5 dan bersifat higroskopis.

3. SP-36 berwarna abu-abu, mengandung zat P2O5 36 % dan S 5 %, lambat

larut dalam air, pH 3, dan tidak bersifat higroskopis.

4. Pupuk KCl berwarna merah bata, mengandung K2O 60 % dan Cl 40 %, ber

pH 6, pupuk ini lambat dalam kelarutannya dan tidak higroskopis.

5. Pupuk Mutiara berwarna hijau kebiruan, pupuk ini mengandung N 16 %,

P2O5 16 %, K2O 16 %, berpH 6 fan lambat dalam kelarutannya serta tidak

higroskopis.

6. Gandasil-B berwarna merah muda, agak cepat larut, dan bersifat

higroskopis. Pupuk ini berpH 6 dan mengandung nutrisi N 6 %, P 20 %, K


30 %, Mg 3 %, serta zat lain Cu, Mn, B, Zn, dan Co.

7. Gandasil-D berwarna hijau, agak cepat larut, dan bersifat higroskopis.

Pupuk ini berpH 6, dan mengandung N 15 %, P 12 %, K 14 %, Mg 1 %,

dan zat lain berupa Mn, B, Cu, Co, Zn.

8. Pupuk NPK merupakan pupuk campuran berwarna coklat muda, lambat

kelarutannya, dan bersifat higroskopis. Pupuk ini berpH 4 dab mengandung

zat N 15 %, P2O5 15 %, K2O 15 %.

9. Pupuk PHONSKA adalah pupuk berwarna putih yanag kelarutannya

lambat dan tidak higroskopis. Pupuk ini berpH 4 dan mengandung zat N 15

%, P2O5 15 %, K2O 15 %, dan S 10 %.

10. Pupuk urea nonsubsidi berwarna putih dan sangat cepat larut serta bersifat

higroskopis. Pupuk ini berpH 6 dan mengandung N 46 % namun pupuk ini

berbeda dengan urea biasa karena tidak oil coated.

11. NPK cair merupakan pupuk NPK dalam bentuk cair, karena bentuknya cair

maka sangat cepat larut dalam air. Pupuk ini berpH8 dan mengandung N

15 %, P2O5 15 %, K2O 5 %, dan Mg_ 4 %.

12. Pupuk cair supergro berwarna hijau keruh dan sangat cepat larut pada air.

Pupuk ini berpH 8 dan mengandung N 7.5 %, P2O5 2 %, K2O 3 %, dan

unsur lain seperti Fe, Mn, Zn, Co, dan Cu.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum pengenalan pupuk organik ini

yaitu praktikan harus jeli dalam melihat komposisi pupuk. Praktikan juga

seharusnya diwajibkan memakai perlengkapan lab yang lengkap seperti masker


maupun sarung tangan latex, karena bahan yang terkandung pada pupuk cukuplah

berbahaya bagi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad,1992. Mikrobiologi Tanah Hutan. IPB: Bogor

Buckman, Harry O dan Brady, Nyle C. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara,
Jakarta.

Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Gaeswono, Soepardi. 1983. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka


Buana: Bandung.

Hanafiah,K.A.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Bogor; CV Akademika pressindo.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.

Lingga, P dan Marsono, 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,


Jakarta

Musnamar. 2003. Pupuk Organik (Cair dan Padat, Pembuatan Aplikasi). Penebar
Swadaya. Jakarta.

Rosmarkam, Afandi. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta; Kaninisus.

Sitepoe, Mangku. 2008. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Kepustakaan


Populer Gramedia. Jakarta.

Sudarmoto A.S 1997. Budidaya Tanaman Jagung. Kanisius:Surabaya

Anda mungkin juga menyukai