Anda di halaman 1dari 11

laporan praktikum

Laporan praktikum cacing tanah


BAB I
1.1 Latar Belakang
Cacing tanah adalah organisme tanah yang lebih aktif pada malam hari, hidup pada tanah yang
lembab dengan sirkulasi ucacing tanah udara yang bagus. Pada tanah berpasir dan kering,
populasi cacing tanah yang sangat sedikit. Cacing tanah dalam berbagai hal mempunyai arti
penting, misalnya bagi lahan pertanian. Lahan yang banyak mengandung cacing tanah akan
menjadi subur, sebab kotoran cacing tanah yang bercampur dengan tanah telah siap untuk
diserap akar tumbuh-tumbuhan. Cacing tanah juga dapat menigkatkan daya serap air permukaan.
Lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah meningkatkan konsentrasi udara dalam tanah.
Disamping itu pada saat musim hujan lubang tersebut akan melipatgandakan kemampuan tanah
menyerap air. Secara singkat dapat dikatakan cacing tanah berperan memperbaiki dan
mempertahankan struktur tanah agar tetap gembur.
Kemelimpahan cacing tanah pada suatu lahan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik,
keasaman tanah, kelembaban dan suhu atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan
baik bila faktor lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi sistem pertanian
manusia akhir-akhir ini yang tergantung penuh pada penggunaan bahan kimia telah mengusik
habitat cacing tanah. Keseimbangan lingkungan akan rusak dan berantakan bila cacing tanah
sampai mengalami kepunahan, apalagi bila itu akibat ulah manusia.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan cacing tanah.
Mengetahui peranan cacing tanah
Mengetahui gambar literatur cacing tanah beserta bagian-bagiannya
Mengetahui morfologi dan ekologi cacing tanah
Mengetahui kerugian dari aktivitas cacing tanah

BAB II
2.1 Jenis-jenis Cacing Tanah
Cacing Anesik, merupakan cacing tanah yang biasanya lebih besar yang membangun lubang-
lubang permanen dalam tanah dan muncul dipermukaan tanah hanya untuk menarik daun-daunan
atau bahan organik lain kedalam lubang. Warna tubuhnya gelap dibagian atas (dorsal) dan terang
dibawahnya (ventral).
Cacing Epigeik, merupakan cacing tanah yang hidup pada bagian organik yang sedang
membusuk tidak dalam tanah, dan tubuhnya berwarna gelap.
Cacing Endogeik, adalah cacing tanah yang jarang muncul dipermukaan tanah. Beberapa janis
cacing endogeik menghuni rhizosfer, daerah yang dekat dengan akar tanaman. Tempat dimana
cacing tanah tersebut memakan tanah yang sudah diperkaya dengan akar, bakteri, dan fungi yang
membusuk menjadi warna merah muda.
(Anonymous, 2010)
2.2 Gambar Organ Tubuh Cacing Tanah Dan Fungsinya
2.2.1 Gambar Organ Tubuh Cacing Tanah

2.2.2 Fungsi
Prostomium, berfungsi untuk menggantikan fungsi mata ; untuk membedakan material
berbahaya selama proses makan.
Klitelum, terkait dengan produksi kokon
Seta, untuk bergerak, mencengkram atau membantu proses perkawinan.
Pereproct, berfungsi untuk membuang cast (kotoran) sebagai penyubur tanah dan membuat
tanah menjadi gembur.
Peristomium, berfungsi untuk membuat lubang saluran untuk tinggal menetap didalamnya.
(Anonymous, 2010)
2.3 Peranan Cacing Tanah
Lubang cacing tanah untuk memperlancar aerasi dan drainase tanah.
Mencampur dan menggranulasikan butir-butir tanah.
Mengangkut bahan organik kebagian tanah yang lebih dalam
Memantapkan agregasi tanah
Meningkatkan ilfiltrasi
Sebagai penghancur sersesah
Memperbaiki struktur tanah.
(Soepardi, 1988)
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Populasi Cacing Tanah.
Cahaya (Temperatur)
Cacing tanah lebih senang hidup pada tanah-tanah yang lembab, tata udara baik, sekitar 21C.
Sinar matahari akan membunuh cacing tanah.
(Hardjowigeno,1987)
Tekstur tanah
Pada tanah berpasir dan kering, populasi cacing tanah sngat sedikit. Cacing tanah lebih suka
hidup pada tanah berlempung.
(Tim Dosen, 2008)
Bahan Organik Tanah
Jika kandungan bahan organik tanah tinggi, maka jumlah populasi cacaing tanah juga tinggi,
karena bahan organik tanah merupakan makanan bagi cacing tanah itu sendiri.
(Hardjowigeno,1987)
Kelembaban Tanah
Cacing tanah hidup pada tanah yang lembab serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
(Hardjowigeno,1987)
Ph tanah
Populasi cacing tanah lebih banyak ditemukan pada tanah yang memiliki pH tanah antara 5,0-
8,4.
(Hardjowigeno,1987)
Aerasi Tanah
Informasi tentang jumlah oksigen yang dibutuhkan masih belum banyak tersedia karena sulitnya
memisahkan antara tingkat ketersediaan oksigen dengan faktor pembatas lainya.
(Handayanto, 2007)


BAB III
3.1 Metodologi Cacing Tanah
1. Pengambilan contoh tanah
Contoh tanah entisol diambil dari suatu desa dan tanah alvisol diambil dari sebuah kebun.
Tanah diambil dari beberapa tempat, secara acak pada kedalaman 0-30cm.
Contoh tanah dicampur rata sesuai dengan jenisnya. Diayak dengan ukuran lubang 2mm, untuk
memisahkan kerikil dan seresah sehingga diperoleh tanah yang homogeny.
2. Pengambilan dan perawatan contoh cacing tanah.
Ambil contoh cacing endogeik pada daerah-daerah yang lembab.
Cirri cacing tanah endogeik berwarna tbuh pucat.
Cacing yang tertangkap dimasukan kedalam toples yang berisi tanah.
Letakan pada laboratorium pada besek bambu berisi tanah dengan kelembaban 60% dan diberi
kompos agar terjadi pertumbuhan optimal.
Menjaga kelembaban tutup dengan karton agar cacing tidak keluar.
Proses aklimatisasi cacing diperlukan minimal 2 minggu.
Sebelum dimasukan dalam sangkar, cacing tanah dewasa dikeluarkan ari tanah, diletakan diatas
kertas filter berisi air untuk membersihkan pencernaannya dari makanan yang bersasl dari
habitatnya yang lama.
3. Persiapan sangkar
Setiap sangkar diisi masing-masing contoh tanah kering udara sebanyak 1,8kg.
Tambahkan kompos halus setebal 10cm.
Tambahkan air, 2 malam sebelum cacing tanah dimasukan kedalam air + tanahnya sekitar 60%
dari kapasitas lapang.
Masukkan 5 ekor cacing dewasa persangkar.
Letakan cacing tanah pada ruang gelap dilaboratorium agar cacing tanah aktif.
Kelembaban tanah diatur pada kondisi 60% dari kapasitas lapang.
3.2 Alat dan Bahan serta Fungsinya, Cara kerja
Alat
o Planar cage, berfungsi untuk tempat hidup cacing.
o Kasa, berfungsi untuk menutup box.
o Botol, berfungsi untuk mengairi.
o Pengatur panjang tanah.
o Alat tulis, berfungsi untuk mendata hasil praktikum.
Bahan
o Tanah, berfungsi untuk hidup cacing.
o Kompos halus
o Cacing.
Cara kerja

3.3 Perlakuan Pada Plannar Cage (Sangkar)
1. Setiap sangkar diisi dengan tanah 1,8 kg. Bila BI tanah 1,2 g/cm3, tanah diletakkan pelan
setiap 5 lapisan hingga 50 cm
2. Tambahkan kompos yang telah jadi 10 cm
3. Tambahkan air 2 malam sebelum cacing masuk, kadar air sebesar 60 %
4. Masukkan cacing
5. Letakkan pada ruang gelapdi laboratorium, agar cacing tanah aktif
6. Kelembaban diatur pada kondisi 60 % dari kapsitas lapang

Planar cage Jenis tanah Keterangan
A Andisol Dalam planar cage andisol 100%
B Entisol Dalam planar cage entisol 100%
C Andisol dan Entisol Perbandingan antara andisol dan entisol masing-masing 50%
D Andisol dan Entisol Perbandingan antara andisol dan entisol masing-masing 50%
E Andisol dan Entisol Perbandingan antara andisol dan entisol masing-masing 40% dan 60%
F Andisol dan Entisol Perbandingan antara andisol dan entisol masing-masing 40% dan 60%

Keterangan:
Masing-masing planar cage diberi seresah pada lapisan atasnya
Seresah merupakan campuran dari daun, ranting maupun batang tumbuhan yang telah
membusuk
Masing-masing perlakuan dilakukan 2x pengulangan
Masing-masing planar cage diberi 5 buah cacing

BAB IV
4.1 Hasil
Jenis seresah Waktu pengamatan Ulangan Panjang liang Total Cacing awal Cacing akhir
Jumlah (ekor) Berat (gr) Jumlah (ekor) Berat (gr)
Tanah lempung berpasir H1 A1 86 290 5 - 2 1,2
Tanah pujon berliat A2 204 5 -
Tanah lempung berpasir H2 B1 203 489 5 - 4 1,6
Tanah pujon berliat B2 286 5 -
Tanah lempung berpasir H3 C1 270 588 5 - 3 5,0
Tanah pujon berliat C2 318 5 -
Tanah lempung berpasir H4 D1 371 658 5 - 4 5,0
Tanah pujon berliat D2 287 5 -
Tanah lempung berpasir H5 E1 287 653 5 - 4 1,9
Tanah pujon berliat E2 366 5 -
Tanah lempung berpasir H6 F1 358 538 5 - 1 0,8
Tanah pujon berliat F2 180 5 -

4.2 Pembahasan dan Grafik

1) Sebutkan kombinasi tanah yang manakah yang paling menguntungkan bagi cacing tanah?
Mengapa, jelaskan!
Jawab:
Kombinasi tanah yang paling menguntungkan bagi cacing tanah adalah planar cage D, karena
pada plannar tersebut jumlah cacingnya tetap dan biomassanya tetap. Hal ini akan menunjukan
bahwa tanah yang ditempat adalah tanah yang subur dan gembur, karena cacing mendapakan
sumber makanan yang cukup.
2) Apakah selama percobaan, terjadi proses pembalikan tanah oleh cacing tanah? Apakah fungsi
proses pambalikan lapisan tanah bagi ekosistem tanah? Jelaskan!
Jawab:
Pada saat percobaan akan terjadi proses pembalikan tanah yang dilakukan oleh cacing tanah,
karena pada masing-masing plannar, lapisan tanah yang berada dibawah akan berkurang. Dengan
demikian, telah terjadi distribusi bahan organik dan partikel tanah serta seresah-seresah pada
lapisan atas yang akan masuk ke lapisan paling bawah dan kemudian cacing akan memperoleh
makanan selama proses tersebut. Sehingga terjadilah proses pembalikan tanah. Fungsi dari
pembalikan tanah yang dilakukan oleh cacing tanah adalaha sangat bermanfaat, dimana bagi
ekosistem akan terjadi pertukaran udara antara udara diatmosfer dengan udara didalam tanah dan
akan menghasilkan kesuburan tanah. Cacing tanah juga dapat menigkatkan daya serap air
permukaan. Lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah meningkatkan konsentrasi udara
dalam tanah. Disamping itu pada saat musim hujan lubang tersebut akan melipatgandakan
kemampuan tanah menyerap air. Secara singkat dapat dikatakan cacing tanah berperan
memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah agar tetap gembur. Kemelimpahan cacing
tanah pada suatu lahan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik, keasaman tanah,
kelembaban dan suhu atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan baik bila faktor
lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Cacing tanah adalah organisme tanah yang lebih aktif pada malam hari, hidup pada tanah yang
lembab dengan sirkulasi ucacing tanah udara yang bagus.
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah adalah:
a. Cahaya (Temepratur)
b. Tekstur tanah
c. Bahan organik tanah
d. Kelembaban tanah
e. Keasaman tanah (PH)
f. Aerasi tanah
Secara ekologi, cacing tanah dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Epigeik
b. Anesik
c. Endogeik
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010. Glosarium. http:// Tanah. Litbang. Deptan. Go.id/ dokumentasi / buku/ pupuk
14. Pdt. Diakses 6 Desembern2010.
Anonymous. 2010. Cacing. http:// iptek. Net. Id/ ind/ warintek/ ? mnu 6A + 19. Diakses tanggal
6 Desember 2010.
Handayanto, E & Khairih. 2007. Biologi Tanah; landasan pengolahan lahan sehat. Malang;
Pustaka Adipura.
Hardjowigeno, sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta; PT MEDIYATAMA SARANA PERKASA.
Hardjowigeno, sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah Dan Pedeogenesis. Jakarta; Akademika
Pressindo.
Goeswono, soepardi. 1988. Sifat Dan Ciri Tanah. Bogor.
Tim Penyusun FP UB. 2010. Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Universitas Brawijaya.
Malang.




laporan tetap ekologi pertanian-populasi dekomposer
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan dibumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Tanah
juga menjadi habitat hidup berbagai mokroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat tanah
menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Dari segi klimatologi tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi
tanah berbeda-beda pada suatu lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Cacing tanah dalam berbagai hal mempunyai arti penting, misalnya bagi lahan pertanian. Lahan
yang mengandung banyak cacing tanah akan menjadi subur, sebab kotoran cacing tanah yang
bercampur dengan tanah telah siap untuk diserap oleh akar tumbuh-tumbuhan. Cacing tanah juga
dapat meningkatkan daya serap air permukaan. Lubang-lubang yang dibuat cacing tanah
meningkatkan konsentrasi udara dalam tanah. Disamping itu pada saat musim hujan lubang
tersebut akan melipatgandakan kemampuan tanah menyerap air. Secara singkat dapat dikatakan
cacing tanah berperan memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah agar tetap gembur.
Kelimpahan cacing tanah pada suatu lahan di pengaruhi oleh ketersediaan bahan organik,
kaesaman tanah, kelembaban tanah, suhu, atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang
dengan baik apabila factor lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi sistem
pertanian manusia akhir-akhir ini yang tergantung penuh pada penggunaan bahan kimia telah
mengusik habitat cacing tanah. Keseimbangn lingkungan akan rusak dan berantakan bila cacing
tanah sampai mengalami kepunahan, apalagi bila itu akibat ulah manusia. Adanya vegetasi
diperkirakan mempengaruhi kondisi fisik tanah, dan pada akhirnya mempengaruhi keberadaan
dari cacing tahan tersebut.
Pengurai ini merupakan tingkat makanan utama yang terakhir dalam ekosistem.Kelompok ini
terutama terdiri dari jasad renik tanah seperti bakteri dan jamur Walaupun juga mencakup cacing
tanah, rayap, tungau, kumbang dan annthrophoda lainnya.
Tanah tersusun atas empat bahan utama, yaitu bahan mineral, bahan organic, air dan udara.
Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masingmasing berbeda pada setiap jenis
tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan
tanaman lahan kering (bukan sawah) umumnya mengandung 45%(volume) bahan mineral, 5%
bahan organic, 20-30% udara dan 20-30 % air.
Di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian, secara umum terdapat dua
golongan jasad hayati tanah, yaitu yang menguntungkan dan yang merugikan. Jasad hayati yang
menguntungkan ini, yaitu yang terlibat dalam proses dekomposisi bahan organic dan pengikatan
unsure hara. Keduanya bermuara pada penyedian hara tersedia bagi tanaman serta sebagai
pemangsa parasit. Sedangkan jasad yang merugikan adalah yang memanfaatkan tanaman hidup,
baik sebagai sumber pangan maupun sebagai inangnya, yang disebut sebagai hama atau penyakit
tanaman ataupun sebagai kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah.
Fauna pada ekosistem tanah terdiri atas makro fauna dan mikro fauna. Makro fauna tanah
meliputi : herbivora seperti annelida(cacing tanah) ,milusca(bekicot), crustaceae,
chilopoda(kelabang), diplolopoda(kaki seribu), dan insecta(serangga) serta karnivora meliputi
arachnida(laba-laba, kalajengking),insecta(belalang sembah),ular atnah dan tikus tanah.
Sedangkan mikro fauna tanah meliputi protozoa dan rotifera. Makro fauna tanah meningkatkan
agregasi tanah, yang merupakan campuran antara bahan-bahan organic dengan tanah.,sehingga
mempermudah akar-akar tanaman untuk tubuh dengan baik.
Cacing rentan terhadap perubahan lingkungan yang buruk. Maka dari itu cacing di gunakan
untuk bioindikator tanah. Tindakan budi daya pertanian yang tidak ramah lingkungan sangat
berpengaruh pada cacing, terutama pada tipe endogoik. Maka pada praktikum kali ini akan
dilakukan pengujian kualitas tanah dengan indicator cacing (Semakin tinggi jumlah cacing dalam
suatu tanah maka semakin tinggi kualitas tanah).
1. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang
terdapat dalam suatu ekosistem yang berkerja membantu menghancurkan bahan organik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme yang disebut
pengurai (Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya bertanggung jawab
terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme pengurai tersebut menguraikan
bahan-bahan organic yang dapat digunakan oleh organisme produsen, tanpa hadirnya organisme
pengurai maka suatu ekosistem akan dipenuhi oleh sampah, bangkai tanaman dan hewan.
(Darmono, 2001: 6-7)
Decomposer atau pengurai adalah organisme yang berperan menguraikan organisme lain yang
telah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai diantaranya:
1). Mikroorganisme (Jasad Renik)
Adalah makhluk hidup (organisme yang berukuran mikroskopis (sangat kecil)tidak dapat dilihat
oleh mata. Sehingga untuk melihatnya diperlukan alat yang disebut mikroskop. Contohnya:
bakteri, algae unicellular (alga satu sel), Fungi unicellular (jamr satu sel).
2). Makroorganisme
Adalah makhluk hidup yang berukuran lebih besar dari mikroorganisme dan dapat dilihat oleh
mata biasa. Contohnya: Larva, Serangga, Cacing, Kumbang, dan fung multicelluler. ( Seto
wardono : 10-11).
Kepadatan populasi cacing tanah sangat bergantung pada factor fisika-kimia tanah dan
tersedianya makanan yang cukup baginya. Pada tanah yang berbeda factor kimiatentu kepadatan
populasi cacing tanahnya berbeda. Demikian juga tumbuhan pada suatu daerah sangat
menentukanjenis cacing tumbuh dan kepadatan populasi di daerah tesebut. Tersedianya makanan
yang sangat menentukan pertumbuhan populasi cacing tanah sebagai hewan yang ikut beperan
dalamdalam proses dekomposisi mamakan sisa-sisa tanaman, sedangkan bagian yang tidak
terserap dikeluarkan berupa material yang lumat. ( Nurdin,2003 : 13 dan 134)
Secara alamiah,morfologi dan anatomi cacing tanah berevolusi menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Atas dasar informasi dan pengalaman Bouche cit. Hanafiah(2002), merumuskan
ekologis cacing tanah seperti yang tertera dalam tabel,yaitu:sifat-sifat Epigeik (berpigmen merah
dan hidup dalam tanah) Endogeik(tanpa pugmen merah dan hidup dalam tanah)
Anecigueik(hidup dalam tanah,makan dan eskresi di permukaan tanah.
Dari segi penyuburan solum tanah yang sangat berperan dalam tipe ini,tetapi paling rentan
terhadap perubahan lingkungan yang buruk.oleh karena itu, penetapan tindakan budidaya
pertanian yang tidak berwaawsan lingkungan dengan segera akan berpengaruh negatif terhadap
tipe ini. Aneciqueik mempunyai bobot yang paling berat dan kebisaan makan dan ekskresi di
permukaan tanahsehingga berperan paling penting dalam meninbgkatkan kadar biomass dan
kesuburan tanah lapisan atas. Apabila dikaitkan dengan kedalaman perakaran tanaman, tipe
endogeik akan lebih cepat terlihat pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman tahunan/keras
dan kehutanan yang berakar dalam, sehingga tipe aneciqueik akan lebih cepat terlihat peranya
pada tanaman semusim atau perakaran dangkal.(Kemas Ali,2003)
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat
memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka
membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat
memperbaiki struktur tanah. Celah-celah yang dibuat oleh cacing tanah dinamakan drilosfer,
yang kaya bahan organic dan nutrien anorganik. Kondisi lingkungan tanah yang baik ini
merupakan lingkungan yang baik untuk organisme. Cacing memiliki enzim selulosa dan
khitinase yang ada pada ususnya yang membantu mendegradasi selulosa dan polimer khitin.
(lud,2005)
Factor-faktor fisik yang mempengaruhi cacing tanah adalah a) kemasaman pH
tanah,b)kelengasan tanah,c)temperatur,d)aerasi dan CO2.e)bahan organic.f)jenis tanah,dan g)
suplai nutrisi.(Kemas Ali,2003)
Tanah adalah benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas
serta mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik (Arsyad, 2000). Pada komponen tersebut selain
terdiri dari komponen mati (abiotik) terdapat juga bagian yang hidup (biotik) berupa organisme
tanah yang menjalin suatu sistem hubungan timbal balik antar berbagai komponen sebagai suatu
ekosistem yang cukup kompleks. Hubungan antara beberapa sifat tanah abiotik dan fungsi
ekosistem dapat dijadikan sebagai fungsi yang berhubungan langsung terhadap produksi tanaman
dan erosi tanah. Oleh karenanya praktek pengelolaan tanah untuk abad 21 mendatang harus
diformulasikan berdasarkan suatu pemahaman dari konsep ekosistem (Herrick,2000)
A.Kualitas tanah
Istilah kesehatan tanah atau kualitas tanah yang diaplikasikan pada
agroekosistem menunjuk kepada kemampuan tanah untuk mendukung secara terus menerus
pertumbuhan tanaman pada kualitas lingkungan yang terjaga (Magdoff, 2001).
Menurut The Soil Science Society of Amerika, yang dimaksud dengan Kualitas Tanah (soil
quality) adalah kapasitas dari suatu jenis tanah yang spesifik untuk berfungsi di alam atau dalam
batas ekosisten terkelola, untuk mendukung produktivitasbiologi, memelihara kualitas
lingkungan dan mendorong kesehatan hewan dantumbuhan (Herrick, 2000).
Jhonson et. al. (1997 dalam Doran dan Zeiss, 2000) mendefinisikan kualitas tanah sebagai suatu
ukuran kondisi relatip tanah untuk kebutuhan satu atau lebih spesies biologi dan atau untuk suatu
tujuan manusia. Untuk aplikasi di bidang pertanian, yang dimaksud dengan kualitas tanah adalah
kemampuan tanah untuk berfungsi dalam batas-batas ekosistem yang sesuai untuk produktivitas
biologis, mampu memelihara kualitas lingkungan dan mendorong tanaman dan hewan menjadi
sehat (Magdoff, 2001).
Secara lebih terinci, Doran dan Safley (1997) mendefinisikan kualitas tanah sebagai kecocokan
sifat fisik, kimia dan biologi yang bersama-sama (1) menyediakan suatu medium untuk
pertumbuhan tanaman dan aktivitas biologi, (2) mengatur dan memilah aliran air dan
penyimpanan di lingkungan serta (3) berperan sebagai suatu penyangga lingkungan dalam
pembentukan dan pengrusakan senyawa-senyawa yang meracuni lingkungan. Tanah disebut
berkualitas tinggi bila memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1) cukup tapi tidak berlebih dalam
mensuplai hara (2) memiliki struktur yang baik (3) memiliki kedalaman lapisan yang cukup
untuk perakaran dan drainase (4) memiliki drainase internal yang baik (5) populasi penyakit dan
parasit rendah (6) populasi organisme yang mendorong pertumbuhan tinggi (7) Tekanan tanaman
pengganggu (gulma) rendah (8) tidak mengandung senyawa kimia yang beracun untuk tanaman
(9) tahan terhadap kerusakan dan (10) elastis dalam mengikuti suatu proses degradasi (Magdof,
2001).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tempat dan Waktu.
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di Lahan Arboretum Universitas Sriwijaya pada tanggal
18 April 2011 pada hari senin pukul 08.00 sampai dengan selesai.
1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah emberat, pinset, tali, parang. Sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air sabun, minyak tanah.
1. Cara Kerja
1. Bersihkan seresah penutup tanah dari ekosistem komunitas yang akan di amati.
2. Batasi petak kudrat tersebut setiap satuan meter persegi.
3. Semprotkan minyak tanah pada petak I dan air sabun pada petak II hingga jenuh.
4. Tunggu selama 15-20 menit, dan kumpulkanlah jenis-jenis cacing tanah yang muncul di
permukaan tanah. Cara pengambilan harus hati-hati, gunakan pinset, tetapi cacing tidak boleh
putus. Bantu dengan lidi untuk mengangkat cacing dari lubangnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
No Perlakuan Jumlah Cacing Berat (gr)
1 Air sabun 2 0,1 mg
2 Minyak tanah 3 0,1 mg
1. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai populasi decomposer dengan tujuan
untuk dapat mengetahui kualitas tanah dengan bio indikator cacing tanah. Penggunaan cacing
tanah sebagai bio indicator karena adanya kerentanan cacing terhadap perubahan lingkungan,
terutama pada tipe endogeik. Tipe endogeik adalah tipe cacing yang hidup di dalam tanah, tidak
berpignentasi, yang dapat menembus terowongan hingga kedalaman 45cm. Tepi ini kebanyakan
terdiri atas Lumbricus terrestris.
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat
memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka
membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat
memperbaiki struktur tanah.
Cacing tanah yang ditemukan, hanya berada pada kedalaman 10 cm pertama. Pada kedalaman
selanjutnya yaitu kedalaman 20 cm dan 30 cm tidak lagi ditemukan adaya cacing tanah. Hal ini
dikarenakan pada kedalaman 20 cm dan 30 cm, tekstur tanahnya liat dan lebih keras, serta
terdapat batu beton, porositasnya kecil sehingga menyebabkan tempat ini merupakan tempat
yang buruk bagi cacing tanah. Pada kedalaman 10 cm pertama kondisi tanah masih gembur,
kandungan bahan organik dan anorganiknya cukup baik sehingga memungkinkan cacing untuk
hidup. Berdasarkan kedalaman ditemukannya, maka cacing yang ditemukan termasuk tipe
epigeik, yaitu kelompok cacing tanah yang hidup pada permukaan tanah.
Proses permulaan yang dilakukan adalah penyemprotan larutan deterjen ke petak I. Deterjan
digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan
bau yang dihasilkan. Deterjen adalah campuran berbagai bahan ynag digunakan untuk membantu
pembersihan danterbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Di dalamnya terdapat zat adiktif
untuk membuat lebih wangi. Jumlah cacing yang di dapatkan 2 cacing. Proses selanjutnya adalah
penyemprotan minyak tanah ke petak II. Ternyata jumlah cacing yang muncul lebih banyak dari
petak I yakni sebanyak 3 cacing.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan
kepadatan organisme tanah., dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi
material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat
tergantung dari suhu udara. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari satu
malam dan tergantung musim.
Pengukuran pH tanah juga sangat diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai fauna tanah.
Suin (1997), menyebutkan bahwa ada fauna tanah yang hidup pada tanah yang pH-nya asam dan
ada pula yang senang hidup pada tanah yang memiliki pH basa.
Derajat keasaman atau pH tanah di lingkungan vegetasi dan non vegetasi menunjukkan
perbedaan meski nilainya juga tidak jauh berbeda. Pada lingkungan non vegetasi pH tanahnya
sedikit lebih asam. Perbedaan pH ini dapat diakibatkan oleh perbedaan kandungan organik tanah.
Faktor fisik lain yang diamati adalah kandungan organik dan anorganik tanah. Dari hasil
perhitungan, kandungan organik tanah jauh lebih sedikit dibandingkan kandungan anorganik
tanah. Hal ini sangat wajar, karena sebagian besar tanah di susun oleh lapisan pasir dan bebatuan.
Selain itu, minimnya jumlah populasi cacing tanah telah menunjukkan bahwa ketersediaan bahan
organik di tanah tersebut memang kecil jumlahnya. Hal ini menguatkan pernyataan bahwa tanah
yang sehat adalah tanah yang memiliki dalam jumlah tinggi bahan organik yang terhumifikasi
untuk mengikat air dan muatan negatif untuk pertukaran kation.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut selain cacing tanah yaitu semut,
lipan. Cacing merupakan salah satu hewan yang bekerja membantu menghancurkan bahan
organik.
2. Keberadaan jumlah cacing tanah dan mikroorganisme lain yang bekerja membantu
menghancurkan bahan organik yang ada dalam suatu ekosistem ditentukan oleh lingkungan baik
biotik maupum abiotik.
3. Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan
kepadatan organisme tanah.
4. kita dapat melihat tanah yang subur atau tidak jika di dalamnya terdapat banyak caclng
tanahnya. Karena kotoran-kotoran cacing itulah yang akan membentuk humus.
5. Cacing tanah merupakan decomposer makroorganisme.
1. Saran
Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam menyemprotkan air sabun dan minyak tanah. Karena
apabila terhirup akan menyebabkan pusing-pusing.

DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan Tiksokologi
Senyawa Logam. Jakarta : U Press
Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Biologi Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Suin, Nurdin Muhammad. 2003.Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara
Herrick, J. E. (2000). Soil Quality: an indicator of sustainable land management ?. Applied Soil
Ecology. (15) 75-83.
Magdoff, F. (2002). Concept, componen and strategies of soil health in agroecosystems. Journal
of Nematology 33 (4); 169-172.
Pankhurst, C. E., B. M. Doube and V.V. S. R. Gupta. (1997). Biological indicators of soil health:
Synthesis. dalam C. Pankhurst, B.M. Doube and V.V.S.R. Gupta (eds). Biological Indikators of
Soil Health. UK. 419-435. CAB International.

Anda mungkin juga menyukai