“PROFIL TANAH”
OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS A
MUHAMMAD FATAHUDDIN
(M1A120021)
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Hasil
\
3.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
profil tanah dengan penggalian tanah selebar 1 x 1 meter dengan kedalaman 1
meter. Dan menurut Rajamuddin. U.A (2010) Pembuatan Profil Tanah dilakukan
dengan beberapa langkah yaitu yang pertama, Penempatan profil tanah di
lapangan dilakukan berdasarkan informasi hasil pengeboran. Langkah kedua,
Profil dibuat dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 120 cm. langkah ke tiga
Pengamatan profil tanah dilakukan untuk mendeskripsi sifat morfologi seperti
tekstur, struktur, konsistensi, warna, dan ketebalan solum tanah dan untuk
mengetahui tingkat perkembangan tanah. Pengamatan dilakukan pada beberapa
kedalaman yaitu 0 – 20 cm, 20 – 40 cm, 40 – 60 cm dan 60 - 80 cm.
Dari hasil pengamatan profil tanah terdapat 3 lapisan tanah yaitu lapisan
top soil (lapisan timbunan 1), lapisan bawah (lapisan timbunan 2) dan lapisan
batuan atau lapisan induk tanah. Pada lapisan tanah timbunan 1 tanahnya
berwarna gelab kehitam- hitaman untuk tekstur tanah ini kasar dan berpasir. Jenis
tanah ini tidak cocok di tanami tumbuhan. Tanah ini membutuhkan pengelolaan
yang lebih baik agar tanaman yang di budidayakan dapat memberi hasil yang
opimal. Menurut Jaenudin, A (2017) jenis tanah ini adalah tanah aluvial yang
merupakan tanah yang berasal dari endapan alluvial atau koluvial muda dengan
perkembangan profil tanah lemah sampai tidak ada. Sifat tanah beragam
tergantung dari bahan induk yang diendapkannya serta penyebarannya tidak
dipengaruhi oleh ketinggian maupun iklim. Sedangkan jenis tanah aluvial
kelabuan mempunyai bahan induk endapan liat, terdapat di daerah yang datar
yang sering digenangi air, sehingga warna tanah kelabu tua atau kehitam-hitaman,
sifat tanah lekat tanpa struktur.
Menurut Jaenudin, A (2017) Nama lain dari jenis tanah aluvial adalah
entisols, sifat ciri utama tanah ordo Entisol solum dangkal yaitu hanya lapisan A
dan diikuti lapisan C atau R, sehingga merupakan tanah yang masih sangat muda
yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri
lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Entisol terjadi di daerah dengan
bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah-daerah tempat laju
erosi atau pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah.
Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
Pada lapisan tanah timbunan 2 Lapisan tanah tanahnya berwarna cerah.
jenis tanah ini termasuk timbunan karena tanah ini mengandung bahan organic
dalam jumah tinggi cenderung berwarnah hitam, atau setidaknya berwarna coklat
gelap. Selain itu, saat di genggam di tangan, tanah akan sedikit melekat dan
menimbulkan kesan berdebu. Berdasarkan hasil praktikum tanah ini memiliki
tekstur lembut dan berpori karena bercampur dengan pasir. Dan menurut
Holilullah et.al., (2016) Warna coklat kekuningan pada tanah disebabkan karena
adanya kandungan bahan organik yang mengalami proses pencucian tanah,
sedangkan warna tanah pada lahan produksi tinggi didominasi oleh warna
orange.Warna orangedisebabkan karena adanya kandungan mineral geothit di
dalam tanah. Adanya perbedaan warna antar lapisan disebabkan oleh kandungan
bahan organik dan kandungan mineral yang terdapat didalam tanah.
Pada lapisan tanah timbunan 3 atau lapisan batuan, tanah ini berwarna
kemerah-merahan dan bertekstur halus dan berair. Berdasarkan hasil pratikum
tanah ini memiliki tekstur liat, karena lebih halus maka setap satuan berat
mempunyai luas yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Menurut Kurniawan et.al., (2011) Alfisols
merupakan tanah-tanah yang mengalami pelapukan intensif dan perkembangan
tanah lanjut, sehingga terjadi pelindian unsur basa, bahan organik, dan silika
dengan meninggalkan sesquioksida sebagai sisa berwarna merah. Alfisol
mengandung SiO2 atau sesquioksida. Fraksi lempung tinggi, kapasitas tukar
kation rendah, stabilitas agregat tinggi. Ciri morfologi yang umum adalah tekstur
lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah dan konsistensi
gembur. Alfisols merupakan salah satu ordo tanah yang telah mengalami
pelapukan secara intensif (progressif weathering). Alfisols di lapang, dicirikan
dengan adanya horizon penciri Bargilik pada profil tanah tersidik dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi, yaitu lebih dari 35%
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan laporan profil tanah ini adalah sebagai berikut:
1.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum para praktikan di beri tugas
pendahuluan agar para praktikan setidaknya mengetahui apa yang akan
dilaksanakan saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. 2010. Ajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian Mapeta,
12 (2)
Gusmara, H., Nusantara, A. D., Hermarwan, B., Et. Al. 2016. Bahan Ajar Dasar-
Dasar Ikmu Tanah. Universitas Bengkulu
Hanafiah. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hollilulah., Afandi., Novpriansyah, H. 2015. Arakterisitk Sifat Fisik Tanah Pada
Lahan Produksi Rendah Dan Tinggi Di Pt Great Giant Pineapple. J.
Agrotek Tropika. 3 (2) : 278-282,
Husein Suganda. 2012. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Halaman 13.
Jaenudin, A. 2017. Evaluasi Kesuburan Beberapa Jenis Tanah Di Lokasi
Perkebunan Tebu Pabrik Gula PT. Tersana Baru Kabupaten Cirebon.
Jurnal Agrowagati 5 (1)
Kurniawan, R. E., Utomo, S., Mujiyo. 2011. Pendugaan Perkembangan Alfisols
Di Kecamatan Jatipuro, Karanganyar Dengan Model Kestabilan Genetik.
Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8 (1)
Manik. H., Marpaung.P., Sabrina. P. 2017. Tingkat Perkembangan Tanah
Berdasarkan Pola Distribusi Mineral Liat Di Kecamatan Lumbanjulu
Kabupaten Toba Samosir. Jurnal Agroekoteknologi 5 (2) : 422- 433.
Mpapa. B. L. 2016. Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati
Tectona Grandis Pada Ketinggian Yang Berbeda. Jurnal Agrista. 20 (3)
Novita Evarnas. 2014. Sifat Fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Pani Binangga Kabupaten Parigi Mautong. Volume 2.
Halaman 113.
Rajamuddin, U. A. 20 10. Kajian Tingkat Perkembangan Tanah Pada Lahan
Persawahan Di Desa Kaluku Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi
Tengah. Jurnal J. Agroland 16 (1) : 45 – 52,
Setiawan. J, Karim.A, Arabia.T. 2020. Karakteristik, Klasifikasi, dan Pengelolaan
Tanah yang Terbentuk di Daerah Gunung Api Jaboi Kota Sabang. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian 5 (2) : 2614-6053
Wilson., Supriadi., Guchi.H. 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi
di Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN
No. 2337- 6597 Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015